Di zaman dulu, seorang wanita yg hamil akan Menjaga Lima Sila dengan ketat :
Pertama, dia akan menghindari membunuh hewan atau melihat orang lain menyiksa hewan. Dalam segala segi dia akan Melatih Hati yg Baik dan Memiliki Kasih Sayang ke semua hewan. Ini adalah salah satu cara membantu memperindah pikirannya
Kedua, dia harus Puas dgn apa yg dimiliki dan menghargai milik orang lain dan melihat sesuatu itu bagaikan kerikil2 yg tidak berarti. Dia tidak membiarkan keserakahan masuk dalam pikirannya.
Ketiga, dia harus Menjaga Kesucian Pikirannya sehingga Tidak membiarkan hasrat sexnya muncul. Dia harus benar2 Menghindari kegiatan sex sampai dia melahirkan bayinya. Dia Tidak akan melakukan sesuatu yg merangsang hasrat sexnya. Yang paling baik adalah Bertingkah laku seperti seorang yg belum pernah menikah.
Keempat, hanya Kebenaran, kata2 yg berguna, membangkitkan semangat. Dia akan Menghindari pembicaraan yg tidak berguna. Walaupun dia harus berbicara, dia akan berbicara yg sesuai dan tidak berlebihan. Jangan bicara berlebihan yg membingungkan pikiran.
Kelima, ibu yg mengandung harus benar2 menghindari mengkonsumsi segala macam minuman alkohol yg tidak berguna. Tempat2 tertentu yg tidak cocok untuknya adalah perjudian, tempat adu banteng, tempat balapan, arena tinju, dan tempat lainnya yg menakutkan atau menyeramkan. Tempat2 semacam itu sama sekali tidak boleh dikunjungi oleh wanita hamil.
Seorang lelaki yg mahir dalam bermain kartu, ketika ditanya dia berkata bahwa ibunya suka sekali bermain kartu. Ketika mengandung, ibunya rutin bermain kartu sehingga anak lelaki itu suka bermain kartu seperti ibunya. Kebiasaan ibunya dialihkan ke anaknya. Ini suatu contoh yg ditunjukkan dgn jelas bagaimana tingkah laku ibu dapat mempengaruhi kebiasaan dan karakter anak2nya. Ibu yg mengandung harus lebih berhati-hati utk pengaruh yg baik ke orang yg dicintai.