//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: AKUSALA GARUKA KAMMA  (Read 12606 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline J.W

  • Sebelumnya: Jinaraga, JW. Jinaraga
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.864
  • Reputasi: 103
  • Gender: Male
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #15 on: 17 September 2009, 02:49:32 PM »
Berikut ini ada titipan dari seseorang...

Menurut beliau..., "untuk mendapatkan tiket menderita di alam neraka tidak perlu sampai mencoba2 melakukan akusala garuka kamma...
Dengan ceroboh mencicipi hal berikut ini, seperti yg diceritakan dari kisah Isidasi Theri, kita sudah bisa mendapatkan tiket secara gratis... Bayangkan...itu belum melakukan akusala garuka kamma misnya membunuh ortu aja berat banget, udah keluar dari neraka masih jadi binatang, apalagi bunuh ortu..."

Quote
In the flower-named city
Of Pataliputta
Which adorns the earth
There were two virtous bhikkhunis
Of the Sakya Clan  (di kota Pataliputta yang penuh ditumbuhi dengan bunga2, hiduplah 2 orang Bhikkhuni dari Suku Sakya)

One was names Isidasi
And the other Bodhi
Delighting in meditation
Virtuous and well learned were they
And free from defilement (Yang bernama Isidasi dan Bodhi sedang meditasi mendalam, memiliki sila yang tinggi dan pandai serta telah terbebas dari kemelekatan)

Having wandered their alms
And having had their meal
And washed their bowls
Seated leisurely in a lonely place
They conversed thus : (sehabis pindapatta mereka memakan makanan mereka dan mencuci mangkok / patra mereka, setelah duduk ditempat sunyi mereka berkata :

Noble Isidasi,
Lovely are you
And of age young
Seeing what fault in lay life
Did you renounce the world? (Yang Mulia Isidasi, anda sangat cantik dan muda, kesalahan apakah yang anda lakukan dlm hidup perumahtangga sehingga anda meninggalkan keduniawian?)

Thus queried in the lonely place
Isidasi,
Proficient in the teaching of the Dhamma
Said : Listen well, Bodhi,
Explain I shall how I renounced. (ditempat yang tenang, Isidasi mendalam dengan ajaran Dhamma, berkata :dengarkanlah Bodhi, saya akan jelaskan bagaimana saya meninggalkan keduniawian)

My Father was an unstained merchant
In the city of Ujjeni
His only daughter was I
Lovely and charming (Ayah saya adalah seorang pedagang terhormat di kota Ujjeni, hanya memiliki seorang putri, saya adalah putri tunggalnya, rupawan dan menawan / cantik dan menarik)

From the city of Saketa
Came men of noble clan
To solicit me
A merchant of many jewels
Was among them
To him my father gave me
As daughter-in law- (oleh ayah saya dinikahkan dengan seorang pria berasal dari keluarga terhormat dari kota Saketa, dia adalah seorang pengusaha permata)

Both in the morning and evening
I approached my father –in law
And mother-in law
And paid reverence to them
As instructed (setiap pagi dan sore, saya selalu bernamaskara dan meminta petunjuk kepada ayah ibu mertua saya)

Whenever my husband’s sisters
Or brothers or his retinue
Or even my own beloved
Came near me
Tremblingly I’d get up
And offer them a seat (kepada semua ipar saya dan bahkan suami saya yang tercinta saya selalu mempersilahkan tempat duduk)

With food and drink
And things stored there
I treated them as befitting them (saya mempersembahkan makanan dan minuman kepada mereka)

Rising in good time
I’d go to the threshold of my house
Wash my hands and feet
And come towards my husband
With clasped hands (saya selalu bangun dini hari untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga, saya membasuh tangan dan kaki dan mendatangi suami saya untuk beranjali kepadanya)

Taking a comb
Unguent and a mirror
Myself did I adorn my husband
Like a servant-girl (saya melayani suami, menyisiri rambutnya, mengenakan dandanan nya  dengan tangan saya sendiri bagaikan seorang budak)

Myself did I cook the rice
Myself did I wash pots and pans
And as a mother would her only son
Did I look after
My husband (saya melakukan sendiri memasak makanan, mencuci perabotan masak dan melayani suami bagaikan putra nya yang tunggal)

But in anger my husband scolded me
Who was faitful,
Energetic, active
And virtuous
And who served him (tetapi suami saya memaki saya dengan penuh kemarahan kepada saya yang telah melayani dia dengan penuh ketaatan, rajin dan semangat serta menjaga sila)

To his mother and father
He said :
With permission I shall go
I cannot live in one house
With isidasi (kepada ayah dan ibunya dia berkata : ijinkanlah saya pergi, saya tidak bisa hidup bersama dengan Isidasi satu rumah)

Do not say so, Son
Isidasi is learned, clever
Energetic and active
Why don’t you like her, Son? (Jangan berkata demikian putraku, Isidasi adalah istri yang cerdas, pandai, rajin dan semangat, mengapa kamu tidak menyukainya?)

