//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Perjalanan menjadi seorang Buddhist  (Read 197786 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #210 on: 19 January 2009, 01:26:25 PM »
Saya akan memberi alasan pribadi saya kenapa saya
lebih memilih memeluk Buddha daripada kr****n, Hindu, atau Islam

Perkenalan saya dengan Agama Buddha itu konyol. Ayah saya KHC, tapi
sering ke vihara walau ga ngerti ajarannya, taunya sembhayang. Ibu
saya KHC asli tapi kadang waktu muda ke Gereja karena ada makan2
setelah kebaktian. Mereka tidak mengerti ajaran Buddha. mereka punya 3
anak, dan saya adalah anak ke2. Waktu sekolah dasar, Sekolah kakak
saya menyediakan pelajaran dalam 4 agama, Islam kr****n ka****k
Buddha. Hindu ga ada gurunya. Kakak saya kelas 1 ikut kelas ka****k
atau kr****n, tapi katanya susah jadi kelas 2 dia ikut kelas agama
Buddha katanya lebih gampang. Ibu saya trus nanya ke aku yg masih usia
6 tahun, mau masuk agama apa? Saya tidak ingat kejadian itu, tapi ibu
saya bilang aku menjawab, "yang sama dengan kakak". Jadilah saya
belajar agama Buddha sejak kecil. konyol kan? mungkin itu yg disebut
karma baik.

Selanjutnya saya juga belajar di sekolah minggu di vihara, waktu sd
kelas 2- 5 kira2. Tempatnya di sebuah vihara mahayana. Ga lanjut lagi
karena kita lebih suka nonton Doraemon di rumah daripada ke vihara.
Maklum masih kecil, saya sih terima aja Kisah hidup Pangeran Siddharta
tanpa alasan rasional. Semua ditelan mentah2. Sampai SMP, saya masih
belajar agama Buddha di sekolah.
Akhir SMP ke awal SMA, rasionalitasku berkembang. Mulai tahu bahwa
kita bisa ikut kebaktian pagi tiap minggu di vihara, ikut organisasi
pemudanya, baca buku di perpustakaan vihara dan perpustakaan sekolah
mengenai hal2 spiritual. Mulai bertanya-tanya apakah Agama yang
kuikuti benar adanya.
Karena sekolah di SMA ka****k, Aku bertemu dengan teman2 dari berbagai
aliran Buddis dan agama lain, kadang kita diskusi soal aliran mana
yang benar, atau debat mengenai agama siapa yang paling hebat.

Masuk ke dunia kuliah, aku berusaha low profile, tidak nyari lawan
debat agama karena sudah sadar bahwa hal tersebut sedikit manfaatnya.
Tapi aku masuk ke klub debat bahasa inggris di univ, kan lumayan
belajar ngomong inggris. Disitu aku belajar bahwa selama ini debat
yang aku dan teman2ku lakukan ternyata seperti omongan anak kecil yang
tidak berdasar. Aku belajar bahwa kalau debat anak kuliah yang meniru
sistem luar negeri itu memerlukan definisi istilah, parameter,
argumentasi logis, premis, bukti fakta atau bukti statistik atau bukti
ilmiah atau setidaknya bukti analogi. Aku belajar bahwa setiap hal
mempunyai dua sisi mata uang, bahwa kita bisa melihat dari berbagai
sisi, bahwa yang namanya kebenaran universal itu sedikit jumlahnya,
dan belajar cara membantah yang efektif dan efisien. Aku masih suka
membaca teks Buddhis tapi lebih suka belajar mendebatkan topik2 yang
beragam dari politik, hukum, ekonomi, sosial, hingga seks.
Teman2ku di debat itu beragam. Ada kr****n nyeleneh, Islam taat sholat
5 waktu, Islam agnostik, ka****k, Agnostik sejati tapi KTP ka****k,
ka****k rasional, kr****n. Dan yang agnostik bisa menyediakan argumen
kenapa dia jadi agnostik. Yang kr****n bisa menyediakan argumen kenapa
dia jadi kr****n. Yang Islam bisa bela Nabi Muhammad secara intelek
waktu muncul kontroversi soal ajaran Islam di masyarakat. Semua
dilakukan dalam suasanan toleran, intelektual, dan harmonis bahkan ga
serius.
Kebetulan aku ini Buddhis pertama yang masuk komunitas debat. Jadi
ketika senior2 yang ingin menguji iman (agnostic yang ingin mengerjai
orang2 beriman dengan argumen rasional) bertanya padaku, mereka
tercenggang. Jawabanku beda banget dengan jawabannya kr****n atau
Islam. sample:

