//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kumpulan Motivasi untuk Terus Berjuang  (Read 5614 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Kumpulan Motivasi untuk Terus Berjuang
« on: 24 June 2010, 12:16:33 PM »
Kisah Seorang Brahmana

DHAMMAPADA XVIII : 239

Suatu saat seorang brahmana menyaksikan sekelompok bhikkhu sedang membenahi jubah, ketika mereka mempersiapkan diri memasuki kota untuk menerima dana makanan. Sementara menyaksikan, ia melihat bahwa jubah beberapa bhikkhu tersebut menyentuh tanah dan menjadi basah oleh embun yang terdapat di rerumputan. Maka ia membersihkan bidang tanah itu.

Hari berikutnya, ia melihat bahwa jubah para bhikkhu menyentuh tanah lumpur, jubah tersebut menjadi kotor. Maka ia menutupi tanah tersebut dengan pasir. Kemudian pula, ia memperhatikan bahwa para bhikkhu akan berkeringat saat matahari bersinar dan menjadi basah saat hujan turun. Akhirnya, ia membangun sebuah rumah peristirahatan untuk para bhikkhu di tempat di mana mereka berkumpul sebelum memasuki kota untuk menerima dana makanan.

Ketika bangunan tersebut telah selesai, ia mengundang Sang Buddha dan para bhikkhu untuk menerima dana makanan. Brahmana tersebut menjelaskan kepada Sang Buddha bagaimana ia telah melaksanakan perbuatan baik tersebut selangkah demi selangkah.

Kepadanya Sang Buddha berkata, "O Brahmana! Para bijaksana melaksanakan perbuatan baik mereka sedikit demi sedikit, dan secara bertahap serta terus menerus mereka menanggalkan noda-noda kekotoran batin".

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 239 berikut:

Dengan latihan bertahap,
sedikit demi sedikit, dari waktu ke waktu,
hendaklah orang bijaksana membersihkan noda-noda yang ada dalam dirinya,
bagaikan seorang pandai perak membersihkan perak yang berkarat.


Brahmana itu mencapai tingkat kesucian sotapatti setelah khotbah Dhamma tersebut berakhir.

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Kumpulan Motivasi untuk Terus Berjuang
« Reply #1 on: 24 June 2010, 01:12:07 PM »
Copas dari "Abhidhamma sehari-hari", by Ashin Janakabhivamsa, Ehipassiko Foundation

Semua kediaman dewata penuh dengan kesenangan indrawi, para penghuni sangat menikmatinya. Namun di antara mereka, yang mencapai tingkat Arahat dan Anagami-magga, merasa muak dengan kesenangan indrawi tersebut, tidak dapat tinggal lama di deva-loka. Makhluk Anagami meninggal dan terlahir kembali sebagai brahma sedangkan arahat mencapai parinibbana.

Oleh karena itu, kita tidak perlu berharap untuk menjadi yogi untuk bermeditasi di alam deva, di mana kenikmatan surgawi menjerat kita. Hanya para deva yang telah berlatih meditasi dengan sangat tekun di kehidupan manusia, dan sebagian deva saja yang berkesempatan mendengarkan Dhamma langsung dari Buddha, dapat meningkatkan dan menguatkan kebajikan mereka di alam deva. Para deva lain cenderung melupakan Dhamma ketika mereka memasuki gerbang Taman Nandanavana.

Di deva-loka, jangankan berlatih meditasi vipassana, bahkan menjalankan sila saja sulit. Coba ingat, Raja Naga Campeyya gagal menjalankan sila di alamnya. Sakka harus turun ke alam manusia hanya untuk menjalankan Uposatha sila. Karena lingkungan yang tidak mendukung ini, semua Bodhisatta menyempurnakan parami hanya di alam manusia. Mereka tidak menghabiskan sisa hidup di alam deva, melainkan mengakhiri jangka waktu kehidupan untuk terlahir kembali di alam manusia dan memenuhi parami.

