pasien yg sdh kesusahan msh 'dikerjain' dgn meresepkan obat yg harganya mahal hanya utk keuntungan pribadi....jaman sekarang susah menemukan Dokter yang masih bekerja dengan hati nuraninya....maklum byk Dokter Instant (di Indonesia begitu, tp Dokter2 di LN sy tdk tau)....
Kalau diluar negeri, yang boleh diberikan oleh perusahaan farmasi terbatas pada membiayai dokter untuk mengikuti seminar, termasuk akomodasi pesawat dan hotel nya.
Pemberian benefit berupai mobil, uang tunai, sampai golf membership , ya masih tabu disana.
Dokter bisa saja diminta menjadi konsultan resmi yang dibayar oleh sebuah perusahaan farmasi untuk membantu perusahaan farmasi tsb memberikan training/seminar; dan kalau tidak salah jika menjadi konsultan perusahaan tertentu, harus melaporkan kepada organisasi profesi.
Kalau di Indonesia, ya sementara ini tahu sama tahu aja deh.
Karena itu mengapa pengobatan alternatif menjadi sangat marak di Indonesia, padahal ngga ada standard baku yang bisa diandalkan. Dan para calon pasiennya harus pandai pandai memilih.
Yang sedang heboh di Tv, "Kalau miskin , dilarang sakit."
Kesimpulannya, : "jadilah orang kaya".
Yang terjadi : "pemerataan korupsi"