Kamu percaya Tuhan? Tidak. Tapi bisa juga ya.
Di Agama Buddha ada Tuhan? Ya dan Tidak. Tergantung definisi Tuhan.
Kamu ke Vihara tiap minggu? Kadang kadang.
Emang ga ada hukumannya ga ke vihara? ga ada
Buddhis berarti harus vegetarian ya? nggak. Tergantung pilihan orang.
Buddhis itu nyembah patung kan? Ada patung, tapi itu kan patung,
fungsinya cuma pengingat. Patungnya ga ada juga ga apa2.
Kalo ga percaya Tuhan, terus kamu nyembah siapa? Ga nyembah siapa2.
Buddha ga disembah? Gak. Beliau cuma guru teladan. Kita ikutin ajaran dia
Ajarannya apa? aku sebutin 4 baris jangan berbuat jahat, dst
Itu aja? ya intinya sih itu aja
"Kamu yakin agamamu benar? Darimana kamu tahu Tripitaka itu benar?
Kalau salah gimana?" Kujawab: "Buddha bilang kok kalau terbukti salah
aku boleh pindah" Terus aku mengutip Kalama Sutta. Mereka terheran2
ada agama aneh kayak gitu.

Well, setelahnya aku ikut mengajak beberapa junior buddhis ikut klub
debat dan teman2 yg lain mulai kenal ajaran Buddha. Mereka tahu kalau
kita makan daging tapi tidak akan membunuh kecoa yang lewat. mereka
harus melakukannya sendiri. Mereka mentertawakan doa makanku yang
bunyinya supaya menahan nafsu tapi makanku banyak. Mereka
mempertanyakan banyak hal, yang bisa kujawab dengan baik. Terakhir,
mereka mengakui bahwa mereka tidak bisa membantah Agamaku. Aku sendiri
tidak bisa menemukan kelemahan yang signifikan dari agamaku. Mengutip
temanku (yg kr****n) berkata "bagaimana caranya kamu membantah agama
yang bilang 'cintailah semua makhluk' dan 'hiduplah secara harmonis',
dan penuh kata 'damai' 'sabar' 'bahagia'?"
Karena aku juga belajar agama lain, aku belajar bahwa hampir semua
agama punya kritiknya, ada kelemahannya. Aku lihat situs2 perbandingan
agama sampai situs2 yang menyerang agama lain di internet.
Kesimpulannya? Cuma Agama Buddha yang paling tidak bisa diserang. Dari
situ aku makin mantap bahwa pilihanku benar.

So kesimpulannya, aku kebetulan jodoh dengan Agama Buddha, dan merasa
memang cocok dengan pribadiku. Aku pelajari agama2 lain, dan tetap
merasa Agama Buddha paling benar. Karena cuma ajaran Buddha yang
paling mengutamakan logika, paling toleran, cinta kasihnya paling
luas, dan sejarahnya paling bagus.

