//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Tata Cara Kematian Tradisi Tionghoa ( Cheng Beng, Baru meninggal, dan Buang ke )  (Read 102299 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline meichen

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 171
  • Reputasi: 4
  • Gender: Female
  • mencari jati diri
kalo dikremasi, ada baiknya dibuang ke laut ya ???  katanya biar terbebas, bener ga yah ???  kalaupun ga dibuang tp dirumah aja apa ada masalah yah.

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
anda Benar kalau dibuang ke laut lebih baik,

Kalo anda ingin menunjukan rasa bakti anda ke orang tua anda, sebagaian abu dibuang ke laut, sebagian di simpan di rumah, di rumah abu, atau diwihara

Offline rika

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 200
  • Reputasi: 11
  • Gender: Female
  • qiute....
numpang nanya donk bro, katanya kalau untuk orang tua bila kedua2nya sudah meninggal, abunya harus digabung. Jadi kalau salah satu dibuang ke laut yg satunya jg harus dibuang.
Untuk anak kecil katanya lebih baik kalau tidak dibuatkan bongpay bila meninggal, karena biar cepat lahir kembali....
 _/\_


Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
Khusus orang Tua, Ada 2 hal penting :

1. Bakti kepada orang tua, Kalau Bakti pada  orang Tua khususnya yang sudah meninggal, dan tidak dikubur melainkan di perabukan, kita adakan sembayang di altar sembayang meja abu, Abu orang tua kita harus dipisahkan tidak boleh dijadikan 1.

2. Bila kondisi keluarga tidak mampu memelihara dengan baik seperti keadaan ekonomi, atau dari pihak anak sudah tidak ada lagi tinggal cucu dari pihak Dalam ( yang masih mewarisi nama warga dari leluhurnya) itu diperkenankan untuk dibuang ke Laut.

Untuk anak Kecil masih Balita atau juga yang belum menikah tapi ngak punya anak, Sebaiknya seluruhnya dibuang ke Laut

Offline JackDaniel

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 824
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
kalo dikremasi, ada baiknya dibuang ke laut ya ???  katanya biar terbebas, bener ga yah ???  kalaupun ga dibuang tp dirumah aja apa ada masalah yah.


pas angin sepoi2 di buang aja, biar terbang kemana2 ;D
"Karena pandangan yang salah orang bodoh menghina ajaran mulia, orang suci dan orang bijak. Ia akan menerima akibatnya yang buruk, seperti rumput kastha yang berbuah hanya untuk menghancurkan dirinya sendiri".

DHAMMAPADA, syair 164

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
 [at] purnama : jika melihat pernyataan2 di bawah, saya jadi ingin bertanya

Quote
1. Bakti kepada orang tua, Kalau Bakti pada  orang Tua khususnya yang sudah meninggal, dan tidak dikubur melainkan di perabukan, kita adakan sembayang di altar sembayang meja abu, Abu orang tua kita harus dipisahkan tidak boleh dijadikan 1.

2. Bila kondisi keluarga tidak mampu memelihara dengan baik seperti keadaan ekonomi, atau dari pihak anak sudah tidak ada lagi tinggal cucu dari pihak Dalam ( yang masih mewarisi nama warga dari leluhurnya) itu diperkenankan untuk dibuang ke Laut.

Untuk anak Kecil masih Balita atau juga yang belum menikah tapi ngak punya anak, Sebaiknya seluruhnya dibuang ke Laut

anda Benar kalau dibuang ke laut lebih baik,

Kalo anda ingin menunjukan rasa bakti anda ke orang tua anda, sebagaian abu dibuang ke laut, sebagian di simpan di rumah, di rumah abu, atau diwihara


sori soalnya saya jadi bingung.......... soalnya agak aneh rasa bakti ditunjukkan dgn menyimpan abu
Apa itu bukannya justru menunjukkan kemelekatan kita thd "org tua", padahal diri sendiri saja, bukanlah milik-KU?

