Biasa si di budhist tak ada istilah berdoa,paling adanya puja bakti,sbagai tnda penghormatan kepada guru agung kita.. trus berdoa tuh biasany istilah dr agama lain,yg gunany untuk meminta minta..
bro triyana, terjemahan kata 'doa' agak membingungkan !
_/\_
Namo Buddhaya,Bisa jelaskan point nomor 5?Biasa si di budhist tak ada istilah berdoa,paling adanya puja bakti,sbagai tnda penghormatan kepada guru agung kita.. trus berdoa tuh biasany istilah dr agama lain,yg gunany untuk meminta minta..
Maaf tapi anda keliru silahkan baca reply saya diatas setidaknya ada beberapa manfaat berdoa:
1. Doa menyertai meditasi
2. Doa dipandang terutama sebagai suatu praktek psiko-fisik yang kuat yang dapat meningkatkan meditasi.
3. Ekspresi keinginan untuk sukses dalam praktek dan dalam membantu semua makhluk.
4. Pelimpahan jasa baik.
5. Mengikis banyak sekali karma buruk agar dilahirkan di Tanah Buddha tertentu.
Manfaat-manfaat lainya silahkan dibaca sendiri :)
_/\_
Namo Buddhaya,Bisa jelaskan point nomor 5?Biasa si di budhist tak ada istilah berdoa,paling adanya puja bakti,sbagai tnda penghormatan kepada guru agung kita.. trus berdoa tuh biasany istilah dr agama lain,yg gunany untuk meminta minta..
Maaf tapi anda keliru silahkan baca reply saya diatas setidaknya ada beberapa manfaat berdoa:
1. Doa menyertai meditasi
2. Doa dipandang terutama sebagai suatu praktek psiko-fisik yang kuat yang dapat meningkatkan meditasi.
3. Ekspresi keinginan untuk sukses dalam praktek dan dalam membantu semua makhluk.
4. Pelimpahan jasa baik.
5. Mengikis banyak sekali karma buruk agar dilahirkan di Tanah Buddha tertentu.
Manfaat-manfaat lainya silahkan dibaca sendiri :)
_/\_
[at] tia
Definisi doa menurut tia apa?
bisa berikan salah satu contoh doa? :)
bs apakah mengikis kamma sama dgn mengikis lobbha - dosa - moha sekalian
dari KBBI:
doa
noun
1. permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya
Namo Buddhaya,dari KBBI:
doa
noun
1. permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya
Menurut saya definisi ini terlalu sempit dan kurang tepat. :)
Coba yang ini :
Prayer is a form of religious practice that seeks to activate a volitional connection to a god, deity or spirit, through deliberate practice. Prayer may be either individual or communal and take place in public or in private. It may involve the use of words or song. When language is used, prayer may take the form of a hymn, incantation, formal creedal statement, or a spontaneous utterance in the praying person. There are different forms of prayer such as petitionary prayer, prayers of supplication, thanksgiving, and worship/praise. Prayer may be directed towards a deity, spirit, deceased person, or lofty idea, for the purpose of worshiping, requesting guidance, requesting assistance, confessing sins or to express one's thoughts and emotions. Thus, people pray for many reasons such as personal benefit or for the sake of others.
http://en.wikipedia.org/wiki/Prayer#Buddhism
Definisinya lebih luas dan tepat. :)
_/\_
Namo Buddhaya,]Biasa si di budhist tak ada istilah berdoa,paling adanya puja bakti,sbagai tnda penghormatan kepada guru agung kita.. trus berdoa tuh biasany istilah dr agama lain,yg gunany untuk meminta minta..
Maaf tapi anda keliru silahkan baca reply saya diatas setidaknya ada beberapa manfaat berdoa:
1. Doa menyertai meditasi
2. Doa dipandang terutama sebagai suatu praktek psiko-fisik yang kuat yang dapat meningkatkan meditasi.
3. Ekspresi keinginan untuk sukses dalam praktek dan dalam membantu semua makhluk.
4. Pelimpahan jasa baik.
5. Mengikis banyak sekali karma buruk agar dilahirkan di Tanah Buddha tertentu.
Manfaat-manfaat lainya silahkan dibaca sendiri :)
_/\_
Namo Buddhaya,]Biasa si di budhist tak ada istilah berdoa,paling adanya puja bakti,sbagai tnda penghormatan kepada guru agung kita.. trus berdoa tuh biasany istilah dr agama lain,yg gunany untuk meminta minta..
Maaf tapi anda keliru silahkan baca reply saya diatas setidaknya ada beberapa manfaat berdoa:
1. Doa menyertai meditasi
2. Doa dipandang terutama sebagai suatu praktek psiko-fisik yang kuat yang dapat meningkatkan meditasi.
3. Ekspresi keinginan untuk sukses dalam praktek dan dalam membantu semua makhluk.
4. Pelimpahan jasa baik.
5. Mengikis banyak sekali karma buruk agar dilahirkan di Tanah Buddha tertentu.
Manfaat-manfaat lainya silahkan dibaca sendiri :)
_/\_
sesungguhnya makna dari ucapan saya agar TS tidak berdoa yg terpengaruh dr ajaran lain,yaitu berdoa dgan cara meminta2 sebagai contoh meminta pengampunan dosa,dll.. kita semua mengetahui hal tersebut tidaklah mungkin.
Menurut saya,doa yg benar dan dibenarkan oleh sang buddha adalah doa yg tidak egois,yg dalam disini dimksud adalah tidak seperti 'berikanlah saya harta,etc' .. yg benar adalah seperti sabbe satta bhavantu sukhitata,yg sebernarnya merupakan bentuk dr harapan..
jadi menurut saya doa itu adalah istilah dr agama lain, yg ada di buddhist hanyalah puja bakti sebagai bentuk penghormatan kepada triratna, berharap utk sesuatu yg baik (biasa utk universal atau para leluhur (patidana) ) dan yg paling penting adalah menyadari bahwa dengan HANYA berdoa, no action doa only, tak kan ada pencapaian indah dlam hidup ini.
Source : pengalaman hidup,bukan dr kamus ato wikipedia ato mbah gugel
_/\_
Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,]Biasa si di budhist tak ada istilah berdoa,paling adanya puja bakti,sbagai tnda penghormatan kepada guru agung kita.. trus berdoa tuh biasany istilah dr agama lain,yg gunany untuk meminta minta..
Maaf tapi anda keliru silahkan baca reply saya diatas setidaknya ada beberapa manfaat berdoa:
1. Doa menyertai meditasi
2. Doa dipandang terutama sebagai suatu praktek psiko-fisik yang kuat yang dapat meningkatkan meditasi.
3. Ekspresi keinginan untuk sukses dalam praktek dan dalam membantu semua makhluk.
4. Pelimpahan jasa baik.
5. Mengikis banyak sekali karma buruk agar dilahirkan di Tanah Buddha tertentu.
Manfaat-manfaat lainya silahkan dibaca sendiri :)
_/\_
sesungguhnya makna dari ucapan saya agar TS tidak berdoa yg terpengaruh dr ajaran lain,yaitu berdoa dgan cara meminta2 sebagai contoh meminta pengampunan dosa,dll.. kita semua mengetahui hal tersebut tidaklah mungkin.
Menurut saya,doa yg benar dan dibenarkan oleh sang buddha adalah doa yg tidak egois,yg dalam disini dimksud adalah tidak seperti 'berikanlah saya harta,etc' .. yg benar adalah seperti sabbe satta bhavantu sukhitata,yg sebernarnya merupakan bentuk dr harapan..
jadi menurut saya doa itu adalah istilah dr agama lain, yg ada di buddhist hanyalah puja bakti sebagai bentuk penghormatan kepada triratna, berharap utk sesuatu yg baik (biasa utk universal atau para leluhur (patidana) ) dan yg paling penting adalah menyadari bahwa dengan HANYA berdoa, no action doa only, tak kan ada pencapaian indah dlam hidup ini.
Source : pengalaman hidup,bukan dr kamus ato wikipedia ato mbah gugel
_/\_
Doa meminta sesuatu yang baik tidak dilarang dalam Agama Buddha dan tidak bertentangan dengan prinsip karma, karena dengan mengarahkan citta kita ke hal-hal yang baik kita menghindar dari hal-hal yang buruk. Meminta kepada Para Buddha dan Boddhisattva Mahasattva agar kita mendapat hal-hal yang baik sebagai contoh meminta agar latihan meditasi kita berhasil dengan baik, meminta agar semua mahluk berbahagia, meminta agar kita senantiasa bahagia adalah sesuatu yang positif karena Para Buddha dan Boddhisattva Mahasattva memiliki punya/punna (merit) yang tak terbatas sehingga akan mengikis banyak karma buruk kita.
Bila anda seorang penganut Theravada yang taat anda dapat membaca Paritta Suci yang merupakan Sutta-Sutta Suci yang akan mengingatkan dan memperkuat keyakinan anda akan kemampuan dan kekuatan dari Sabda Sang Buddha dan bahkan Sang Buddha sendiri sehingga citta anda akan selalu positif dan dengan demikian akan mengurangi kamma buruk saudara, ingat point doa dipandang terutama sebagai suatu praktek psiko-fisik yang kuat yang dapat meningkatkan meditasi.
Apa yang salah dengan Wikipedia dan mbah Google? :)
Ehipassiko = Datang, Lihat, Praktekan
_/\_
Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,]Biasa si di budhist tak ada istilah berdoa,paling adanya puja bakti,sbagai tnda penghormatan kepada guru agung kita.. trus berdoa tuh biasany istilah dr agama lain,yg gunany untuk meminta minta..
Maaf tapi anda keliru silahkan baca reply saya diatas setidaknya ada beberapa manfaat berdoa:
1. Doa menyertai meditasi
2. Doa dipandang terutama sebagai suatu praktek psiko-fisik yang kuat yang dapat meningkatkan meditasi.
3. Ekspresi keinginan untuk sukses dalam praktek dan dalam membantu semua makhluk.
4. Pelimpahan jasa baik.
5. Mengikis banyak sekali karma buruk agar dilahirkan di Tanah Buddha tertentu.
Manfaat-manfaat lainya silahkan dibaca sendiri :)
_/\_
sesungguhnya makna dari ucapan saya agar TS tidak berdoa yg terpengaruh dr ajaran lain,yaitu berdoa dgan cara meminta2 sebagai contoh meminta pengampunan dosa,dll.. kita semua mengetahui hal tersebut tidaklah mungkin.
Menurut saya,doa yg benar dan dibenarkan oleh sang buddha adalah doa yg tidak egois,yg dalam disini dimksud adalah tidak seperti 'berikanlah saya harta,etc' .. yg benar adalah seperti sabbe satta bhavantu sukhitata,yg sebernarnya merupakan bentuk dr harapan..
jadi menurut saya doa itu adalah istilah dr agama lain, yg ada di buddhist hanyalah puja bakti sebagai bentuk penghormatan kepada triratna, berharap utk sesuatu yg baik (biasa utk universal atau para leluhur (patidana) ) dan yg paling penting adalah menyadari bahwa dengan HANYA berdoa, no action doa only, tak kan ada pencapaian indah dlam hidup ini.
Source : pengalaman hidup,bukan dr kamus ato wikipedia ato mbah gugel
_/\_
Doa meminta sesuatu yang baik tidak dilarang dalam Agama Buddha dan tidak bertentangan dengan prinsip karma, karena dengan mengarahkan citta kita ke hal-hal yang baik kita menghindar dari hal-hal yang buruk. Meminta kepada Para Buddha dan Boddhisattva Mahasattva agar kita mendapat hal-hal yang baik sebagai contoh meminta agar latihan meditasi kita berhasil dengan baik, meminta agar semua mahluk berbahagia, meminta agar kita senantiasa bahagia adalah sesuatu yang positif karena Para Buddha dan Boddhisattva Mahasattva memiliki punya/punna (merit) yang tak terbatas sehingga akan mengikis banyak karma buruk kita.
Bila anda seorang penganut Theravada yang taat anda dapat membaca Paritta Suci yang merupakan Sutta-Sutta Suci yang akan mengingatkan dan memperkuat keyakinan anda akan kemampuan dan kekuatan dari Sabda Sang Buddha dan bahkan Sang Buddha sendiri sehingga citta anda akan selalu positif dan dengan demikian akan mengurangi kamma buruk saudara, ingat point doa dipandang terutama sebagai suatu praktek psiko-fisik yang kuat yang dapat meningkatkan meditasi.
Apa yang salah dengan Wikipedia dan mbah Google? :)
Ehipassiko = Datang, Lihat, Praktekan
_/\_
jika meminta sesuatu dalam doa kepada Buddha, apakah menurut Bro Triyana adalah Buddha yang mengabulkan doa itu? jika bukan Buddha yg mengabulkan apakah doa itu jadi bermanfaat atau tidak?
Apakah menurut Bro Triyana membaca paritta = berdoa?
Namo Buddhaya,jadi apakah Buddha yg mengabulkan doa atau karena karma baik yg telah matang?Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,]Biasa si di budhist tak ada istilah berdoa,paling adanya puja bakti,sbagai tnda penghormatan kepada guru agung kita.. trus berdoa tuh biasany istilah dr agama lain,yg gunany untuk meminta minta..
Maaf tapi anda keliru silahkan baca reply saya diatas setidaknya ada beberapa manfaat berdoa:
1. Doa menyertai meditasi
2. Doa dipandang terutama sebagai suatu praktek psiko-fisik yang kuat yang dapat meningkatkan meditasi.
3. Ekspresi keinginan untuk sukses dalam praktek dan dalam membantu semua makhluk.
4. Pelimpahan jasa baik.
5. Mengikis banyak sekali karma buruk agar dilahirkan di Tanah Buddha tertentu.
Manfaat-manfaat lainya silahkan dibaca sendiri :)
_/\_
sesungguhnya makna dari ucapan saya agar TS tidak berdoa yg terpengaruh dr ajaran lain,yaitu berdoa dgan cara meminta2 sebagai contoh meminta pengampunan dosa,dll.. kita semua mengetahui hal tersebut tidaklah mungkin.
Menurut saya,doa yg benar dan dibenarkan oleh sang buddha adalah doa yg tidak egois,yg dalam disini dimksud adalah tidak seperti 'berikanlah saya harta,etc' .. yg benar adalah seperti sabbe satta bhavantu sukhitata,yg sebernarnya merupakan bentuk dr harapan..
jadi menurut saya doa itu adalah istilah dr agama lain, yg ada di buddhist hanyalah puja bakti sebagai bentuk penghormatan kepada triratna, berharap utk sesuatu yg baik (biasa utk universal atau para leluhur (patidana) ) dan yg paling penting adalah menyadari bahwa dengan HANYA berdoa, no action doa only, tak kan ada pencapaian indah dlam hidup ini.
Source : pengalaman hidup,bukan dr kamus ato wikipedia ato mbah gugel
_/\_
Doa meminta sesuatu yang baik tidak dilarang dalam Agama Buddha dan tidak bertentangan dengan prinsip karma, karena dengan mengarahkan citta kita ke hal-hal yang baik kita menghindar dari hal-hal yang buruk. Meminta kepada Para Buddha dan Boddhisattva Mahasattva agar kita mendapat hal-hal yang baik sebagai contoh meminta agar latihan meditasi kita berhasil dengan baik, meminta agar semua mahluk berbahagia, meminta agar kita senantiasa bahagia adalah sesuatu yang positif karena Para Buddha dan Boddhisattva Mahasattva memiliki punya/punna (merit) yang tak terbatas sehingga akan mengikis banyak karma buruk kita.
Bila anda seorang penganut Theravada yang taat anda dapat membaca Paritta Suci yang merupakan Sutta-Sutta Suci yang akan mengingatkan dan memperkuat keyakinan anda akan kemampuan dan kekuatan dari Sabda Sang Buddha dan bahkan Sang Buddha sendiri sehingga citta anda akan selalu positif dan dengan demikian akan mengurangi kamma buruk saudara, ingat point doa dipandang terutama sebagai suatu praktek psiko-fisik yang kuat yang dapat meningkatkan meditasi.
Apa yang salah dengan Wikipedia dan mbah Google? :)
Ehipassiko = Datang, Lihat, Praktekan
_/\_
jika meminta sesuatu dalam doa kepada Buddha, apakah menurut Bro Triyana adalah Buddha yang mengabulkan doa itu? jika bukan Buddha yg mengabulkan apakah doa itu jadi bermanfaat atau tidak?
Apakah menurut Bro Triyana membaca paritta = berdoa?
Bro Indra yang baik,
Bisa saja karena Para Buddha dan Bodhisattva Mahasattva memiliki timbunan punya/punna yang tak terbatas dan ini tidak menyalahi hukum karma karena hal yang baik timbul dari karma baik yang telah matang.
Menurut definisi dari Wikipedia membaca Parrita Suci dapat disebut salah satu kegiatan doa, meskipun biasanya ditekankan dalam Theravada hal ini hanyalah semata-mata mengingat Sabda Sang Buddha dalam Sutta-Sutta, tetapi harap diingat dengan mengingat Sabda Sang Buddha dan mengucapkannya anda telah mengucapkan Kebenaran dan hal ini akan menghasilkan Daya Positif yang sangat kuat buat diri anda dan lingkungan sekitar sehingga secara otomatis berarti mengurangi karma buruk anda sendiri dan membantu lingkungan sekitar anda menimbun potensi untuk matangnya karma baik. :)
_/\_
Namo Buddhaya,jadi apakah Buddha yg mengabulkan doa atau karena karma baik yg telah matang?Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,]Biasa si di budhist tak ada istilah berdoa,paling adanya puja bakti,sbagai tnda penghormatan kepada guru agung kita.. trus berdoa tuh biasany istilah dr agama lain,yg gunany untuk meminta minta..
Maaf tapi anda keliru silahkan baca reply saya diatas setidaknya ada beberapa manfaat berdoa:
1. Doa menyertai meditasi
2. Doa dipandang terutama sebagai suatu praktek psiko-fisik yang kuat yang dapat meningkatkan meditasi.
3. Ekspresi keinginan untuk sukses dalam praktek dan dalam membantu semua makhluk.
4. Pelimpahan jasa baik.
5. Mengikis banyak sekali karma buruk agar dilahirkan di Tanah Buddha tertentu.
Manfaat-manfaat lainya silahkan dibaca sendiri :)
_/\_
sesungguhnya makna dari ucapan saya agar TS tidak berdoa yg terpengaruh dr ajaran lain,yaitu berdoa dgan cara meminta2 sebagai contoh meminta pengampunan dosa,dll.. kita semua mengetahui hal tersebut tidaklah mungkin.
Menurut saya,doa yg benar dan dibenarkan oleh sang buddha adalah doa yg tidak egois,yg dalam disini dimksud adalah tidak seperti 'berikanlah saya harta,etc' .. yg benar adalah seperti sabbe satta bhavantu sukhitata,yg sebernarnya merupakan bentuk dr harapan..
jadi menurut saya doa itu adalah istilah dr agama lain, yg ada di buddhist hanyalah puja bakti sebagai bentuk penghormatan kepada triratna, berharap utk sesuatu yg baik (biasa utk universal atau para leluhur (patidana) ) dan yg paling penting adalah menyadari bahwa dengan HANYA berdoa, no action doa only, tak kan ada pencapaian indah dlam hidup ini.
Source : pengalaman hidup,bukan dr kamus ato wikipedia ato mbah gugel
_/\_
Doa meminta sesuatu yang baik tidak dilarang dalam Agama Buddha dan tidak bertentangan dengan prinsip karma, karena dengan mengarahkan citta kita ke hal-hal yang baik kita menghindar dari hal-hal yang buruk. Meminta kepada Para Buddha dan Boddhisattva Mahasattva agar kita mendapat hal-hal yang baik sebagai contoh meminta agar latihan meditasi kita berhasil dengan baik, meminta agar semua mahluk berbahagia, meminta agar kita senantiasa bahagia adalah sesuatu yang positif karena Para Buddha dan Boddhisattva Mahasattva memiliki punya/punna (merit) yang tak terbatas sehingga akan mengikis banyak karma buruk kita.
Bila anda seorang penganut Theravada yang taat anda dapat membaca Paritta Suci yang merupakan Sutta-Sutta Suci yang akan mengingatkan dan memperkuat keyakinan anda akan kemampuan dan kekuatan dari Sabda Sang Buddha dan bahkan Sang Buddha sendiri sehingga citta anda akan selalu positif dan dengan demikian akan mengurangi kamma buruk saudara, ingat point doa dipandang terutama sebagai suatu praktek psiko-fisik yang kuat yang dapat meningkatkan meditasi.
Apa yang salah dengan Wikipedia dan mbah Google? :)
Ehipassiko = Datang, Lihat, Praktekan
_/\_
jika meminta sesuatu dalam doa kepada Buddha, apakah menurut Bro Triyana adalah Buddha yang mengabulkan doa itu? jika bukan Buddha yg mengabulkan apakah doa itu jadi bermanfaat atau tidak?
Apakah menurut Bro Triyana membaca paritta = berdoa?
