//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)  (Read 130413 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #195 on: 27 September 2010, 08:26:12 AM »
Saya yakin anda belum baca link yang saya kasih, betul begitu bukan ?  :)

Buat mempermudah anda silahkan baca :

Dalam Yogacara ada Kesadaran Kebuddhaan yang disebut Sugatagarbha (baca buku Melatih Pikiran dan Mengembangkan Kasih Sayang karya Vidyadara Chogyam Trungpa), tentang Kesadaran Terdalam kita yang kekal (baca buku Setenang Dasar Lautan karya Lama Yeshe cari disesi tanya jawab), tentang Kesadaran (baca buku Belaskasih Universal karya H.H. YA. Dalai Lama bagian Kesadaran).

Semuanya terbitan Karaniya dan dalam bahasa Indonesia tentunya.

 _/\_


saya ubek2 koleksi ebook saya nih


Q : A re you familiar with the Hindu concepts of atman and brahman ?

Lama: While Hindu philosophy accepts the idea of a soul [atman], Buddhism does not. We completely deny the existence of a self-existent I, or a permanent, independent soul. Every aspect of your body
and mind is impermanent: changing, changing, changing. . . .
Buddhists also deny the existence of a permanent hell. Every pain, every pleasure we experience is in a state of constant flux; so transitory, so impermanent, always changing, never lasting. Therefore,
recognizing the dissatisfactory nature of our existence and renouncing the world in which transitory sense objects contact transitory sense organs to produce transitory feelings, none of which are worth
grasping at, we seek instead the everlasting, eternally joyful realizations of enlightenment or nirvana.
(hal 43)

Lama: Philosophically, the soul can be interpreted in a number of ways. In Christianity and Hinduism, the soul is different from the mind and is considered to be something permanent and self-existent.
In my opinion, there’s no such thing. In Buddhist terminology, the soul, mind or whatever you call it is ever-changing, impermanent. I don’t really make a distinction between mind and soul, but within yourself you can’t find anything that’s permanent or selfexistent.
With respect to mental problems, don’t think that the mind is totally negative; it’s the uncontrolled mind that causes problems. If you develop the right kind of wisdom and thereby recognize
the nature of the uncontrolled mind, it will automatically disappear.
But until you do, the uncontrolled mind will completely dominate you.
(hal 62)

Q: What is our mind’s true nature and how do we go about recognizing it?

Lama: There are two aspects to the mind’s nature, the relative and the absolute. The relative is the mind that perceives and functions in the sense world. We also call that mind dualistic and because of
what I describe as its “that-this” perception, it is totally agitated in nature. However, by transcending the dualistic mind, you can unify your view. At that time you realize the absolute true nature of the
mind, which is totally beyond the duality. In dealing with the sense world in our normal, everyday, mundane life, two things always appear. The appearance of two things always creates a problem. It’s
like children—one alone is OK, two together always make trouble.
Similarly, as our five senses interpret the world and supply dualistic information to our mind, our mind grasps at that view, and that automatically causes conflict and agitation. This is the complete
opposite of the experience of inner peace and freedom. Therefore, by reaching beyond that you will experience perfect peace. Now, this is just a short reply to what you asked and perhaps it’s unsatisfactory,
because it’s a big question. What I’ve said is merely a simple introduction to a profound topic. However, if you have some background in this subject, my answer might satisfy you.
(hal62-63)

Becoming Your Own Therapist
New Expanded Edition
Including
Make Your Mind an Ocean
Lama Yeshe
LAMA YESHE WISDOM ARCHIVE • BOSTON

www.fpmt.org
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #196 on: 27 September 2010, 05:50:06 PM »

Saya yakin anda belum baca link yang saya kasih, betul begitu bukan ?  :)

Buat mempermudah anda silahkan baca :

Dalam Yogacara ada Kesadaran Kebuddhaan yang disebut Sugatagarbha (baca buku Melatih Pikiran dan Mengembangkan Kasih Sayang karya Vidyadara Chogyam Trungpa), tentang Kesadaran Terdalam kita yang kekal (baca buku Setenang Dasar Lautan karya Lama Yeshe cari disesi tanya jawab), tentang Kesadaran (baca buku Belaskasih Universal karya H.H. YA. Dalai Lama bagian Kesadaran).

Semuanya terbitan Karaniya dan dalam bahasa Indonesia tentunya.

 _/\_


wahh.. asyik neh diskusi sama anda, nanti2 saya buka2 buku kuno dulu... ekekekek
Samma Vayama

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #197 on: 27 September 2010, 06:16:23 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,


Saya tidak tahu tujuan anda membahas ini dan berusaha keras menyama-samakan ajaran Buddha dengan Hinduisme. Saya katakan anda akan sia-sia, karena dari pengamatan saya, memang tidak sama.