Apa ga lbh baik jika rasa bakti ditunjukkan dgn :
- merawat mereka selama mereka hidup
- menjaga nama baik org tua
- melakukan perbuatan2 baik

Sori ini bukan blg ga boleh menghormati/bakti thd org tua yah........... hanya mempertanyakan mana yg lebih berguna : berbakti sewaktu hidup, ataukah setelah meninggal?

Setelah meninggal, beliau sudah lgsg menjadi mahluk lain kok...... jasad/raga hanyalah sekumpulan unsur yg sudah bukan merupakan "orang tua" kita

mohon penjelasannya biar saya ga makin bingung.........  :-[

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
[at] purnama : jika melihat pernyataan2 di bawah, saya jadi ingin bertanya

Quote
1. Bakti kepada orang tua, Kalau Bakti pada  orang Tua khususnya yang sudah meninggal, dan tidak dikubur melainkan di perabukan, kita adakan sembayang di altar sembayang meja abu, Abu orang tua kita harus dipisahkan tidak boleh dijadikan 1.

2. Bila kondisi keluarga tidak mampu memelihara dengan baik seperti keadaan ekonomi, atau dari pihak anak sudah tidak ada lagi tinggal cucu dari pihak Dalam ( yang masih mewarisi nama warga dari leluhurnya) itu diperkenankan untuk dibuang ke Laut.

Untuk anak Kecil masih Balita atau juga yang belum menikah tapi ngak punya anak, Sebaiknya seluruhnya dibuang ke Laut

anda Benar kalau dibuang ke laut lebih baik,

Kalo anda ingin menunjukan rasa bakti anda ke orang tua anda, sebagaian abu dibuang ke laut, sebagian di simpan di rumah, di rumah abu, atau diwihara


sori soalnya saya jadi bingung.......... soalnya agak aneh rasa bakti ditunjukkan dgn menyimpan abu
Apa itu bukannya justru menunjukkan kemelekatan kita thd "org tua", padahal diri sendiri saja, bukanlah milik-KU?

Apa ga lbh baik jika rasa bakti ditunjukkan dgn :
- merawat mereka selama mereka hidup
- menjaga nama baik org tua
- melakukan perbuatan2 baik

Sori ini bukan blg ga boleh menghormati/bakti thd org tua yah........... hanya mempertanyakan mana yg lebih berguna : berbakti sewaktu hidup, ataukah setelah meninggal?

Setelah meninggal, beliau sudah lgsg menjadi mahluk lain kok...... jasad/raga hanyalah sekumpulan unsur yg sudah bukan merupakan "orang tua" kita

mohon penjelasannya biar saya ga makin bingung.........  :-[


Dalam tradisi Tionghoa Melakukan Bakti pada orang tua semasa hidup jauh diutamakan daripada meninggal dunia. Ketika meninggal Dunia kita juga masih bisa mengingat jasa orang tua kita, Jadi Bakti kepada orang tua dalam Tradisi itu Terbagi atas dua hal. Semasa hidup dan ketika meninggal, Seperti membersih kan kuburan, atau sebagainya.

Untuk masalah Abu orang tua yang sudah dibakar, itu ada dua hal pula, Jika anda merasa ingin melepasnya ke laut tidak ada masalah, Kalau anda ingin menyimpannya juga ngak salah, Istilah kata masih mau balas budi terhadap orang tua, Jadi Bakti dua Sisi kehidupan, yaitu Bakti semasa hidup dan bakti semasa meninggal orang tua.

Kalo anda ingin membuang nya ke laut seluruhnya dan juga atas permintaan orang tua anda, Silakan saja, ada yang tidak mau dibuang seluruhnya, tergantung sikon dan kondisinya. Dalam kasus tertentu ada yang tidak mampu mengurusinya sehingga seluruhnya dibuang kelaut itu juga tidak dipermasalahkan. Tergantung dari pihak keluarga mau melakukannya. Disini saya hanya memberi option atau pilihan saja. jd terserah dari anda sendiri mau yang mana



Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
dear purnama,

Maaf jika saya maish belum jelas.