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Kumpulan Motivasi untuk Terus Berjuang
« Reply #2 on: 24 June 2010, 06:38:38 PM »
Jangan2,diantara member2 DC banyak yg sebenarnya makhluk deva tapi karena tekad menyebrangi samsara lalu memelih terlahir sebagai manusia.. ^-^
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Kumpulan Motivasi untuk Terus Berjuang
« Reply #3 on: 25 June 2010, 07:48:33 AM »
^ ^ ^ G sempat berpikir, mungkin di kehidupan mendatang nanti, kita semua barengan jadi murid-murid Sang Buddha ;D Sadhu...

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Kumpulan Motivasi untuk Terus Berjuang
« Reply #4 on: 06 July 2010, 12:40:43 PM »
THERAGATHA

Mahagavaccha

12. Dengan memiliki kekuatan karena kebijaksanaan, memiliki tekad dan perilaku yang bajik, memiliki konsentrasi, senang di dalam meditasi, memiliki perhatian murni, makan makanan apa saja yang layak, ia hanya akan menunggu waktunya tiba di sini, dengan tiada lagi nafsu keinginan.

Harita

29. Dengan membuat diri sendiri tegak, dengan membuat batinmu lurus seperti pembuat panah meluruskan anak panah, hancur leburkan kebodohan, Harita !

Uttiya

30. Ketika sakit terjadi pada diriku, kesadaran muncul dalam diri; sakit telah muncul dalam diriku, inilah saatnya bagiku untuk berwaspada.

Hattharohaputta

77. Dulunya pikiran ini mengembara kemana ia ingin, kemana ia suka, sesukanya; sekarang saya akan mengendalikannya dengan benar, seperti seorang pemegang kait mengendalikan gajah di dalam jalurnya.

Eraka

93. Menyakitkan, kesenangan nafsu indera itu, Eraka; tidak membahagiakan, kesenangan nafsu indera itu, Eraka; ia yang mencintai kesenangan nafsu indera, mencintai kesakitan, Eraka; ia yang tidak mencintai kesenangan nafsu indera, tidak mencintai kesakitan, Eraka.

Cakkhupala

95. Saya buta, dengan kedua mataku rusak; saya telah memasuki jal*n h*tan belantara ini. Meskipun saya lemah tak berdaya, saya akan terus berjalan, namun tidak dengan teman yang jahat

Uttara

121. Tiada kehidupan yang tetap, begitu pula tiada unsur-unsur pokok yang kekal; unsur-unsur kehidupan muncul dan lenyap secara terus-menerus

122. Mengetahui resiko ini, saya tidak tertarik dengan kehidupan, dan melepaskan semua kesenangan nafsu indera. Saya telah memperoleh penghancuran Asava.

Nanda

157. Dikarenakan oleh pemikiran yang tak masuk akal, saya keranjingan perhiasan, saya congkak, sombong, dan dirundung oleh keinginan akan kesenangan nafsu indera.

158. Dengan (bantuan) Guru Buddha, yang terampil dalam berbagai cara, sanak dari Matahari, saya, dengan berlatih secara tepat, mencampakkan pikiran-pikiran (yang bernafsu) terhadap kehidupan.

Isidinna

187. Saya telah melihat umat-umat awam, yang ahli di dalam doktrin, mengatakan "kesenangan-kesenangan nafsu indera tidaklah kekal"; tetapi mereka dengan bernafsunya menggemari perhiasan anting-anting, karena perhatiannya pada anak dan istri.

188. Sesungguhnya mereka tidak tahu doktrin tersebut dengan sebenarnya, meskipun mereka mengatakan "kesenangan nafsu indera tidaklah kekal". Mereka tidak punya kekuatan untuk memotong nafsu-nafsu mereka, oleh karena itu mereka melekat pada anak, istri, dan kekayaan.

193. Malam hari dengan berhiaskan bulan purnama, tidaklah untuk tidur saja; malam ini adalah untuk berjaga/tetap sadar bagi seseorang yang mengetahui (bijaksana).