Bro Triyana, mungkin jika anda menjelaskan maksud dan tujuan anda seperti disinggung oleh Bro Kelana di atas, kami mungkin bisa lebih menyesuaikan diri dengan anda dalam diskusi ini

Kita semua menginginkan kebenaran dan bukan kepalsuan bukan, kalo memang sama ya kita bilang sama kalo tidak ya kita bilang tidak, tidak lebih dan tidak kurang.  _/\_

 _/\_

baiklah, sejauh ini semua fakta mengarah pada TIDAK SAMA, tapi silahkan dilanjutkan

Lho jangan putar balikkan fakta to, sejauh ini semua fakta mengarah pada SAMA, mana yang tidak sama coba tunjukkan.  :)

 _/\_

dari semua member yg mengikuti thread ini, cuma anda yg bilang SAMA, member lainnya mengatakan TIDAK SAMA dengan referensi  yg lebih valid daripada wiki, dan anda mengatakan saya memutarbalikkan fakta?

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #198 on: 27 September 2010, 07:08:33 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,


Saya tidak tahu tujuan anda membahas ini dan berusaha keras menyama-samakan ajaran Buddha dengan Hinduisme. Saya katakan anda akan sia-sia, karena dari pengamatan saya, memang tidak sama.


Bro Triyana, mungkin jika anda menjelaskan maksud dan tujuan anda seperti disinggung oleh Bro Kelana di atas, kami mungkin bisa lebih menyesuaikan diri dengan anda dalam diskusi ini

Kita semua menginginkan kebenaran dan bukan kepalsuan bukan, kalo memang sama ya kita bilang sama kalo tidak ya kita bilang tidak, tidak lebih dan tidak kurang.  _/\_

 _/\_

baiklah, sejauh ini semua fakta mengarah pada TIDAK SAMA, tapi silahkan dilanjutkan

Lho jangan putar balikkan fakta to, sejauh ini semua fakta mengarah pada SAMA, mana yang tidak sama coba tunjukkan.  :)

 _/\_

dari semua member yg mengikuti thread ini, cuma anda yg bilang SAMA, member lainnya mengatakan TIDAK SAMA dengan referensi  yg lebih valid daripada wiki, dan anda mengatakan saya memutarbalikkan fakta?

Maksud anda referensi yang lebih valid dari Wikipedia yang mana, coba tunjukan jangan asal komentar dong....  :)

Diskusi ini belum selesai jadi jangan ambil kesimpulan dulu ya  ^-^

Kalo ada rekan yang komentar tapi belum saya jawab ya sabar dulu napa, saya kan gak isa online terus  :)

 _/\_

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #199 on: 27 September 2010, 07:11:18 PM »
Namo Buddhaya,

Kita semua menginginkan kebenaran dan bukan kepalsuan bukan, kalo memang sama ya kita bilang sama kalo tidak ya kita bilang tidak, tidak lebih dan tidak kurang.  _/\_
Mengungkapkan suatu kebenaran bukanlah suatu yang mudah. Dalam mengungkapkan kebenaran perlu suatu cara yang benar dan tepat, tanpanya jangankan terungkap malah justru menjauhinya. Selain itu meskipun kebenaran itu sudah terbuka dan ada di hadapan mata namun tetap tidak terbuka karena kebebalan, kekeraskepalaan, ketinggihatian kita untuk mengakuinya.


Sabar ya nanti komentar anda saya jawab  :)

 _/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #200 on: 27 September 2010, 07:12:30 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,


Saya tidak tahu tujuan anda membahas ini dan berusaha keras menyama-samakan ajaran Buddha dengan Hinduisme. Saya katakan anda akan sia-sia, karena dari pengamatan saya, memang tidak sama.


Bro Triyana, mungkin jika anda menjelaskan maksud dan tujuan anda seperti disinggung oleh Bro Kelana di atas, kami mungkin bisa lebih menyesuaikan diri dengan anda dalam diskusi ini

Kita semua menginginkan kebenaran dan bukan kepalsuan bukan, kalo memang sama ya kita bilang sama kalo tidak ya kita bilang tidak, tidak lebih dan tidak kurang.  _/\_

 _/\_

baiklah, sejauh ini semua fakta mengarah pada TIDAK SAMA, tapi silahkan dilanjutkan

Lho jangan putar balikkan fakta to, sejauh ini semua fakta mengarah pada SAMA, mana yang tidak sama coba tunjukkan.  :)

 _/\_

dari semua member yg mengikuti thread ini, cuma anda yg bilang SAMA, member lainnya mengatakan TIDAK SAMA dengan referensi  yg lebih valid daripada wiki, dan anda mengatakan saya memutarbalikkan fakta?

Maksud anda referensi yang lebih valid dari Wikipedia yang mana, coba tunjukan jangan asal komentar dong....  :)

Diskusi ini belum selesai jadi jangan ambil kesimpulan dulu ya  ^-^

Kalo ada rekan yang komentar tapi belum saya jawab ya sabar dulu napa, saya kan gak isa online terus  :)

 _/\_

silahkan anda baca postingan dari rekan Xenocross dan rekan Kelana.

*kalau diskusi, jangan emosi; kalau emosi, jangan diskusi*

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #201 on: 27 September 2010, 07:15:37 PM »
Namo Buddhaya,

bahkan untuk pola pikir masa kini juga perumpamaan Sang Buddha ini masih valid, api yg padam hanya padam, bukan terurai atau berubah, yg terurai dan berubah itu adalah materi yang terbakar itu, bukan apinya, eneri panas yg dihasilkan juga miungkin saja bertransformasi, tapi apinya tidak

Memang masih valid. Yang hendak disampaikan Sang Buddha adalah "api ada karena beberapa sebab, dan ketika sebab itu dicabut; maka api itu akan padam dan tidak akan bisa membakar lagi".