Kalaupun ada yang menawarkan pindah, saya tidak mau. Saya sudah
bertekad tidak akan ganti agama di kehidupan ini. Kenapa? alasannya
sebenarnya sangat personal:

1. Agama Buddha paling susah. Yang lain sepertinya gampang, malah ada
cara instan dapat keselamatan. Buat saya, yg palsu itu biasanya yg
paling membual, seperti tukang obat teriak2 di jalan bilang obatnya
bisa cespleng menyembuhkan semua penyakit, termasuk kanker stadium IV.
Saya lebih percaya kalau diberitau oleh seorang dokter yg qualified
"kamu itu sakitnya udah parah. Sembuhnya lama. Itupun kalo kamu beli
obat yg mahal, minum 3x sehari, ga makan yg ini dan itu, olahraga
ringan tiap pagi. Itupun sembuhnya bertahap. Terserah kamu mau ikut
anjuran saya atau tidak. Oya, biaya konsultasi saya gratis, dan
obatnya kamu beli di tempat lain ya."
Agama Buddha seperti itu, tujuannya jauh, sulit dicapai, butuh praktik
yang katanya sampai bbrp kali kehidupan, butuh karma baik yg banyak,
dan godaan serta rintangannya banyak. Hasil cepat yg bisa didapat
paling kebahagiaan sementara dalam 1 kehidupan, kalo bisa. Nah, masa
ada Tukang Obat palsu promosiin obat susah begini. Ga akan laku.
Berarti ini obat asli kan?

2. Agama Buddha literaturnya paling banyak.
Saya ini orangnya senang membaca dan cepat menangkap jika poin moral
disampaikan lewat cerita. Dari kecil sudah sering baca kisah anak2
bergambar yang ada poin moralnya, yg mengajarkan serakah tidak baik, dll.
Saya baca alkitab habis dari PL sampai PB dalam beberapa hari. ga
berkesan. Mungkin karena isinya sulit dimengerti pakai konteks modern,
atau butuh kuliah teologi dan tafsir alkitab. Aku jelas tidak membaca
bagian silsilah (si anu memperanakkan si B, terus punya anak si C,
dst) atau angka (jumlah roti yang dimakan hari itu berjumlah
593822...) dan taurat (musa bilang jangan menjemur baju hari sabat
karena...) habis menurutku ga penting.
Yg kubaca adalah cerita orang2 israel dan Yesus. Kebanyakan cerita
sejarah atau dongeng. Moralnya ga ada, dikit, atau aku tidak mengerti
(habis isinya mukjizat, perang, bencana, pembunuhan,perbudakan, dan
pengkhianatan) Akhirnya cuma berguna waktu pelajaran agama ka****k dan
memperluas wawasan.
Alquran tidak pernah baca lengkap tapi baca kutipan2 nya. Isinya
kebanyakan perintah2 yg tidak akan kuturuti. lagian aku tidak suka
gaya bahasa Quran.
Aku menikmati membaca kisah2 kebijaksanaan Tionghoa klasik, kitab
konghucu yang ada moral Cina zaman dulu, terutama kalo ada ceritanya.
Tapi kisah seperti itu terbatas jumlahnya dan sulit dapatnya.
Tapi kalau agama Buddha, literaturnya tidak habis dibaca.
Dari Tripitaka, Sutta Pitaka berisi khotbah2 Guru Buddha dan banyak
yang berupa cerita perumpamaan. Banyak juga khotbah2 yang diberi
komentar berupa konteks situasi dimana khotbah itu diberikan. Jadi
banyak sekali ceritanya!
423 syair Dhammapada semua ada background story. 510 kisah Jataka/
kelahiran Siddharta yg lampau berupa cerita2 moral. Kemudian ada
cerita mengenai Alam Peta, alam Dewa, Kisah murid2 Buddha, Kisah
Kehidupan Pangeran Siddharta sendiri, dan banyak lagi yang sampai saat
ini saya yakin masih ada yang belum saya baca. Padahal saya sudah
membaca ratusan buku Buddhis.
Keluar dari kanon Tripitaka Pali Theravada, Sutra Mahayana tidak kalah
banyak. Dengan gaya bahasa yang lebih indah, lebih panjang, Sutra
Mahayana menjelaskan poin yang sama dengan Theravada tetapi dengan
ceita yang berbeda. Jumlah Sutra Mahayana banyak sekali, tetapi
sayangnya kebanyakan berada dalam bahasa China atau Tibet atau sudah
terbakar waktu orang Muslim membakar Universitas Nalanda di India.
Tapi Masih banyak cerita tentang orang2 suci setelah Buddha yang
muncul di abad2 kemudian. Cerita tentang guru2 besar ini memberi
inspirasi bagi kita untuk praktek. Ada Nagarjuna, Marpa, Milarepa,
Bodhidarma, Sesepuh ke-6 Hui Neng, Atisha, Tsongkhapa, Naropa, Ma Tsu,
Lin Chi, dll

