Tentang dampak buruk ngelem, ini saya copas lagi:
Seperti halnya narkotika, menghirup aroma lem menyebabkan ketagihan. Menghirup lem secara terus-menerus dapat menimbulkan resiko gangguan kesehatan. Secara fisik saja, dapat menyebabkan tubuh menjadi lemas, lesu dan nafsu makan berkurang. Pada tahapan lebih lanjut dapat menyebabkan gangguan pernafasan dan sakit saat menelan. Sementara secara psikologis, ngelem dapat menimbulkan dis-orientasi, seperti lambat dalam berpikir dan kerap berhalusinasi.
Dengan ngelem, korban bisa kehilangan kesadaran. Lamanya efek ini sekitar 15 menit sampai beberapa jam. Kalau dosisnya petroleum dan toluene besar, akan meniimbulkan efek kejang-kejang, koma, dan bahkan kematian. Kematian bisa terjadi kerena kecelakaan, seperti kesulitan bernafas sewaktu menghirup lem yang berada di kantong plastik.
[...]
Sayangnya, terkadang ngelem dijadikan semacam syarat bagi anak untuk diterima dalam pergaulan ataupun komunitas tertentu. Jika tidak ngelem akan dijuluki pengecut atau tidak gaul. Ada semacam tekanan sosiokultural seperti bangga bila ngelem. Ngelem memungkinkan secara fisik untuk menghilangkan rasa lapar, kelelahan dan juga rasa sakit terhadap penyakit yang dideritanya. Sementara secara psikis bisa menghilangkan rasa cemas, depresi dan stres.
Halusinasi dan fantasi yang diperoleh dari ngelem, tak lepas dari kandungan zat kimia dalam lem tersebut. Satu kaleng lem mengandung volatile hidrokarbon termasuk di antaranya, toluene aceton, alifatik acetat, benzine, petroleum naftat, perklorethylen, trikloretane dan karbontetraklorida. Selain itu juga mengandung volatile hidrokarbon, diethyleter, kloroform, nitrous oxyda, aerosol dan insektiside.
Bahan-bahan kimia ini bersifat menekan system susunan saraf pusat (SSP depresstant) yang sebanding dengan efek alkohol meskipun gejalanya berbeda. Umumnya efek akut bahan ini serupa dengan inhalasi ether atau mitrous oxyda (obat anastesi/bius umum) yang berupa euforia ringan, mabuk, pusing kepala tapi masih dapat menguasai diri. Sesudah itu korban akan fly dan merasa dapat melakukan apa saja tindakan impulsif dan agresif. Kalau ini berkelanjutan maka akan timbul gejala psikotik akut seperti delirium, eksitasi, disorientasi, halusinasi dengan kesadaran berkabut dan amnesia, yakni kondisi terganggunya daya ingat.
sumber:
http://testingduadua.blogspot.com/2009/03/12-tekun-berlatih-di-rumah-musik.html