Bro Indra yang baik,
Bisa saja karena Para Buddha dan Bodhisattva Mahasattva memiliki timbunan punya/punna yang tak terbatas dan ini tidak menyalahi hukum karma karena hal yang baik timbul dari karma baik yang telah matang.QuoteMenurut definisi dari Wikipedia membaca Parrita Suci dapat disebut salah satu kegiatan doa, meskipun biasanya ditekankan dalam Theravada hal ini hanyalah semata-mata mengingat Sabda Sang Buddha dalam Sutta-Sutta, tetapi harap diingat dengan mengingat Sabda Sang Buddha dan mengucapkannya anda telah mengucapkan Kebenaran dan hal ini akan menghasilkan Daya Positif yang sangat kuat buat diri anda dan lingkungan sekitar sehingga secara otomatis berarti mengurangi karma buruk anda sendiri dan membantu lingkungan sekitar anda menimbun potensi untuk matangnya karma baik. :)
_/\_
tanpa mengurangi rasa hormat pada Wikipedia, sebaiknya kita menggunakan referensi sutta/sutra untuk diskusi ini
wkwkwkk,,,??!! Malaikat dilawan,,,,!! (kalo sumedo=tuhan,indra=malaikat)
Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,jadi apakah Buddha yg mengabulkan doa atau karena karma baik yg telah matang?Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,]Biasa si di budhist tak ada istilah berdoa,paling adanya puja bakti,sbagai tnda penghormatan kepada guru agung kita.. trus berdoa tuh biasany istilah dr agama lain,yg gunany untuk meminta minta..
Maaf tapi anda keliru silahkan baca reply saya diatas setidaknya ada beberapa manfaat berdoa:
1. Doa menyertai meditasi
2. Doa dipandang terutama sebagai suatu praktek psiko-fisik yang kuat yang dapat meningkatkan meditasi.
3. Ekspresi keinginan untuk sukses dalam praktek dan dalam membantu semua makhluk.
4. Pelimpahan jasa baik.
5. Mengikis banyak sekali karma buruk agar dilahirkan di Tanah Buddha tertentu.
Manfaat-manfaat lainya silahkan dibaca sendiri :)
_/\_
sesungguhnya makna dari ucapan saya agar TS tidak berdoa yg terpengaruh dr ajaran lain,yaitu berdoa dgan cara meminta2 sebagai contoh meminta pengampunan dosa,dll.. kita semua mengetahui hal tersebut tidaklah mungkin.
Menurut saya,doa yg benar dan dibenarkan oleh sang buddha adalah doa yg tidak egois,yg dalam disini dimksud adalah tidak seperti 'berikanlah saya harta,etc' .. yg benar adalah seperti sabbe satta bhavantu sukhitata,yg sebernarnya merupakan bentuk dr harapan..
jadi menurut saya doa itu adalah istilah dr agama lain, yg ada di buddhist hanyalah puja bakti sebagai bentuk penghormatan kepada triratna, berharap utk sesuatu yg baik (biasa utk universal atau para leluhur (patidana) ) dan yg paling penting adalah menyadari bahwa dengan HANYA berdoa, no action doa only, tak kan ada pencapaian indah dlam hidup ini.
Source : pengalaman hidup,bukan dr kamus ato wikipedia ato mbah gugel
_/\_
Doa meminta sesuatu yang baik tidak dilarang dalam Agama Buddha dan tidak bertentangan dengan prinsip karma, karena dengan mengarahkan citta kita ke hal-hal yang baik kita menghindar dari hal-hal yang buruk. Meminta kepada Para Buddha dan Boddhisattva Mahasattva agar kita mendapat hal-hal yang baik sebagai contoh meminta agar latihan meditasi kita berhasil dengan baik, meminta agar semua mahluk berbahagia, meminta agar kita senantiasa bahagia adalah sesuatu yang positif karena Para Buddha dan Boddhisattva Mahasattva memiliki punya/punna (merit) yang tak terbatas sehingga akan mengikis banyak karma buruk kita.
Bila anda seorang penganut Theravada yang taat anda dapat membaca Paritta Suci yang merupakan Sutta-Sutta Suci yang akan mengingatkan dan memperkuat keyakinan anda akan kemampuan dan kekuatan dari Sabda Sang Buddha dan bahkan Sang Buddha sendiri sehingga citta anda akan selalu positif dan dengan demikian akan mengurangi kamma buruk saudara, ingat point doa dipandang terutama sebagai suatu praktek psiko-fisik yang kuat yang dapat meningkatkan meditasi.
Apa yang salah dengan Wikipedia dan mbah Google? :)
Ehipassiko = Datang, Lihat, Praktekan
_/\_
jika meminta sesuatu dalam doa kepada Buddha, apakah menurut Bro Triyana adalah Buddha yang mengabulkan doa itu? jika bukan Buddha yg mengabulkan apakah doa itu jadi bermanfaat atau tidak?
Apakah menurut Bro Triyana membaca paritta = berdoa?
Bro Indra yang baik,
Bisa saja karena Para Buddha dan Bodhisattva Mahasattva memiliki timbunan punya/punna yang tak terbatas dan ini tidak menyalahi hukum karma karena hal yang baik timbul dari karma baik yang telah matang.QuoteMenurut definisi dari Wikipedia membaca Parrita Suci dapat disebut salah satu kegiatan doa, meskipun biasanya ditekankan dalam Theravada hal ini hanyalah semata-mata mengingat Sabda Sang Buddha dalam Sutta-Sutta, tetapi harap diingat dengan mengingat Sabda Sang Buddha dan mengucapkannya anda telah mengucapkan Kebenaran dan hal ini akan menghasilkan Daya Positif yang sangat kuat buat diri anda dan lingkungan sekitar sehingga secara otomatis berarti mengurangi karma buruk anda sendiri dan membantu lingkungan sekitar anda menimbun potensi untuk matangnya karma baik. :)
_/\_
tanpa mengurangi rasa hormat pada Wikipedia, sebaiknya kita menggunakan referensi sutta/sutra untuk diskusi ini
Bro Indra yang baik,
Didalam ajaran Buddha dikenal adanya pelimpahan jasa baik, dalam banyak hal Sang Buddha sendiri telah memberikan banyak jasa baik dengan mengajar,membimbing dan merawat para bhikku dan banyak umat awam. lebih lanjut menurut ajaran Mahayana Para Buddha dapat bereinkarnasi kembali untuk menolong mahluk hidup dengan menjadi Bodhisattva Mahasattva Agung dan dengan demikian mampu menyalurkan timbunan punya/punna yang Beliau miliki guna menolong mahluk. Bila ditanyakan apakah karma postif yang telah matang yang menghasilkan sesuatu yang baik itu dari kita sendiri atau dari Para Buddha dan Bodhisattva Agung maka jawabanya berasal dari dari Para Buddha dan Bodhisattva Agung yang olehnya kita meminta, tetapi dapat juga berasal dari perbuatan baik anda sendiri tetapi ingat hal ini tidak sepenuhnya berasal dari tekad dan usaha anda sendiri tetapi harus bergantung juga pada Dharma/Dhamma yang pada akhirnya anda juga harus memiliki Sradha/Saddha kepada Sang Buddha.
Referensi Sutta/Sutra tentang doa dapat kita lihat dengan kebiasaan para bhikku/bhikkuni untuk menguncarkan Sabda-Sabda Sang Buddha agar selalu ingat, Sang Buddha sendiri juga mengingatkan kita untuk selalu sadar dan mengingat Triratna, saya yakin Beliau tidak keberatan kita mengingat Sutta/Sutra dan menguncarkannya dengan kesungguhan hati :)
Sudah dulu ya bro, kalo ada pertanyaan lagi besok saya jawab, terima kasih buat atensinya :)
_/\_
( Namo Buddhaya,,,Salam untuk bro triyana dan kevin.
Juga utk bro Indra,sudah lama tak ketemu....... )
dari KBBI:
doa
noun
1. permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya
wakakak...
wkwkwkk,,,??!! Malaikat dilawan,,,,!! (kalo sumedo=tuhan,indra=malaikat)
dari KBBI:
doa
noun
1. permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya
bukannya dalam agama buddha tuhan itu tidak ada???
dibilang gak berguna sih kagak bener juga...
terlepas dari bener gaknya, berdoa ada manfaatnya secara psikologis. orang yg berdoa jadi lebih rileks, gak tegang. bisa dibilang sejenis dengan affirmasi dan mikir positif. ujung2nya ada manfaat buat kesehatan mental dan fisik.
dibilang gak berguna sih kagak bener juga...
terlepas dari bener gaknya, berdoa ada manfaatnya secara psikologis. orang yg berdoa jadi lebih rileks, gak tegang. bisa dibilang sejenis dengan affirmasi dan mikir positif. ujung2nya ada manfaat buat kesehatan mental dan fisik.
Menghibur diri dengan hal yang maya?
maya atau khayalan, yg jelas ada manfaatnya dibuktikan di berbagai riset...
mungkin tergantung sikap mental si pendoa juga ngkali.
banyak umat awam ketika zaman Buddha Gotama juga berdoa?
pengikut Buddhisme lagi?
um?
banyak umat awam ketika zaman Buddha Gotama juga berdoa?
pengikut Buddhisme lagi?
um?
ha?
Bagi orang yang suka menghibur diri, memang berdoa sangat bermanfaat baginya. Saya setuju dengan hal ini... Namun bagi yang sudah dewasa, mereka tidak lagi membutuhkan cara "menghibur diri".karena dukkha, kebanyakan orang melarikan diri dari realita.
dari KBBI:
doa
noun
1. permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya
bukannya dalam agama buddha tuhan itu tidak ada???
benar sekali !
jadi berdoa memang tidak berguna, kalau berguna Buddha sudah pasti ajarin cara berdoa yang baik.
Tapi kenyataan Buddha tidak pernah ajarin !
kalau baca paritta masih ok.
_/\_
( Namo Buddhaya,,,Salam untuk bro triyana dan kevin.
Juga utk bro Indra,sudah lama tak ketemu....... )
makanya sering2 mampir ke sini, Bro, saya tiap hari dinas di sini
karena dukkha, kebanyakan orang melarikan diri dari realita.
ada banyak cara untuk melarikan diri. ada yang mencari materi, mengejar kekayaan dari satu target ke target yang lain, dari hp nokia ke blackberry, dari rumah rss ke rumah tingkat 3. ada yg menciptakan sosok juru selamat, sehingga merasa ada harapan untuk keluar dari dukkha. ada yang mencari persahabatan dan cinta, berharap cinta menyembuhkan hatinya yg luka tergores duka ataupun kesepian. ada yang mencari guru, dari guru yang satu ke guru yg lain, berharap si guru membawakan obat mujarab penyembuh dukkha. ada yang mencari sehat, dari teknik pernafasan ke supplemen dewa sampai ke gelang biofir berharap kesehatan prima bisa menyembuhkan dukkha. ada pula yang mencari teori2 dosa, surga neraka, karma, reinkarnasi dan penjelasan2 mengenai hidup dan kelangsungannya sesudah mati, memberikan harapan ada jalan keluar dari dukkha yang menyiksa.
satu dengan yg lain, tidak ada yang lebih dewasa. semuanya sama2 melarikan diri dari dukkha, hanya remedy dan caranya berbeda...
Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,jadi apakah Buddha yg mengabulkan doa atau karena karma baik yg telah matang?Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,]Biasa si di budhist tak ada istilah berdoa,paling adanya puja bakti,sbagai tnda penghormatan kepada guru agung kita.. trus berdoa tuh biasany istilah dr agama lain,yg gunany untuk meminta minta..
Maaf tapi anda keliru silahkan baca reply saya diatas setidaknya ada beberapa manfaat berdoa:
1. Doa menyertai meditasi
2. Doa dipandang terutama sebagai suatu praktek psiko-fisik yang kuat yang dapat meningkatkan meditasi.
3. Ekspresi keinginan untuk sukses dalam praktek dan dalam membantu semua makhluk.
4. Pelimpahan jasa baik.
5. Mengikis banyak sekali karma buruk agar dilahirkan di Tanah Buddha tertentu.
Manfaat-manfaat lainya silahkan dibaca sendiri :)
_/\_
sesungguhnya makna dari ucapan saya agar TS tidak berdoa yg terpengaruh dr ajaran lain,yaitu berdoa dgan cara meminta2 sebagai contoh meminta pengampunan dosa,dll.. kita semua mengetahui hal tersebut tidaklah mungkin.
Menurut saya,doa yg benar dan dibenarkan oleh sang buddha adalah doa yg tidak egois,yg dalam disini dimksud adalah tidak seperti 'berikanlah saya harta,etc' .. yg benar adalah seperti sabbe satta bhavantu sukhitata,yg sebernarnya merupakan bentuk dr harapan..
jadi menurut saya doa itu adalah istilah dr agama lain, yg ada di buddhist hanyalah puja bakti sebagai bentuk penghormatan kepada triratna, berharap utk sesuatu yg baik (biasa utk universal atau para leluhur (patidana) ) dan yg paling penting adalah menyadari bahwa dengan HANYA berdoa, no action doa only, tak kan ada pencapaian indah dlam hidup ini.
Source : pengalaman hidup,bukan dr kamus ato wikipedia ato mbah gugel
_/\_
Doa meminta sesuatu yang baik tidak dilarang dalam Agama Buddha dan tidak bertentangan dengan prinsip karma, karena dengan mengarahkan citta kita ke hal-hal yang baik kita menghindar dari hal-hal yang buruk. Meminta kepada Para Buddha dan Boddhisattva Mahasattva agar kita mendapat hal-hal yang baik sebagai contoh meminta agar latihan meditasi kita berhasil dengan baik, meminta agar semua mahluk berbahagia, meminta agar kita senantiasa bahagia adalah sesuatu yang positif karena Para Buddha dan Boddhisattva Mahasattva memiliki punya/punna (merit) yang tak terbatas sehingga akan mengikis banyak karma buruk kita.
Bila anda seorang penganut Theravada yang taat anda dapat membaca Paritta Suci yang merupakan Sutta-Sutta Suci yang akan mengingatkan dan memperkuat keyakinan anda akan kemampuan dan kekuatan dari Sabda Sang Buddha dan bahkan Sang Buddha sendiri sehingga citta anda akan selalu positif dan dengan demikian akan mengurangi kamma buruk saudara, ingat point doa dipandang terutama sebagai suatu praktek psiko-fisik yang kuat yang dapat meningkatkan meditasi.
Apa yang salah dengan Wikipedia dan mbah Google? :)
Ehipassiko = Datang, Lihat, Praktekan
_/\_
jika meminta sesuatu dalam doa kepada Buddha, apakah menurut Bro Triyana adalah Buddha yang mengabulkan doa itu? jika bukan Buddha yg mengabulkan apakah doa itu jadi bermanfaat atau tidak?
Apakah menurut Bro Triyana membaca paritta = berdoa?
Bro Indra yang baik,
Bisa saja karena Para Buddha dan Bodhisattva Mahasattva memiliki timbunan punya/punna yang tak terbatas dan ini tidak menyalahi hukum karma karena hal yang baik timbul dari karma baik yang telah matang.QuoteMenurut definisi dari Wikipedia membaca Parrita Suci dapat disebut salah satu kegiatan doa, meskipun biasanya ditekankan dalam Theravada hal ini hanyalah semata-mata mengingat Sabda Sang Buddha dalam Sutta-Sutta, tetapi harap diingat dengan mengingat Sabda Sang Buddha dan mengucapkannya anda telah mengucapkan Kebenaran dan hal ini akan menghasilkan Daya Positif yang sangat kuat buat diri anda dan lingkungan sekitar sehingga secara otomatis berarti mengurangi karma buruk anda sendiri dan membantu lingkungan sekitar anda menimbun potensi untuk matangnya karma baik. :)
_/\_
tanpa mengurangi rasa hormat pada Wikipedia, sebaiknya kita menggunakan referensi sutta/sutra untuk diskusi ini
Bro Indra yang baik,
Didalam ajaran Buddha dikenal adanya pelimpahan jasa baik, dalam banyak hal Sang Buddha sendiri telah memberikan banyak jasa baik dengan mengajar,membimbing dan merawat para bhikku dan banyak umat awam. lebih lanjut menurut ajaran Mahayana Para Buddha dapat bereinkarnasi kembali untuk menolong mahluk hidup dengan menjadi Bodhisattva Mahasattva Agung dan dengan demikian mampu menyalurkan timbunan punya/punna yang Beliau miliki guna menolong mahluk. Bila ditanyakan apakah karma postif yang telah matang yang menghasilkan sesuatu yang baik itu dari kita sendiri atau dari Para Buddha dan Bodhisattva Agung maka jawabanya berasal dari dari Para Buddha dan Bodhisattva Agung yang olehnya kita meminta, tetapi dapat juga berasal dari perbuatan baik anda sendiri tetapi ingat hal ini tidak sepenuhnya berasal dari tekad dan usaha anda sendiri tetapi harus bergantung juga pada Dharma/Dhamma yang pada akhirnya anda juga harus memiliki Sradha/Saddha kepada Sang Buddha.
Referensi Sutta/Sutra tentang doa dapat kita lihat dengan kebiasaan para bhikku/bhikkuni untuk menguncarkan Sabda-Sabda Sang Buddha agar selalu ingat, Sang Buddha sendiri juga mengingatkan kita untuk selalu sadar dan mengingat Triratna, saya yakin Beliau tidak keberatan kita mengingat Sutta/Sutra dan menguncarkannya dengan kesungguhan hati :)
Sudah dulu ya bro, kalo ada pertanyaan lagi besok saya jawab, terima kasih buat atensinya :)
_/\_
mari kita berandai2 dulu:
misalkan si ABLEH yg sudah 2 hari tidak makan hari ini ia berdoa kepada Buddha untuk meminta makan, tapi sampai tengah malam pada hari itu ia tetap tidak mendapatkan makanan.
keesokan harinya, ia melihat seekor kambing, dan berdoa kepada kambing, dan tidak jauh dari tempatnya ada mobil mogok, dan ia membantu mendorong mobil mogok itu, atas jasanya si pengemudi memberikan uang kepadanya 20rb, dan dengan uang itu ia bisa makan pada hari itu.
menurut anda, apakah makanan itu adalah hasil doa yg dikabulkan oleh Buddha, atau doa yang dikabulkan oleh kambing atau karena karma baiknya menolong orang?
untuk yg di-bold, keyakinan anda bisa terbukti benar bisa juga salah, dan tidak ada cara untuk memastikannya, kecuali mungkin jika anda juga adalah seorang Buddha.
dari KBBI:
doa
noun
1. permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya
bukannya dalam agama buddha tuhan itu tidak ada???
benar sekali !
jadi berdoa memang tidak berguna, kalau berguna Buddha sudah pasti ajarin cara berdoa yang baik.
Tapi kenyataan Buddha tidak pernah ajarin !
kalau baca paritta masih ok.
_/\_
yoi dan doanya pastilah, "Doa Buddha Kami"
"Buddha kami di nibbana
terpujilah nama-Mu...
jadilah kehendak-Mu
di bumi seperti di nibbana
dst.."
doa itu supaya kita terlihat lebih religius dan saleh
dibilang gak berguna sih kagak bener juga...
terlepas dari bener gaknya, berdoa ada manfaatnya secara psikologis. orang yg berdoa jadi lebih rileks, gak tegang. bisa dibilang sejenis dengan affirmasi dan mikir positif. ujung2nya ada manfaat buat kesehatan mental dan fisik.
Menghibur diri dengan hal yang maya?
Namo Buddhaya,mari kita berandai2 dulu:
misalkan si ABLEH yg sudah 2 hari tidak makan hari ini ia berdoa kepada Buddha untuk meminta makan, tapi sampai tengah malam pada hari itu ia tetap tidak mendapatkan makanan.
keesokan harinya, ia melihat seekor kambing, dan berdoa kepada kambing, dan tidak jauh dari tempatnya ada mobil mogok, dan ia membantu mendorong mobil mogok itu, atas jasanya si pengemudi memberikan uang kepadanya 20rb, dan dengan uang itu ia bisa makan pada hari itu.
menurut anda, apakah makanan itu adalah hasil doa yg dikabulkan oleh Buddha, atau doa yang dikabulkan oleh kambing atau karena karma baiknya menolong orang?
untuk yg di-bold, keyakinan anda bisa terbukti benar bisa juga salah, dan tidak ada cara untuk memastikannya, kecuali mungkin jika anda juga adalah seorang Buddha.
Namo Buddhaya,
:) Saya sudah mengira anda akan berkomentar seperti itu.
Begini ya bro, usaha kita ya tetap harus jalan semisal anda mau ujian sekolah ya tetap harus belajar to? :) kalo ndak belajar ya ndak bakalan bisa apalagi kalo ujiannya bagian IPS (Sosial) kalau IPA (Pasti Alam) saya masih yakin ndak belajar mungkin masih mampu (teman saya dulu ada yg begitu, tapi mohon jangan ditiru soale selain hobinya dari lahir sudah pasti alam juga anaknya cerdas :P). Yang saya maksudkan disini adalah kalau soal punya/punna/merit tentu kita tidak sebanding dengan Para Buddha dan Bodhisattva Mahasattva oleh karena itulah kita memohon agar karma buruk kita dikurangi bahkan kalau bisa dihilangkan dengan pelimpahan jasa baik Para Buddha dan Bodhisattva Mahasattva kepada kita, tetapi eits.......... 8) ingat ini tidak menghapuskan tekad kita untuk tetap berbuat sesuai dengan Buddhadharma/Buddhadhamma, selalu tekun berlatih, berbuat baik, membaca Dharani Suci/Mantra Suci/Parrita Suci, berdana, meditasi dan lain-lain kewajiban yang memang sudah seharusnya kita umat Buddha laksanakan.
untuk yg di-bold, keyakinan anda bisa terbukti benar bisa juga salah, dan tidak ada cara untuk memastikannya, kecuali mungkin jika anda juga adalah seorang Buddha = Kan sudah banyak di Sutta-Sutta Suci atau Sutra-Sutra Suci anjuran untuk selalu mengingat Triratna (Buddha,Dharma,Sangha) jadi bisa dikatakan Buddha tidak akan keberatan kita selalu megucarkan Sutta Suci atau Sutra Suci, begitu saja kok ditanyakan dan dipermasalahkan............aya2 wae :)
_/\_
Namo Buddhaya,dari KBBI:
doa
noun
1. permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya
bukannya dalam agama buddha tuhan itu tidak ada???
benar sekali !
jadi berdoa memang tidak berguna, kalau berguna Buddha sudah pasti ajarin cara berdoa yang baik.
