//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Organisasi Buddhis yang tidak diakui  (Read 9771 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Nayaka Dwipa

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Organisasi Buddhis yang tidak diakui
« Reply #30 on: 28 April 2012, 07:26:08 PM »
Awignam nama Buddham. ^:)^  ^:)^  ^:)^
Salam bahagia san sejahtera bagi seluruh makhluk.
Ada baiknya kita kembali pada essensi & hakikat dari ajaran sang Buddha.
Dimana keseimbangan, pengendalian diri baik luar maupun dalam, didasarkan pada "KESADARAN, KESABARAN, KEBAHAGIAAN DAN CINTA KASIH." Segala sesuatu yang mana motivasinya dan dedikasinya tidak sesuai dengan SAMAYA, jelas bahwa itulah Buddhist palsu. Ibaratnya, mereka memakai baju sebagai perhiasan untuk nampak "elegant", padahal Buddha sendiri meninggalkan segala bentuk keduniawian. Apakah para pengikutnya lupa ?
Ini sama saja halnya : "Buddha, saya percaya dan mengikut ajaran Buddha, tapi biarkan saya menggendong dunia di punggung saya."
Tahukah anda sekalian, dengan mendiskusikan hal negatif, sama saja kita menebar benih lebih bersemi, menggandakan negativity dimana Mara bersembunyi ??
Untuk menjadi seorang Buddhist, demikian halnya organisasi/Sangha Buddhist, manakah yang lebih legal : pengakuan kelompok manusia, atau pengakuan Dharma di hadapan sang Buddha sendiri ??
Ada baiknya, hentikan membincangkan hal negative, mulailah melakukan hal positive. Kita, umat Buddha Indonesia, dengan populasi 0,7% dari seluruh rakyat Indonesia  :o  :(:'(, haruskah terpecah dan akhirnya punah ??
Tidakkah merasa rindu dengan kejayaan Wangsa Buddha di Indonesia seperti Jaman Srivijaya, Syailendra dan Majapahit masa kepemimpinan mereka, kita lebih dari 60% yang bisa hidup dalam damai, bahagia dan sejahtera; tidakkah yang 0,7 % sekarang ini bisa mengembalikannya ?? Mungkinkah ??
JAWABAN SAYA : "Segala sesuatu adalah mungkin, jika kita berhenti memikirkan dan melakukan hal-hal yang menjadikannya tidak mungkin. Sebab segala sesuatu dikendalikan dari dalam diri kita sendiri. Kendalikan diri kita dan mulailah 'peduli' dengan diri kita, dengan itu, kita siap untuk berbagi damai, bahagia dan sejahtera dengan semua makhluk. Peranan Guru dan pemimpin organisasi/Sangha sangat menentukan juga bagaimana para murid/pengikutnya berpola pikir dan berbuat. :D ^-^ "

Salam.
 _/\_ ;)

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Organisasi Buddhis yang tidak diakui
« Reply #31 on: 01 May 2012, 09:42:48 AM »
Awignam nama Buddham. ^:)^  ^:)^  ^:)^
Salam bahagia san sejahtera bagi seluruh makhluk.
Ada baiknya kita kembali pada essensi & hakikat dari ajaran sang Buddha.
Dimana keseimbangan, pengendalian diri baik luar maupun dalam, didasarkan pada "KESADARAN, KESABARAN, KEBAHAGIAAN DAN CINTA KASIH." Segala sesuatu yang mana motivasinya dan dedikasinya tidak sesuai dengan SAMAYA, jelas bahwa itulah Buddhist palsu. Ibaratnya, mereka memakai baju sebagai perhiasan untuk nampak "elegant", padahal Buddha sendiri meninggalkan segala bentuk keduniawian. Apakah para pengikutnya lupa ?
Ini sama saja halnya : "Buddha, saya percaya dan mengikut ajaran Buddha, tapi biarkan saya menggendong dunia di punggung saya."
Tahukah anda sekalian, dengan mendiskusikan hal negatif, sama saja kita menebar benih lebih bersemi, menggandakan negativity dimana Mara bersembunyi ??
Untuk menjadi seorang Buddhist, demikian halnya organisasi/Sangha Buddhist, manakah yang lebih legal : pengakuan kelompok manusia, atau pengakuan Dharma di hadapan sang Buddha sendiri ??
Ada baiknya, hentikan membincangkan hal negative, mulailah melakukan hal positive. Kita, umat Buddha Indonesia, dengan populasi 0,7% dari seluruh rakyat Indonesia  :o  :(:'(, haruskah terpecah dan akhirnya punah ??
Tidakkah merasa rindu dengan kejayaan Wangsa Buddha di Indonesia seperti Jaman Srivijaya, Syailendra dan Majapahit masa kepemimpinan mereka, kita lebih dari 60% yang bisa hidup dalam damai, bahagia dan sejahtera; tidakkah yang 0,7 % sekarang ini bisa mengembalikannya ?? Mungkinkah ??
JAWABAN SAYA : "Segala sesuatu adalah mungkin, jika kita berhenti memikirkan dan melakukan hal-hal yang menjadikannya tidak mungkin. Sebab segala sesuatu dikendalikan dari dalam diri kita sendiri. Kendalikan diri kita dan mulailah 'peduli' dengan diri kita, dengan itu, kita siap untuk berbagi damai, bahagia dan sejahtera dengan semua makhluk. Peranan Guru dan pemimpin organisasi/Sangha sangat menentukan juga bagaimana para murid/pengikutnya berpola pikir dan berbuat. :D ^-^ "

Salam.
 _/\_ ;)

biar-lah yang berbeda tetap berbeda... yang sama tetap sama... jika berbeda, maka akui-lah memang berbeda... yang sama tidak perlu di bedakan... yang beda tidak perlu di sama-kan...
anda yakin dengan jalan ini, saya yakin dengan jalan itu yang berbeda... biarlah kita sepakat untuk berbeda...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

 

anything