Sampai Sekarang, saya masih suka menemukan cerita Buddhis yang belum
pernah saya baca. Maklum, Tripitaka ada 3 lemari dan belum semuanya
selesai ditranslate, dan guru2 besar biografinya masih berlimpah.
Mengingat saya ini orang yang tipenya belajar dari cerita, agama
Buddha cocok kan dengan saya? Kalau agama lain ceritanya itu2 saja,
cepet bosan. Agama lain yang ceritanya juga banyak itu Hindu. Tapi
orang Hindu saja menganggap Buddha itu "cabangnya" Hindu, jadi kalo
saya pindah ke Hindu sama aja boong kan?
Jadi karena itu saya tidak akan pindah agama. Saya mengakui agama
Buddha, seperti agama lain tidaklah tanpa cacat. Buddha mungkin
sempurna mengajar, tapi kan murid2nya tidak sempurna dan ada
kemungkinan berbuat salah. Tapi saya yakin saya sudah memilih yang
terbaik dari pilihan2 yang tidak sempurna.

Thank you for reading this long rambling.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #211 on: 19 January 2009, 01:28:48 PM »
[at] xenocross

:jempol:

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #212 on: 19 January 2009, 07:36:33 PM »
 [at] xenocross

hebat euyy... sempet baca banyak buku buku...

wawasannya luas tuh, kali2 jawab pertanyan i nape.
i'm just a mammal with troubled soul



Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #213 on: 19 January 2009, 07:58:05 PM »
emmm kalo mau dibanggain <disombongin> aku pernah juara soal buddhism intelek.
Tapi jadi sombong dan keakuan muncul. [Buddha memperingatkan dengan cara] Pialanya ujung atasnya patah hari itu juga. Dan aku berulang2 berkata dalam hati "segala sesuatu tidak kekal.... kehormatan dan status bagai mimpi....."
Ratusan buku dibaca yg muncul malah ke-akuan, kesombongan, ego, dan ide-ide yg seliweran di kepala untuk debat dengan aliran lain, agama lain, untuk membuktikan "KEBENARAN"
Baca buku teori meditasi, malah meditasinya jarang. Tak ada pencerahan, tak ada kebahagiaan sejati. Jadi kalau suruh saya jawab pertanyaan anda, salah alamat karena saya sebenarnya belum "mengerti" apa-apa.

Sekarang saya lagi belajar lamrim, yang membuat saya lebih rendah hati. [sombongnya belum hilang]
Saya sedang belajar bodhicitta, yang belum bisa saya bangkitkan
Dan saya telah mendapatkan setitik pencerahan waktu belajar lamrim, karena semua teori, dan buku yang saya baca sebelumnya, tiba-tiba menjadi sebuah sistem kurikulum yang sistematik, tersambung, koheren, dan saling melengkapi.