Tapi kenyataan Buddha tidak pernah ajarin !
kalau baca paritta masih ok.
_/\_
yoi dan doanya pastilah, "Doa Buddha Kami"
"Buddha kami di nibbana
terpujilah nama-Mu...
jadilah kehendak-Mu
di bumi seperti di nibbana
dst.."
doa itu supaya kita terlihat lebih religius dan saleh
Namo Buddhaya,
Kan sudah saya jelaskan dipost diatas, membaca Paritta Suci juga bermanfaat dan memiliki efek dan tujuan yang sama dengan doa, kalau anda mengira doa itu hanya permohonan maka definisi anda tentang doa sempit sekali.
Coba saya mau tanya kenapa anda menguncar Paritta Suci apakah anda tidak memiliki permohonan disitu tolong dijawab dengan jujur :), lagi pula apa salahnya memiliki permohonan :), bukankan dengan membaca Paritta Suci anda berarti mengarahkan citta anda kehal-hal yang baik dan memiliki sadha/sradha/keyakinan kepada Sang Buddha? :)
"Buddha kami di nibbana
terpujilah nama-Mu...
jadilah kehendak-Mu
di bumi seperti di nibbana
dst.."
Apa ada yang salah dengan doa diatas, saya kira sah-sah saja dan dapat dipakai juga untuk yang beragama Buddha kalau anda mau _/\_
_/\_
dibilang gak berguna sih kagak bener juga...
terlepas dari bener gaknya, berdoa ada manfaatnya secara psikologis. orang yg berdoa jadi lebih rileks, gak tegang. bisa dibilang sejenis dengan affirmasi dan mikir positif. ujung2nya ada manfaat buat kesehatan mental dan fisik.
Menghibur diri dengan hal yang maya?
sejenis inex kah?
Namo Buddhaya,dibilang gak berguna sih kagak bener juga...
terlepas dari bener gaknya, berdoa ada manfaatnya secara psikologis. orang yg berdoa jadi lebih rileks, gak tegang. bisa dibilang sejenis dengan affirmasi dan mikir positif. ujung2nya ada manfaat buat kesehatan mental dan fisik.
Menghibur diri dengan hal yang maya?
sejenis inex kah?
Kalo anda lagi suntuk dan memutuskan untuk santai dengan nonton tv sambil minum kopi :) bukankah tv yang anda tonton termasuk kategori maya? Kopi yang anda minum sebentar ada lalu anda minum ahhhh rasanya enak seperti kopi luwak :) lalu sebentar sensasi itu hilang dan kopinya pun sudah masuk perut dan entah sekarang dimana itu kan juga maya? ;D
_/\_
Tidak benar bila menyama-ratakan semua kasus sebagai satu hal yang sama... Jika semua dikatakan sebagai "melarikan diri dari dukkha", maka apa yang dilakukan Siddhattha Gotama pun termasuk melarikan diri dari dukkha. Sedangkan yang saya tekankan dalam postingan sebelumnya adalah: "berdoa pada suatu pribadi yang bahkan tidak bisa dibuktikan keberadaannya, adalah suatu penghiburan diri melalui daya imajinasi".semua? kalo anda membaca baik2, saya menulis "kebanyakan orang melarikan diri".
Namo Buddhaya,mari kita berandai2 dulu:
misalkan si ABLEH yg sudah 2 hari tidak makan hari ini ia berdoa kepada Buddha untuk meminta makan, tapi sampai tengah malam pada hari itu ia tetap tidak mendapatkan makanan.
keesokan harinya, ia melihat seekor kambing, dan berdoa kepada kambing, dan tidak jauh dari tempatnya ada mobil mogok, dan ia membantu mendorong mobil mogok itu, atas jasanya si pengemudi memberikan uang kepadanya 20rb, dan dengan uang itu ia bisa makan pada hari itu.
menurut anda, apakah makanan itu adalah hasil doa yg dikabulkan oleh Buddha, atau doa yang dikabulkan oleh kambing atau karena karma baiknya menolong orang?
untuk yg di-bold, keyakinan anda bisa terbukti benar bisa juga salah, dan tidak ada cara untuk memastikannya, kecuali mungkin jika anda juga adalah seorang Buddha.
Namo Buddhaya,
:) Saya sudah mengira anda akan berkomentar seperti itu.
Begini ya bro, usaha kita ya tetap harus jalan semisal anda mau ujian sekolah ya tetap harus belajar to? :) kalo ndak belajar ya ndak bakalan bisa apalagi kalo ujiannya bagian IPS (Sosial) kalau IPA (Pasti Alam) saya masih yakin ndak belajar mungkin masih mampu (teman saya dulu ada yg begitu, tapi mohon jangan ditiru soale selain hobinya dari lahir sudah pasti alam juga anaknya cerdas :P). Yang saya maksudkan disini adalah kalau soal punya/punna/merit tentu kita tidak sebanding dengan Para Buddha dan Bodhisattva Mahasattva oleh karena itulah kita memohon agar karma buruk kita dikurangi bahkan kalau bisa dihilangkan dengan pelimpahan jasa baik Para Buddha dan Bodhisattva Mahasattva kepada kita, tetapi eits.......... 8) ingat ini tidak menghapuskan tekad kita untuk tetap berbuat sesuai dengan Buddhadharma/Buddhadhamma, selalu tekun berlatih, berbuat baik, membaca Dharani Suci/Mantra Suci/Parrita Suci, berdana, meditasi dan lain-lain kewajiban yang memang sudah seharusnya kita umat Buddha laksanakan.
untuk yg di-bold, keyakinan anda bisa terbukti benar bisa juga salah, dan tidak ada cara untuk memastikannya, kecuali mungkin jika anda juga adalah seorang Buddha = Kan sudah banyak di Sutta-Sutta Suci atau Sutra-Sutra Suci anjuran untuk selalu mengingat Triratna (Buddha,Dharma,Sangha) jadi bisa dikatakan Buddha tidak akan keberatan kita selalu megucarkan Sutta Suci atau Sutra Suci, begitu saja kok ditanyakan dan dipermasalahkan............aya2 wae :)
_/\_
meskipun Bro Triyana sudah menjawab panjang lebar tapi pertanyaan saya untuk kasus ABLEH itu sepertinya belum dijawab.
menurut anda, apakah makanan itu adalah hasil doa yg dikabulkan oleh Buddha, atau doa yang dikabulkan oleh kambing atau karena karma baiknya menolong orang?
Namo Buddhaya,dibilang gak berguna sih kagak bener juga...
terlepas dari bener gaknya, berdoa ada manfaatnya secara psikologis. orang yg berdoa jadi lebih rileks, gak tegang. bisa dibilang sejenis dengan affirmasi dan mikir positif. ujung2nya ada manfaat buat kesehatan mental dan fisik.
Menghibur diri dengan hal yang maya?
sejenis inex kah?
Kalo anda lagi suntuk dan memutuskan untuk santai dengan nonton tv sambil minum kopi :) bukankah tv yang anda tonton termasuk kategori maya? Kopi yang anda minum sebentar ada lalu anda minum ahhhh rasanya enak seperti kopi luwak :) lalu sebentar sensasi itu hilang dan kopinya pun sudah masuk perut dan entah sekarang dimana itu kan juga maya? ;D
_/\_
pandangan yg unik, menurut saya kopi adalah benda yg nyata, dan setelah diminum kopi itu terurai sehingga tidak teramati lagi, tapi itu adalah hal yg nyata, anda mungkin berpendapat bahwa oksigen yg kita hirup dalam nafas juga adalah maya, tapi sesungguhnya oksigen adalah benda yg nyata, real
Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,mari kita berandai2 dulu:
misalkan si ABLEH yg sudah 2 hari tidak makan hari ini ia berdoa kepada Buddha untuk meminta makan, tapi sampai tengah malam pada hari itu ia tetap tidak mendapatkan makanan.
keesokan harinya, ia melihat seekor kambing, dan berdoa kepada kambing, dan tidak jauh dari tempatnya ada mobil mogok, dan ia membantu mendorong mobil mogok itu, atas jasanya si pengemudi memberikan uang kepadanya 20rb, dan dengan uang itu ia bisa makan pada hari itu.
menurut anda, apakah makanan itu adalah hasil doa yg dikabulkan oleh Buddha, atau doa yang dikabulkan oleh kambing atau karena karma baiknya menolong orang?
untuk yg di-bold, keyakinan anda bisa terbukti benar bisa juga salah, dan tidak ada cara untuk memastikannya, kecuali mungkin jika anda juga adalah seorang Buddha.
Namo Buddhaya,
:) Saya sudah mengira anda akan berkomentar seperti itu.
Begini ya bro, usaha kita ya tetap harus jalan semisal anda mau ujian sekolah ya tetap harus belajar to? :) kalo ndak belajar ya ndak bakalan bisa apalagi kalo ujiannya bagian IPS (Sosial) kalau IPA (Pasti Alam) saya masih yakin ndak belajar mungkin masih mampu (teman saya dulu ada yg begitu, tapi mohon jangan ditiru soale selain hobinya dari lahir sudah pasti alam juga anaknya cerdas :P). Yang saya maksudkan disini adalah kalau soal punya/punna/merit tentu kita tidak sebanding dengan Para Buddha dan Bodhisattva Mahasattva oleh karena itulah kita memohon agar karma buruk kita dikurangi bahkan kalau bisa dihilangkan dengan pelimpahan jasa baik Para Buddha dan Bodhisattva Mahasattva kepada kita, tetapi eits.......... 8) ingat ini tidak menghapuskan tekad kita untuk tetap berbuat sesuai dengan Buddhadharma/Buddhadhamma, selalu tekun berlatih, berbuat baik, membaca Dharani Suci/Mantra Suci/Parrita Suci, berdana, meditasi dan lain-lain kewajiban yang memang sudah seharusnya kita umat Buddha laksanakan.
untuk yg di-bold, keyakinan anda bisa terbukti benar bisa juga salah, dan tidak ada cara untuk memastikannya, kecuali mungkin jika anda juga adalah seorang Buddha = Kan sudah banyak di Sutta-Sutta Suci atau Sutra-Sutra Suci anjuran untuk selalu mengingat Triratna (Buddha,Dharma,Sangha) jadi bisa dikatakan Buddha tidak akan keberatan kita selalu megucarkan Sutta Suci atau Sutra Suci, begitu saja kok ditanyakan dan dipermasalahkan............aya2 wae :)
_/\_
meskipun Bro Triyana sudah menjawab panjang lebar tapi pertanyaan saya untuk kasus ABLEH itu sepertinya belum dijawab.
menurut anda, apakah makanan itu adalah hasil doa yg dikabulkan oleh Buddha, atau doa yang dikabulkan oleh kambing atau karena karma baiknya menolong orang?
Saya kira saya tidak perlu menjawab pertanyaan anda karena dari semua post-post yang anda posting diforum ini (semua post di forum lho bukan hanya dithread ini :) ) saya bisa ambil kesimpulan kalau anda memiliki pengetahuan lebih dari cukup untuk dapat menjawabnya sendiri :)
_/\_
Namo Buddhaya,dari KBBI:
doa
noun
1. permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya
bukannya dalam agama buddha tuhan itu tidak ada???
benar sekali !
jadi berdoa memang tidak berguna, kalau berguna Buddha sudah pasti ajarin cara berdoa yang baik.
Tapi kenyataan Buddha tidak pernah ajarin !
kalau baca paritta masih ok.
_/\_
yoi dan doanya pastilah, "Doa Buddha Kami"
"Buddha kami di nibbana
terpujilah nama-Mu...
jadilah kehendak-Mu
di bumi seperti di nibbana
dst.."
doa itu supaya kita terlihat lebih religius dan saleh
Namo Buddhaya,
Kan sudah saya jelaskan dipost diatas, membaca Paritta Suci juga bermanfaat dan memiliki efek dan tujuan yang sama dengan doa, kalau anda mengira doa itu hanya permohonan maka definisi anda tentang doa sempit sekali.
Coba saya mau tanya kenapa anda menguncar Paritta Suci apakah anda tidak memiliki permohonan disitu tolong dijawab dengan jujur :), lagi pula apa salahnya memiliki permohonan :), bukankan dengan membaca Paritta Suci anda berarti mengarahkan citta anda kehal-hal yang baik dan memiliki sadha/sradha/keyakinan kepada Sang Buddha? :)
"Buddha kami di nibbana
terpujilah nama-Mu...
jadilah kehendak-Mu
di bumi seperti di nibbana
dst.."
Apa ada yang salah dengan doa diatas, saya kira sah-sah saja dan dapat dipakai juga untuk yang beragama Buddha kalau anda mau _/\_
_/\_
Kalo doa diatas gak salah berati doa dibawah ini boleh dipake juga donk:
Salam Maria penuh rahmat Buddha sertamu
terpujilah engkau diantara wanita dan terpujilah buah tubuhmu Yesus
Santa maria bunda Buddha
Doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati
:|
Kok anda bisa yakin itu maya? Coba buktikan bro :), bukankah kita semua masih berada dalam maya? Hanya Sang Buddha sendiri yang telah Bangun dan Sadar Sepenuhnya _/\_
_/\_
semua? kalo anda membaca baik2, saya menulis "kebanyakan orang melarikan diri".
ada sedikit orang yang malah mengamati, mengenali and mengakrabi dukkha itu secara langsung sampai akhirnya dukkha itu lenyap.
sebaliknya, kebanyakan orang hanyalah melarikan diri dari dukkha, mencari kenyamanan dalam uang, materi, guru2, doktrin2 maupun kepercayaan2... ini yg saya bilang, sama saja, pada dasarnya sama2 melarikan diri, kabur dari dukkha dan mencari penghiburan serta kenyamanan pada hal2 tersebut.
betul, jadi gak ada gunanya kan?Iya emang si...makanya aku sedikit binggung dg tuhan..hehehe,,,
Namo Buddhaya,dibilang gak berguna sih kagak bener juga...
terlepas dari bener gaknya, berdoa ada manfaatnya secara psikologis. orang yg berdoa jadi lebih rileks, gak tegang. bisa dibilang sejenis dengan affirmasi dan mikir positif. ujung2nya ada manfaat buat kesehatan mental dan fisik.
Menghibur diri dengan hal yang maya?
Kok anda bisa yakin itu maya? Coba buktikan bro :), bukankah kita semua masih berada dalam maya? Hanya Sang Buddha sendiri yang telah Bangun dan Sadar Sepenuhnya _/\_
_/\_
Kok anda bisa yakin itu maya? Coba buktikan bro :), bukankah kita semua masih berada dalam maya? Hanya Sang Buddha sendiri yang telah Bangun dan Sadar Sepenuhnya _/\_
_/\_
Menurut definisi saya, berdoa adalah mengucap syukur dan atau memohon suatu atau banyak hal kepada Tuhan. Menurut saya juga, Tuhan adalah hal yang maya.
Kepada siapa kita bersyukur??
Kepada siapa kita bersyukur??
Setiap orang punya kebebasan untuk bersyukur kepada siapa saja... Ada yang bersyukur kepada Tuhan. Ada yang bersyukur kepada Buddha. Ada yang bersyukur kepada Bodhisattva. Ada yang bersyukur kepada dewa-dewi, dst.
Bukannya dalam agama buddha selalu percaya pada karma yach??Apa yang diperbuat itulah yang diterimanya.. ^-^ ^-^ ^-^
Bersyukur dalam agama buddha bisa dengan cara berdana,malaksanakan sila&samadi..bener ga??Aku si kurang jelas juga ni... ^-^ ^-^
Yang saya maksudkan dalam kata "semua" adalah semua hal (perbuatan). Sedangkan "kebanyakan orang melarikan diri" bukanlah yang saya maksudkan dari kata "semua".juga sama. melarikan diri itu untuk hal2 yg saya tuliskan di atas, bukan "semua".
Apakah tujuan dari mengamati, mengenali dan mengakrabi dukkha sampai akhirnya dukkha itu lenyap? Tujuannya adalah melarikan diri dari dukkha, bukan? Tujuannya adalah melepaskan diri dari dukkha, bukan? Tujuannya adalah untuk mencapai kebahagiaan, bukan?anda benar. apabila di balik pengamatan itu ada ambisi2, tujuan2 dan ideal2 maka usaha itu menjadi pelarian juga.
juga sama. melarikan diri itu untuk hal2 yg saya tuliskan di atas, bukan "semua".
untuk hal2 yg saya sebutkan di atas, tidak ada yang lebih dewasa antara satu dengan yang lain.
anda benar. apabila di balik pengamatan itu ada ambisi2, tujuan2 dan ideal2 maka usaha itu menjadi pelarian juga.
btw, saya rangkum apa yg kita obrolkan sampe sekarang untuk topik ini:
* melihat hasil akhirnya, terlepas dari bener tidaknya, berdoa juga memberi manfaat (anda bilang setuju)
* mencari kenyamanan dalam uang, materi, guru2, doktrin2 maupun kepercayaan2 (dalam hal ini berdoa) adalah sama aja, sama2 melarikan diri dari dukkha kepada satu pelindungan yg dipercayai bisa menyembuhkan dukkha. gak ada yg lebih "dewasa" ataupun lebih "pinter" (ini anda setuju atau gak? kalo gak setuju, tolong terangkan dimana kelebihandewasaannya)
Untuk poin kedua, saya tidak sepenuhnya setuju. Untuk mempersingkat aspek perbandingan, saya ambil contoh kasus "mengejar kekayaan" dengan "berdoa" saja. Mengejar kekayaan memang cenderung dimotivasi oleh keinginan untuk lepas dari penderitaan kemiskinan. Namun motivasi dari ingin lepas dari kemiskinan ini bisa saja didahului oleh motivasi lain, misalnya ingin membahagiakan orangtua dan keluarga yang miskin. Sedangkan berdoa cenderung dimotivasi oleh keinginan untuk memuja Tuhan, perintah agama, dan ketidak-tahuan akan kammassakatanana. Lalu motivasi dari ingin memuja Tuhan, mentaati perintah agama, ataupun berdoa sebagai ucap syukur / berserah kepada Tuhan itu pun didahului oleh motivasi lain; misalnya karena ingin disayang Tuhan, ingin masuk surga, tidak ingin masuk neraka, ataupun supaya permohonannya bisa dikabulkan Tuhan. Karena itu saya tidak setuju jika "semua" hal disama-ratakan sebagai hal yang samajustru itu menurut saya kedua2nya sama saja...
Mengejar kekayaan dan berdoa bisa sama-sama dikatakan mengejar kenikmatan duniawi (hidup). Namun perbedaannya, objek dari mengejar kekayaan adalah hal yang nyata. Dengan mendapatkan kekayaan, seseorang bisa melakukan suatu hal yang belum bisa dilakukan sebelumnya. Sedangkan objek dari berdoa adalah Tuhan, yang bahkan tidak bisa dibuktikan keberadaannya. Seseorang yang percaya atau tidak pada Tuhan, hidupnya tetap bisa berjalan dengan baik. Berdoa pada sosok yang belum pernah dilihat hanyalah sebuah pemuasan daya imajinasi. Sama seperti seseorang yang berimajinasi bahwa mendiang ayahnya akan selalu menjaga di siang dan malam. Membutuhkan sosok yang tidak real untuk memuaskan indria, itu adalah perbuatan yang lebih "kanak-kanak" daripada mengejar kekayaan.
Sebelum melangkah ke babak selanjutnya, saya punya pertanyaan: "apakah definisi dari kata "berdoa" bagi Anda sama dengan definisi yang saya miliki ini?"saya memakai pengertian sehari2 orang samawi aja, di sekitar kita, di filem2, di lingkungan, di bacaan2...
justru itu menurut saya kedua2nya sama saja...
setahu saya, berdoa tidak lah selalu "seegois" kutipan anda di atas. ada orang yg berdoa bagi kebahagiaan orang tua ataupun keluarganya, bagi orang banyak, bagi bangsanya. sama saja seperti pengejar materi di contoh anda. semua tergantung si pendoa itu sendiri.
bicara soal nyata atau semu, juga sama aja. harta, cinta, badan, doktrin maupun kepercayaan semuanya akan berubah, sirna dan terpisah. semuanya tidak kekal, semuanya dukkha...
saya memakai pengertian sehari2 orang samawi aja, di sekitar kita, di filem2, di lingkungan, di bacaan2...
menurut saya motivasinya adalah untuk memberikan kenyamanan bagi batin mereka yang menderita.justru itu menurut saya kedua2nya sama saja...
setahu saya, berdoa tidak lah selalu "seegois" kutipan anda di atas. ada orang yg berdoa bagi kebahagiaan orang tua ataupun keluarganya, bagi orang banyak, bagi bangsanya. sama saja seperti pengejar materi di contoh anda. semua tergantung si pendoa itu sendiri.
bicara soal nyata atau semu, juga sama aja. harta, cinta, badan, doktrin maupun kepercayaan semuanya akan berubah, sirna dan terpisah. semuanya tidak kekal, semuanya dukkha...