No wrong has she done me
But cannot live with her
I hate her and am tired of her
With permission I shall go  (dia tidak melakukan kesalahan kepada saya tetapi saya tidak dapat hidup bersamanya, saya benci dia dan saya telah capai, ijinkanlah saya pergi)

Hearing this
My father-in-law and mother-in-law
Asked me wether I’ve offended him
And, if so, to tell it exactly (mendengar hal ini ayah dan ibu mertua saya menanyai saya apakah saya telah melawan suami, jika memang benar agar menceritakan secara jelas)

No harm have I done
Nor commited any offence
No word of ill-will have I spoken
If he hates me
What could I do? (saya tidak melakukan sesuatu hal pun yang menyakitinya atau melawannya, tidak ada kata2 buruk/jahat yang telah saya ucapkan, jika dia telah membenci saya, apakah yang dpt saya perbuat?)

Sad and overcome by pain
They sent me back to my father’s house
Saying,
To keep our son safe
We’ve lost the goddess of beauty (sedih dan amat menyakitkan, mereka mengirim saya kembali kepada ayah saya dan berkata demi menyelamatkan putra kami, kita kehilangan bidadari/dewi/malaikat yang jelita)

Then my father gave me in marriage
To another merchant of noble family
For half the dowry
Which the earlier merchant had taken me (Selanjutnya ayah saya menikahkan saya lagi kepada lain pedagang dari keluarga terhormat, dengan mas kawin separuh dari yang semula menikahi saya)

In his house lived I for one month
And he cast me out
Although I served him like a slave
Virtuous and harmless  (dirumah ini saya tinggal hanya sebulan dan dia mencampakkan saya keluar, walaupun saya melayani dia bagaikan budak, menjaga sila dan tidak pernah menyakitinya)

Then to a wandering mendicant
My father spoke :
Throw away your cloth and bowl
Be husband to my daughter  (selanjutnya ayah saya menikahkan saya kepada seorang pengemis yang mengelana/petapa/bhikkhu, ayah saya berkata kepadanya untuk menjadi suami putrinya dengan membuang pakaian/jubah dan mangkoknya/patra)

Lived he with me a fortnight

Then he told my father :
Give me my cloth, bowl and the cup
A shall roam again for my alms (dia hidup bersama saya hanya 2 minggu, kemudian berkata kepada ayah saya agar mengembalikan jubahnya, mangkoknya dan cangkirnya, dia akan berkelana lagi untuk pindapatta)

Then my father, mother and all relatives
Told him :
Tell us what you wish here
It shall readily be done (kemudiian ayah saya, ibu saya dan semua saudara saya mengatakan kepada dia, apa yang dia inginkan katakan saja maka semua akan disediakan)

To which he said :
Even if I am duly attended to
I am tired of Isidasi
With her I cannot live in one house (yang dia katakan  : bahkan jika saya seorang pelayan yang tolol sekalipun, saya telah cape olehnya, saya tidak dapat hidup bersama bersamanya dalam satu rumah)

Allowed to go, he went ;
Left alone I thought
Even without leave
I shall go to die
Or to live as a bhikkhuni  (setelah disetujui, maka dia pergi, ditinggal sendirian, saya berpikir, bahkan tanpa ditinggal pergipun saya tetap akan mati atau hidup sebagai bhikkhuni)

Then the noble lady Jinadatta
Expert in the discipline
well-learned and virtuous
came to my father’s house
on her alms round (kemudian seorang wanita yang mulia Jinadatta, sangat ahli dlm vinaya/saya rasa ini Patacara krn yg diakui Sang Buddha ahli vinaya adl patacara, pandai dan menjaga sila, telah singgah kerumah ayah saya untuk pindapattanya)

seeing her I got up from my seat

and offered it to her
when she had sat down
I paid homage to her
And offered her food (melihat beliau saya langsung bangkit dari duduk saya dan mempersilahkan beliau untuk duduk, ketika beliau sudah duduk saya bernamaskara kepadanya dan mempersembahkan makanan kepada beliau)