Diatas saya sudah sebutkan :

Quote
Setelah meninggal, beliau sudah lgsg menjadi mahluk lain kok...... jasad/raga hanyalah sekumpulan unsur yg sudah bukan merupakan "orang tua" kita

karena itu, saya rasa setelah orang tua meninggal, sudah tidak relevan lagi untuk menunjukkan bakti terhadap abunya namun justru dengan :
- menjaga nama baik
- melakukan perbuatan2 baik

Mohon penjelasannya........  _/\_

Offline purnama

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.309
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
dear purnama,

Maaf jika saya maish belum jelas.

Diatas saya sudah sebutkan :

Quote
Setelah meninggal, beliau sudah lgsg menjadi mahluk lain kok...... jasad/raga hanyalah sekumpulan unsur yg sudah bukan merupakan "orang tua" kita

karena itu, saya rasa setelah orang tua meninggal, sudah tidak relevan lagi untuk menunjukkan bakti terhadap abunya namun justru dengan :
- menjaga nama baik
- melakukan perbuatan2 baik

Mohon penjelasannya........  _/\_

Ngak masalar, itu juga bisa, 
Lagi pula dalam Tradisi tionghoa tidak mengikat, Kalo anda merasa Jasad orang tua anda setelah meninggal itu sudah tidak ada lagi ngak masalar, Tapi siapa yang tau Karena dialam kematian spt apa ?.
Banyak hal Yang tidak ketahui kalo bicara rasional litas. Kalo orang yang meninggal yah sudah pasti tidak ada, jasadnya juga ngak ada. Dalam Alam kematian Who know's untuk "membuktikannnya yah kita harus meninggal benar atau tidaknya masih ada energi tersebut".

Kalo anda masih percaya itu ada juga tetap anda jalani juga ngak masalar.
Bakti kepada orang tua yang sudah meninggal juga salah perwujudan dalam setelah kematian juga salah satu perwujudan bakti pada orang tua. itu dimulai ketika Kaisar dinasti han Liu bang melihat makam orang tuannya tidak terawat, Sehingga beliau mengadakan pembersihan kuburan sebagai perwujudan rasa bakti pada orang tua.

Kalo bicara Tradisi kematian kalau anda merasa bingung mudah saja. Tidak mau repot repot " buang kelaut jg ngak masalar, Tapi ada sebagian orang masih mau melakukannya tidak perlu di sangsikan, karena tidak ada yang pernah tau alam kematian itu seperti apa, kecuali anda sudah meninggal".


Offline Jayadharo Anton

  • Sebelumnya: Balaviro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.300
  • Reputasi: 19
  • Gender: Male
  • Namatthu Buddhassa
klo meninggal dengan mulut terbuka maksudnya apa yo?
"Kesehatan adalah keuntungan yang paling besar,kepuasan adalah kekayaan yang paling berharga,kepercayaan adalah saudara paling baik,nibbana adalah kebahagiaan tertinggi" [DHAMMAPADA:204]

Offline wiithink

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.630
  • Reputasi: 32
  • Gender: Female
ada lagi kejanggalan dari mayat orang chinese..
kalo ada sodara yang datang, mulutnya pasti keluar cairan. kenapa yah.
waktu tante gw meninggal, pas mama gw dateng, keluar banyak banget cairan dari mulut beliau. pas sampe di pekanbaru, juga gitu. padahal petinya udah di tutup. ndak bisa di lap lagi deh

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
klo meninggal dengan mulut terbuka maksudnya apa yo?
minta makan pangsit  ;D


oke serius...
mulut terbuka itu tergantung....cuma kadang orang bilang mati ga tenang.
tergantung terbuka nya seberapa besar juga....kalau kek menguap..waduh, kacian
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline darwin_chai