Apa motivasi dari memohon agar Tuhan memberikan kebahagiaan dan kesejahteraan kepada orangtua, keluarga, orang banyak atau bangsanya? Motivasinya adalah karena mengikuti perintah agama, bahwa Tuhan adalah tempat di mana bisa disandarkan doa. Ujung-ujungnya, kembali lagi kepada "ketergantungan pada sosok yang tidak real".
Berbeda antara hal yang "tidak kekal" dengan hal yang "tidak nyata". Semua hal yang berkondisi, misalnya cinta, badan, doktrin maupun kepercayaan; semuanya akan berubah, sirna, akan terpisah, tidak kekal, dan membawa dukkha. Namun semua hal itu adalah nyata. Bagaimana dengan Tuhan? Tuhan adalah sosok yang tidak bisa dibuktikan ada. Orang hanya memiliki paradigma bahwa Tuhan itu ada melalui premis-premis yang berat sebelah.
Sekarang, apakah menurut Anda "tidak kekal" itu sama dengan "tidak nyata"?
what is real? how do you define real?
If real is what you can feel, smell, taste and see, then 'real' is simply electrical signals interpreted by your brain
Have you ever had a dream, Neo, that you were so sure was real? What if you were unable to wake from that dream? How would you know the difference between the dream world and the real world?
menurut saya motivasinya adalah untuk memberikan kenyamanan bagi batin mereka yang menderita.
doa dan duit sama2 dianggap memberi kenyamanan melegakan dukkha.
coba saya simpulkan cara berpikir anda:
menyandarkan diri kepada sesuatu yang tidak "real" itu kalah dewasa dengan menyandarkan diri kepada sesuatu yang "real" ???
apakah cinta real? apakah harta real? apakah doktrin real? apakah kepercayaan real?
apakah cinta bisa dibuktikan ada? apakah kepercayaan bisa dibuktikan ada?
apa itu dewasa?
kayaknya seribu satu definisi akan keluar dan seribu satu perbedaan pendapat akan muncul.
mungkin dialog ini gak akan ada hasilnya...
iseng2, beberapa kutipan dari film the matrix:Quotewhat is real? how do you define real?
If real is what you can feel, smell, taste and see, then 'real' is simply electrical signals interpreted by your brain
Have you ever had a dream, Neo, that you were so sure was real? What if you were unable to wake from that dream? How would you know the difference between the dream world and the real world?
Begini saja, saya tidak ingin muter lama-lama...saya mengerti maksud anda dengan jelas sejak posting2 awal anda...
Menurut saya: uang, jabatan, makanan enak, pacar, ayah-ibu, saudara dan sahabat, kitab suci agama-agama, lagu-lagu hits, pakaian mewah; itu semua adalah real. Itu semua adalah hal-hal yang nyata dan ada, namun sifatnya tidak kekal. Seseorang yang membutuhkan hal-hal nyata seperti itu dalam hidupnya adalah wajar. Tapi menjadi tidak wajar bila melekat pada hal-hal seperti itu yang sifatnya tidak kekal.
Sedangkan menurut saya, Tuhan adalah sosok yang tidak real. Karena tidak real, maka tidak nyata dan tidak ada. Seseorang yang membutuhkan hal tidak nyata seperti itu dalam hidupnya juga wajar. Tapi itu menunjukkan bahwa dirinya membutuhkan sosok "khayalan" untuk menghibur diri.
Kedua-duanya saya akui merupakan objek untuk menghibur diri dari ketidak-puasan dalam hidup. Tapi, orientasinya berbeda. Yang satu membutuhkan sesuatu yang jelas ada untuk menghibur diri, yang satu membutuhkan sesuatu yang tidak jelas ada untuk menghibur diri. Contoh analoginya: "saya mencari sahabat dalam hidup ini untuk bersosialisasi; sedangkan ada orang lain yang lebih mencari sahabat yang bahkan tidak nyata untuk membuat dirinya merasa dijaga oleh sahabat itu".
Saya harap Anda sudah mengerti maksud saya. Jika Anda sudah mengerti namun masih menyangkal perbedaan ini, maka kita harus sependapat bahwa kita saling berbeda pendapat. :)
Bagi orang yang suka menghibur diri, memang berdoa sangat bermanfaat baginya. Saya setuju dengan hal ini... Namun bagi yang sudah dewasa, mereka tidak lagi membutuhkan cara "menghibur diri".di sini anda belom membawa2 masalah motivasi, real atau bukan.
berdoa pada suatu pribadi yang bahkan tidak bisa dibuktikan keberadaannya, adalah suatu penghiburan diri melalui daya imajinasijadi anda menambahkan "daya imajinasi" di sini.
saya mengerti maksud anda dengan jelas sejak posting2 awal anda...
awal ketidaksepakatan kita berasal dari postingan anda. saya kutipkan lagi tulisan anda:QuoteBagi orang yang suka menghibur diri, memang berdoa sangat bermanfaat baginya. Saya setuju dengan hal ini... Namun bagi yang sudah dewasa, mereka tidak lagi membutuhkan cara "menghibur diri".
di sini anda belom membawa2 masalah motivasi, real atau bukan.
lalu saya reply bahwa semua cara2 menghibur diri mulai dari uang, cinta, doktrin sampai kepercayaan sama saja:
"satu dengan yg lain, tidak ada yang lebih dewasa. semuanya sama2 melarikan diri dari dukkha, hanya remedy dan caranya berbeda"
mari berhenti di satu point ini.
setujukah anda ini semua cuman menghibur diri? sama2 melarikan diri?
setujukah anda tidak ada yg dewasa dan yang kanak2?
sepertinya anda menyadari memang semuanya sama2 menghibur diri, lalu anda meralatnya dengan:Quoteberdoa pada suatu pribadi yang bahkan tidak bisa dibuktikan keberadaannya, adalah suatu penghiburan diri melalui daya imajinasi
jadi anda menambahkan "daya imajinasi" di sini.
saya masih berpegang bahwa semuanya sama2 melarikan diri, mencari penghiburan atas dukkha.
kemudian anda berpaling ke "motivasi", dst, dst.
saya pikir dialog ini gak akan ada hasilnya dan gak abis2. terus bergeser. saya sudahi di sini saja...
penutup dari saya:
* berdoa bisa saja ada manfaatnya, secara mental maupun fisik
* berdoa itu gak selalu bodoh dan gak selalu egois
* berdoa, cinta, materi, kepercayaan dan doktrin itu sama saja, sama2 menghibur diri dan melarikan diri dari dukkha. gak ada yg lebih dewasa, sama2 berpegang pada kenyamanan yang semu dibatin masing2
silakan anda teruskan dari sisi anda.
anda benar. apabila di balik pengamatan itu ada ambisi2, tujuan2 dan ideal2 maka usaha itu menjadi pelarian juga.
Namo Buddhaya,
Bersama ini saya copas-kan artikel tanya jawab dari Bhante Uttamo MT tentang "berdoa" :
Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang dijumpai adanya kisah doa yang 'seolah-olah' terkabul seperti yang diceritakan dalam pertanyaan di atas. Padahal, menurut pandangan Buddhis, terwujudnya suatu harapan atau doa sangatlah tergantung pada timbunan kamma baik yang dimiliki oleh orang yang berharap tersebut. Apabila ia mempunyai kamma baik yang cukup dan matang pada saat diperlukan, maka kondisi inilah yang disebut masyarakat sebagai 'harapan atau doa yang terkabul'.
Namun, apabila ia tidak mempunyai kamma baik yang sesuai untuk mendukung terwujudnya harapan yang ia miliki, maka usaha keras dan doa yang tekun juga tidak akan memberikan kebahagiaan seperti harapannya.
Oleh karena itu, cukup banyak dijumpai dalam masyarakat adanya orang yang tetap menderita walaupun mereka sudah banyak berdoa. Semua kejadian ini bukan karena mereka tidak mempunyai kepercayaan atau keyakinan, namun mereka tidak mempunyai kamma baik yang yang matang pada saat yang tepat untuk mendukung terwujudnya kebahagiaan.
Dengan demikian, dalam pandangan Buddhis, apabila seseorang ingin mendapatkan kebahagiaan hidup, ia hendaknya selalu dan terus mengembangkan kebajikan melalui ucapan, badan serta pikirannya.
Salah satu kebajikan yang dapat dilakukan adalah membaca paritta. Ritual ini sesungguhnya mengkondisikan orang untuk mengembangkan kebajikan melalui ucapan, badan dan juga pikiran.
Jadi, semakin banyak seseorang membaca paritta atau dalam istilah lain disebut 'berdoa', maka semakin besar pula potensi yang ia miliki untuk mencapai kebahagiaan. Jika kamma baiknya telah mencukupi, maka umat Buddha inipun dapat disebut sebagai umat yang telah terkabul doa atau harapannya.
Semoga jawaban ini dapat menambah semangat para umat serta simpatisan Buddhis untuk terus berjuang mengembangkan kebajikan di setiap saat agar dapat mencapai kebahagiaan dalam kehidupan ini maupun kehidupan yang selanjutnya.
Semoga demikianlah adanya.
Salam metta,
B. Uttamo
Apabila anda mengikuti wejangan Bhante Uttamo ini maka anda telah "berdoa"(kalo boleh saya menggunakan kalimat ini buat yang antipati kata "doa") atau membaca paritta dengan maksud dan tujuan yang benar.
Namun menurut Mahayana, Sang Buddha dan Para Bodhisattva Mahasattva Agung memiliki punna/punya/merit yang tidak terbatas dan apabila anda membaca Sutra-Sutra Suci/Dharani-Dharani Suci/Mantra-Mantra Suci yang telah dibabarkan Sang Buddha dan Para Bodhisattva Mahasattva Agung maka Ia akan memberikan manfaat sangat besar sehingga anda dapat memupuk karma baik dan selanjutnya akan menyebabkan matangnya karma baik.
Jadi didalam Mahayana adalah mungkin suatu hal yang baik itu datang dengan tiba-tiba ketika anda tekun dan bersungguh-sungguh membaca Sutra-Sutra Suci/Dharani-Dharani Suci/Mantra-Mantra Suci yang telah dibabarkan Sang Buddha dan hal ini tidak menyalahi hukum karma karena memang karma baik kita telah matang dan kita akan menuai hasil yang baik :)
_/\_
Namo Buddhaya,dari KBBI:
doa
noun
1. permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya
bukannya dalam agama buddha tuhan itu tidak ada???
benar sekali !
jadi berdoa memang tidak berguna, kalau berguna Buddha sudah pasti ajarin cara berdoa yang baik.
Tapi kenyataan Buddha tidak pernah ajarin !
kalau baca paritta masih ok.
_/\_
yoi dan doanya pastilah, "Doa Buddha Kami"
"Buddha kami di nibbana
terpujilah nama-Mu...
jadilah kehendak-Mu
di bumi seperti di nibbana
dst.."
doa itu supaya kita terlihat lebih religius dan saleh
Namo Buddhaya,
Kan sudah saya jelaskan dipost diatas, membaca Paritta Suci juga bermanfaat dan memiliki efek dan tujuan yang sama dengan doa, kalau anda mengira doa itu hanya permohonan maka definisi anda tentang doa sempit sekali.
Coba saya mau tanya kenapa anda menguncar Paritta Suci apakah anda tidak memiliki permohonan disitu tolong dijawab dengan jujur :), lagi pula apa salahnya memiliki permohonan :), bukankan dengan membaca Paritta Suci anda berarti mengarahkan citta anda kehal-hal yang baik dan memiliki sadha/sradha/keyakinan kepada Sang Buddha? :)
"Buddha kami di nibbana
terpujilah nama-Mu...
jadilah kehendak-Mu
di bumi seperti di nibbana
dst.."
Apa ada yang salah dengan doa diatas, saya kira sah-sah saja dan dapat dipakai juga untuk yang beragama Buddha kalau anda mau _/\_
_/\_
Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,mari kita berandai2 dulu:
misalkan si ABLEH yg sudah 2 hari tidak makan hari ini ia berdoa kepada Buddha untuk meminta makan, tapi sampai tengah malam pada hari itu ia tetap tidak mendapatkan makanan.
keesokan harinya, ia melihat seekor kambing, dan berdoa kepada kambing, dan tidak jauh dari tempatnya ada mobil mogok, dan ia membantu mendorong mobil mogok itu, atas jasanya si pengemudi memberikan uang kepadanya 20rb, dan dengan uang itu ia bisa makan pada hari itu.
menurut anda, apakah makanan itu adalah hasil doa yg dikabulkan oleh Buddha, atau doa yang dikabulkan oleh kambing atau karena karma baiknya menolong orang?
untuk yg di-bold, keyakinan anda bisa terbukti benar bisa juga salah, dan tidak ada cara untuk memastikannya, kecuali mungkin jika anda juga adalah seorang Buddha.
Namo Buddhaya,
:) Saya sudah mengira anda akan berkomentar seperti itu.
Begini ya bro, usaha kita ya tetap harus jalan semisal anda mau ujian sekolah ya tetap harus belajar to? :) kalo ndak belajar ya ndak bakalan bisa apalagi kalo ujiannya bagian IPS (Sosial) kalau IPA (Pasti Alam) saya masih yakin ndak belajar mungkin masih mampu (teman saya dulu ada yg begitu, tapi mohon jangan ditiru soale selain hobinya dari lahir sudah pasti alam juga anaknya cerdas :P). Yang saya maksudkan disini adalah kalau soal punya/punna/merit tentu kita tidak sebanding dengan Para Buddha dan Bodhisattva Mahasattva oleh karena itulah kita memohon agar karma buruk kita dikurangi bahkan kalau bisa dihilangkan dengan pelimpahan jasa baik Para Buddha dan Bodhisattva Mahasattva kepada kita, tetapi eits.......... 8) ingat ini tidak menghapuskan tekad kita untuk tetap berbuat sesuai dengan Buddhadharma/Buddhadhamma, selalu tekun berlatih, berbuat baik, membaca Dharani Suci/Mantra Suci/Parrita Suci, berdana, meditasi dan lain-lain kewajiban yang memang sudah seharusnya kita umat Buddha laksanakan.
untuk yg di-bold, keyakinan anda bisa terbukti benar bisa juga salah, dan tidak ada cara untuk memastikannya, kecuali mungkin jika anda juga adalah seorang Buddha = Kan sudah banyak di Sutta-Sutta Suci atau Sutra-Sutra Suci anjuran untuk selalu mengingat Triratna (Buddha,Dharma,Sangha) jadi bisa dikatakan Buddha tidak akan keberatan kita selalu megucarkan Sutta Suci atau Sutra Suci, begitu saja kok ditanyakan dan dipermasalahkan............aya2 wae :)
_/\_
meskipun Bro Triyana sudah menjawab panjang lebar tapi pertanyaan saya untuk kasus ABLEH itu sepertinya belum dijawab.
menurut anda, apakah makanan itu adalah hasil doa yg dikabulkan oleh Buddha, atau doa yang dikabulkan oleh kambing atau karena karma baiknya menolong orang?
Saya kira saya tidak perlu menjawab pertanyaan anda karena dari semua post-post yang anda posting diforum ini (semua post di forum lho bukan hanya dithread ini :) ) saya bisa ambil kesimpulan kalau anda memiliki pengetahuan lebih dari cukup untuk dapat menjawabnya sendiri :)
_/\_
saya mengerti maksud anda dengan jelas sejak posting2 awal anda...
awal ketidaksepakatan kita berasal dari postingan anda. saya kutipkan lagi tulisan anda:QuoteBagi orang yang suka menghibur diri, memang berdoa sangat bermanfaat baginya. Saya setuju dengan hal ini... Namun bagi yang sudah dewasa, mereka tidak lagi membutuhkan cara "menghibur diri".
di sini anda belom membawa2 masalah motivasi, real atau bukan.
lalu saya reply bahwa semua cara2 menghibur diri mulai dari uang, cinta, doktrin sampai kepercayaan sama saja:
"satu dengan yg lain, tidak ada yang lebih dewasa. semuanya sama2 melarikan diri dari dukkha, hanya remedy dan caranya berbeda"
mari berhenti di satu point ini.
setujukah anda ini semua cuman menghibur diri? sama2 melarikan diri?
setujukah anda tidak ada yg dewasa dan yang kanak2?
sepertinya anda menyadari memang semuanya sama2 menghibur diri, lalu anda meralatnya dengan:Quoteberdoa pada suatu pribadi yang bahkan tidak bisa dibuktikan keberadaannya, adalah suatu penghiburan diri melalui daya imajinasi
jadi anda menambahkan "daya imajinasi" di sini.
saya masih berpegang bahwa semuanya sama2 melarikan diri, mencari penghiburan atas dukkha.
kemudian anda berpaling ke "motivasi", dst, dst.
saya pikir dialog ini gak akan ada hasilnya dan gak abis2. terus bergeser. saya sudahi di sini saja...
penutup dari saya:
* berdoa bisa saja ada manfaatnya, secara mental maupun fisik
* berdoa itu gak selalu bodoh dan gak selalu egois
* berdoa, cinta, materi, kepercayaan dan doktrin itu sama saja, sama2 menghibur diri dan melarikan diri dari dukkha. gak ada yg lebih dewasa, sama2 berpegang pada kenyamanan yang semu dibatin masing2
silakan anda teruskan dari sisi anda.
Benar, jika saya menggunakan cara pandang Anda: "saya harus mengatakan bahwa mencari teman, mencari kekayaan, ataupun berdoa pada Tuhan: sama-sama melarikan diri dari dukkha". Dan tidak hanya itu, sebenarnya mengamati, mengenali dan mengakrabi dukkha sampai akhirnya dukkha itu lenyap juga termasuk melarikan diri dari dukkha. Ada kontradiksi di sini, dan Anda mengakuinya dengan "syarat". Mari saya quote-kan tulisan Anda di sini...Quote from: morpheusanda benar. apabila di balik pengamatan itu ada ambisi2, tujuan2 dan ideal2 maka usaha itu menjadi pelarian juga.
Melihat dari sudut pandang Anda, semua hal yang dilakukan untuk lari dari dukkha disebut sebagai pelarian diri dari dukkha. Jika begitu, mengamati, mengenali dan mengakrabi dukkha itu dilakukan untuk apa? Untuk terbebas dari dukkha. Kenapa ingin terbebas dari dukkha? Karena ingin lari dari dukkha. Inilah kontradiksinya di pandangan Anda. Anda sepertinya menyadari hal ini dan lalu Anda mengatakan bahwa "hal itu benar apabila pengamatan itu ada ambisi untuk lari dari dukkha". Dan sadarkah Anda, bahwa mengamati, mengenali dan mengakrabi dukkha merupakan salah satu cara untuk lari dari dukkha?. Jika disimpulkan, ketiga hal itu adalah suatu cara untuk melarikan diri dari dukkha dengan cara menerima dukkha. Oleh karena itu, menerima dukkha dilakukan dengan ambisi untuk melarikan diri dari dukkha. Silakan tolak lagi kesimpulan ini dengan cara-cara Anda.
Sedangkan yang saya katakan adalah bahwa "berdoa itu menghibur diri", lalu saya tambahkan "menghibur diri melalui daya imajinasi"; itu adalah penjelasan lanjut yang saya berikan. Saya mengatakan bahwa berdoa itu "menghibur diri" dengan tanda kutip di postingan sebelumnya. Apa makna tanda kutip ini? Maknanya adalah makna konotatif. Karena sepertinya Anda kurang jelas atau hendak memancing saya, maka saya jelaskan bahwa "menghibur diri" itu adalah menghibur diri melalui daya imajinasi.
Saya pikir diskusi ini juga tidak ada habisnya. Saya juga sudahi di sini... Sedikit kesimpulan saya:
- Berdoa bisa memberi manfaat bagi sebagian orang.
- Berdoa tidak selalu bodoh dan egois; namun merupakan salah satu bentuk kehausan akan sosok pelindung imajinatif.
- Berdoa, cinta, materi, kepercayaan dan doktrin itu sama-sama menghibur diri dan melarikan diri dari dukkha. Namun ada perbedaannya: "ada yang membutuhkan "pangeran dari negeri dongeng" supaya bisa tidur dengan nyaman, ada juga yang membutuhkan rumah yang teduh supaya bisa tidur dengan nyaman".
:)
Benar, jika saya menggunakan cara pandang Anda: "saya harus mengatakan bahwa mencari teman, mencari kekayaan, ataupun berdoa pada Tuhan: sama-sama melarikan diri dari dukkha". Dan tidak hanya itu, sebenarnya mengamati, mengenali dan mengakrabi dukkha sampai akhirnya dukkha itu lenyap juga termasuk melarikan diri dari dukkha. Ada kontradiksi di sini, dan Anda mengakuinya dengan "syarat". Mari saya quote-kan tulisan Anda di sini...oh, di bagian ini anda tidak mengerti...Quote from: morpheusanda benar. apabila di balik pengamatan itu ada ambisi2, tujuan2 dan ideal2 maka usaha itu menjadi pelarian juga.
oh, di bagian ini anda tidak mengerti...
di saat hanya ada pengamatan murni, di situ tidak ada dukkha.
di saat pengamatan memiliki ambisi2, tujuan2 dan ideal2, maka itu menjadi pelarian.
pengamatan yg pertama tidak sama dengan "pengamatan" yang kedua.
tidak ada syarat, tidak ada kontradiksi.