Memang masih valid. Yang hendak disampaikan Sang Buddha adalah api ada karena beberapa sebab, dan ketika sebab itu dicabut; maka api itu akan padam dan tidak akan bisa membakar lagi.............tapi tidak hilang lenyap karena ia elemen-elemen pembentuknya masih ada namun terurai, kalo ditanya kemana api yang padam ya jawabannya karena sebab-sebab pembentuknya terurai dengan kondisi yang mendukung maka ia tidak kemana-mana tetapi kembali keasalnya.

Pindah ke thread sains saja ya  :)

 _/\_

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #202 on: 27 September 2010, 07:18:29 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,


Saya tidak tahu tujuan anda membahas ini dan berusaha keras menyama-samakan ajaran Buddha dengan Hinduisme. Saya katakan anda akan sia-sia, karena dari pengamatan saya, memang tidak sama.


Bro Triyana, mungkin jika anda menjelaskan maksud dan tujuan anda seperti disinggung oleh Bro Kelana di atas, kami mungkin bisa lebih menyesuaikan diri dengan anda dalam diskusi ini

Kita semua menginginkan kebenaran dan bukan kepalsuan bukan, kalo memang sama ya kita bilang sama kalo tidak ya kita bilang tidak, tidak lebih dan tidak kurang.  _/\_

 _/\_

baiklah, sejauh ini semua fakta mengarah pada TIDAK SAMA, tapi silahkan dilanjutkan

Lho jangan putar balikkan fakta to, sejauh ini semua fakta mengarah pada SAMA, mana yang tidak sama coba tunjukkan.  :)

 _/\_

dari semua member yg mengikuti thread ini, cuma anda yg bilang SAMA, member lainnya mengatakan TIDAK SAMA dengan referensi  yg lebih valid daripada wiki, dan anda mengatakan saya memutarbalikkan fakta?

Maksud anda referensi yang lebih valid dari Wikipedia yang mana, coba tunjukan jangan asal komentar dong....  :)

Diskusi ini belum selesai jadi jangan ambil kesimpulan dulu ya  ^-^

Kalo ada rekan yang komentar tapi belum saya jawab ya sabar dulu napa, saya kan gak isa online terus  :)

 _/\_

silahkan anda baca postingan dari rekan Xenocross dan rekan Kelana.

*kalau diskusi, jangan emosi; kalau emosi, jangan diskusi*

silahkan anda baca postingan dari rekan Xenocross dan rekan Kelana = Kan belum saya jawab postingan dari rekan-rekan tersebut kok anda bisa ambil kesimpulan demikian, sabar ya.....  ^-^

 _/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #203 on: 27 September 2010, 07:21:53 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,


Saya tidak tahu tujuan anda membahas ini dan berusaha keras menyama-samakan ajaran Buddha dengan Hinduisme. Saya katakan anda akan sia-sia, karena dari pengamatan saya, memang tidak sama.


Bro Triyana, mungkin jika anda menjelaskan maksud dan tujuan anda seperti disinggung oleh Bro Kelana di atas, kami mungkin bisa lebih menyesuaikan diri dengan anda dalam diskusi ini

Kita semua menginginkan kebenaran dan bukan kepalsuan bukan, kalo memang sama ya kita bilang sama kalo tidak ya kita bilang tidak, tidak lebih dan tidak kurang.  _/\_

 _/\_

baiklah, sejauh ini semua fakta mengarah pada TIDAK SAMA, tapi silahkan dilanjutkan

Lho jangan putar balikkan fakta to, sejauh ini semua fakta mengarah pada SAMA, mana yang tidak sama coba tunjukkan.  :)

 _/\_

dari semua member yg mengikuti thread ini, cuma anda yg bilang SAMA, member lainnya mengatakan TIDAK SAMA dengan referensi  yg lebih valid daripada wiki, dan anda mengatakan saya memutarbalikkan fakta?

Maksud anda referensi yang lebih valid dari Wikipedia yang mana, coba tunjukan jangan asal komentar dong....  :)

Diskusi ini belum selesai jadi jangan ambil kesimpulan dulu ya  ^-^

Kalo ada rekan yang komentar tapi belum saya jawab ya sabar dulu napa, saya kan gak isa online terus  :)

 _/\_

silahkan anda baca postingan dari rekan Xenocross dan rekan Kelana.

*kalau diskusi, jangan emosi; kalau emosi, jangan diskusi*

silahkan anda baca postingan dari rekan Xenocross dan rekan Kelana = Kan belum saya jawab postingan dari rekan-rekan tersebut kok anda bisa ambil kesimpulan demikian, sabar ya.....  ^-^

 _/\_

postingan mereka bukan baru muncul hari ini, udah ada sejak kemarin dan kemarinnya lagi

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #204 on: 27 September 2010, 07:33:12 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,


Saya tidak tahu tujuan anda membahas ini dan berusaha keras menyama-samakan ajaran Buddha dengan Hinduisme. Saya katakan anda akan sia-sia, karena dari pengamatan saya, memang tidak sama.