Having satisfied her
With food and drink
I told her thus :
O, Noble Lady! I Wish to be ordained  (setelah selesai makan dan minum, saya berkata kepadanya : Yang Mulia, ijinkan saya untuk penahbisan)

Then my father tells me ;
O, daughter! Practise the doctrin here itself
With food and drink
Satisfy ascetics and Brahmins  (tetapi ayah saya berkata kepada saya : Wahai putriku, lakukanlah dhamma disini dengan makanan dan minuman, melayani petapa2 dan brahmana2)

Weeping,
I told my father
I’ve done an evil deed
And I will bear it myself (dengan penuh tangisan saya berkata kepada ayah saya : saya telah melakukan tindakan keji dimasa lampau dan saya harus menanggungnya sendiri)

Then my father tells me:
Understand the highest doctrine
And attain Nibbana
Which did the supreme One attain (selanjutnya ayah saya mengatakan : mengerti dhamma yang tertinggi dan mencapai nibbana itulah yang telah dilakukan Sang Buddha)

Having paid homage
To my parents and relatives
I entered the sasana
And within seven days
Gained the three-fold knowledge (setelah bernamaskara dengan orang tua dan saudara2 saya, saya memasuki sasana dan dalam seminggu saya telah memiliki 3 abhinna)

Aware am I
Of my last seven births;
Know do I the evil deed
Of which this is the result
To you I shall relate it
Listen attentively  (saya menyadari dari 7 kelahiran lampau saya, mengetahui tindakan keji saya, yang telah mengakibatkan semua ini, saya akan bercerita padamu, perhatikan dengan seksama)

In the city of Erakacca
I was a goldsmith
With much wealth
Infatuated by my youth
I had sexual intercourse
With another’s wife  (dikota Erakacca, saya seorang pandai emas/pembuat emas, dengan kekayaan melimpah, saya telah tergila2 dg kemudaan saya/mungkin maksudnya berfoya2 dg kemudaannya/hura2, saya telah selingkuh dengan istri orang)

Leaving that state
For a long time did I suffer
In hell
Leaving hell
I entered the womb
Of a female monkey (setelah mati saya menderita sangat lama sekali di neraka, setelah meninggalkan neraka, saya masuk kedlm rahim monyet perempuan)

Seven days after my birth
The leader of the herd
Castrated me
The effect of seducing another’s wife  (tujuh hari setelah kelahiran saya pimpinan monyet telah mengebiri saya, inilah akibat dari selingkuh dengan istri orang)

Having fallen from there
I entered the womb
Of a one-eyed, lame she-goat
In the Sindhava forest (setelah dari sana saya masuk kedalam rahim kambing perempuan yang hanya memiliki satu mata, dihutan Sindhava)

Castrated
Carried I children for twelve years
And was sick and worm-eaten-
The effect of seducing another’s wife (dikebiri, sakit2an sejak lahir dan cacingan/mungkin maksudnya berpenyakitan banyak, inilah akibat dari selingkuh dengan istri orang)

Having fallen from there
Enter did I the womb of a cow
Belonging to a cattle dealer
Born a Lac-red calf
Castrated was I after twelve months  (setelah lepas dari sana, saya masuk kedlm rahim seekor lembu milik seorang pedagang ternak, lahir dg kulit banyak bercak2 merah, dikebiri stlh berumur setahun)

Drew I a plough and carts
And became ill and blind
The effect of seducing another’s wife  (menarik pedati dan membajak membuat saya sakit dan buta, inilah akibat selingkuh dengan istri orang)

Leaving that state
I was born in the womb
Of a household slave woman
Neither was I male for female
The effect of seducing another’s wife  (setelah mati saya masuk kedlm rahim seorang budak terlahir sebagai hemaprodit, inilah akibat selingkuh dengan istri orang)

In the thirtieth year
I died
And was born as a girl into a carter’s family
Destitute, with little wealth
And oppressed by creditors  (saya meninggal usia 30 thn dan terlahir sbg gadis dari keluarga penarik pedati, miskin dengan sedikit sekali harta dan ditekan oleh lintah darat)