Namo Buddhaya,
Bersama ini saya copas-kan artikel tanya jawab dari Bhante Uttamo MT tentang "berdoa" :
Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang dijumpai adanya kisah doa yang 'seolah-olah' terkabul seperti yang diceritakan dalam pertanyaan di atas. Padahal, menurut pandangan Buddhis, terwujudnya suatu harapan atau doa sangatlah tergantung pada timbunan kamma baik yang dimiliki oleh orang yang berharap tersebut. Apabila ia mempunyai kamma baik yang cukup dan matang pada saat diperlukan, maka kondisi inilah yang disebut masyarakat sebagai 'harapan atau doa yang terkabul'.
Namun, apabila ia tidak mempunyai kamma baik yang sesuai untuk mendukung terwujudnya harapan yang ia miliki, maka usaha keras dan doa yang tekun juga tidak akan memberikan kebahagiaan seperti harapannya.
Oleh karena itu, cukup banyak dijumpai dalam masyarakat adanya orang yang tetap menderita walaupun mereka sudah banyak berdoa. Semua kejadian ini bukan karena mereka tidak mempunyai kepercayaan atau keyakinan, namun mereka tidak mempunyai kamma baik yang yang matang pada saat yang tepat untuk mendukung terwujudnya kebahagiaan.
Dengan demikian, dalam pandangan Buddhis, apabila seseorang ingin mendapatkan kebahagiaan hidup, ia hendaknya selalu dan terus mengembangkan kebajikan melalui ucapan, badan serta pikirannya.
Salah satu kebajikan yang dapat dilakukan adalah membaca paritta. Ritual ini sesungguhnya mengkondisikan orang untuk mengembangkan kebajikan melalui ucapan, badan dan juga pikiran.
Jadi, semakin banyak seseorang membaca paritta atau dalam istilah lain disebut 'berdoa', maka semakin besar pula potensi yang ia miliki untuk mencapai kebahagiaan. Jika kamma baiknya telah mencukupi, maka umat Buddha inipun dapat disebut sebagai umat yang telah terkabul doa atau harapannya.
Semoga jawaban ini dapat menambah semangat para umat serta simpatisan Buddhis untuk terus berjuang mengembangkan kebajikan di setiap saat agar dapat mencapai kebahagiaan dalam kehidupan ini maupun kehidupan yang selanjutnya.
Semoga demikianlah adanya.
Salam metta,
B. Uttamo
Apabila anda mengikuti wejangan Bhante Uttamo ini maka anda telah "berdoa"(kalo boleh saya menggunakan kalimat ini buat yang antipati kata "doa") atau membaca paritta dengan maksud dan tujuan yang benar.
Namun menurut Mahayana, Sang Buddha dan Para Bodhisattva Mahasattva Agung memiliki punna/punya/merit yang tidak terbatas dan apabila anda membaca Sutra-Sutra Suci/Dharani-Dharani Suci/Mantra-Mantra Suci yang telah dibabarkan Sang Buddha dan Para Bodhisattva Mahasattva Agung maka Ia akan memberikan manfaat sangat besar sehingga anda dapat memupuk karma baik dan selanjutnya akan menyebabkan matangnya karma baik.
Jadi didalam Mahayana adalah mungkin suatu hal yang baik itu datang dengan tiba-tiba ketika anda tekun dan bersungguh-sungguh membaca Sutra-Sutra Suci/Dharani-Dharani Suci/Mantra-Mantra Suci yang telah dibabarkan Sang Buddha dan hal ini tidak menyalahi hukum karma karena memang karma baik kita telah matang dan kita akan menuai hasil yang baik :)
_/\_
Bro Triyana
Bhante Uttamo menyatakan kalau baca Paritta anda sebut istilah Doa, itu silahkan
Tapi kalau anda maksud arti kata Doa seperti terjemahan KBBI, yang pasti tidak cocok dengan Buddha Dhamma
_/\_
Namo Buddhaya,dari KBBI:
doa
noun
1. permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya
bukannya dalam agama buddha tuhan itu tidak ada???
benar sekali !
jadi berdoa memang tidak berguna, kalau berguna Buddha sudah pasti ajarin cara berdoa yang baik.
Tapi kenyataan Buddha tidak pernah ajarin !
kalau baca paritta masih ok.
_/\_
yoi dan doanya pastilah, "Doa Buddha Kami"
"Buddha kami di nibbana
terpujilah nama-Mu...
jadilah kehendak-Mu
di bumi seperti di nibbana
dst.."
doa itu supaya kita terlihat lebih religius dan saleh
Namo Buddhaya,
Kan sudah saya jelaskan dipost diatas, membaca Paritta Suci juga bermanfaat dan memiliki efek dan tujuan yang sama dengan doa, kalau anda mengira doa itu hanya permohonan maka definisi anda tentang doa sempit sekali.
Coba saya mau tanya kenapa anda menguncar Paritta Suci apakah anda tidak memiliki permohonan disitu tolong dijawab dengan jujur :), lagi pula apa salahnya memiliki permohonan :), bukankan dengan membaca Paritta Suci anda berarti mengarahkan citta anda kehal-hal yang baik dan memiliki sadha/sradha/keyakinan kepada Sang Buddha? :)
"Buddha kami di nibbana
terpujilah nama-Mu...
jadilah kehendak-Mu
di bumi seperti di nibbana
dst.."
Apa ada yang salah dengan doa diatas, saya kira sah-sah saja dan dapat dipakai juga untuk yang beragama Buddha kalau anda mau _/\_
_/\_
=)) =)) =))
Pengamatan terjadi karena ada aktivitas mengamati. Pertanyaan saya: "Apa motivasi seseorang untuk mengamati hal tersebut?"dalam pengamatan murni secara pasif, hanya ada pengamatan, tidak ada motivasi.
Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,
Bersama ini saya copas-kan artikel tanya jawab dari Bhante Uttamo MT tentang "berdoa" :
Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang dijumpai adanya kisah doa yang 'seolah-olah' terkabul seperti yang diceritakan dalam pertanyaan di atas. Padahal, menurut pandangan Buddhis, terwujudnya suatu harapan atau doa sangatlah tergantung pada timbunan kamma baik yang dimiliki oleh orang yang berharap tersebut. Apabila ia mempunyai kamma baik yang cukup dan matang pada saat diperlukan, maka kondisi inilah yang disebut masyarakat sebagai 'harapan atau doa yang terkabul'.
Namun, apabila ia tidak mempunyai kamma baik yang sesuai untuk mendukung terwujudnya harapan yang ia miliki, maka usaha keras dan doa yang tekun juga tidak akan memberikan kebahagiaan seperti harapannya.
Oleh karena itu, cukup banyak dijumpai dalam masyarakat adanya orang yang tetap menderita walaupun mereka sudah banyak berdoa. Semua kejadian ini bukan karena mereka tidak mempunyai kepercayaan atau keyakinan, namun mereka tidak mempunyai kamma baik yang yang matang pada saat yang tepat untuk mendukung terwujudnya kebahagiaan.
Dengan demikian, dalam pandangan Buddhis, apabila seseorang ingin mendapatkan kebahagiaan hidup, ia hendaknya selalu dan terus mengembangkan kebajikan melalui ucapan, badan serta pikirannya.
Salah satu kebajikan yang dapat dilakukan adalah membaca paritta. Ritual ini sesungguhnya mengkondisikan orang untuk mengembangkan kebajikan melalui ucapan, badan dan juga pikiran.
Jadi, semakin banyak seseorang membaca paritta atau dalam istilah lain disebut 'berdoa', maka semakin besar pula potensi yang ia miliki untuk mencapai kebahagiaan. Jika kamma baiknya telah mencukupi, maka umat Buddha inipun dapat disebut sebagai umat yang telah terkabul doa atau harapannya.
Semoga jawaban ini dapat menambah semangat para umat serta simpatisan Buddhis untuk terus berjuang mengembangkan kebajikan di setiap saat agar dapat mencapai kebahagiaan dalam kehidupan ini maupun kehidupan yang selanjutnya.
Semoga demikianlah adanya.
Salam metta,
B. Uttamo
Apabila anda mengikuti wejangan Bhante Uttamo ini maka anda telah "berdoa"(kalo boleh saya menggunakan kalimat ini buat yang antipati kata "doa") atau membaca paritta dengan maksud dan tujuan yang benar.
Namun menurut Mahayana, Sang Buddha dan Para Bodhisattva Mahasattva Agung memiliki punna/punya/merit yang tidak terbatas dan apabila anda membaca Sutra-Sutra Suci/Dharani-Dharani Suci/Mantra-Mantra Suci yang telah dibabarkan Sang Buddha dan Para Bodhisattva Mahasattva Agung maka Ia akan memberikan manfaat sangat besar sehingga anda dapat memupuk karma baik dan selanjutnya akan menyebabkan matangnya karma baik.
Jadi didalam Mahayana adalah mungkin suatu hal yang baik itu datang dengan tiba-tiba ketika anda tekun dan bersungguh-sungguh membaca Sutra-Sutra Suci/Dharani-Dharani Suci/Mantra-Mantra Suci yang telah dibabarkan Sang Buddha dan hal ini tidak menyalahi hukum karma karena memang karma baik kita telah matang dan kita akan menuai hasil yang baik :)
_/\_
Bro Triyana
Bhante Uttamo menyatakan kalau baca Paritta anda sebut istilah Doa, itu silahkan
Tapi kalau anda maksud arti kata Doa seperti terjemahan KBBI, yang pasti tidak cocok dengan Buddha Dhamma
_/\_
Weleh2 sampe kesel aku :), bro yg saya hormati kalau anda meyakini doa menurut KBBI yang hanya merujuk pada sosok Tuhan maka definisi anda sungguh sempit ^-^ . Anda mengatakan anda tidak pernah berdoa tetapi membaca Parrita Suci berarti anda kurang jujur pada diri sendiri. Pada saat anda membaca Parrita Suci bukankah anda berarti mempunyai saddha/sradha kepada Sabda Sang Buddha dan percaya bahwa Ia memiliki kekuatan untuk suatu hal tertentu yang baik :), pun dalam Mahayana kami percaya bahwa Para Buddha dan Para Bodhisattva Mahasattva Agung tetap aktif bekerja demi kebahagiaan semua mahluk.
_/\_
dalam pengamatan murni secara pasif, hanya ada pengamatan, tidak ada motivasi.
Apanya yg salah mohon dijelaskan dengan gamblang kalau memang anda jujur, jangan cuman ketawa doang ^-^
_/\_
Apanya yg salah mohon dijelaskan dengan gamblang kalau memang anda jujur, jangan cuman ketawa doang ^-^
_/\_
Saya bantu Bro adi lim menjawabnya yah. Yang salah adalah:
- Buddha tidak berada di Nibbana.
- Buddha tidak menghendaki bumi seperti di Nibbana.
- Buddha tidak memiliki fisik jamani dan batin lagi, sehingga Beliau tidak lagi memiliki mata, telinga, apalagi pikiran. Jadi tidak mungkin bisa mendengar doa seperti itu.
Tapi kalau Anda memiliki pandangan bahwa Buddha ada diNibbanaNirvana, Buddha menghendakibumisamsara seperti diNibbanaNirvana, dan Buddha masih memiliki fisik jasmani serta masih ada untuk selama-lamanya; maka wajar kalau Anda menganggap doa seperti itu benar. :)
Silahkan dibantu rekanya buat menjawab :)
Saya jawab ya pernyataan saudara :
1. Buddha tidak berada di Nibbaba = Seorang Buddha telah mencapai Nibbana/Nirvana (Skt) jadi Ia telah mencapai tataran tertinggi dari keberadaan (State of Existence) atau telah mencapai Kebuddhaan.
2. Buddha tidak menghendaki bumi seperti di Nibbana = The Buddha described Nirvāna as the perfect peace of the state of mind that is free from craving, anger and other afflicting states (kilesas) (http://en.wikipedia.org/wiki/Nirvana) Buddha membabarkan Dharma Suci/Dhamma Suci agar kita dibumi ini dapat mencapai tataran Nibbana/Nirvana.
3. Buddha tidak memiliki fisik jamani dan batin lagi, sehingga Beliau tidak lagi memiliki mata, telinga, apalagi pikiran. Jadi tidak mungkin bisa mendengar doa seperti itu = Tolong berikan saya rujukan sahih buat pernyataan anda ini :), Sang Buddha Sakyamuni/ Sang Buddha Gautama mencapai Kebuddhaan Sempurna (Samyaksambuddha/Sammasambuddha) ketika Ia berada di dunia ini (bumi) dan setelah itu Ia mulai membabarkan Dharma/Dhamma sampai akhirnya Mahaparinirvana/Mahaparinibbana. Menurut Mahayana Sang Buddha dan Para Bodhisattva Mahasattva Agung mampu dan masih aktif menolong semua mahluk disemua alam.
_/\_
_/\_
Doa == Pray ???
Ibadah == Pray ???
Doa != Pray ???
Hati-hati kawan, bahasa sering menimbulkan salah paham, maka dari itu datang, dengar dan buktikan.
cobalah berdoa menurut definisi dan pengertian Anda, apa yang Anda rasakan...?
konsep doa di indonesia karena masyarakatnya mayoritas muslim biasanya merujuk pada pengertian meminta sesuatu,
sedangkan konsep meditasi itu bukankah soal mengamati, fokus pada sesuatu.
jadi kalo digabung meditasi+doa == memfokuskan diri untuk minta2x,
nah kenyataannya apa Guru kita pernah menyanggupi untuk dimintai pertolongan?
Saam dalam damai.
_/\_
Saudara Iyank yang baik,
konsep doa di indonesia karena masyarakatnya mayoritas muslim biasanya merujuk pada pengertian meminta sesuatu,
sedangkan konsep meditasi itu bukankah soal mengamati, fokus pada sesuatu = Membaca Paritta Suci dapat menjadi meditasi, kalau anda membaca Paritta Suci dengan kekhusukan yang tinggi dan mencapai Dhyana/Jhana maka ia termasuk dalam salah satu kegiatan meditasi. Soal meminta dalam pembacaan Paritta Suci bukankah didalam Paritta Suci termaktub hal-hal yang baik dan semoga hal-hal yang baik itu terwujud :)
nah kenyataannya apa Guru kita pernah menyanggupi untuk dimintai pertolongan? = Junjungan kita Sang Buddha mengatakan dengan jelas kalau karma kita telah masak maka ia akan berbuah, arahkan citta anda pada Paritta Suci dan daraskanlah selalu dengan penuh kesadaran maka anda akan menuai hasil yang baik :)
_/\_
Dulu bukannya pertapa gotama juga berdoa? semasa blm jadi buddha?
sewaktu di tepi sungai dan sewaktu menerima minuman susu dari seorang ibu, dan minta doa dan diharapkan semoga mencpai penerangan?cmiiw
Silahkan dibantu rekanya buat menjawab :)
Saya jawab ya pernyataan saudara :
1. Buddha tidak berada di Nibbaba = Seorang Buddha telah mencapai Nibbana/Nirvana (Skt) jadi Ia telah mencapai tataran tertinggi dari keberadaan (State of Existence) atau telah mencapai Kebuddhaan.
2. Buddha tidak menghendaki bumi seperti di Nibbana = The Buddha described Nirvāna as the perfect peace of the state of mind that is free from craving, anger and other afflicting states (kilesas) (http://en.wikipedia.org/wiki/Nirvana) Buddha membabarkan Dharma Suci/Dhamma Suci agar kita dibumi ini dapat mencapai tataran Nibbana/Nirvana.
3. Buddha tidak memiliki fisik jamani dan batin lagi, sehingga Beliau tidak lagi memiliki mata, telinga, apalagi pikiran. Jadi tidak mungkin bisa mendengar doa seperti itu = Tolong berikan saya rujukan sahih buat pernyataan anda ini :), Sang Buddha Sakyamuni/ Sang Buddha Gautama mencapai Kebuddhaan Sempurna (Samyaksambuddha/Sammasambuddha) ketika Ia berada di dunia ini (bumi) dan setelah itu Ia mulai membabarkan Dharma/Dhamma sampai akhirnya Mahaparinirvana/Mahaparinibbana. Menurut Mahayana Sang Buddha dan Para Bodhisattva Mahasattva Agung mampu dan masih aktif menolong semua mahluk disemua alam.
_/\_
- Mencapai Nibbana bukan berarti berada di Nibbana, sebab Nibbana bukanlah tempat.
- Buddha hanya mengajarkan jalan untuk mencapai Nibbana, bukan menghendaki bumi seperti Nibbana.
- Menurut Theravada, Sang Buddha sudah merealisasi Anupadisesa Nibbana yang artinya Nibbana tanpa khandha (fisik jasmani dan batin). Mengenai sumber referensi, saya tidak ingat jelas ada dimana. Maaf belum bisa bisa menyertakannya di sini. Tapi kalau Anda menggunakan search engine dengan keyword "anupadisesa nibbana", Anda bisa menemukan banyak penjelasan di sana. Pandangan Theravada dan Mahayana memang sangat berbeda mengenai Nibbana (Nirvana) ini. Makanya saya katakan "wajar bila Anda menganggap doa seperti itu benar".
Saudara Iyank yang baik,
konsep doa di indonesia karena masyarakatnya mayoritas muslim biasanya merujuk pada pengertian meminta sesuatu,
sedangkan konsep meditasi itu bukankah soal mengamati, fokus pada sesuatu = Membaca Paritta Suci dapat menjadi meditasi, kalau anda membaca Paritta Suci dengan kekhusukan yang tinggi dan mencapai Dhyana/Jhana maka ia termasuk dalam salah satu kegiatan meditasi. Soal meminta dalam pembacaan Paritta Suci bukankah didalam Paritta Suci termaktub hal-hal yang baik dan semoga hal-hal yang baik itu terwujud :)
nah kenyataannya apa Guru kita pernah menyanggupi untuk dimintai pertolongan? = Junjungan kita Sang Buddha mengatakan dengan jelas kalau karma kita telah masak maka ia akan berbuah, arahkan citta anda pada Paritta Suci dan daraskanlah selalu dengan penuh kesadaran maka anda akan menuai hasil yang baik :)
_/\_
Maaf, saya lagi-lagi menyela pendapat Anda... :)
- Membaca Paritta hanyalah membaca syair-syair Dhamma, dan itu bukan meditasi. Seseorang tidak bisa memasuki jhana dengan berkonsentrasi pada saat membaca Paritta.
- Dengan mengarahkan citta pada Paritta dan mendaraskan (?) dengan penuh kesadaran, hal baik seperti apa yang bisa dituai?
ternyata sy slh bc, yg doa itu sujata, katanya keiinginanku telah terpenuhi semoga dmikian juga dgn Mu(pertapa).Dulu bukannya pertapa gotama juga berdoa? semasa blm jadi buddha?
sewaktu di tepi sungai dan sewaktu menerima minuman susu dari seorang ibu, dan minta doa dan diharapkan semoga mencpai penerangan?cmiiw
mohon dikutipkan sumbernya, bro
Menrt ku, Doa brarti komunikasi untk pengharapan/mengharapkan...
Saudara Upasaka yang baik,
Mencapai Nibbana bukan berarti berada di Nibbana, sebab Nibbana bukanlah tempat = Kan saya sudah tuliskankan kalau Nirvana/Nibbana itu state of existence, The Buddha described Nirvāna as the perfect peace of the state of mind that is free from craving, anger and other afflicting states (kilesas) , The Buddha explains Nirvāna as "the unconditioned" (asankhata) mind, a mind that has come to a point of perfect lucidity and clarity due to the cessation of the production of volitional formations. This is described by the Buddha as "deathlessness" (Pali: amata or amāravati) and as the highest spiritual attainment, the natural result that accrues to one who lives a life of virtuous conduct and practice in accordance with the Noble Eightfold Path. Such a life engenders increasing control over the generation of karma (Skt; Pali, kamma). It produces wholesome karma with positive results and finally allows the cessation of the origination of karma altogether with the attainment of Nibbāna.
Pun menurut Mahayana ajaran Yogacara: Another scholar sees a Buddhist Absolute in Consciousness. Writing on the Yogacara school of Buddhism, Dr. A. K. Chatterjee remarks: "The Absolute is a non-dual consciousness. The duality of the subject and object does not pertain to it. It is said to be void (sunya), devoid of duality; in itself it is perfectly real, in fact the only reality ...There is no consciousness of the Absolute; Consciousness is the Absolute."[34]
selanjutnya tentang Dharmakaya : Buddhas are manifestations of the Dharmakaya called Nirmanakaya. Unlike ordinary unenlightened persons, Buddhas (and arhats) do not die (though their physical bodies undergo the cessation of biological functions and subsequent disintegration). In the Lotus Sutra (sixth fascicle) Buddha explains that he has always and will always exist to lead beings to their salvation. This eternal aspect of Buddha is the Dharmakaya. The Dharmakaya may be considered the most sublime or truest reality in the universe.