Bro Triyana, mungkin jika anda menjelaskan maksud dan tujuan anda seperti disinggung oleh Bro Kelana di atas, kami mungkin bisa lebih menyesuaikan diri dengan anda dalam diskusi ini

Kita semua menginginkan kebenaran dan bukan kepalsuan bukan, kalo memang sama ya kita bilang sama kalo tidak ya kita bilang tidak, tidak lebih dan tidak kurang.  _/\_

 _/\_

baiklah, sejauh ini semua fakta mengarah pada TIDAK SAMA, tapi silahkan dilanjutkan

Lho jangan putar balikkan fakta to, sejauh ini semua fakta mengarah pada SAMA, mana yang tidak sama coba tunjukkan.  :)

 _/\_

dari semua member yg mengikuti thread ini, cuma anda yg bilang SAMA, member lainnya mengatakan TIDAK SAMA dengan referensi  yg lebih valid daripada wiki, dan anda mengatakan saya memutarbalikkan fakta?

Maksud anda referensi yang lebih valid dari Wikipedia yang mana, coba tunjukan jangan asal komentar dong....  :)

Diskusi ini belum selesai jadi jangan ambil kesimpulan dulu ya  ^-^

Kalo ada rekan yang komentar tapi belum saya jawab ya sabar dulu napa, saya kan gak isa online terus  :)

 _/\_

silahkan anda baca postingan dari rekan Xenocross dan rekan Kelana.

*kalau diskusi, jangan emosi; kalau emosi, jangan diskusi*

silahkan anda baca postingan dari rekan Xenocross dan rekan Kelana = Kan belum saya jawab postingan dari rekan-rekan tersebut kok anda bisa ambil kesimpulan demikian, sabar ya.....  ^-^

 _/\_

postingan mereka bukan baru muncul hari ini, udah ada sejak kemarin dan kemarinnya lagi

Yang mana bung SILAHKAN TUNJUK, yang dulu-kan sudah saya jawab, yang baru ya sabar dulu ya  :))

 _/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #205 on: 27 September 2010, 07:40:01 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,


Saya tidak tahu tujuan anda membahas ini dan berusaha keras menyama-samakan ajaran Buddha dengan Hinduisme. Saya katakan anda akan sia-sia, karena dari pengamatan saya, memang tidak sama.


Bro Triyana, mungkin jika anda menjelaskan maksud dan tujuan anda seperti disinggung oleh Bro Kelana di atas, kami mungkin bisa lebih menyesuaikan diri dengan anda dalam diskusi ini

Kita semua menginginkan kebenaran dan bukan kepalsuan bukan, kalo memang sama ya kita bilang sama kalo tidak ya kita bilang tidak, tidak lebih dan tidak kurang.  _/\_

 _/\_

baiklah, sejauh ini semua fakta mengarah pada TIDAK SAMA, tapi silahkan dilanjutkan

Lho jangan putar balikkan fakta to, sejauh ini semua fakta mengarah pada SAMA, mana yang tidak sama coba tunjukkan.  :)

 _/\_

dari semua member yg mengikuti thread ini, cuma anda yg bilang SAMA, member lainnya mengatakan TIDAK SAMA dengan referensi  yg lebih valid daripada wiki, dan anda mengatakan saya memutarbalikkan fakta?

Maksud anda referensi yang lebih valid dari Wikipedia yang mana, coba tunjukan jangan asal komentar dong....  :)

Diskusi ini belum selesai jadi jangan ambil kesimpulan dulu ya  ^-^

Kalo ada rekan yang komentar tapi belum saya jawab ya sabar dulu napa, saya kan gak isa online terus  :)

 _/\_

silahkan anda baca postingan dari rekan Xenocross dan rekan Kelana.

*kalau diskusi, jangan emosi; kalau emosi, jangan diskusi*

silahkan anda baca postingan dari rekan Xenocross dan rekan Kelana = Kan belum saya jawab postingan dari rekan-rekan tersebut kok anda bisa ambil kesimpulan demikian, sabar ya.....  ^-^

 _/\_

postingan mereka bukan baru muncul hari ini, udah ada sejak kemarin dan kemarinnya lagi

Yang mana bung SILAHKAN TUNJUK, yang dulu-kan sudah saya jawab, yang baru ya sabar dulu ya  :))

 _/\_

apa saya mengatakan anda belum menjawab? anda salah paham bung, saya tidak membicarakan mengenai apa yg belum atau sudah anda jawab, saya mengatakan mengenai sumber rujukan, wiki vs sutra.