Masih sombong, masih banyak kilesa, masih suka baca, masih suka debat, tapi yah... lumayan lebih terkontrol dan lebih bahagia dari sebelumnya.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Huiono

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 492
  • Reputasi: 32
  • Gender: Male
  • Hmm...
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #214 on: 19 January 2009, 08:01:09 PM »
[at] xenocross



[Buddha memperingatkan dengan cara]

Hmm...
Maksud di atas apa ya?
Bisa lebih dijelaskan lagi?
« Last Edit: 19 January 2009, 08:03:47 PM by Huiono »
"During times of universal deceit, telling the truth becomes a revolutionary act"
                                                                                                   -George Orwell

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #215 on: 19 January 2009, 10:23:07 PM »
Gw percaya itu tanda supaya gw ga melekat dengan kejayaan dan ketenaran setelah jadi juara.
Emang naronya sembarangan sih. KEdupak temen gw trus patah atasnya. Orangnya merasa bersalah, tapi gw malah ketawa hahahiihhi (berusaha ga melekat), eh dia malah ngira gw nyindir atau gmn...

Boleh percaya boleh nggak...
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline 7 Tails

  • Sebelumnya RAIN
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 864
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #216 on: 19 January 2009, 11:21:42 PM »
buset juara buddhism intelek gak mengerti apa2, atau males ladenin
gile................... standard tinggi nih bos

btw buddhist intelek maksudnya apa yah :P
korban keganasan

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #217 on: 19 January 2009, 11:37:02 PM »
keren uy seno.. wong jowo belajar buddhism ebat2 =D> ^-^

grp sent dah ;)

ntar kasi tau ttg yang Lam Rim jg ya.. Kebetulan aye ada sedikit tertarik jg dgn Source Tipitaka di luar Theravada. Tp ntar de.. Yg theravada jg lom kelar2 :))

_/\_
appamadena sampadetha

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #218 on: 20 January 2009, 12:06:22 AM »
 :whistle: males... kata yg tepat untuk diriku
Mau tau lomba apa? Hanya lomba cerdas cermat yg isinya teori semua atau bahasa pali semua atau sejarah atau pengetahuan. Dulu pesertanya lumayan banyak dan jago2.

Maksudnya beda "tahu" dan "mengerti". :??

contoh ni ya....

aku hapal 12 mata rantai paticcasamupada, diurut dari avijja sampai jaramarana atau pake urutan terbalik, bahasa palinya, definisiya, penjelasan teksbook, penjelasan semua istilah, dll. Sudah sering baca. Rumus "dari timbul ini maka timbul itu" juga dulu dihapal dlm bahasa pali.
Tapi nggak ngerti

Aku kenal seorang senior yg aku hormati, prakteknya sudah dalam. Waktu beliau menjelaskan hukum paticcasamupada, beliau bicara dari pemahamannya. Beliau menjelaskannya dengan rinci, jelas, dan kelihatan sudah sering meditasi soal topik ini. Beda jauh.

Waktu mendengar penjelasan itu, semua teori di kepala tiba2 keluar dan nyambung dan oooooohh :o :o
JAdi Itu Maksudnya Kalimat Itu! Jadi Itu maksudnya istilah itu! JAdi itu MAKSUD Istilah dan definisi yang selama ini kuhafal.....setitik pencerahan yg sayangnya sekarang sudah mulai lupa lagi.... harus baca lagi. belajar lagi...

Eh, gw bukan wong jowo. Gw chinese, tinggal di Jawa Barat.

Belajar lamrim bisa belajar bagian theravadanya juga. sama aja.
Malah ada bagian yg ga jelas di T bisa lebih jelas di Lamrim, dan sebaliknya
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline 7 Tails

  • Sebelumnya RAIN
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 864
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #219 on: 20 January 2009, 12:18:51 AM »
:jempol: dah

mohon petunjuknya bos
kalau ada pertanyaan gak usa dijawab tapi minta petunjuk deh kalau gitu
korban keganasan