Dalam teks Pali : In the Pali Canon The Buddha tells Vasettha that the Tathagata (the Buddha) is Dhamma-kaya, the "Truth-body" or the "Embodiment of Truth", as well as Dharmabhuta, "Truth-become", that is, "One who has become Truth" (Digha Nikaya). On another occasion, the Buddha told Vakkali: "He who sees the Dhamma (Truth) sees the Tathagata, he who sees the Tathagata sees the Dhamma (Samyutta Nikaya). That is to say, the Buddha is equal to Truth, and all Buddhas are one and the same, being no different from one another in the Dharma-kaya, because Truth is one."
Buddha hanya mengajarkan jalan untuk mencapai Nibbana, bukan menghendaki bumi seperti Nibbana = Sang Buddha menghendaki semua mahluk dibumi ini dan alam-alam lain untuk mecapai kebahagiaan tertinggi yaitu Nirvana/Nibbana, Kalau ada satu mahluk dibumi ini mencapai Kebuddhaan maka bagi mahluk tersebut dibumi ini sama seperti di Nirvana/Nibbana, kalo semua mahluk dibumi ini mencapai Nirvana/Nibbana maka bumi ini seperti Nirvana/Nibbana.
Menurut Theravada, Sang Buddha sudah merealisasi Anupadisesa Nibbana yang artinya Nibbana tanpa khandha (fisik jasmani dan batin). Mengenai sumber referensi, saya tidak ingat jelas ada dimana. Maaf belum bisa bisa menyertakannya di sini. Tapi kalau Anda menggunakan search engine dengan keyword "anupadisesa nibbana", Anda bisa menemukan banyak penjelasan di sana. Pandangan Theravada dan Mahayana memang sangat berbeda mengenai Nibbana (Nirvana) ini. Makanya saya katakan "wajar bila Anda menganggap doa seperti itu benar" = Sebaiknya anda yang memberikan referensi disini biar afdol :)
_/\_
Membaca Paritta hanyalah membaca syair-syair Dhamma, dan itu bukan meditasi. Seseorang tidak bisa memasuki jhana dengan berkonsentrasi pada saat membaca Paritta = Seseorang dapat memasuki Dhyana/Jhana dengan bantuan Sutta-Sutta Suci/ Sutra-Sutra Suci/ Dharani-Dharani Suci/ Mantra-Mantra Suci/ Paritta Suci apabila sebab dan kondisinya terpenuhi, faktor yang dominan antara lain Sadda/Sraddha (Skt).
Dengan mengarahkan citta pada Paritta dan mendaraskan (?) dengan penuh kesadaran, hal baik seperti apa yang bisa dituai? = Karena Parritta Suci mengadung Sutta-Sutta Suci yang bila anda daraskan, ingat dan lakukan dengan penuh kesadaran akan mengarahkan citta anda pada Triratna akan mencegah anda melakukan hal-hal yang tidak baik, apabila anda menjauhi hal yang tidak baik maka kesempatan karma buruk anda untuk berbuah akan lebih sedikit atau bahkan hilang sama sekali dan selanjutnya hanya buah-buah baik saja yang anda petik :)
_/\_
Menrt ku, Doa brarti komunikasi untk pengharapan/mengharapkan...
demikianlah definisi menurut KBBI, tapi ada yg menganggap definisi KBBI ini tidak tepat
Misalnya skr kan bnyak penculikan, lalu kita pray to God, agar God selalu melindungi anak2 kita di sekolah di jalan, apakah karma buruk y?
ohh, jadi?Misalnya skr kan bnyak penculikan, lalu kita pray to God, agar God selalu melindungi anak2 kita di sekolah di jalan, apakah karma buruk y?
Bukan karma buruk.
ohh, jadi?
ternyata bs jd karma baik.ohh, jadi?
Karma baik. :)
ternyata bs jd karma baik.
jadi, God/tuhan/dewa? mendgar doa kita, lalu Dia tiap hari lindungi tu anak kita, di jalan, di sekolah, di gang, apakah God nya juga berbuat karma baik?ternyata bs jd karma baik.
Karma baik didahului oleh kehendak baik. Karena kehendak baik Anda pada anak-anak Anda, tentu saja doa yang Anda lakukan itu adalah karma baik.
jadi, God/tuhan/dewa? mendgar doa kita, lalu Dia tiap hari lindungi tu anak kita, di jalan, di sekolah, di gang, apakah God nya juga berbuat karma baik?
thxx u..jadi, God/tuhan/dewa? mendgar doa kita, lalu Dia tiap hari lindungi tu anak kita, di jalan, di sekolah, di gang, apakah God nya juga berbuat karma baik?
Jika dewa tersebut melindungi anak-anak Anda, maka dia juga melakukan karma baik.
Menrt ku, Doa brarti komunikasi untk pengharapan/mengharapkan...
demikianlah definisi menurut KBBI, tapi ada yg menganggap definisi KBBI ini tidak tepat
Namo Buddhaya,Menrt ku, Doa brarti komunikasi untk pengharapan/mengharapkan...
demikianlah definisi menurut KBBI, tapi ada yg menganggap definisi KBBI ini tidak tepat
Silahkan disimak _/\_ :
PURPOSE OF PRAYER IN BUDDHISM
"It allows us to turn our hearts and minds to the beneficial, rousing our thoughts and actions towards Awakening."
---- Senpai Sensei
Buddhist prayer is a practice to awaken our inherent inner capacities of strength, compassion and wisdom rather than to petition external forces based on fear, idolizing, and worldly and/or heavenly gain. Buddhist prayer is a form of meditation; it is a practice of inner reconditioning. Buddhist prayer replaces the negative with the virtuous and points us to the blessings of Life.
Inspirational
For Buddhists, prayer expresses an aspiration to pull something into one's life, like some new energy or purifying influence and share it with all beings. Likewise, prayer inspires our hearts towards wisdom and compassion for others and ourselves. It allows us to turn our hearts and minds to the beneficial, rousing our thoughts and actions towards Awakening. If we believe in something enough, it will take hold of us. In other words, believing in it, we will become what we believe. Our ability to be touched like this is evidence of the working of Great Compassion within us.
What's more, it can a function as a form of self-talking or self-therapy in which one mentally talks through a problem, or talks through it aloud, in the hope that some new insight will come or a better decision can be made. Prayer therefore frequently has the function of being part of a decision-making process.
Everywhere and Anytime
The wonderful thing about prayer practice is that we can do it everywhere and anytime, transforming the ordinary and mundane into the Path of Awakening. Prayer enriches our lives with deep spiritual connection and makes every moment special, manifesting the Pure Land here and now.
http://buddhistfaith.tripod.com/buddhistprayer/id5.html
The 'skillful means' (Sanskrit: upaya) of the 'transfer of merit' (Sanskrit: parinamana) is an evocation and prayer. Moreover, an indeterminate number of buddhas are available for intercession as they reside in 'pure-fields' (Sanskrit: buddha-kshetra). The nirmanakaya of a 'pure-field' is what is generally known and understood as mandala. The opening and closing of the 'wheel' (Sanskrit: mandala) is an active prayer. An active prayer is a mindful activity, an activity in which mindfulness is not just cultivated but is.[49] A common prayer is "May the merit of my practice, adorn Buddhas' Pure Lands, requite the fourfold kindness from above, and relieve the suffering of the three life-journeys below. Universally wishing sentient beings, Friends, foes, and karmic creditors, all to activate the bodhi mind, and all to be reborn in the Pure Land of Ultimate Bliss." (願以此功德 莊嚴佛淨土 上報四重恩 下濟三途苦 普願諸眾生 冤親諸債主 悉發菩提心 同生極樂國)[50]
The Tibetan Buddhism tradition emphasizes an instructive and devotional relationship to a guru; this may involve devotional practices known as guru yoga which are congruent with prayer. It also appears that Tibetan Buddhism posits the existence of various deities, but the peak view of the tradition is that the deities or yidam are no more existent or real than the 'continuity' (Sanskrit: santana; refer mindstream) of the practitioner, environment and activity. But how practitioners engage 'yidam' or tutelary deities will depend upon the 'level' or more appropriately 'yana' at which they are practicing. At one level, one may pray to a deity for protection or assistance, taking a more subordinate role. At another level, one may invoke the deity, on a more equal footing. And at a higher level one may deliberately cultivate the idea that one has 'become' the deity, whilst remaining aware that its ultimate nature is shunyata. The views of the more esoteric yana are impenetrable for those without direct experience and empowerment. Pure Land Buddhism emphasizes the recitation of prayer-like mantras by devotees. On one level it is said that reciting these mantras can ensure rebirth into a sambhogakaya 'pure land' (Sanskrit: buddha-kshetra) after bodily dissolution, a pure sphere spontaneously co-emergent to a buddha's enlightened intention. On another, the practice is a form of meditation aimed at achieving realization.
http://en.wikipedia.org/wiki/Prayer
The Meaning and Purpose Behind Buddhist Prayer and Chanting
Buddhism is not just a religion; it is a pragmatic description of life that details our very existence and shows us methods for eliminating the dissatisfactory nature of much of our everyday experiences. The Buddha showed us the true nature of conditioned existence. And thus It can be said the teachings of the Buddha are a set of mind training instructions that lead anyone who diligently practices these trainings to a flourishing life. Not in the sense of the happiness found through good external conditions or physical stimuli but rather, from the inner conditions of functional states of mind.
The Purpose of Prayer in Buddhism
Buddhist Prayer and by extension chanting, as chanting is nothing more than rhythmic vocalization of prayer, are guided meditations used to remind us of the internal knowledge that prayer can render. They are also affirmations, by reciting them with heartfelt devotion the spiritual aspirant is reaffirming their commitment, not to some deity or another person, but to the development of ideal inherent in the prayer. For instance, the purpose of this prayer composed by Shantideva in his famous text Engaging in the Bodhisattva Deeds
For as long as space endures. For as long as living beings remain.
May I too remain to eliminate the suffering of the world – Shantideva 7th CE.
is the generation of compassion and the universal responsibility that is a prerequisite to the development of Bodhichitta. Matireya’s Ornament for Clear Realizations defines Bodhichitta as: Bodhichitta means for the sake of others, wishing to achieve complete, perfect enlightenment.
By reciting this prayer the spiritual aspirant is implicitly endorsing compassion and bodhichitta—the mind of enlightenment—and reaffirming their commitment to the development of these minds. All Buddhist art, literature and music has the same intention. Even the folds in a monks robes have symbolic meaning related to the Buddhist path to enlightenment.
So does this mean there is no benefit in praying to the Buddhas and Bodhisattvas? No, there is benefit but, if the Buddha is omniscient and has infinite compassion, they, all Buddhas, are already helping us whether we ask for it or not. By praying to these beings for help and inspiration we are opening ourselves to their influence, even more than if we do not pray and, we are also implicitly saying, I think the qualities of the enlightened beings is useful. I would like to have these qualities myself. Therefore I will practice the methods that are the causes of these qualities.
http://clarkescott.org/the-meaning-and-purpose-behind-buddhist-prayer-and-chanting/
Dan terakhir mewakili pandangan Theravada :
http://www.thisismyanmar.com/nibbana/pdf/072127.pdf
_/\_
Namo Buddhaya,
Simak PDF di bagian Theravada : ternyata Agama Buddha aliran Theravada juga berdoa ! :)
_/\_
Namo Buddhaya,
Simak PDF di bagian Theravada : ternyata Agama Buddha aliran Theravada juga berdoa ! :)
_/\_
OOT bung, di sini kita sedang membahas "Apa gunanya berdoa" bukan "apakah theravada berdoa atau tidak berdoa", 100 deh
Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,
Simak PDF di bagian Theravada : ternyata Agama Buddha aliran Theravada juga berdoa ! :)
_/\_
OOT bung, di sini kita sedang membahas "Apa gunanya berdoa" bukan "apakah theravada berdoa atau tidak berdoa", 100 deh
Sapa yg OOT bung, dari tadi saya ngomong di Agama Buddha juga ada doa, eh anda malah bilang di Agama Buddha tidak ada doa, khususnya aliran Theravada anda bilang tidak ada doa merujuk ke KBBI, nah sekarang terbukti Agama Buddha Theravada ternyata juga ikut berdoa :) Gimana bung coba jawab ^-^, cape deh........ :)
_/\_
doa n permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;dari definisi di atas, yg manakah yg menurut anda dilakukan oleh theravada dalam doa mereka?
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya
Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,
Simak PDF di bagian Theravada : ternyata Agama Buddha aliran Theravada juga berdoa ! :)
_/\_
OOT bung, di sini kita sedang membahas "Apa gunanya berdoa" bukan "apakah theravada berdoa atau tidak berdoa", 100 deh
Sapa yg OOT bung, dari tadi saya ngomong di Agama Buddha juga ada doa, eh anda malah bilang di Agama Buddha tidak ada doa, khususnya aliran Theravada anda bilang tidak ada doa merujuk ke KBBI, nah sekarang terbukti Agama Buddha Theravada ternyata juga ikut berdoa :) Gimana bung coba jawab ^-^, cape deh........ :)
_/\_
tentu saja saya merujuk definisi DOA dalam KBBI, bukankah KBBI adalah otoritas tertinggi dalam kosa kata bahasa indonesia? dalam definisi KBBI itu jelas theravada tidak melakukan yg spt itu. rujukan yg anda berikan adalah "Buddhist also PRAY" bukan "Buddhis also BERDOA", sementara kita memiliki definisi berdoa yg berbeda di sini. bahkan dalam rujukan yg anda berikan, penulis sudah menjelaskan apa yg dimaksud doa dalam sudut pandang theravada yg bahkan sulit diterima oleh para penganut agama lain. sepertinya anda memberikan rujukan tanpa membacanya terlebih dulu. pathetic ...Quotedoa n permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;dari definisi di atas, yg manakah yg menurut anda dilakukan oleh theravada dalam doa mereka?
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya
Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,
Simak PDF di bagian Theravada : ternyata Agama Buddha aliran Theravada juga berdoa ! :)
_/\_
OOT bung, di sini kita sedang membahas "Apa gunanya berdoa" bukan "apakah theravada berdoa atau tidak berdoa", 100 deh
Sapa yg OOT bung, dari tadi saya ngomong di Agama Buddha juga ada doa, eh anda malah bilang di Agama Buddha tidak ada doa, khususnya aliran Theravada anda bilang tidak ada doa merujuk ke KBBI, nah sekarang terbukti Agama Buddha Theravada ternyata juga ikut berdoa :) Gimana bung coba jawab ^-^, cape deh........ :)
_/\_
tentu saja saya merujuk definisi DOA dalam KBBI, bukankah KBBI adalah otoritas tertinggi dalam kosa kata bahasa indonesia? dalam definisi KBBI itu jelas theravada tidak melakukan yg spt itu. rujukan yg anda berikan adalah "Buddhist also PRAY" bukan "Buddhis also BERDOA", sementara kita memiliki definisi berdoa yg berbeda di sini. bahkan dalam rujukan yg anda berikan, penulis sudah menjelaskan apa yg dimaksud doa dalam sudut pandang theravada yg bahkan sulit diterima oleh para penganut agama lain. sepertinya anda memberikan rujukan tanpa membacanya terlebih dulu. pathetic ...Quotedoa n permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;dari definisi di atas, yg manakah yg menurut anda dilakukan oleh theravada dalam doa mereka?
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya
Silahkan dinginkan pikiran anda dan baca dulu PDF yang saya cantumkan baru kita bicara lagi :)
_/\_
Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,
Simak PDF di bagian Theravada : ternyata Agama Buddha aliran Theravada juga berdoa ! :)
_/\_
OOT bung, di sini kita sedang membahas "Apa gunanya berdoa" bukan "apakah theravada berdoa atau tidak berdoa", 100 deh
Sapa yg OOT bung, dari tadi saya ngomong di Agama Buddha juga ada doa, eh anda malah bilang di Agama Buddha tidak ada doa, khususnya aliran Theravada anda bilang tidak ada doa merujuk ke KBBI, nah sekarang terbukti Agama Buddha Theravada ternyata juga ikut berdoa :) Gimana bung coba jawab ^-^, cape deh........ :)
_/\_
tentu saja saya merujuk definisi DOA dalam KBBI, bukankah KBBI adalah otoritas tertinggi dalam kosa kata bahasa indonesia? dalam definisi KBBI itu jelas theravada tidak melakukan yg spt itu. rujukan yg anda berikan adalah "Buddhist also PRAY" bukan "Buddhis also BERDOA", sementara kita memiliki definisi berdoa yg berbeda di sini. bahkan dalam rujukan yg anda berikan, penulis sudah menjelaskan apa yg dimaksud doa dalam sudut pandang theravada yg bahkan sulit diterima oleh para penganut agama lain. sepertinya anda memberikan rujukan tanpa membacanya terlebih dulu. pathetic ...Quotedoa n permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;dari definisi di atas, yg manakah yg menurut anda dilakukan oleh theravada dalam doa mereka?
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya
Silahkan dinginkan pikiran anda dan baca dulu PDF yang saya cantumkan baru kita bicara lagi :)
_/\_
pikiran saya senantiasa dingin bro, jangan khawatir, silahkan anda baca dulu PDF yg anda cantumkan, saya tunggu komentar anda setelah anda membacanya
Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,
Simak PDF di bagian Theravada : ternyata Agama Buddha aliran Theravada juga berdoa ! :)
_/\_
OOT bung, di sini kita sedang membahas "Apa gunanya berdoa" bukan "apakah theravada berdoa atau tidak berdoa", 100 deh
Sapa yg OOT bung, dari tadi saya ngomong di Agama Buddha juga ada doa, eh anda malah bilang di Agama Buddha tidak ada doa, khususnya aliran Theravada anda bilang tidak ada doa merujuk ke KBBI, nah sekarang terbukti Agama Buddha Theravada ternyata juga ikut berdoa :) Gimana bung coba jawab ^-^, cape deh........ :)
_/\_
tentu saja saya merujuk definisi DOA dalam KBBI, bukankah KBBI adalah otoritas tertinggi dalam kosa kata bahasa indonesia? dalam definisi KBBI itu jelas theravada tidak melakukan yg spt itu. rujukan yg anda berikan adalah "Buddhist also PRAY" bukan "Buddhis also BERDOA", sementara kita memiliki definisi berdoa yg berbeda di sini. bahkan dalam rujukan yg anda berikan, penulis sudah menjelaskan apa yg dimaksud doa dalam sudut pandang theravada yg bahkan sulit diterima oleh para penganut agama lain. sepertinya anda memberikan rujukan tanpa membacanya terlebih dulu. pathetic ...Quotedoa n permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;dari definisi di atas, yg manakah yg menurut anda dilakukan oleh theravada dalam doa mereka?
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya
Silahkan dinginkan pikiran anda dan baca dulu PDF yang saya cantumkan baru kita bicara lagi :)
_/\_
pikiran saya senantiasa dingin bro, jangan khawatir, silahkan anda baca dulu PDF yg anda cantumkan, saya tunggu komentar anda setelah anda membacanya
Gimana to jelas-jelas saya nyuruh situ baca dan silahkan komentar kok malah dibalik-balik dan berbelit-belit ^-^
_/\_
Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,
Simak PDF di bagian Theravada : ternyata Agama Buddha aliran Theravada juga berdoa ! :)
_/\_
OOT bung, di sini kita sedang membahas "Apa gunanya berdoa" bukan "apakah theravada berdoa atau tidak berdoa", 100 deh
Sapa yg OOT bung, dari tadi saya ngomong di Agama Buddha juga ada doa, eh anda malah bilang di Agama Buddha tidak ada doa, khususnya aliran Theravada anda bilang tidak ada doa merujuk ke KBBI, nah sekarang terbukti Agama Buddha Theravada ternyata juga ikut berdoa :) Gimana bung coba jawab ^-^, cape deh........ :)
_/\_
tentu saja saya merujuk definisi DOA dalam KBBI, bukankah KBBI adalah otoritas tertinggi dalam kosa kata bahasa indonesia? dalam definisi KBBI itu jelas theravada tidak melakukan yg spt itu. rujukan yg anda berikan adalah "Buddhist also PRAY" bukan "Buddhis also BERDOA", sementara kita memiliki definisi berdoa yg berbeda di sini. bahkan dalam rujukan yg anda berikan, penulis sudah menjelaskan apa yg dimaksud doa dalam sudut pandang theravada yg bahkan sulit diterima oleh para penganut agama lain. sepertinya anda memberikan rujukan tanpa membacanya terlebih dulu. pathetic ...Quotedoa n permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;dari definisi di atas, yg manakah yg menurut anda dilakukan oleh theravada dalam doa mereka?