*kalau diskusi jangan panik; kalau panik jangan diskusi*

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #206 on: 27 September 2010, 08:22:16 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Sebuah rujukan:
_____

The Blessed One replied: No, Mahamati, my Tathagata-garbha is not the same as the ego (atman) taught by the philosophers; for what the Tathagatas teach is the Tathagata-garbha in the sense, Mahamati, that it is emptiness, reality-limit, Nirvana, being unborn, unqualified, and devoid of will-effort; the reason why the Tathagatas who are Arhats and Fully-Enlightened Ones, teach the doctrine pointing to the Tathagata-garbha is to make the ignorant cast aside their fear when they listen to the teaching of egolessness and to have them realise the state of non-discrimination and imagelessness. I also wish, Mahamati, that the Bodhisattva-Mahasattvas of the present and future would not attach themselves to the idea of an ego [imagining it to be a soul] (atman). Mahamati, it is like a potter who manufactures various vessels out of a mass of clay of one sort by his own manual skill and labour combined with a rod, water, and thread, Mahamati, that the Tathagatas preach the egolessness of things which removes all the traces of discrimination by various skilful means issuing from their transcendental wisdom, that is, sometimes by the doctrine of the Tathagata-garbha, sometimes by that of egolessness, and, like a potter, by means of various terms, expressions, and synonyms. For this reason, Mahamati, the philosophers' doctrine of an ego-substance is not the same as the teaching of the Tathagata-garbha. Thus, Mahamati, the doctrine of the Tathagata-garbha is disclosed in order to awaken the philosophers from their clinging to the idea of the ego, so that those minds that have fallen into the views imagining the non-existent ego as real, and also into the notion that the triple emancipation is final, may rapidly be awakened to the state of supreme enlightenment. Accordingly, Mahamati, the Tathagatas who are Arhats and Fully-Enlightened Ones disclose the doctrine of the Tathagata-garbha which is thus not to be known as identical with the philosopher's notion of an ego-substance. Therefore. Mahamati, in order to abandon the misconception cherished by the philosophers, you must strive after the teaching of egolessness and the Tathagata-garbha.

(Lankavatara Sutra -  Bab 6 Transcendental Intelligence)
--------

Sebuah rujukan dalam sutra Mahayana dimana Sang Buddha mengatakan bahwa Beliau tidak mengajarkan adanya Atman Sejati seperti dalam agama lain (Brahmansime). Beliau menggunakan istilah-istilah, Tathagata-garbha, Aku-Sejati, Dharmakaya sebagai upaya kausalya untuk mereka-mereka yang masih melekat pada konsep atman.



Hmm tampaknya anda keliru memahami Arya Lankavatara Sutra silahkan dibaca pembahasan lengkap  berikut ini :

Ini adalah pendalaman dan kajian lengkap oleh D.T Suzuki atas Arya Lankavatara Sutra :
http://lirs.ru/do/lanka_eng/Suzuki_Studies_in_the_Lankavatara.pdf


Kajian yang dilakukan oleh Jidiko Takasaki :
http://lirs.ru/do/lanka_eng/jikido-analysis.pdf


Kajian lainnya :
http://lirs.ru/do/lanka_eng/Discourse_in_Lankavatara(Hamlin)ocr_jbig2.pdf

http://lirs.ru/do/lanka_eng/The_Lankavatarasutra_in_Early_Indian_Madhyamaka_Literature,Lindtner,AS,1992.pdf

http://lirs.ru/do/lanka_eng/A_Note_on_Vasubandhu_and_Lankavatarasutra,Schmithausen,AS,1992.pdf

The Laṅkāvatāra Sūtra draws upon the concepts and doctrines of Yogācāra and Tathāgatagarbha.[1] The most important doctrine issuing from the Laṅkāvatāra Sūtra is that of the primacy of consciousness (Skt. vijñāna) and the teaching of consciousness as the only reality. The sūtra asserts that all the objects of the world, and the names and forms of experience, are merely manifestations of the mind. The Laṅkāvatāra Sūtra describes the various tiers of consciousness in the individual, culminating in the "storehouse consciousness" (Skt. Ālayavijñāna), which is the base of the individual's deepest awareness and his tie to the cosmic.[citation needed]

Yogacara and the Absolute
Another scholar sees a Buddhist Absolute in Consciousness. Writing on the Yogacara school of Buddhism, Dr. A. K. Chatterjee remarks: "The Absolute is a non-dual consciousness. The duality of the subject and object does not pertain to it. It is said to be void (sunya), devoid of duality; in itself it is perfectly real, in fact the only reality ...There is no consciousness of the Absolute; Consciousness is the Absolute.

The same Zen adept, Sokei-An, further comments:
The creative power of the universe is not a human being; it is Buddha. The one who sees, and the one who hears, is not this eye or ear, but the one who is this consciousness. This One is Buddha. This One appears in every mind. This One is common to all sentient beings, and is God.

Mahayana Buddhism is not only intellectual, but it is also devotional ... in Mahayana, Buddha was taken as God, as Supreme Reality itself that descended on the earth in human form for the good of mankind. The concept of Buddha (as equal to God in theistic systems) was never as a creator but as Divine Love that out of compassion (karuna) embodied itself in human form to uplift suffering humanity. He was worshipped with fervent devotion... He represents the Absolute (paramartha satya), devoid of all plurality (sarva-prapancanta-vinirmukta) and has no beginning, middle and end ... Buddha ... is eternal, immutable ... As such He represents Dharmakaya.