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 12
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Tata Cara Sembayang Kepada orang yang baru meninggal

yang saya tau karena papa saya baru meninggal
1.di semayamkan di rumah/dirumah duka 2-4 hari tergantung kapan hari baiknya (pada umumnya 3 hari)
2.peguburan/dikremasi(dibakar) dulu pakai kayu sekarang ada yang pakai gas dan listrik ritualnya seperti yang bro ceritakan  :)
khusus untuk di kremasi/dibakar akan dilakukan khiok kut(kumpul tulang untuk di hancurkan dan di pindahkan ke gucci dan di tempatkan di tempat yang tersedia biasanya di vihara)
3.acara kong tek( bakar rumah) Hari dari meninggal hari ke 3 : kalau ritual persemayamnya 3 hari  :) atau bisa di sebut dengan hari ke 7 atau thau chit(hokkien) hari ke 7 brati di mulai dari hari ke 6 melewati tengah malam hari ke 7
Masyarakat tionghoa mengadakan salah satu sembayang menghormat leluhur. Disini Sesajian makanan, minuman dan juga kertas sembayang  dan rumah dari kertas

foto rumah kertas dan persembahan menyusul


di bawa oleh pihak keluarga.
 Sembayang ini di adakan jam 5 sore hinga jam 3-4 dini hari. Dimaksudkan untuk memberi penghormatan kepada almarhum

biasanya akan ada sembahyang memperingatin hari ke7 atau apa namanya saya kurang tahu
setelah hati ke7 pertama bakar rumah
hari ke7 minggu ke2 dji chit kosong
hari ke7 minggu ke3 sa chit sembahyang di depan pintu atau di pinggir jalan depan rumah
hari ke7 minggu ke4 si chit kosong
hari ke7 minggu ke5 go chit kosong sembahyang di depan pintu atau di pinggir jalan depan rumah
hari ke7 minggu ke6 lak chit kosong
hari ke7 minggu ke7 chit chit kosong atau bisa di sebut si cap kau jit
(49 hari biasanya di lakukan sembahyang di sua(kuburan) atau tempat penempatan abu jenazah hasil kremasi)
dengan persembahan juga hampir sama seperti buat

4 kemudian memperingati 100 hari (ce pak jit)
di buat persembahan makanan di rumah di depan altar almarhum
atau di bawa kevihara untuk yang di kremasi
atau ke kuburan yang tidak di taruh di rumah

5. memperingatan 1 tahun atau tui ni (bahasa hokkien) biasanya altar almarhum di gabung dengan altar keluarga yang ada di rumah
persembahan seperti sama seperti 100 hari

catatan.
sebelum 1 tahun di rumah tidak boleh ada renovasi dll
apabila ada anak mau menikah tidak boleh lewat 3 bulan kalo lewat harus nunggu 3 tahun tapi rata2 sekarang lewat 1 tahun sudah ada yg nikah
selama 49 hari,100hari/1tahun kematian almarhum pihak keluarga dilarang memakai pakaian merah, tergantung kapan di buat acara lepas ha
foto ha yang di pakai orang yang ada di foto ini


tapi setelah acara peguburan yg di pakai ha hitam dan putih biasa di pakai di lengan kanan utuk ibu yg meninggal ,lengan kiri untuk ayah meninggal
biasanya sih 7 hari atau 49 hari sekarang  karena sekarang banyak yang bekerja dan harus melakukan aktifitas
dalam tradisi yang memakai ha tidak boleh masuk kerumah orang lain
tradisi ha bisa lihat disini http://traditionghoanews.blogspot.com/2011/06/tradisi-tionghoa-ketika-berkabung.html

tidak boleh gunting rambut,gunting kuku.dll
mungkin ada beberapa yang kurang saya sebutkan

mohon koreksi jika ada kesalahan
namun itulah tradisi yang saya jalankan
dan biasa dijalankan oleh chinese/tionghua medan





« Last Edit: 22 November 2012, 12:39:24 AM by darwin_chai »
sabbe satta bhavantu sukhitata

Offline darwin_chai

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 12
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
foto rumah ritual kong tek yang di maksud
foto: ShowHide





sumber darwin_chai[at]yahoo dot com
sabbe satta bhavantu sukhitata