194. Jika seekor gajah harus menginjak-injak tubuhku karena saya terjatuh dari punggung gajah dalam peperangan, maka kematian akan lebih baik bagi saya daripada saya terus hidup, tetapi terkalahkan.
« Last Edit: 06 July 2010, 12:46:55 PM by Mayvise »

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Khotbah Dorongan Semangat dari Sang Buddha kepada Bhikkhu Tissa
« Reply #5 on: 01 September 2010, 01:05:51 PM »
copas dari FB (thanks to Utphala Dhamma)

SN 22.84. Tissa Sutta: Khotbah Dorongan Semangat dari Sang Buddha kepada Bhikkhu Tissa (Adaptasi terjemahan dari Pali oleh Thanissaro Bhikkhu dan Walshe)


"Tissa, seumpama ada dua orang, yang satu tidak tahu jalan, yang lain tahu jalan. Dalam hal ini, yang tidak tahu jalan bertanya pada orang yang tahu jalan. Ia menjawab, "Benar, Sobat, inilah jalannya. Teruskanlah selama beberapa saat dan engkau akan tiba pada suatu persimpangan. Jangan ambil yang kiri, tapi ambillah jalan yang di sebelah kanan. Teruskan sedikit, dan engkau akan sampai pada sebuah hutan rimba yang lebat. Lanjutkan sedikit lagi, dan engkau akan melihat sebuah rawa yang luas. Lanjutkan sedikit lebih jauh, dan engkau akan melihat jurang yang dalam. Tetap lanjutkan sedikit lebih jauh lagi, dan engkau akan melihat sebidang tanah lapang yang menyenangkan.

"Aku membuat perumpamaan ini untuk menjelaskan maksudku: Orang yang tidak tahu jalan mewakili umat awam (yang belum memasuki arus, dan orang yang tahu jalan mewakili Sang Tathagata, Arahat, Samma Sambuddha, yang telah mencapai Penerangan Sempurna. Persimpangan jalan mewakili keragu-raguan. Cabang sebelah kiri mewakili jalan yang salah dan cabang sebelah kanan mewakili Jalan Mulia Beruas Delapan (pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, daya upaya benar, perhatian benar dan konsentrasi benar). Hutan yang lebat mewakili ketidaktahuan. Rawa yang luas mewakili nafsu indera. Jurang yang dalam melambangkan kejengkelan dan keputusasaan. Sebidang tanah lapang yang menyenangkan mewakili Nibbana.

" Bergembiralah, Tissa, Bergembiralah. Aku di sini untuk menasihatimu, Aku di sini untuk mendukungmu, Aku di sini untuk memberimu petunjuk!"

[spoiler=kisah lengkapnya]
Quote
Di Savatthi. Pada suatu kesempatan Bhikkhu Tissa, kemenakan laki-laki Sang Bhagava, mengatakan kepada sejumlah bhikkhu, "Sahabat, seolah-olah tubuh saya terbius, saya telah kehilangan arah. Hal-hal menjadi tidak jelas bagi saya. Batin saya terus diliputi dengan kemalasan & ketumpulan. Saya tidak bahagia menjalani kehidupan suci ini. Saya memiliki keraguan mengenai Dhamma.. "

Kemudian sejumlah besar bhikkhu pergi ke Sang Bhagava. Setelah sujud kepada Beliau, lalu duduk di satu sisi. Ketika mereka duduk di sana, mereka menceritakan apa yang telah Bhikkhu Tissa katakan. Kemudian Sang Bhagava berkata kepada salah seorang bhikkhu, "Oh bhikkhu, panggilkan Tissa untukku"

"Baiklah, Yang Mulia," bhikkhu itu menjawab, dan setelah menjumpai Bhikkhu Tissa, ia berkata, "Guru memanggil anda, sahabat."