The Zen Buddhist master, Sekkei Harada, likewise speaks of a true Self in his explications of Zen Buddhism. This true Self is found when one "forgets the ego-self".Harada states that the doctrine of "no-self" really means awakening to a self that is without any limits and thus invisible: "No-self means to awaken to a Self that is so vast and limitless that it cannot be seen.Harada concludes his reflections on Zen Buddhism by speaking of the need for an almost passionate encounter with the "person" of the essential True Self:

… in our lifetime there is only one person we must encounter, one person we must meet as though we were passionately in love. That person is the essential Self, the true Self. As long as you don’t meet this Self, it will be impossible to find true satisfaction in your heart …

 _/\_


Saya rasa anda yang salah Sdr. Triyana2009. Dalam Sutra jelas dinyatakan.:

Tathagata-garbha is not the same as the ego (atman) taught by the philosophers; for what the Tathagatas teach is the Tathagata-garbha in the sense, Mahamati, that it is emptiness, reality-limit, Nirvana, being unborn, unqualified, and devoid of will-effort; the reason why the Tathagatas who are Arhats and Fully-Enlightened Ones, teach the doctrine pointing to the Tathagata-garbha is to make the ignorant cast aside their fear when they listen to the teaching of egolessness and to have them realise the state of non-discrimination and imagelessness.

Dan sumber yang saya ambil adalah sumber yang anda ajukan, dan telah saya teliti sebelumnya sebelum topik ini ada.

Saya kutip berikut penjelasan dalam sumber yang sama yang anda ajukan

----------
The more ordinary expressions given to the highest reality known as Citta are Tathata, "suchness" or "thusness", Satyata, "the state of being true", Bhutata, "the state of being real", Dharmadhatu, "realm of truth", Nirvana, the Permanent (nitya), Sameness (samata), the One (advaya), Cessation (nirodha), the Formless (animitta), Emptiness (sunyata), etc.

From these descriptions it is found natural for Mahayanists psychologically to deny the existence of an ego-soul or ego-substance in the Alaya, and ontologically to insist that the tragedy of life comes from believing in the substantiality or finality of an individual object. The former is technically called the doctrine of Pudgalanairatmya, egolessness of persons,1 and the latter that of Dharmanairatmya, egolessness of things; the one denies the reality of an ego-soul and the other the ultimacy of an individual object.

Superficially, this denial of an Atman in persons and individual objects sounds negative and productive of no moral signification. But when one understands what is ultimately meant by Cittamatra (Mind-only) or by Vivikta-dharma (the Solitary), the negations are on the plane of relativity and intellection.

---------------

Jadi baik dalam sutra maupun penjelasan sudah jelas, terang benderang dan tidak perlu ditafsirkan macam-macam bahwa Mahayana juga tidak mengajarkan adanya atman sejati, tetapi menggunakannya untuk suatu pendekatan agar orang yang masih melekat pada atta/atman mau belajar dan memahami. Begitu juga Master Zen, Sekkei Harada menggunakan istilah "true Self is found when one "forgets the ego-self" adalah usaha pendekatan agar pemikiran orang yang masih melekat pada Atman dapat memahaminya. Penjelasan saya ini sama seperti penjelasan Sang Buddha dalam Lankavatara Sutra yang memang mengatakan demikian. Jadi tinggal anda pilih lebih percaya pada pendapat pribadi anda atau dengan ucapan Sang Buddha yang sudah jelas terdapat dalam sutra.

Lagi, dalam World Buddhist Sangha Council (WBSC) terbentuk di Colombo, tahun 1966 menyatakan dengan bulat bahwa semua tradisi Buddhisme mengajarkan mengenai anatman bukan atman. Jika saya salah berarti anda menepis kebenaran yang terkandung dalam Lankavatara Sutra yang disabdakan Sang Buddha sendiri dan World Buddhist Sangha Council yang jelas-jelas mengatakan bahwa tidak ada atman.

Saya tidak tahu tujuan anda membahas ini dan berusaha keras menyama-samakan ajaran Buddha dengan Hinduisme. Saya katakan anda akan sia-sia, karena dari pengamatan saya, memang tidak sama.




Baik akan saya jawab satu persatu :

1.Begitu juga Master Zen, Sekkei Harada menggunakan istilah "true Self is found when one "forgets the ego-self" adalah usaha pendekatan agar pemikiran orang yang masih melekat pada Atman dapat memahaminya = Darimana anda dapat mengambil kesimpulan ini silahkan sebutkan sumber-sumbernya  _/\_ Saya tidak yakin Sensei Harada bicara demikian  ^-^

2.Tathagata-garbha is not the same as the ego (atman)  taught by the philosophers; for what the Tathagatas teach is the  n the sense, Mahamati, that it is emptiness, reality-limit, Nirvana, being unborn, unqualified, and devoid of will-effort; the reason why the Tathagatas who are Arhats and Fully-Enlightened Ones, teach the doctrine pointing to the Tathagata-garbha is to make the ignorant cast aside their fear when they listen to the teaching of egolessness and to have them realise the state of non-discrimination and imagelessness = Kan sudah saya tulis : Yang dimaksud oleh Sang Buddha dengan anatta/anatman(sanskrit) adalah diri kecil anda yang terbentuk karena faktor avidya (kebodohan fundamental) apabila anda mampu menyingkirkan diri kecil anda maka anda akan sampai ke Diri Buddha anda yang adalah anda yang sesungguhnya.

in contradistinction to the impermanent "mundane self" of the five skandhas (the physical and mental components of the mutable ego), there does exist an eternal true self, which is in fact none other than the Buddha himself in his ultimate nirvanic nature. This is the "true self" in the self of each being, the ideal personality, attainable by all beings due to their inborn potential for enlightenment. The Buddha nature does not represent a substantial self (ātman); rather, it is a positive language and expression of emptiness (śūnyatā) and represents the potentiality to realize Buddhahood through Buddhist practices; the intention of the teaching of Buddha nature is soteriological rather than theoretical.