Offline Hendi Wijaya

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 452
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
  • Namo Buddhaya...
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #220 on: 04 February 2009, 10:39:39 AM »
 _/\_
memank sih dari kecil dah ikut org tua Buddha....tapi dari TK sampe SMA sekolah di sekolah kr****n trus,so...dicekokin sama agama kr****n trus dari kecil,dulu pas tengah" SMA pernah rasanya mau masuk agama itu,karena saban minggu kerjaannya ke church trus sih,berhubung disuruh bwat tugas sama sekolah...jadi sampai sekarang gk ngerti sama sekali tentang ajaran dharma, kata", istilah" dalam dhamma sama sekali gk tau...
tapi intinya 1: gw tetep pegang teguh sama avalokitesvara  _/\_, soalnya gw merasa yakin dengan beliau..kalau yg sama sin/semacamnya (kegiatan" dalam aliran kong hu cu) gw kurang gitu percaya..cuma percaya sama ajaran buddha aja..logika sih... ;)

that's all folk...
tQ"  ;D
"Persiapan terbaik untuk hari esok adalah dengan menyelesaikan pekerjaan hari ini dengan baik"

Offline yanfei

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 430
  • Reputasi: 12
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #221 on: 04 February 2009, 08:46:35 PM »
gw lahir dari keluarga buddha, waktu kecil sering ke gereja karena kebetulan digang rumah gw hampir mayoritas beragama kr****n, tiap minggu kalo gak kegereja pasti disamperin rame2 untuk diajak kegereja.
Alhasil dari SD kelas 1 sampe kelas kelas 4 ngikut agama kr****n. Setelah pindah dari gang itu, waktu itu gw kelas 5 SD kembali ke Agama Buddha dan kebetulan guru agama Buddha baru ada waktu gw kelas 5 SD, sebelumnya gak pernah ada guru Agama Buddha disekolah gw.
Semenjak itu gw belajar agama Buddha dan waktu SMA sekolah di sekolah Buddha, bukannya maksud membanding2kan agama Buddha dan kr****n, kalo gw liat agama kr****n itu gak masuk akal cuma dengan mempercayai Y saja sudah bisa masuk surga, walaupun seumur hidup berbuat jahat dan menjelang ajal lalu percaya Y langsung dosa2nya terampuni (enak bener?) sedangkan yg seumur hidup berbuat baik tapi gak percaya Y setelah mati masuk neraka (buat apa berbuat baik?)
Walaupun gw gak terlalu mengerti agama Buddha, Inilah agama gw dan akan selalu belajar tentang agama buddha

 _/\_


Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #222 on: 04 February 2009, 10:02:01 PM »
hehehe... ajaran buddha itu motto-nya paling keren... ehi phassiko... jadi tiap individu bebas datang untuk belajar ajaran buddha... dan ajaran buddha tidak perlu menakut-nakuti yang belajar ajaran buddha dengan siksa neraka dsbnya jika murtad atau keluar dari ajaran... KARENA MEMANG SIAPA SIH YANG SUDAH KENAL AJARAN BUDDHA BAKAL KELUAR ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Sunce™

  • Sebelumnya: Nanda
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.350
  • Reputasi: 66
  • Gender: Male
  • Nibbana adalah yang Tertinggi
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #223 on: 04 February 2009, 10:04:40 PM »
kalo aku.. aku merasa semua agama yang lain itu tidak bisa memuaskan rasa penasaran-ku waktu SMP. kenapa tuhan tidak adil "pikirku".. lalu aku mencoba agama buddha, berat memang pada awalnya, karena kitalah pembuat diri kita sekarang..

ya sekarang saya bisa katakan "Say No to Other Religion..." ;D

 _/\_


Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« Reply #224 on: 04 February 2009, 10:22:53 PM »
kalo aku.. aku merasa semua agama yang lain itu tidak bisa memuaskan rasa penasaran-ku waktu SMP. kenapa tuhan tidak adil "pikirku".. lalu aku mencoba agama buddha, berat memang pada awalnya, karena kitalah pembuat diri kita sekarang..

ya sekarang saya bisa katakan "Say No to Other Religion..." ;D

 _/\_



dengan kata lain... JIKA "TUHAN" itu ada, maka ajaran BUDDHA- telah menempatkan "TUHAN" itu pada posisi setinggi-tinggi-nya karena tiada cobaan yang diberikan kepada umat-nya...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

 

anything