With the interest-rate accumulated
I was dragged along by the caravan-leader
From my family-house;
Weeping I left   (setelah dihitung dengan bunga saya diseret oleh pimpinan kafilah dari rumah keluarga saya yang saya tinggalkan dengan penuh tangisan)

The caravan-leader’s son
Giridasa by name
Seeing me in the prime of youth
Took me as his wife  (anak laki2 pimpinan kafilah, bernama Giridasa, melihat kesempurnaan kemudaan saya, mengambil saya sbg istri)

He had another wife
Virtuous and good
And affectionate towards him
With her I stirred up enmity  (dia telah beristri, menjaga sila dan baik, serta penuh kasih sayang kpd suami, saya telah melakukan permusuhan dengan nya)

This is why
They rejected me
Despite my serving them like a slave
Even to that
I have now put an end  (inilah sebabnya mengapa mereka menolak saya walaupun pelayanan saya kepada mereka bagaikan seorang budak, oleh karena itu sekarang saya akhiri)

-Theri Isidasi-
From Thera-Theri Gatha (Pages : 86 – 95)
(Inspired Utterances of Buddhist Monks and Nuns)
Sixth century BC – Third century BC
By : Edmund Jayasuriya
Firs print 1999
Buddhist Culture Centre
Srilanka

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #16 on: 17 September 2009, 04:38:57 PM »
Saat seorang menjadi suci, saat itu dia sudah melakukan kusala kamma yang luar biasa besarnya
Karena itu, kondisinya sudah tidak memungkinkan untuk berbuahnya sebagian besar akusala kamma
Tapi bukan berarti semua kamma buruknya menjadi tidak berbuah


bisa dilihat pada kisah saat buddha terluka ujung kakinya oleh batu yg dilemparkan oleh devadatta
juga saat buddha menderita sakit perut yang amat sangat

Jadi untuk kamma2 tertentu yg buahnya sangat berat, saat seseorang menjadi suci, buahnya itu akan menjadi minimal dan untuk kamma yang biasa2 saja, menjadi ahosi kamma (sudah tidak berpotensi berbuah lagi)

Singkat kata, untuk kamma yang kekuatannya tidak terlalu berat, kesucian bisa menjadi kamma pemotong (upaghataka kamma)
tapi untuk yang kekuatannya berat, kesucian menjadi kamma penekan (upapilaka kamma)

semoga bahasanya udah bisa dimengerti yah karena kompleksitas hukum kamma ini, banyak membuat salah pengertian.......
Saking banyaknya, sampai sering dlm pandangan org awam kamma bisa dihapus, atau dinegasikan menjadi tiada.

btw Om Markus, kusala itu terjemahan secara tepatnya dlm indonesia apa yah? _/\_

Kusala : bermanfaat bagi perkembangan batin.....

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #17 on: 17 September 2009, 04:43:44 PM »
Gak usah sungkan, i terima utangan koq... :))

Bunga 0%, diangsur seumur hidup :))

Offline Shining Moon

  • Sebelumnya: Yuri-chan, Yuliani Kurniawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.148
  • Reputasi: 131
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #18 on: 17 September 2009, 04:55:42 PM »
Thanks kaki mungil atas postingannya. Hukum karma itu ngeri banget ya..
Thanks bro markus..
Life is beautiful, let's rock and roll..

Offline J.W

  • Sebelumnya: Jinaraga, JW. Jinaraga
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.864
  • Reputasi: 103
  • Gender: Male
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #19 on: 17 September 2009, 10:25:27 PM »
Thanks kaki mungil atas postingannya. Hukum karma itu ngeri banget ya..
Thanks bro markus..

Haha...jgn thx ke JW.. Tp thx kepada orang yg ada di balik layar  ;D

Beliau berpesan ke kita2 ini yg masih muda..jgn sampai lengah...

 _/\_

Offline Dhamma Sukkha

  • Sebelumnya: Citta Devi
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.607
  • Reputasi: 115
  • kilesaa... .... T__T""" :) _/\_
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #20 on: 18 September 2009, 01:17:36 AM »
thanks jw translateannya....\;D/\;D/\;D/ _/\_
mo ngasih, tapi musti nunggu 720 hours lagi...
May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

Offline J.W

  • Sebelumnya: Jinaraga, JW. Jinaraga
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.864
  • Reputasi: 103
  • Gender: Male
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #21 on: 18 September 2009, 08:38:07 AM »
thanks jw translateannya....\;D/\;D/\;D/ _/\_
mo ngasih, tapi musti nunggu 720 hours lagi...