"Baiklah, sahabat," Bhikkhu Tissa menjawab. Kemudian ia pergi ke Sang Bhagava dan setelah sujud kepada Beliau, ia duduk di satu sisi. Kemudian, Sang Bhagava berkata kepadanya, "Apakah benar, Tissa, yang telah engkau katakan pada sejumlah besar bhikkhu, ‘Sahabat, seolah-olah tubuh saya terbius, saya telah kehilangan arah.. Hal-hal menjadi tidak jelas bagi saya. Batin saya terus diliputi dengan kemalasan & ketumpulan. Saya tidak bahagia menjalani kehidupan suci ini. Saya memiliki keraguan mengenai Dhamma’.. ? "

"Benar, Yang Mulia."

"Apa pendapatmu, Tissa: Pada seseorang yang tidak terbebas dari kegairahan, keinginan, kerinduan, kehausan, demam, & ketagihan terhadap jasmani, … perasaan, … persepsi, … bentuk-bentuk pikiran, ... kesadaran, apakah timbul kesedihan, ratapan, penderitaan, dukacita, & keputus-asaan dari perubahan dan ketidak-kekalan jasmani, … perasaan, … persepsi, … bentuk-bentuk pikiran, … kesadaran ? "

"Iya, Yang Mulia."

"Bagus, Tissa, bagus. Itulah bagaimana seseorang yang tidak terbebas dari kegairahan terhadap jasmani, … perasaan, … persepsi, … bentuk-bentuk pikiran, … kesadaran.”

"Sekarang bagaimana menurutmu, Tissa: Pada seseorang yang terbebas dari kegairahan, keinginan, kerinduan, kehausan, demam, & ketagihan terhadap jasmani, … perasaan, … persepsi, … bentuk-bentuk pikiran, ... kesadaran, apakah timbul kesedihan, ratapan, penderitaan, dukacita, & keputus-asaan dari perubahan dan ketidak-kekalan jasmani, … perasaan, … persepsi, … bentuk-bentuk pikiran, … kesadaran ? "

"Tidak, Yang Mulia."

"Bagus, Tissa, bagus. Itulah bagaimana seseorang yang terbebas dari kegairahan terhadap jasmani, … perasaan, … persepsi, … bentuk-bentuk pikiran, … kesadaran.”

"Apa pendapatmu, Tissa - Apakah jasmani kekal atau tidak tidak kekal?"

"Tidak kekal, Yang Mulia."

"Dan apakah hal yang tidak kekal itu memberikan kenyamanan atau penderitaan?"

"Penderitaan, Yang Mulia."

"Dan apakah tepat sesuatu yang tidak kekal, menyebabkan penderitaan, tunduk pada hukum perubahan sebagai: 'Ini milikku. Ini adalah diriku. Ini adalah aku'?"

"Tidak, Yang Mulia."


"... Apakah sensasi kekal atau tidak kekal?"

"Tidak kekal, Yang Mulia."...


"... Apakah persepsi kekal atau tidak kekal?"

"Tidak kekal, Yang Mulia."...


"...Apakah bentukan kekal atau tidak kekal?"

"Tidak kekal, Yang Mulia."...


"Bagaimana menurutmu, para bhikkhu — Apakah kesadaran kekal atau tidak kekal?"

"Tidak kekal, Yang Mulia."


"Dan apakah hal yang tidak kekal itu memberikan kenyamanan atau penderitaan?"

"Penderitaan, Yang Mulia."


"Dan apakah tepat sesuatu yang tidak kekal, menyebabkan penderitaan, tunduk pada hukum perubahan sebagai: 'Ini milikku. Ini adalah diriku. Ini adalah aku'?"

"Tidak, Yang Mulia."


"Karena itu, para bhikkhu, apapun jasmani di masa lampau, masa depan, atau masa sekarang; di dalam atau di luar; kasar atau halus; rendah atau luhur; jauh atau dekat; apapun jasmani dilihat sebagai apa adanya dengan pemahaman benar sebagai: 'Ini bukan milikku. Ini bukan diriku. Ini bukan aku.'