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya
Silahkan dinginkan pikiran anda dan baca dulu PDF yang saya cantumkan baru kita bicara lagi :)
_/\_
pikiran saya senantiasa dingin bro, jangan khawatir, silahkan anda baca dulu PDF yg anda cantumkan, saya tunggu komentar anda setelah anda membacanya
Gimana to jelas-jelas saya nyuruh situ baca dan silahkan komentar kok malah dibalik-balik dan berbelit-belit ^-^
_/\_
karena saya sudah baca dan tampaknya anda yg belum membaca, dan dari kemaren jelas bahwa andalah yg berbelit-belit
Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,
Simak PDF di bagian Theravada : ternyata Agama Buddha aliran Theravada juga berdoa ! :)
_/\_
OOT bung, di sini kita sedang membahas "Apa gunanya berdoa" bukan "apakah theravada berdoa atau tidak berdoa", 100 deh
Sapa yg OOT bung, dari tadi saya ngomong di Agama Buddha juga ada doa, eh anda malah bilang di Agama Buddha tidak ada doa, khususnya aliran Theravada anda bilang tidak ada doa merujuk ke KBBI, nah sekarang terbukti Agama Buddha Theravada ternyata juga ikut berdoa :) Gimana bung coba jawab ^-^, cape deh........ :)
_/\_
tentu saja saya merujuk definisi DOA dalam KBBI, bukankah KBBI adalah otoritas tertinggi dalam kosa kata bahasa indonesia? dalam definisi KBBI itu jelas theravada tidak melakukan yg spt itu. rujukan yg anda berikan adalah "Buddhist also PRAY" bukan "Buddhis also BERDOA", sementara kita memiliki definisi berdoa yg berbeda di sini. bahkan dalam rujukan yg anda berikan, penulis sudah menjelaskan apa yg dimaksud doa dalam sudut pandang theravada yg bahkan sulit diterima oleh para penganut agama lain. sepertinya anda memberikan rujukan tanpa membacanya terlebih dulu. pathetic ...Quotedoa n permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;dari definisi di atas, yg manakah yg menurut anda dilakukan oleh theravada dalam doa mereka?
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya
Silahkan dinginkan pikiran anda dan baca dulu PDF yang saya cantumkan baru kita bicara lagi :)
_/\_
pikiran saya senantiasa dingin bro, jangan khawatir, silahkan anda baca dulu PDF yg anda cantumkan, saya tunggu komentar anda setelah anda membacanya
Gimana to jelas-jelas saya nyuruh situ baca dan silahkan komentar kok malah dibalik-balik dan berbelit-belit ^-^
_/\_
karena saya sudah baca dan tampaknya anda yg belum membaca, dan dari kemaren jelas bahwa andalah yg berbelit-belit
Kalo anda sudah baca ya syukurlah ^-^, disitu kan diuraikan dengan jelas bahwa dalam Agama Buddha Theravada juga ada doa.
_/\_
Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,
Simak PDF di bagian Theravada : ternyata Agama Buddha aliran Theravada juga berdoa ! :)
_/\_
OOT bung, di sini kita sedang membahas "Apa gunanya berdoa" bukan "apakah theravada berdoa atau tidak berdoa", 100 deh
Sapa yg OOT bung, dari tadi saya ngomong di Agama Buddha juga ada doa, eh anda malah bilang di Agama Buddha tidak ada doa, khususnya aliran Theravada anda bilang tidak ada doa merujuk ke KBBI, nah sekarang terbukti Agama Buddha Theravada ternyata juga ikut berdoa :) Gimana bung coba jawab ^-^, cape deh........ :)
_/\_
tentu saja saya merujuk definisi DOA dalam KBBI, bukankah KBBI adalah otoritas tertinggi dalam kosa kata bahasa indonesia? dalam definisi KBBI itu jelas theravada tidak melakukan yg spt itu. rujukan yg anda berikan adalah "Buddhist also PRAY" bukan "Buddhis also BERDOA", sementara kita memiliki definisi berdoa yg berbeda di sini. bahkan dalam rujukan yg anda berikan, penulis sudah menjelaskan apa yg dimaksud doa dalam sudut pandang theravada yg bahkan sulit diterima oleh para penganut agama lain. sepertinya anda memberikan rujukan tanpa membacanya terlebih dulu. pathetic ...Quotedoa n permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;dari definisi di atas, yg manakah yg menurut anda dilakukan oleh theravada dalam doa mereka?
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya
Silahkan dinginkan pikiran anda dan baca dulu PDF yang saya cantumkan baru kita bicara lagi :)
_/\_
pikiran saya senantiasa dingin bro, jangan khawatir, silahkan anda baca dulu PDF yg anda cantumkan, saya tunggu komentar anda setelah anda membacanya
Gimana to jelas-jelas saya nyuruh situ baca dan silahkan komentar kok malah dibalik-balik dan berbelit-belit ^-^
_/\_
karena saya sudah baca dan tampaknya anda yg belum membaca, dan dari kemaren jelas bahwa andalah yg berbelit-belit
Kalo anda sudah baca ya syukurlah ^-^, disitu kan diuraikan dengan jelas bahwa dalam Agama Buddha Theravada juga ada doa.
_/\_
karena dalam bahasa inggris, disitu disebutkan PRAYER, menurut saya tidak identik dengan DOA
Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,
Simak PDF di bagian Theravada : ternyata Agama Buddha aliran Theravada juga berdoa ! :)
_/\_
OOT bung, di sini kita sedang membahas "Apa gunanya berdoa" bukan "apakah theravada berdoa atau tidak berdoa", 100 deh
Sapa yg OOT bung, dari tadi saya ngomong di Agama Buddha juga ada doa, eh anda malah bilang di Agama Buddha tidak ada doa, khususnya aliran Theravada anda bilang tidak ada doa merujuk ke KBBI, nah sekarang terbukti Agama Buddha Theravada ternyata juga ikut berdoa :) Gimana bung coba jawab ^-^, cape deh........ :)
_/\_
tentu saja saya merujuk definisi DOA dalam KBBI, bukankah KBBI adalah otoritas tertinggi dalam kosa kata bahasa indonesia? dalam definisi KBBI itu jelas theravada tidak melakukan yg spt itu. rujukan yg anda berikan adalah "Buddhist also PRAY" bukan "Buddhis also BERDOA", sementara kita memiliki definisi berdoa yg berbeda di sini. bahkan dalam rujukan yg anda berikan, penulis sudah menjelaskan apa yg dimaksud doa dalam sudut pandang theravada yg bahkan sulit diterima oleh para penganut agama lain. sepertinya anda memberikan rujukan tanpa membacanya terlebih dulu. pathetic ...Quotedoa n permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;dari definisi di atas, yg manakah yg menurut anda dilakukan oleh theravada dalam doa mereka?
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya
Silahkan dinginkan pikiran anda dan baca dulu PDF yang saya cantumkan baru kita bicara lagi :)
_/\_
pikiran saya senantiasa dingin bro, jangan khawatir, silahkan anda baca dulu PDF yg anda cantumkan, saya tunggu komentar anda setelah anda membacanya
Gimana to jelas-jelas saya nyuruh situ baca dan silahkan komentar kok malah dibalik-balik dan berbelit-belit ^-^
_/\_
karena saya sudah baca dan tampaknya anda yg belum membaca, dan dari kemaren jelas bahwa andalah yg berbelit-belit
Kalo anda sudah baca ya syukurlah ^-^, disitu kan diuraikan dengan jelas bahwa dalam Agama Buddha Theravada juga ada doa.
_/\_
karena dalam bahasa inggris, disitu disebutkan PRAYER, menurut saya tidak identik dengan DOA
Jadi didalam Agama Buddha Theravada tidak ada DOA yang ada PRAYER, begitu ya bro ^-^
_/\_
Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,
Simak PDF di bagian Theravada : ternyata Agama Buddha aliran Theravada juga berdoa ! :)
_/\_
OOT bung, di sini kita sedang membahas "Apa gunanya berdoa" bukan "apakah theravada berdoa atau tidak berdoa", 100 deh
Sapa yg OOT bung, dari tadi saya ngomong di Agama Buddha juga ada doa, eh anda malah bilang di Agama Buddha tidak ada doa, khususnya aliran Theravada anda bilang tidak ada doa merujuk ke KBBI, nah sekarang terbukti Agama Buddha Theravada ternyata juga ikut berdoa :) Gimana bung coba jawab ^-^, cape deh........ :)
_/\_
tentu saja saya merujuk definisi DOA dalam KBBI, bukankah KBBI adalah otoritas tertinggi dalam kosa kata bahasa indonesia? dalam definisi KBBI itu jelas theravada tidak melakukan yg spt itu. rujukan yg anda berikan adalah "Buddhist also PRAY" bukan "Buddhis also BERDOA", sementara kita memiliki definisi berdoa yg berbeda di sini. bahkan dalam rujukan yg anda berikan, penulis sudah menjelaskan apa yg dimaksud doa dalam sudut pandang theravada yg bahkan sulit diterima oleh para penganut agama lain. sepertinya anda memberikan rujukan tanpa membacanya terlebih dulu. pathetic ...Quotedoa n permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;dari definisi di atas, yg manakah yg menurut anda dilakukan oleh theravada dalam doa mereka?
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya
Silahkan dinginkan pikiran anda dan baca dulu PDF yang saya cantumkan baru kita bicara lagi :)
_/\_
pikiran saya senantiasa dingin bro, jangan khawatir, silahkan anda baca dulu PDF yg anda cantumkan, saya tunggu komentar anda setelah anda membacanya
Gimana to jelas-jelas saya nyuruh situ baca dan silahkan komentar kok malah dibalik-balik dan berbelit-belit ^-^
_/\_
karena saya sudah baca dan tampaknya anda yg belum membaca, dan dari kemaren jelas bahwa andalah yg berbelit-belit
Kalo anda sudah baca ya syukurlah ^-^, disitu kan diuraikan dengan jelas bahwa dalam Agama Buddha Theravada juga ada doa.
_/\_
karena dalam bahasa inggris, disitu disebutkan PRAYER, menurut saya tidak identik dengan DOA
Jadi didalam Agama Buddha Theravada tidak ada DOA yang ada PRAYER, begitu ya bro ^-^
_/\_
itu kan menurut anda,
sekali lagi saya tegaskan bahwa saya hanya menggunakan Tipitaka sebagai referensi, bukan celotehan pihak ke 3.
mungkin saya harus mundur lagi
definisi DOA adalah seperti yg tercantum dalam KBBI, apakah anda setuju dengan ini?
Sebenarnya jika dikatan di Theravada ada "doa", yah memang bisa ada. Sebab definisi dari doa saja sudah sangat bias dan bercabang. Inilah yang disebut dengan generalisasi (perluasan makna). Jika dipaksakan demikian, yah memang di Theravada pun ada "doa"; yaitu "Paritta", "sabbe satta bhavantu sukhitata", "sadhu sadhu sadhu", dan sebagainya.
Namun, bagi sebagian orang (termasuk saya) tidak mengikuti generalisasi seperti ini. Jika tetap dipaksakan bahwa di Theravada ada doa, maka saya pikir tidak perlu diributkan. Silakan orang lain menganggap itu doa, dan kami juga akan menganggap itu bukan doa. Doa atau bukan doa hanyalah sebuah label yang diberikan. Namun yang jelas; baik Paritta, sabbe satta bhavantu sukhitata, sadhu sadhu sadhu; tidak dibacakan untuk berkomunikasi, memuja ataupun memohon pada sosok manapun. Lantas apa pendapat saya akan "doa Theravada ini"? Menurut saya, itu bukan doa; melainkan ungkapan harapan dan pembacaan syair Dhamma saja.
Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,
Simak PDF di bagian Theravada : ternyata Agama Buddha aliran Theravada juga berdoa ! :)
_/\_
OOT bung, di sini kita sedang membahas "Apa gunanya berdoa" bukan "apakah theravada berdoa atau tidak berdoa", 100 deh
Sapa yg OOT bung, dari tadi saya ngomong di Agama Buddha juga ada doa, eh anda malah bilang di Agama Buddha tidak ada doa, khususnya aliran Theravada anda bilang tidak ada doa merujuk ke KBBI, nah sekarang terbukti Agama Buddha Theravada ternyata juga ikut berdoa :) Gimana bung coba jawab ^-^, cape deh........ :)
_/\_
tentu saja saya merujuk definisi DOA dalam KBBI, bukankah KBBI adalah otoritas tertinggi dalam kosa kata bahasa indonesia? dalam definisi KBBI itu jelas theravada tidak melakukan yg spt itu. rujukan yg anda berikan adalah "Buddhist also PRAY" bukan "Buddhis also BERDOA", sementara kita memiliki definisi berdoa yg berbeda di sini. bahkan dalam rujukan yg anda berikan, penulis sudah menjelaskan apa yg dimaksud doa dalam sudut pandang theravada yg bahkan sulit diterima oleh para penganut agama lain. sepertinya anda memberikan rujukan tanpa membacanya terlebih dulu. pathetic ...Quotedoa n permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;dari definisi di atas, yg manakah yg menurut anda dilakukan oleh theravada dalam doa mereka?
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya
Silahkan dinginkan pikiran anda dan baca dulu PDF yang saya cantumkan baru kita bicara lagi :)
_/\_
pikiran saya senantiasa dingin bro, jangan khawatir, silahkan anda baca dulu PDF yg anda cantumkan, saya tunggu komentar anda setelah anda membacanya
Gimana to jelas-jelas saya nyuruh situ baca dan silahkan komentar kok malah dibalik-balik dan berbelit-belit ^-^
_/\_
karena saya sudah baca dan tampaknya anda yg belum membaca, dan dari kemaren jelas bahwa andalah yg berbelit-belit
Kalo anda sudah baca ya syukurlah ^-^, disitu kan diuraikan dengan jelas bahwa dalam Agama Buddha Theravada juga ada doa.
_/\_
karena dalam bahasa inggris, disitu disebutkan PRAYER, menurut saya tidak identik dengan DOA
Jadi didalam Agama Buddha Theravada tidak ada DOA yang ada PRAYER, begitu ya bro ^-^
_/\_
itu kan menurut anda,
sekali lagi saya tegaskan bahwa saya hanya menggunakan Tipitaka sebagai referensi, bukan celotehan pihak ke 3.
mungkin saya harus mundur lagi
definisi DOA adalah seperti yg tercantum dalam KBBI, apakah anda setuju dengan ini?
Tipitaka mana yang anda pakai? ^-^ Didalam Pdf yang saya cantumkan jelas-jelas merujuk ke Tipitaka :)
_/\_
Namo Buddhaya,Sebenarnya jika dikatan di Theravada ada "doa", yah memang bisa ada. Sebab definisi dari doa saja sudah sangat bias dan bercabang. Inilah yang disebut dengan generalisasi (perluasan makna). Jika dipaksakan demikian, yah memang di Theravada pun ada "doa"; yaitu "Paritta", "sabbe satta bhavantu sukhitata", "sadhu sadhu sadhu", dan sebagainya.
Namun, bagi sebagian orang (termasuk saya) tidak mengikuti generalisasi seperti ini. Jika tetap dipaksakan bahwa di Theravada ada doa, maka saya pikir tidak perlu diributkan. Silakan orang lain menganggap itu doa, dan kami juga akan menganggap itu bukan doa. Doa atau bukan doa hanyalah sebuah label yang diberikan. Namun yang jelas; baik Paritta, sabbe satta bhavantu sukhitata, sadhu sadhu sadhu; tidak dibacakan untuk berkomunikasi, memuja ataupun memohon pada sosok manapun. Lantas apa pendapat saya akan "doa Theravada ini"? Menurut saya, itu bukan doa; melainkan ungkapan harapan dan pembacaan syair Dhamma saja.
Menurut saya, itu bukan doa; melainkan ungkapan harapan dan pembacaan syair Dhamma saja= Ungkapan harapan, supaya terkabulkan ya bro? :)
_/\_
Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,
Simak PDF di bagian Theravada : ternyata Agama Buddha aliran Theravada juga berdoa ! :)
_/\_
OOT bung, di sini kita sedang membahas "Apa gunanya berdoa" bukan "apakah theravada berdoa atau tidak berdoa", 100 deh
Sapa yg OOT bung, dari tadi saya ngomong di Agama Buddha juga ada doa, eh anda malah bilang di Agama Buddha tidak ada doa, khususnya aliran Theravada anda bilang tidak ada doa merujuk ke KBBI, nah sekarang terbukti Agama Buddha Theravada ternyata juga ikut berdoa :) Gimana bung coba jawab ^-^, cape deh........ :)
_/\_
tentu saja saya merujuk definisi DOA dalam KBBI, bukankah KBBI adalah otoritas tertinggi dalam kosa kata bahasa indonesia? dalam definisi KBBI itu jelas theravada tidak melakukan yg spt itu. rujukan yg anda berikan adalah "Buddhist also PRAY" bukan "Buddhis also BERDOA", sementara kita memiliki definisi berdoa yg berbeda di sini. bahkan dalam rujukan yg anda berikan, penulis sudah menjelaskan apa yg dimaksud doa dalam sudut pandang theravada yg bahkan sulit diterima oleh para penganut agama lain. sepertinya anda memberikan rujukan tanpa membacanya terlebih dulu. pathetic ...Quotedoa n permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;dari definisi di atas, yg manakah yg menurut anda dilakukan oleh theravada dalam doa mereka?
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya
Silahkan dinginkan pikiran anda dan baca dulu PDF yang saya cantumkan baru kita bicara lagi :)
_/\_
pikiran saya senantiasa dingin bro, jangan khawatir, silahkan anda baca dulu PDF yg anda cantumkan, saya tunggu komentar anda setelah anda membacanya
Gimana to jelas-jelas saya nyuruh situ baca dan silahkan komentar kok malah dibalik-balik dan berbelit-belit ^-^
_/\_
karena saya sudah baca dan tampaknya anda yg belum membaca, dan dari kemaren jelas bahwa andalah yg berbelit-belit
Kalo anda sudah baca ya syukurlah ^-^, disitu kan diuraikan dengan jelas bahwa dalam Agama Buddha Theravada juga ada doa.
_/\_
karena dalam bahasa inggris, disitu disebutkan PRAYER, menurut saya tidak identik dengan DOA
Jadi didalam Agama Buddha Theravada tidak ada DOA yang ada PRAYER, begitu ya bro ^-^
_/\_
itu kan menurut anda,
sekali lagi saya tegaskan bahwa saya hanya menggunakan Tipitaka sebagai referensi, bukan celotehan pihak ke 3.
mungkin saya harus mundur lagi
definisi DOA adalah seperti yg tercantum dalam KBBI, apakah anda setuju dengan ini?
Tipitaka mana yang anda pakai? ^-^ Didalam Pdf yang saya cantumkan jelas-jelas merujuk ke Tipitaka :)
_/\_
kok yg saya baca itu adalah tulisan SHWE ZAN AUNG, apakah anda memberikan dokumen yg salah? Tipitaka yg saya gunakan adalah Tipitaka Pali, yg terjemahannya tersedia di ATI.org. mungkin anda bersedia mengutipkan di sini teks dari tipitaka yg anda maksudkan.
Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,
Simak PDF di bagian Theravada : ternyata Agama Buddha aliran Theravada juga berdoa ! :)
_/\_
OOT bung, di sini kita sedang membahas "Apa gunanya berdoa" bukan "apakah theravada berdoa atau tidak berdoa", 100 deh
Sapa yg OOT bung, dari tadi saya ngomong di Agama Buddha juga ada doa, eh anda malah bilang di Agama Buddha tidak ada doa, khususnya aliran Theravada anda bilang tidak ada doa merujuk ke KBBI, nah sekarang terbukti Agama Buddha Theravada ternyata juga ikut berdoa :) Gimana bung coba jawab ^-^, cape deh........ :)
_/\_
tentu saja saya merujuk definisi DOA dalam KBBI, bukankah KBBI adalah otoritas tertinggi dalam kosa kata bahasa indonesia? dalam definisi KBBI itu jelas theravada tidak melakukan yg spt itu. rujukan yg anda berikan adalah "Buddhist also PRAY" bukan "Buddhis also BERDOA", sementara kita memiliki definisi berdoa yg berbeda di sini. bahkan dalam rujukan yg anda berikan, penulis sudah menjelaskan apa yg dimaksud doa dalam sudut pandang theravada yg bahkan sulit diterima oleh para penganut agama lain. sepertinya anda memberikan rujukan tanpa membacanya terlebih dulu. pathetic ...Quotedoa n permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;dari definisi di atas, yg manakah yg menurut anda dilakukan oleh theravada dalam doa mereka?
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya
Silahkan dinginkan pikiran anda dan baca dulu PDF yang saya cantumkan baru kita bicara lagi :)
_/\_
pikiran saya senantiasa dingin bro, jangan khawatir, silahkan anda baca dulu PDF yg anda cantumkan, saya tunggu komentar anda setelah anda membacanya
Gimana to jelas-jelas saya nyuruh situ baca dan silahkan komentar kok malah dibalik-balik dan berbelit-belit ^-^
_/\_
karena saya sudah baca dan tampaknya anda yg belum membaca, dan dari kemaren jelas bahwa andalah yg berbelit-belit
Kalo anda sudah baca ya syukurlah ^-^, disitu kan diuraikan dengan jelas bahwa dalam Agama Buddha Theravada juga ada doa.
_/\_
karena dalam bahasa inggris, disitu disebutkan PRAYER, menurut saya tidak identik dengan DOA
Jadi didalam Agama Buddha Theravada tidak ada DOA yang ada PRAYER, begitu ya bro ^-^
_/\_
itu kan menurut anda,
sekali lagi saya tegaskan bahwa saya hanya menggunakan Tipitaka sebagai referensi, bukan celotehan pihak ke 3.
mungkin saya harus mundur lagi
definisi DOA adalah seperti yg tercantum dalam KBBI, apakah anda setuju dengan ini?