3.From these descriptions it is found natural for Mahayanists psychologically to deny the existence of an ego-soul or ego-substance in the Alaya = Ya kalo anda mencari ego-soul atau ego-substance, maaf saja anda tak akan menemukannya di Amala Vijnana, yang akan anda temukan adalah Kebuddhaan (Diri Buddha anda).

4.Jadi baik dalam sutra maupun penjelasan sudah jelas, terang benderang dan tidak perlu ditafsirkan macam-macam = Anda keliru didalam Agama Buddha Mahayana ada jenjang-jenjang dan pengelompokan dalam penafsiran Sutra-Sutra.

5.Mahayana juga tidak mengajarkan adanya atman sejati, tetapi menggunakannya untuk suatu pendekatan agar orang yang masih melekat pada atta/atman mau belajar dan memahami = Silahkan berikan bukti dan sumber peryataan saudara ini.

6.Penjelasan saya ini sama seperti penjelasan Sang Buddha dalam Lankavatara Sutra yang memang mengatakan demikian = Tafsiran anda sendiri tentunya bukan tafsiran yang benar menurut Guru-Guru Suci.

7.Lagi, dalam World Buddhist Sangha Council (WBSC) terbentuk di Colombo, tahun 1966 menyatakan dengan bulat bahwa semua tradisi Buddhisme mengajarkan mengenai anatman bukan atman = Kalo Theravada saya tidak tahu tetapi Mahayana menganut pandangan demikian untuk anatman : Yang dimaksud oleh Sang Buddha dengan anatta/anatman(sanskrit) adalah diri kecil anda yang terbentuk karena faktor avidya (kebodohan fundamental) apabila anda mampu menyingkirkan diri kecil anda maka anda akan sampai ke Diri Buddha anda yang adalah anda yang sesungguhnya.

8.Jika saya salah berarti anda menepis kebenaran yang terkandung dalam Lankavatara Sutra yang disabdakan Sang Buddha sendiri dan World Buddhist Sangha Council yang jelas-jelas mengatakan bahwa tidak ada atman = atman dalam huruf kecil memang tidak ada tetapi Diri Buddha/ Atman ada.

9. Jadi tinggal anda pilih lebih percaya pada pendapat pribadi anda atau dengan ucapan Sang Buddha yang sudah jelas terdapat dalam sutra = Saya percaya kepada Sutra-Sutra Suci Buddha dengan merujuk pandangan dan tafsiran saya pada Penerus Ajaran Suci Sang Buddha yaitu Guru-Guru Suci.

10.Saya tidak tahu tujuan anda membahas ini dan berusaha keras menyama-samakan ajaran Buddha dengan Hinduisme. Saya katakan anda akan sia-sia, karena dari pengamatan saya, memang tidak sama. = Itukan menurut anda bukan menurut Buddhadharma yang benar.

Akhir kata dari saya :

His Holiness Dalai Lama ke 14

The 14th Dalai Lama on the "subtle person or self"

In 2005, commenting on the Tibetan Book of the Dead, a text in the highest yoga tantra, the 14th Dalai Lama explained how this tantra conceives both of a temporary person, and a subtle person or self, which it links to the Buddha nature. He writes:

… when we look at [the] interdependence of mental and physical constituents from the perspective of Highest Yoga Tantra, there are two concepts of a person. One is the temporary person or self, that is as we exist at the moment, and this is labeled on the basis of our coarse or gross physical body and conditioned mind, and, at the same time, there is a subtle person or self which is designated in dependence on the subtle body and subtle mind. This subtle body and subtle mind are seen as a single entity that has two facets. The aspect which has the quality of awareness, which can reflect and has the power of cognition, is the subtle mind. Simultaneously, there is its energy, the force that activates the mind towards its object – this is the subtle body or subtle wind. These two inextricably conjoined qualities are regarded, in Highest Yoga Tantra, as the ultimate nature of a person and are identified as buddha nature, the essential or actual nature of mind.

 _/\_


Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #207 on: 27 September 2010, 08:36:28 PM »
Namo Buddhaya,

Saya yakin anda belum baca link yang saya kasih, betul begitu bukan ?  :)

Buat mempermudah anda silahkan baca :

Dalam Yogacara ada Kesadaran Kebuddhaan yang disebut Sugatagarbha (baca buku Melatih Pikiran dan Mengembangkan Kasih Sayang karya Vidyadara Chogyam Trungpa), tentang Kesadaran Terdalam kita yang kekal (baca buku Setenang Dasar Lautan karya Lama Yeshe cari disesi tanya jawab), tentang Kesadaran (baca buku Belaskasih Universal karya H.H. YA. Dalai Lama bagian Kesadaran).

Semuanya terbitan Karaniya dan dalam bahasa Indonesia tentunya.