"Perasaan (sensasi) apapun...

"Persepsi apapun...

"Bentukan [batin] apapun...


"Kesadaran apapun di masa lampau, masa depan, atau masa sekarang; di dalam atau di luar; kasar atau halus; rendah atau luhur; jauh atau dekat: apapun kesadaran dilihat sebagai apa adanya dengan pemahaman benar sebagai: 'Ini bukan milikku. Ini bukan diriku. Ini bukan aku.'


"Melihat demikian, murid Para Mulia yang telah terlatih dengan baik menjadi tak terpesona pada jasmani, tak terpesona pada perasaan, tak terpesona pada persepsi, tak terpesona pada bentukan [batin], tak terpesona pada kesadaran. Setelah tak terpesona dia menjadi tidak tertarik. Setelah tidak tertarik, dia terbebas sepenuhnya. Dengan terbebas penuh, disana ada pengetahuan, 'Terbebas sepenuhnya.' Dia mengerti bahwa 'Kelahiran telah berakhir, kehidupan suci telah terpenuhi, tugas telah selesai. Tidak ada lagi lebih jauh untuk dunia ini (lingkaran samsara terpatahkan).'"

"Tissa, seumpama ada dua orang, yang satu tidak tahu jalan, yang lain tahu jalan. Dalam hal ini, yang tidak tahu jalan bertanya pada orang yang tahu jalan. Ia menjawab, "Benar, Sobat, inilah jalannya. Teruskanlah selama beberapa saat dan engkau akan tiba pada suatu persimpangan. Jangan ambil yang kiri, tapi ambillah jalan yang di sebelah kanan. Teruskan sedikit, dan engkau akan sampai pada sebuah hutan rimba yang lebat. Lanjutkan sedikit lagi, dan engkau akan melihat sebuah rawa yang luas. Lanjutkan sedikit lebih jauh, dan engkau akan melihat jurang yang dalam. Tetap lanjutkan sedikit lebih jauh lagi, dan engkau akan melihat sebidang tanah lapang yang menyenangkan.


"Aku membuat perumpamaan ini untuk menjelaskan maksudku: Orang yang tidak tahu jalan mewakili umat awam (yang belum memasuki arus, dan orang yang tahu jalan mewakili Sang Tathagata, Arahat, Samma Sambuddha, yang telah mencapai Penerangan Sempurna. Persimpangan jalan mewakili keragu-raguan. Cabang sebelah kiri mewakili jalan yang salah dan cabang sebelah kanan mewakili Jalan Mulia Beruas Delapan (pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, daya upaya benar, perhatian benar dan konsentrasi benar). Hutan yang lebat mewakili ketidaktahuan. Rawa yang luas mewakili nafsu indera. Jurang yang dalam melambangkan kejengkelan dan keputusasaan. Sebidang tanah lapang yang menyenangkan mewakili Nibbana.

" Bergembiralah, Tissa, Bergembiralah. Aku di sini untuk menasihatimu, Aku di sini untuk mendukungmu, Aku di sini untuk memberimu petunjuk!"


Demikian yang dikatakan Sang Bhagava. Berterimakasih, Bhikkhu Tissa bergembira atas kata-kata Sang Bhagava. 


Daftar Pustaka:

BUDDHA VACANA (Sabda-sabda Sang Buddha), Y.A. Shravasti Dhammuka, Yayasan Penerbit Karaniya.
[spoiler]
« Last Edit: 01 September 2010, 01:07:27 PM by Mayvise »

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Kumpulan Motivasi untuk Terus Berjuang
« Reply #6 on: 04 July 2011, 01:26:11 PM »
Mencoba mengakhiri penderitaan tanpa memahami penyebabnya terlebih dahulu bagaikan menarik seutas tali yang terikat. Anda hanya menarik salah satu ujung. Ujung yang lain masih terikat pada suatu tempat sehingga tidak akan bisa terlepas.

