//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Dewi Kuan Im Po Sat Menampakkan Diri  (Read 39928 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Re: Dewi Kuan Im Po Sat Menampakkan Diri
« Reply #45 on: 19 February 2008, 10:33:57 PM »
Buku 101 pertanyaan mengenai Guan Yin Penulis Teoh Eng Soon ( Penerbit Karaniya).

1. Siapakah GuanYin?

GuanYin adalah pengejawantahan dari Belas kasih universal. Mungkin ini terdengar terlalu abstrak, terlalu jauh. Jadi biasanya beliau di sebut Boddhisattva Belas Kasih. Sebutan ini adalah terjemahan dalam bahasa Mandarin dari kata Sanskerta Avalokitesvara, yang di terjemahkan sebagai " Pendengar-suara-suara Dunia" atau " Yang mendengarkan Permohonan-permohonan dari Mereka yang sedang dalam kesusahan" Terjemahan lengkap dalam bahasa mandarin adalah Guan Shi Yin, tetapi istilah Guanyin yang digunakan oleh Kumarajiva pada tahun 402.

Nama-Nya juga diterjemahkan sebagai Guan zi zai ( Dia yang Memperhatikan )

Di India, Avalokitesvara juga di kenal sebagai Lokesvara ( Raja Alam Semesta, Raja Dunia ) atau Lokanatha ( pelindung Alam semesta ). Nama Lokesvara di gunakan di Kamboja dan Champa, sedangkan nama Lokamatha digunakan di Srilanka, Burma , Thailand, Kamboja dan Champa. Kedua nama tersebut tidak di gunakan di China, Korea atau Jepang.


2. Apakah Peran Guanyin?

Peran-Nya adalah untuk menjaga keselamatan semua mahkluk hidup dan mengajarkan Dharma kepada mereka dalam selang waktu di antara masa hidup dua Buddha. Beliau akan melakukan peran dominan dalam membimbing umat manusia menuju pencerahan sampai tibanya Buddha berikutnya, yakni Buddha Maitreya. Inilah alasan bahwa Beliau menjadi fokus dalam mahayana.

GuanYin melakukan peran ini melalui perantara setiap makhluk hidup yang mempunyai belas kasih di hatinya.

Dengan cara lain: Jika Anda tidak dapat mencapai pencerahan dalam kehidupan ini, cara yang terbaik bagi Anda untuk memperbaiki diri ( pikiran Anda, perbuatan-perbuatan Anda, dan karma Anda ) adalah dengan mempraktekkan belas kasih. Cara terbaik untuk membantu seseorang adalah dengan mengajarkan cara memperbaiki diri kepadanya . Ajarkan Dhamma.

To Be Continued ... ( diskusikan dengan baik yah .. :) )
« Last Edit: 23 February 2008, 07:26:36 AM by Felix Thioris »


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Dewi Kuan Im Po Sat Menampakkan Diri
« Reply #46 on: 24 February 2008, 12:10:07 AM »
Quote
2. Apakah Peran Guanyin?

Peran-Nya adalah untuk menjaga keselamatan semua mahkluk hidup
tolong memperjelas apa yg dimaksudkan dengan ini?

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Re: Dewi Kuan Im Po Sat Menampakkan Diri
« Reply #47 on: 24 February 2008, 01:38:07 AM »
Q14 : Bagaimanakah Guan Yin membimbing umat-Nya menuju pencerahan ?

Ini adalah pertanyaan yang sangat bagus. Kebanyakan orang menganggap GuanYin sebagai seorang penyelamat ketika mereka sedang dalam masalah. Beliau membantu mereka. Tetapi motivasi dasar-Nya adalah untuk membawa umat manusia menuju pencerahan- menyelamatkan mereka dari lingkaran kelahiran tiada akhir di dunia Saha, tempat yang terbakar oleh khayalan, ketamakan dan kemarahan.

Salah satu jawaban terbaik untuk pertanyaanmu di berikan oleh Gandavyuha Sutra, buku ketiga dari Avatamsaka Sutra ( Kitab suci Ornamen Bunga ) yang merupakan sutra utama sekolah Hua Yen yang di senangi oleh Kaisar Tang, Wu Zetian, Kutipan berikut ini diambil dari terjemahan Inggris yang jelas oleh Thomas Cleary yang di publikasikan oleh Shambala pada tahun 1987.