Sekali lagi.., jangan thx ke JW...  ^-^
Dan itu jg bukan JW yg translate.... tp seseorang yg di balik layar..

JW hny membantu menyampaikan apa yg ingin di sampaikan oleh beliau.

 _/\_

Offline Rina Hong

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.255
  • Reputasi: -2
  • Gender: Female
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #22 on: 18 September 2009, 11:43:02 AM »
sis Yuri, seorang yang mencapai kesucian akan menerima hasil karmanya pada kehidupan itu juga, karena dia tidak akan dilahirkan kembali. (jadi tiketnya hangus  ^-^ ). jadi everything stop there.
The four Reliances
1st,rely on the spirit and meaning of the teachings, not on the words;
2nd,rely on the teachings, not on the personality of the teacher;
3rd,rely on real wisdom, not superficial interpretation;
And 4th,rely on the essence of your pure Wisdom Mind, not on judgmental perceptions

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #23 on: 18 September 2009, 12:25:10 PM »
Jawabannya berat amat...yang simple aja ya.
Jadi, iya atau tidak, si pelaku akusala garuka akan selalu hidup menderita setelah selesai di avici?
Seperti Moggalana Thera gitu, maksudnya. Bahkan setelah mencapai kesucian tertinggi pun masih perlu membayar sisa2 kamma...
Thanks yah xuvie n markus.

Kalau logika hukum karma yang berbuah, maka tidak harus seseorang yang melakukan akusala garuka kamma itu setelah selesai menjalani kamma vipaka di neraka avici akan terlahir menjadi makhluk menderita lagi. Tergantung apakah masih ada akusala citta yang ada. Jika sudah tidak ada akusala citta lagi, maka seharusnya makhluk tersebut akan terkondisi untuk terlahir sesuai dengan kusala citta yang ada.

Di dalam milinda panha BAB VIII bagian 8, ada pernyataan sebagai berikut :
"Tanpa pandangan terang dari seorang Buddha, tidak ada yang dapat menentukan jangkauan dari jalannya karma"
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #24 on: 27 September 2009, 09:16:32 PM »
 [at]  ^
Itu tepatnya yg saya kutip sebelumnya ttg Kamma-vipaka sbg 1 dr 4 hal yg tak dapat ternalar oleh pikiran seorang puthujjana dari Acintita Sutta. Jd bukannya Sang Buddha melarang org utk menalar, tp penalaran soal 4 ini tdk membawa terlalu banyak manfaat dan kurang kongruen dgn permasalahan yg hendak diselesaikan beliau, yaitu penderitaan dan cara terlepas dr hal tsb.

Ujung2nya sih emphasis Buddha-sasana ini bukan soal gmn kita bs ngertiin proses kerja Hukum Karma scr mendetil tp kembali lg ke inti ajaran Sang Buddha yaitu hindari akusala, perbanyak kusala dan purifikasi pikiran. Jadi di sini fungsi Saddha seperti dlm agama lain itu berperan penting jg. Dan utk soal ini, saya ber'iman' pd Buddha dan ajaran-Nya.
appamadena sampadetha

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #25 on: 27 September 2009, 09:46:12 PM »
Thanks kaki mungil atas postingannya. Hukum karma itu ngeri banget ya..
Thanks bro markus..

hukum kamma itu khan adil, sis......... anda yg berbuat, anda yg menerima hasilnya... fair dong?

ngapain harus ditakuti?  ;D

justru dengan tahu adilnya hukum kamma (dan 4 niyama lainnya), akan membuat kita utk semakin berhati2 dan menjaga perbuatan, ucapan dan pikiran kita  :D

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #26 on: 27 September 2009, 10:11:12 PM »
Thanks kaki mungil atas postingannya. Hukum karma itu ngeri banget ya..
Thanks bro markus..

bener, apalagi gak ada hukum karma...

lebih ngeri lagi....
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: AKUSALA GARUKA KAMMA
« Reply #27 on: 27 September 2009, 10:47:45 PM »
Thanks kaki mungil atas postingannya. Hukum karma itu ngeri banget ya..
Thanks bro markus..

bener, apalagi gak ada hukum karma...

lebih ngeri lagi....
bener banget omongan Guru ZEN DC yg 1 ini
pai suhu dulu 3x.. *kok tow*  ^:)^ ^:)^ ^:)^
appamadena sampadetha