Bagaimana cara untuk bisa menariknya? Tali tidak akan bisa ditarik karena Anda tidak pernah menyelidiki sumbernya, akarnya. Anda hanya akan putus asa jika menarik salah satu ujungnya. Pada benda apakah tali ini terikat? Tali ini pasti terikat pada sesuatu sehingga tidak bisa terlepas. Carilah benda itu, lepaskan ikatan talinya, dan Anda pun akan bebas.

~ Ajahn Chah

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Kumpulan Motivasi untuk Terus Berjuang
« Reply #7 on: 04 July 2011, 05:12:14 PM »
cc.. ijin nongkrong ya..  ;D
kalo mau ikutan posting bisa g cc?
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Kumpulan Motivasi untuk Terus Berjuang
« Reply #8 on: 05 July 2011, 08:14:03 AM »
cc.. ijin nongkrong ya..  ;D
kalo mau ikutan posting bisa g cc?

Tentu saja boleh :) Tapi motivasinya yang berkaitan Dhamma yak ;D Thanks...

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Kumpulan Motivasi untuk Terus Berjuang
« Reply #9 on: 06 July 2011, 04:56:01 PM »
copas dari:
http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/biografi/Anuruddha.pdf
______________________

Beberapa waktu kemudian Anuruddha sedang berdiam di negara orang-orang Cetiya, di Hutan Bambu Timur. Di sana, dalam perenungannya, terpikir olehnya bahwa ada tujuh pikiran yang dipuji orang agung sejati (mahapurisavitakka):

Dhamma ini untuk orang dengan sedikit keinginan, bukan untuk orang dengan banyak keinginan;

Dhamma ini untuk orang yang puas, bukan untuk orang yang tidak puas;

Dhamma ini untuk orang yang condong pada penyendirian, bukan untuk orang yang suka keramaian;

Dhamma ini untuk orang yang penuh energi, bukan untuk orang yang malas;

Dhamma ini untuk orang yang penuh perhatian, bukan untuk orang yang bingung;

Dhamma ini untuk orang yang terkonsentrasi, bukan untuk orang yang tak-terkonsentrasi;

Dhamma ini untuk orang yang bijaksana, bukan untuk orang yang dungu.

Ketika Sang Buddha melihat dalam pikirannya pemikiran yang timbul dalam pikiran Anuruddha, beliau muncul dihadapannya dalam badan-ciptaan-pikiran (manomaya-kaya) dan memujinya:

“Bagus, Anuruddha, bagus! Engkau telah mempertimbangkan dengan seksama tujuh pemikiran orang agung. Sekarang engkau juga dapat mempertimbangkan pemikiran kedelapan dari orang agung: ‘Dhamma ini untuk mereka yang condong pada yang tak-tersebar, yang senang di dalam yang tak-tersebar; bukan untuk mereka yang condong pada ketersebaran duniawi dan senang di dalamnya.”

Sang Buddha kemudian berkata bila Anuruddha merenungkan kedelapan pemikiran ini, ia akan mampu mencapai keempat jhana sekehendaknya. Ia tidak akan lagi dipengaruhi kondisi-kondisi duniawi melainkan menganggap empat kebutuhan hidup sederhana seorang bhikkhu—jubah, makanan, tempat berteduh, dan obat-obatan—dengan cara yang sama seorang umat awam menikmati kemewahan. Hidup sederhana ini akan membuat pikirannya gembira dan tidak terganggu serta dengan demikian berguna bagi pencapaiannya akan Nibbana.

Ketika meninggalkannya, Sang Buddha menyarankan Anuruddha untuk tetap tinggal di Hutan Bambu Timur. Anuruddha yang unggul dalam mata dewa menurutinya dan dalam musim penghujan yang sama ia mencapai kesempurnaan usahanya: tingkat kesucian arahat, kebebasan pikiran yang tak terkotori (AN 8:30).

