//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Memilah Mitos Tiongkok berkaitan dengan Buddhism  (Read 32900 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Kokuzo

  • Sebelumnya 7th
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.090
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • ... running in karma ...
Re: Memilah Mitos Tiongkok berkaitan dengan Buddhism
« Reply #30 on: 10 June 2008, 06:51:09 PM »
So, itu semua perwujudan Kwan Im?

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Memilah Mitos Tiongkok berkaitan dengan Buddhism
« Reply #31 on: 11 June 2008, 06:05:49 AM »
Sudah tak asing lagi bagi kita medengar kata Nezha. Kisah Nezha merupakan kisah yang sangat popluler di kalangan masyarakat Tionghoa. Bahkan telah muncul juga film seri dan kartun yang diangkat dari kisah Nezha dan riwayatnya yang ada dalam Novel Fengshen Yanyi, di mana Nezha sepenuhnya adalah Dewa Taois. Bagi orang Tionghoa, Nezha adalah pahlawan, sebab itu gambarnya sering dipajang di mana-mana. Ia bahkan dipuja sebagai pelindung anak-anak.

Pemujaannya juga sudah sangat banyak di kelenteng-kelenteng, terutama di Taiwan, Malaysia dan Singapura. Nezha pun telah masuk dalam jajaran kedewataan Taois. Beliau dikenal dengan nama Zhong Tan Yuan Shuai ( - Tiong Tan Goan Swee) atau Tai Zi Ye, Jing Kan Yuan Shuai, Luo Che Tai Zi dan Wa Wa Shen. Di Jepang dikenal dengan nama Nataku.

Namun siapa yang tahu kalau ternyata Nezha pun memiliki hubungan dengan agama Buddha, bahkan ternyata Nezha awalnya adalah dewata Pelindung Dharma dari agama Buddha! Namun kemudian diadopsi sepenuhnya oleh umat Taois.

Asal usulnya cukup aneh. Dalam kitab-kitab Buddha dari India namanya tidak tertulis, dalam buku-buku Buddhis versi Tionghoa juga samara-samar. Dalam Kisah Para Bhiksu Agung Dinasti Song terdapat kisah unik. Seorang Bhiksu bernama Dao Xuan, suatu malam tengah berjalan, tiba-tiba tangga batu yang diinjaknya runtuh dan jatuh terpelanting. Tapi ia rasakan tubuhnya ditopang seseorang. Ketika menengok ke belakang, ia melihat seorang pemuda mengangkat tubuhnya. Ia bertanya siapa dia sebenarnya. Anak muda tersebut mengatakan bahwa ia adalah Nezha, putra ketiga dari Vaisravana - Vessavana (salah satu dari Caturmaharajadeva, penguasa Uttarakuru), bertugas sebagai pelindung Dharma. Vaisravana mempunyai Lima Anak, Nezha adalah yang ketiga. Oleh karena itu Nezha disebut sebagai San Tai Zi ( - Pangeran ketiga) Gambaran Raja Langit ini bersama putranya dapat dilihat pada pahatan dinding di Dunhuang. Bahkan ada beberapa yang menyebutkan bahwa Dewa Erlang Shen adalah putra kedua dari Vaisravana.

Pada zaman Dinasti Yuan, kisah Nezha mulai dikembangkan lagi Dalam Kumpulan Para Dewa Tiga Agama disebutkan bahwa Nezha adalah salah satu Dewa Daluo, pengawal Yu Huang Da Di (Kaisar Giok), yang bertubuh tinggi besar. Karena banyak iblis yang mengacau dunia, Yu Huang menitahkan Nezha turun ke mayapada dan lahir dari rahim istri Li Jing. Baru 5 hari usianya ketikaia mandi di laut menimbulkan kegaduhan yang membuat raja naga dan bala tentaranya marah. Nezha membunuh seorang pangeran naga. Kemudian secara tidak sengaja ia menewaskan murid Dewi Shiji Niangniang. Li Jing sangat gusar, nezha memotong daging dan tulang-tulang tubuhnya diberikan pada sang ayah sebagai penebus kesalahan, setelah itu hubungan bapak anak putus. Roh Nezha mengadukan nasibnya pada Sang Buddha. Sang Buddha lalu membuat tubuh dari daun dan batang teratai untuknya. Nezha lahir kembali, makin sakti. Yu Huang lalu mengangkatnya sebagai komandan pasukan pengawal gerbang langit. Kisah di atas mendasari kisah Nezha dalam kitab Feng Shen.

Kedua kakaknya, Muzha dan Jinzha, adalah pengikut Bodhisattva Samantabhadra dan Manjusri.
Nezha sering digambarkan sebagai remaja laki-laki yang terbang dengan roda api di bawah kedua telapak kakinya dengan memegang cakram dan tombak. Terkadang ia digambarkan dengan banyak tangan.

Berdasarkan penelitian beberapa sejarawan, Nezha berasal dari dewata India kuno yang bernama Nalakuvara, anak kembar dari Dewa Kubera (atau dalam Buddhis : Vaisravana). Demikian juga Li Jing yang merupakan ayah Nezha, adalah proses sinifikasi dari Vaisravana. Li Jing (Li Tian Wang) dan Vaisravana sama-sama membawa pagoda. Nezha sering dipuja sebagai pengawal Dewa Taois Bao Sheng Da Di dan Dewi Taois Mazu (Tian Shang Sheng Mu). Kelenteng yang khusus memuja Nezha bernama Tai Zi Miao (Kelenteng Sang Pangeran).

Hari lahir-Nya diperingati pada tanggal 9 bulan 9 Imlek dan kenaikan-Nya ke langit pada tanggal 8 bulan 4 Imlek.

Namo Nalakuvara Dharmapaladeva!
Nanwu Lianhua Santaizi!

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.