Tipitaka mana yang anda pakai? ^-^ Didalam Pdf yang saya cantumkan jelas-jelas merujuk ke Tipitaka :)
_/\_
kok yg saya baca itu adalah tulisan SHWE ZAN AUNG, apakah anda memberikan dokumen yg salah? Tipitaka yg saya gunakan adalah Tipitaka Pali, yg terjemahannya tersedia di ATI.org. mungkin anda bersedia mengutipkan di sini teks dari tipitaka yg anda maksudkan.
Cariya Pitaka, Timsa Nipata, Ratana Sutta.
Kalo anda ada tidak yang meyebutkan Sang Buddha melarang murid-muridnya buat berdoa, kalo tidak ada ya berarti anda ngawur-ngawuran saja....... ^-^
_/\_
Menurut saya, itu bukan doa; melainkan ungkapan harapan dan pembacaan syair Dhamma saja= Ungkapan harapan, supaya terkabulkan ya bro? :)
_/\_
saya ulangi:dalam pengamatan murni secara pasif, hanya ada pengamatan, tidak ada motivasi.
Saya ulangi pertanyaan saya secara lebih jelas: "Apa motivasi atau alasan seseorang sehingga ia ingin mengamati hal-hal tersebut?"
saya ulangi:
dalam pengamatan murni secara pasif, hanya ada pengamatan, tidak ada motivasi.
sepertinya sampai di sini saja ;D
Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,
Simak PDF di bagian Theravada : ternyata Agama Buddha aliran Theravada juga berdoa ! :)
_/\_
OOT bung, di sini kita sedang membahas "Apa gunanya berdoa" bukan "apakah theravada berdoa atau tidak berdoa", 100 deh
Sapa yg OOT bung, dari tadi saya ngomong di Agama Buddha juga ada doa, eh anda malah bilang di Agama Buddha tidak ada doa, khususnya aliran Theravada anda bilang tidak ada doa merujuk ke KBBI, nah sekarang terbukti Agama Buddha Theravada ternyata juga ikut berdoa :) Gimana bung coba jawab ^-^, cape deh........ :)
_/\_
tentu saja saya merujuk definisi DOA dalam KBBI, bukankah KBBI adalah otoritas tertinggi dalam kosa kata bahasa indonesia? dalam definisi KBBI itu jelas theravada tidak melakukan yg spt itu. rujukan yg anda berikan adalah "Buddhist also PRAY" bukan "Buddhis also BERDOA", sementara kita memiliki definisi berdoa yg berbeda di sini. bahkan dalam rujukan yg anda berikan, penulis sudah menjelaskan apa yg dimaksud doa dalam sudut pandang theravada yg bahkan sulit diterima oleh para penganut agama lain. sepertinya anda memberikan rujukan tanpa membacanya terlebih dulu. pathetic ...Quotedoa n permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;dari definisi di atas, yg manakah yg menurut anda dilakukan oleh theravada dalam doa mereka?
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya
Silahkan dinginkan pikiran anda dan baca dulu PDF yang saya cantumkan baru kita bicara lagi :)
_/\_
pikiran saya senantiasa dingin bro, jangan khawatir, silahkan anda baca dulu PDF yg anda cantumkan, saya tunggu komentar anda setelah anda membacanya
Gimana to jelas-jelas saya nyuruh situ baca dan silahkan komentar kok malah dibalik-balik dan berbelit-belit ^-^
_/\_
karena saya sudah baca dan tampaknya anda yg belum membaca, dan dari kemaren jelas bahwa andalah yg berbelit-belit
Kalo anda sudah baca ya syukurlah ^-^, disitu kan diuraikan dengan jelas bahwa dalam Agama Buddha Theravada juga ada doa.
_/\_
karena dalam bahasa inggris, disitu disebutkan PRAYER, menurut saya tidak identik dengan DOA
Jadi didalam Agama Buddha Theravada tidak ada DOA yang ada PRAYER, begitu ya bro ^-^
_/\_
itu kan menurut anda,
sekali lagi saya tegaskan bahwa saya hanya menggunakan Tipitaka sebagai referensi, bukan celotehan pihak ke 3.
mungkin saya harus mundur lagi
definisi DOA adalah seperti yg tercantum dalam KBBI, apakah anda setuju dengan ini?
Tipitaka mana yang anda pakai? ^-^ Didalam Pdf yang saya cantumkan jelas-jelas merujuk ke Tipitaka :)
_/\_
kok yg saya baca itu adalah tulisan SHWE ZAN AUNG, apakah anda memberikan dokumen yg salah? Tipitaka yg saya gunakan adalah Tipitaka Pali, yg terjemahannya tersedia di ATI.org. mungkin anda bersedia mengutipkan di sini teks dari tipitaka yg anda maksudkan.
Cariya Pitaka, Timsa Nipata, Ratana Sutta.
Kalo anda ada tidak yang meyebutkan Sang Buddha melarang murid-muridnya buat berdoa, kalo tidak ada ya berarti anda ngawur-ngawuran saja....... ^-^
_/\_
Bro, saya tidak pernah membaca di sutta atau sutra manapun bahwa Sang Buddha melarang kawin, tapi apakah dengan begitu lantas anda berkesimpulan bahwa Sang Buddha mengajarkan kawin?
Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,Namo Buddhaya,
Simak PDF di bagian Theravada : ternyata Agama Buddha aliran Theravada juga berdoa ! :)
_/\_
OOT bung, di sini kita sedang membahas "Apa gunanya berdoa" bukan "apakah theravada berdoa atau tidak berdoa", 100 deh
Sapa yg OOT bung, dari tadi saya ngomong di Agama Buddha juga ada doa, eh anda malah bilang di Agama Buddha tidak ada doa, khususnya aliran Theravada anda bilang tidak ada doa merujuk ke KBBI, nah sekarang terbukti Agama Buddha Theravada ternyata juga ikut berdoa :) Gimana bung coba jawab ^-^, cape deh........ :)
_/\_
tentu saja saya merujuk definisi DOA dalam KBBI, bukankah KBBI adalah otoritas tertinggi dalam kosa kata bahasa indonesia? dalam definisi KBBI itu jelas theravada tidak melakukan yg spt itu. rujukan yg anda berikan adalah "Buddhist also PRAY" bukan "Buddhis also BERDOA", sementara kita memiliki definisi berdoa yg berbeda di sini. bahkan dalam rujukan yg anda berikan, penulis sudah menjelaskan apa yg dimaksud doa dalam sudut pandang theravada yg bahkan sulit diterima oleh para penganut agama lain. sepertinya anda memberikan rujukan tanpa membacanya terlebih dulu. pathetic ...Quotedoa n permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;dari definisi di atas, yg manakah yg menurut anda dilakukan oleh theravada dalam doa mereka?
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya
Silahkan dinginkan pikiran anda dan baca dulu PDF yang saya cantumkan baru kita bicara lagi :)
_/\_
pikiran saya senantiasa dingin bro, jangan khawatir, silahkan anda baca dulu PDF yg anda cantumkan, saya tunggu komentar anda setelah anda membacanya
Gimana to jelas-jelas saya nyuruh situ baca dan silahkan komentar kok malah dibalik-balik dan berbelit-belit ^-^
_/\_
karena saya sudah baca dan tampaknya anda yg belum membaca, dan dari kemaren jelas bahwa andalah yg berbelit-belit
Kalo anda sudah baca ya syukurlah ^-^, disitu kan diuraikan dengan jelas bahwa dalam Agama Buddha Theravada juga ada doa.
_/\_
karena dalam bahasa inggris, disitu disebutkan PRAYER, menurut saya tidak identik dengan DOA
Jadi didalam Agama Buddha Theravada tidak ada DOA yang ada PRAYER, begitu ya bro ^-^
_/\_
itu kan menurut anda,
sekali lagi saya tegaskan bahwa saya hanya menggunakan Tipitaka sebagai referensi, bukan celotehan pihak ke 3.
mungkin saya harus mundur lagi
definisi DOA adalah seperti yg tercantum dalam KBBI, apakah anda setuju dengan ini?
Tipitaka mana yang anda pakai? ^-^ Didalam Pdf yang saya cantumkan jelas-jelas merujuk ke Tipitaka :)
_/\_
kok yg saya baca itu adalah tulisan SHWE ZAN AUNG, apakah anda memberikan dokumen yg salah? Tipitaka yg saya gunakan adalah Tipitaka Pali, yg terjemahannya tersedia di ATI.org. mungkin anda bersedia mengutipkan di sini teks dari tipitaka yg anda maksudkan.
Cariya Pitaka, Timsa Nipata, Ratana Sutta.
Kalo anda ada tidak yang meyebutkan Sang Buddha melarang murid-muridnya buat berdoa, kalo tidak ada ya berarti anda ngawur-ngawuran saja....... ^-^
_/\_
Bro, saya tidak pernah membaca di sutta atau sutra manapun bahwa Sang Buddha melarang kawin, tapi apakah dengan begitu lantas anda berkesimpulan bahwa Sang Buddha mengajarkan kawin?
Kita berdiskusi tentang doa, jangan melebar ketopik lain, mohon dengan hormat agar pertanyaan saya dijawab oleh bro Indra : "Ada tidak yang meyebutkan Sang Buddha melarang murid-muridnya buat berdoa". Mohon cantumkan Sutta-Sutta nya kalo ada ^-^
_/\_
kalau boleh tanya doa ini yang seperti gimana? minta2 sama Tuhan?
Kita berdiskusi tentang doa, jangan melebar ketopik lain, mohon dengan hormat agar pertanyaan saya dijawab oleh bro Indra : "Ada tidak yang meyebutkan Sang Buddha melarang murid-muridnya buat berdoa". Mohon cantumkan Sutta-Sutta nya kalo ada ^-^
_/\_
shalom,kalau boleh tanya doa ini yang seperti gimana? minta2 sama Tuhan?
Kita berdiskusi tentang doa, jangan melebar ketopik lain, mohon dengan hormat agar pertanyaan saya dijawab oleh bro Indra : "Ada tidak yang meyebutkan Sang Buddha melarang murid-muridnya buat berdoa". Mohon cantumkan Sutta-Sutta nya kalo ada ^-^
_/\_
dalam cakkavatti buddha pernah mengatakan :
Para bhikkhu, jadikanlah dirimu sebagai pelita, berlindunglah pada dirimu sendiri dan jangan berlindung pada yang lain; hiduplah dalam dhamma sebagai pelitamu, dhamma sebagai pelindungmu dan jangan berlindung pada yang lain.
kalau maksud anda doa yaitu berlindung pada yang lain, di sutta itu dikatakan jangan, bagaimana menurut anda?
secara ajaran aja udah beda masa kaga pake logika =))shalom,kalau boleh tanya doa ini yang seperti gimana? minta2 sama Tuhan?
Kita berdiskusi tentang doa, jangan melebar ketopik lain, mohon dengan hormat agar pertanyaan saya dijawab oleh bro Indra : "Ada tidak yang meyebutkan Sang Buddha melarang murid-muridnya buat berdoa". Mohon cantumkan Sutta-Sutta nya kalo ada ^-^
_/\_
dalam cakkavatti buddha pernah mengatakan :
Para bhikkhu, jadikanlah dirimu sebagai pelita, berlindunglah pada dirimu sendiri dan jangan berlindung pada yang lain; hiduplah dalam dhamma sebagai pelitamu, dhamma sebagai pelindungmu dan jangan berlindung pada yang lain.
kalau maksud anda doa yaitu berlindung pada yang lain, di sutta itu dikatakan jangan, bagaimana menurut anda?
itu kan interpretasi Bro, yg diminta adalah adakah tertulis "DILARANG BERDOA" dalam sutta, sejenis padpad gitu loh
ada dalam sutta mahayana seperti ini :
Aku belum pernah mendengar hal ini muka berhadapan muka dengan Yang
Terberkahi, O Pangeran, aku belum pernah menerima hal ini langsung
dari Yang Terberkahi, namun ada kemungkinan bahwa Yang Terberkahi
akan menjawab seperti ini: Jika seseorang tidak mengikuti kehidupan
suci dengan benar, maka meskipun ia berharap untuk mendapatkan
hasilnya, ia akan gagal mendapatkan hasilnya. Jika seseorang tidak
mengikuti kehidupan suci dengan benar, maka meskipun ia tidak
mengharapkan sesuatu,…mengharapkan dan tidak mengharapkan sesuatu,…
tidak mengharapkan dan tidak tak mengharapkan sesuatu, maka ia akan
gagal mendapatkan hasil. [Namun] jika seseorang mengikuti kehidupan
suci dengan benar, maka dengan mengharapkan hasil, ia akan
mendapatkan hasil. Jika seseorang mengikuti kehidupan suci dengan
benar,… dengan tanpa mengharapkan hasil,… dengan mengharapkan dan
tanpa mengharapkan hasil,… dengan tidak mengharapkan dan tidak tak
mengharapkan hasil, maka ia akan mendapatkan hasil."
kalau pengharapan itu diganti katanya dengan doa bisa khan ;D
loh gua khan ngikut maha guru loe seng pad =))ada dalam sutta mahayana seperti ini :
Aku belum pernah mendengar hal ini muka berhadapan muka dengan Yang
Terberkahi, O Pangeran, aku belum pernah menerima hal ini langsung
dari Yang Terberkahi, namun ada kemungkinan bahwa Yang Terberkahi
akan menjawab seperti ini: Jika seseorang tidak mengikuti kehidupan
suci dengan benar, maka meskipun ia berharap untuk mendapatkan
hasilnya, ia akan gagal mendapatkan hasilnya. Jika seseorang tidak
mengikuti kehidupan suci dengan benar, maka meskipun ia tidak
mengharapkan sesuatu,…mengharapkan dan tidak mengharapkan sesuatu,…
tidak mengharapkan dan tidak tak mengharapkan sesuatu, maka ia akan
gagal mendapatkan hasil. [Namun] jika seseorang mengikuti kehidupan
suci dengan benar, maka dengan mengharapkan hasil, ia akan
mendapatkan hasil. Jika seseorang mengikuti kehidupan suci dengan
benar,… dengan tanpa mengharapkan hasil,… dengan mengharapkan dan
tanpa mengharapkan hasil,… dengan tidak mengharapkan dan tidak tak
mengharapkan hasil, maka ia akan mendapatkan hasil."
kalau pengharapan itu diganti katanya dengan doa bisa khan ;D
gak bisa dong
emang kowe yg punya hak paten ngubah2 kata ?
loh gua khan ngikut maha guru loe seng pad =))ada dalam sutta mahayana seperti ini :
Aku belum pernah mendengar hal ini muka berhadapan muka dengan Yang
Terberkahi, O Pangeran, aku belum pernah menerima hal ini langsung
dari Yang Terberkahi, namun ada kemungkinan bahwa Yang Terberkahi
akan menjawab seperti ini: Jika seseorang tidak mengikuti kehidupan
suci dengan benar, maka meskipun ia berharap untuk mendapatkan
hasilnya, ia akan gagal mendapatkan hasilnya. Jika seseorang tidak
mengikuti kehidupan suci dengan benar, maka meskipun ia tidak
mengharapkan sesuatu,…mengharapkan dan tidak mengharapkan sesuatu,…
tidak mengharapkan dan tidak tak mengharapkan sesuatu, maka ia akan
gagal mendapatkan hasil. [Namun] jika seseorang mengikuti kehidupan
suci dengan benar, maka dengan mengharapkan hasil, ia akan
mendapatkan hasil. Jika seseorang mengikuti kehidupan suci dengan
benar,… dengan tanpa mengharapkan hasil,… dengan mengharapkan dan
tanpa mengharapkan hasil,… dengan tidak mengharapkan dan tidak tak
mengharapkan hasil, maka ia akan mendapatkan hasil."
kalau pengharapan itu diganti katanya dengan doa bisa khan ;D
gak bisa dong
emang kowe yg punya hak paten ngubah2 kata ?
kbbi :
doa :: do.a
1 Kelas Kata: kata benda
Definisi: permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd tuhan
:)) Saya ulangi juga untuk ketiga kalinya... "Pengamatan terjadi karena ada orang yang mengamati. Orang mengamati hal tersebut karena didahului oleh keinginan untuk mengamati. Apa motivasi orang tersebut sehingga ingin mengamati?"tidak dijawab karena pertanyaannya salah...
Sebenarnya pertanyaan saya ini adalah pertanyaan lama. Bhikkhu Ananda di sebuah Sutta juga pernah dihadapkan pertanyaan ini. Dan beliau menjawab dengan bijaksana dan mengakui bahwa "pengamatan" ini dimotivasi oleh keinginan (kamus versi morpheus: melarikan diri dari dukkha). Anda sepertinya tidak hendak menjawab, karena jawabannya yang benar akan menunjukkan posisi yang terkesan seperti kontradiksi. Baiklah saya juga tidak ingin melanjutkan. :)
Kalau Anda melanjutkan, saya bisa memberikan beberapa poin tambahan yang menurut saya adalah keliru (dalam artian kurang tepat) dari pandangan-pandangan Anda selama ini. Terimakasih atas diskusinya.silakan saja, om... mungkin saya bisa belajar dari sana. berhubung lagi overloaded, balasnya mungkin lama.
tidak dijawab karena pertanyaannya salah...
apakah sadar bangun dari mimpi mempunyai tujuan?
itulah mengapa susahnya menjelaskan pengamatan secara pasif, karena kata itu sendiri mengesankan sesuatu yg aktif, yg sering disalahmengerti... lebih susah lagi karena ada yang mencoba mengamati dengan usaha dan ambisi, sehingga pengamatan di sana bukan lagi merupakan pengamatan murni secara pasif... ini yg anda sebut motivasi...
sampai di sini, gak bisa dijelaskan lebih jauh lagi, karena saya juga kehabisan kata untuk menjelaskannya...
silakan saja, om... mungkin saya bisa belajar dari sana. berhubung lagi overloaded, balasnya mungkin lama.
Anda hanya berusaha menyangkal... Saya yakin Anda sadar bahwa untuk dapat duduk diam, memejamkan mata, mengamati dukkha, dan akhirnya mengenal apa itu dukkha => semua itu membutuhkan satu keinginan. Mustahil ada orang yang bisa duduk diam, memejamkan mata, ... dan akhirnya mengenali dukkha tanpa didahului keinginan. Anda hanya mengeluarkan jawaban "pengamatan pasif, pengamatan pasif dan pengamatan pasif".yah, itu semuanya kesalahan saya menerangkannya dengan kata2 aktif.
yah, itu semuanya kesalahan saya menerangkannya dengan kata2 aktif.
hmmm... jadi mustahil yah Buddha bisa memejamkan mata, jalan, makan dan duduk tanpa satu keinginan atau motivasi...
dipikir2 lagi, saya jadi mengerti perbedaan persepsi kita.
mungkin anda buka thread baru kalo pengen meneruskannya... atau saya menyerah kalah saja sampai di sini.
silakan terusan dengan point2 anda yang lain.
Namo Buddhaya,
Sebenarnya kalo mau jujur dalam istilah Puja Bhakti tentunya ada yang dipuja dan ada yang kepadanya kita berbakti, entah itu pada Para Buddha dan Para Bodhisattva Mahasattva Agung (Mahayana) atau pada Dhamma (Theravada). Kedua-duanya bertrisarana pada Triratna _/\_
_/\_
Buddha tidak memiliki nafsu. Apapun yang dilakukan-Nya adalah kiriya. Sekarang kita sedang membicarakan seseorang yang belum memadamkan nafsunya. Bagaimana cara pemikiran Anda sehingga menganggap bahwa orang yang masih memiliki nafsu bisa melakukan kiriya?itulah makanya obrolan ini gak akan kemana2.
itulah makanya obrolan ini gak akan kemana2.
bagi anda semua gerakan harus berlandaskan keinginan dan motivasi, menurut saya bisa saja tidak.
dua2nya adalah teori yang berlawanan dan tidak bisa dibuktikan dengan ngomong.
btw, apa anda tau dan bisa pastekan referensi mengenai kiriya di abhidhamma dan di luar abhidhamma?
Itulah karena Anda menganggap bahwa ada satu aktivitas tertentu yang bisa dilakukan tanpa motivasi, makanya Anda hanya mensakralkan pengamatan pasif. Ingin mencari kekayaan adalah melarikan diri dari dukkha. Ingin cari pacar adalah melarikan diri dari dukkha. Ingin mencari agama adalah melarikan diri dari dukkha. Ingin berdoa adalah melarikan diri dari dukkha. Ingin melepaskan keinginan-keinginan ini adalah melarikan diri dari dukkha. Tapi kalau ingin melakukan "pengamatan pasif", nah ini bukan melarikan diri dari dukkha. Nice!menyerah kalah ^:)^
Tidak bisa saya pastikan. Saya hanya menggunakan term "kiriya" untuk membahas dari sudut pandang Buddhisme. Kalau Anda tidak ingin menggunakan basis Buddhisme, mari kita gunakan basis "pemikiran bebas".
menyerah kalah ^:)^
Diskusi ini bukan soal ngotot-ngototan, Bro. Jadi Anda sebenarnya bukan mengaku kalah. Dengan berkata "menyerah kalah" ini, sebenarnya Anda hendak mengonfirmasi saya yang kalah karena keras kepala. :Dbukan, saya mengerti sudut pandang anda dan saya tidak bisa menjelaskannya lagi...
bukan, saya mengerti sudut pandang anda dan saya tidak bisa menjelaskannya lagi...
Mungkin di lain kesempatan, kita bisa kembali mendiskusikannya. :)makasih. semoga ada kesempatan lain...