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Kumpulan Motivasi untuk Terus Berjuang
« Reply #10 on: 18 July 2011, 04:31:19 PM »
Lihatlah terus menerus ke dalam batin ini, muncul dan lenyapnya fenomena. Lenyap, ada pemunculan baru; muncul, kemudian lenyap. Jika kita membentuk kelekatan terhadap apa yang terjadi, dukkha akan muncul tepat di sana. Jika kita melepas, dukkha tidak akan muncul.
______________________

Jagalah sila anda. Pada tahap awal, anda mungkin melakukan kesalahan. Apabila anda menyadarinya, hentikan, kembalikan, dan cobalah lagi. Kemungkinan anda akan tersesat dan melakukan kesalahan lain. Ketika anda menyadarinya, kembalikanlah diri anda lagi.

Dengan berlatih secara demikian, kesadaran anda akan meningkat dan menjadi lebih konsisten, bagaikan tetesan air yang jatuh dari mulut ketel. Jika kita memiringkan sedikit ketel itu, air akan menetes dengan lambat—plop! …plop! …plop! Jika dimiringkan lagi, tetesan air akan jatuh dengan lebih cepat—plop, plop, plop! Jika kita miringkan lebih lanjut, air tidak akan menetes lagi, tetapi berubah menjadi kucuran yang tidak berhenti. Ke manakah “plop” itu menghilang? Sebenarnya tidak hilang. “Plop” itu sekadar berubah menjadi aliran air. Beginilah cara kita meningkatkan kesadaran.

~ Ajahn Chah

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re:...
« Reply #11 on: 02 August 2011, 11:37:52 AM »
It's not necessary to try to become your true self. You can't be anything else. It's impossible to be other than what we truly are - and what we are changes moment to moment. But because our tendency to grasp is so strong, it may take us some time to learn to trust and relax into our unfixed nature. Ego wants to be substantial and special, and it will try to possess each new realization and insight.

When ego grasps at the gains we've made, we will suffer the consequences. Most of us fall into this trap many times before finally seeing that grasping is futile and admitting to ourselves, 'ah, maybe i really am zero, nothing special!'. When we make practice our life, we can expect to encounter many traps and sticking places. Yet we can make this an honorable part of our practice by remaining watchful and letting go each time we become stuck. By returning to zero again and again, we gradually close the gap and actualize our unfathomable true nature."

~ Genpo Roshi

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Kumpulan Motivasi untuk Terus Berjuang
« Reply #12 on: 20 October 2011, 04:39:05 PM »
Thanks to Santacitto Novice.
_________

Ariyapariyesana Sutta

"‘Paṭisotagāmiṃ nipuṇaṃ, gambhīraṃ duddasaṃ aṇuṃ;
Rāgarattā na dakkhanti, tamokhandhena āvuṭā"


"Mereka yang dibakar oleh nafsu dan diselimuti oleh kegelapan yang pekat tidak akan melihat (Dhamma) yang mana berlawanan dengan arus duniawi (paṭisotagāmi), sangat halus, dalam, dan sulit dilihat".
__________

Anusotasutta, Anguttaranikāya

‘‘Katamo ca, bhikkhave, paṭisotagāmī puggalo? Idha, bhikkhave, ekacco puggalo kāme ca nappaṭisevati, pāpañca kammaṃ na karoti, sahāpi dukkhena sahāpi domanassena assumukhopi rudamāno paripuṇṇaṃ parisuddhaṃ brahmacariyaṃ carati".

"O para bhikkhu, apa yang disebut dengan manusia yang melawan arus duniawi? Ia adalah orang yang tidak mengejar kesenangan-kesenangan inderawi, tidak melakukan kejahatan, dan ia adalah orang yang mempraktikan kehidupan suci secara sempurna dan suci, meskipun harus disertai oleh linang air mata, sakit dan penderitaan".

Note:
Paṭisotagāmi = melawan arus duniawi.
paṭisotagāmika atau paṭisotagāmī puggala = orang yang melawan arus duniawi.

 

anything