Avalokitesvara berkata ( kepada Sudhana ), " Baguslah Anda bercita-cita untuk mencapai penerangan sempurna yang tertinggi. Saya tahu suatu cara latihan pencerahan yang di namakan " mempraktekkan belas kasih maha besar tanpa menunda ", yang mulai menuntun semua makhluk secara netral dengan mengkomunikasikan pengetahuan kepada mereka melalui segala media. Terbentuk dalam metode latihan pencerahan ini, mempraktekkan belas kasih maha besar tanpa menunda, saya muncul di tengah-tengah aktivitas semua mahkluk tanpa meninggalkan keberadaan semua Buddha, dan menjaga mereka dengan kerendahan hati, ucapan ramah, perbuatan yang bermanfaat , dan kerja sama. Saya juga membangun para mahkluk dengan muncul dalam berbagai bentuk : Saya membuat mereka bahagia dan membangun mereka dengan menggunakan kemurnian penglihatan bentuk-bentuk yang tidak dapat digambarkan dan memancarkan aura cahaya, dan saya menjaga mereka dan membangun mereka dengan berbicara kepada mereka sesuai dengan keadaan mentalnya. dan dengan menunjukkan perbuatan sesuai dengan kecenderungan mereka, dan dengan menghasilkan berbagai bentuk secara gaib, dan dengan mengajarkan tentang doktrin-doktrin yang sesuai dengan kepentingan mereka yang beragam, dan dengan menginspirasikan mereka untuk mulai mengumpulkan kualitas-kualitas baik, dengan menunjukkan proyeksi sesuai dengan keadaan mental mereka , dengan muncul sebagai anggota dari ras dan kondisi mereka yang beragam, dan dengan kehidupan bersama mereka.

Mari kita ambil satu ungkapan saja untuk di diskusikan... " dengan menunjukkan proyeksi sesuai dengan keadaan mental mereka" Untuk melakukannya, saya ingin membagi suatu cerita dengan Anda yang saya pelajari dari Dr. Ang Beng Choo.

Penyair terkenal, Su Shih sangat tertarik dengan Agama Buddha, Ketika dia dibuang dari ibukota karena mencemarkan nama baik kaisar, dia menghabiskan banyak waktu bersama dengan seorang guru Zen. Su Shih adalah seorang pria cerdas, dan walaupun dia mengakui biksu tersebut sebagai gurunya, mereka menganggap satu sama lain setara, dan berteman. Ketika mereka sedang tidak bermeditasi, mereka sering bersenda gurau. Suatu hari dia memutuskan untuk mengejek biksu tersebut. Dia bertanya kepada biksu tersebut apa yang muncul di dalam pikiran biksu tersebut ketika dia membaca puisinya. Guru tersebut mengatakan " Seorang Buddha "

"Bagus sekali, bagus sekali " Su Shih tersenyum. " Apakah Anda tahu apa yang saya liat ketika saya melihat Anda "? Seonggok tahi sapi! Ketika Anda duduk bermeditasi dengan pakaian jubahmu, bentuk kerucutmu keliatan persis seperti itu." Guru tersebut tak bisa menahan tawa. Shu Shih juga tertawa. Dia benar-benar menikmati momen tersebut : dia pikir dia telah menang.

Malam itu, dia menceritakan insiden tersebut kepada saudara perempuannya, Saudara perempuannya itu menarik telinganya. " Kamu orang bodoh! Kamulah yang kalah. Kamu punya pikiran yang kotor. Penuh dengan tahi. Guru tersebut punya pikiran yang suci, beliau melihat potensialmu, potensial setiap orang--Buddha yang baru lahir."

Lain kali Anda menyapa seseorang dengan namaste, Ingat cerita ini. Maka ANda akan menginggat sifat dari Guan Yin. Dan dari satu sisi Anda berlaku seperti Beliau, melihat kebaikan dari setiap orang walaupun mereka mungkin tidak setara denganmu.



Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com

Offline JackDaniel

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 824
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
Re: Dewi Kuan Im Po Sat Menampakkan Diri
« Reply #48 on: 01 March 2008, 06:53:30 PM »
Apakah Guanyin Itu Pria atau Wanita?
Guanyin adalah pengejawantahan dari Belas Kasih Tanpa Batas, suatu perwujudan dari segala kebaikan. Kern membangun suatu pandangan yang cemerlang bahwa Guanyin adalah Tiga Perlindungan Buddha, Dharma, dan Sangha yang utuh menjadi satu. Haruskah seseorang memberikan atribut jenis kelamin kepada Guanyin?
Beliau dapat berupa pria mau pun wanita, atau bukan dua-duanya, tergantung pada keadaan.
Dalam satu konteks, Guanyin adalah bodhisatwa yang duduk di sebelah kiri Buddha Amitabha di Sukhavati. Kelahiran di alam ini bersifat spontan. Penghuni baru muncul dari dalam kelopak teratai yang disebut aupapaduka. Di Sukhavati, jenis kelamin tidaklah penting. Karena itu, Guanyin bukanlah pria maupun wanita.
Selama Dinasti Tang, Mahayana menjadi agama yang populer di China. Dinding dari banyak wihara-wihara besar dan gua-gua tempat pemujaan seperti Dunhuang dilukis dengan pemandangan yang menggambarkan Buddha yang didampingi oleh para bodhisatwa, arahat, dan dakini. Ketika para seniman diberitahu bahwa jenis kelamin adalah atribut yang tidak dapat diidentifikasi bagi seorang bodhisatwa dan bahwa semua bodhisatwa di surga kelihatan sama, mereka memilih untuk menggambarkannya sebagai tokoh yang paling dipuja di kotanya–-keindahan istana atau bahkan pelacur. Bagi seniman China, tidaklah pantas untuk menggambarkan pria dalam postur tribhanga (badan berlekuk tiga). Apalagi kebanyakan bodhisatwa membawa bunga teratai, dan itu lebih pantas untuk wanita.Jika Anda melihat gaya rambut dari bodhisatwa-bodhisat wa yang dilukis (berbeda dengan bodhisatwa yang dibuat dengan menggunakan plester semen) Anda akan menyadari bahwa rambut mereka disanggul dan didekorasi dengan batu permata
seperti gaya rambut wanita-wanita di kerajaan. Orang-orang menyukai lukisan ini. Mereka menggandakan, menghiasi dinding demi dinding di Goa Dunhuang dan barangkali juga di dinding-dinding wihara yang besar dan berdana besar di dalam kota dari awal sampai akhir masa Tang. Guanyin yang berpenampilan wanita hanyalah salah satu di antara banyak Bodhisatwa yang digambarkan sebagai wanita. Mahasthamaprapta yang berdiri di sisi lain Buddha terlihat sama femininnya, meskipun Beliau tidak pernah dianggap sebagai wanita karena Beliau merepresentasikan Kekuatan. Hanya Ksitigarbha yang selalu diperlihatkan sebagai seorang biksu yang terlepas dari karakter feminin ini.

Banyak orang yang mengatakan bahwa bentuk wanita dari Guanyin muncul di China disebabkan oleh Kaisar Wu Zetian. Akan tetapi, jika kita memeriksa buktinya di Dunhuang, akan terbukti bahwa kecenderungan ke arah pefemininan semua bodhisatwa telah mulai sejak Dinasti Sui, hampir seratus tahun sebelum kekuasaan Wu Zetian.
Dalam pembuatan lukisan, terdapat sedikit kebingungan dalam hal makhluk suci yang berhubungan dengan Avalokitesvara, seperti Tara, Bhrkuti, Mahadevi, Cunda, dan lain-lain. Dalam hal Tara, suatu legenda menceritakan bahwa dia muncul ketika Avalokitesvara meneteskan dua titik air mata ketika merenungkan kebodohan dari makhluk yang hidup dalam Samsara. Salah satu tetes air matanya menjadi Tara Putih dan yang lainnya menjadi Tara Hijau. Kedua makhluk suci membantu Avalokitesvara dalam menyelamatkan manusia.
***
"Karena pandangan yang salah orang bodoh menghina ajaran mulia, orang suci dan orang bijak. Ia akan menerima akibatnya yang buruk, seperti rumput kastha yang berbuah hanya untuk menghancurkan dirinya sendiri".

DHAMMAPADA, syair 164