 _/\_


saya ubek2 koleksi ebook saya nih


Q : A re you familiar with the Hindu concepts of atman and brahman ?

Lama: While Hindu philosophy accepts the idea of a soul [atman], Buddhism does not. We completely deny the existence of a self-existent I, or a permanent, independent soul. Every aspect of your body
and mind is impermanent: changing, changing, changing. . . .
Buddhists also deny the existence of a permanent hell. Every pain, every pleasure we experience is in a state of constant flux; so transitory, so impermanent, always changing, never lasting. Therefore,
recognizing the dissatisfactory nature of our existence and renouncing the world in which transitory sense objects contact transitory sense organs to produce transitory feelings, none of which are worth
grasping at, we seek instead the everlasting, eternally joyful realizations of enlightenment or nirvana.
(hal 43)

Lama: Philosophically, the soul can be interpreted in a number of ways. In Christianity and Hinduism, the soul is different from the mind and is considered to be something permanent and self-existent.
In my opinion, there’s no such thing. In Buddhist terminology, the soul, mind or whatever you call it is ever-changing, impermanent. I don’t really make a distinction between mind and soul, but within yourself you can’t find anything that’s permanent or selfexistent.
With respect to mental problems, don’t think that the mind is totally negative; it’s the uncontrolled mind that causes problems. If you develop the right kind of wisdom and thereby recognize
the nature of the uncontrolled mind, it will automatically disappear.
But until you do, the uncontrolled mind will completely dominate you.
(hal 62)

Q: What is our mind’s true nature and how do we go about recognizing it?

Lama: There are two aspects to the mind’s nature, the relative and the absolute. The relative is the mind that perceives and functions in the sense world. We also call that mind dualistic and because of
what I describe as its “that-this” perception, it is totally agitated in nature. However, by transcending the dualistic mind, you can unify your view. At that time you realize the absolute true nature of the
mind, which is totally beyond the duality. In dealing with the sense world in our normal, everyday, mundane life, two things always appear. The appearance of two things always creates a problem. It’s
like children—one alone is OK, two together always make trouble.
Similarly, as our five senses interpret the world and supply dualistic information to our mind, our mind grasps at that view, and that automatically causes conflict and agitation. This is the complete
opposite of the experience of inner peace and freedom. Therefore, by reaching beyond that you will experience perfect peace. Now, this is just a short reply to what you asked and perhaps it’s unsatisfactory,
because it’s a big question. What I’ve said is merely a simple introduction to a profound topic. However, if you have some background in this subject, my answer might satisfy you.
(hal62-63)

Becoming Your Own Therapist
New Expanded Edition
Including
Make Your Mind an Ocean
Lama Yeshe
LAMA YESHE W
Saya yakin anda belum baca link yang saya kasih, betul begitu bukan ?  :)

Buat mempermudah anda silahkan baca :

Dalam Yogacara ada Kesadaran Kebuddhaan yang disebut Sugatagarbha (baca buku Melatih Pikiran dan Mengembangkan Kasih Sayang karya Vidyadara Chogyam Trungpa), tentang Kesadaran Terdalam kita yang kekal (baca buku Setenang Dasar Lautan karya Lama Yeshe cari disesi tanya jawab), tentang Kesadaran (baca buku Belaskasih Universal karya H.H. YA. Dalai Lama bagian Kesadaran).

Semuanya terbitan Karaniya dan dalam bahasa Indonesia tentunya.

 _/\_


saya ubek2 koleksi ebook saya nih


Q : A re you familiar with the Hindu concepts of atman and brahman ?

Lama: While Hindu philosophy accepts the idea of a soul [atman], Buddhism does not. We completely deny the existence of a self-existent I, or a permanent, independent soul. Every aspect of your body
and mind is impermanent: changing, changing, changing. . . .
Buddhists also deny the existence of a permanent hell. Every pain, every pleasure we experience is in a state of constant flux; so transitory, so impermanent, always changing, never lasting. Therefore,
recognizing the dissatisfactory nature of our existence and renouncing the world in which transitory sense objects contact transitory sense organs to produce transitory feelings, none of which are worth
grasping at, we seek instead the everlasting, eternally joyful realizations of enlightenment or nirvana.
(hal 43)

Lama: Philosophically, the soul can be interpreted in a number of ways. In Christianity and Hinduism, the soul is different from the mind and is considered to be something permanent and self-existent.
In my opinion, there’s no such thing. In Buddhist terminology, the soul, mind or whatever you call it is ever-changing, impermanent. I don’t really make a distinction between mind and soul, but within yourself you can’t find anything that’s permanent or selfexistent.
With respect to mental problems, don’t think that the mind is totally negative; it’s the uncontrolled mind that causes problems. If you develop the right kind of wisdom and thereby recognize
the nature of the uncontrolled mind, it will automatically disappear.
But until you do, the uncontrolled mind will completely dominate you.
(hal 62)

Q: What is our mind’s true nature and how do we go about recognizing it?

Lama: There are two aspects to the mind’s nature, the relative and the absolute. The relative is the mind that perceives and functions in the sense world. We also call that mind dualistic and because of
what I describe as its “that-this” perception, it is totally agitated in nature. However, by transcending the dualistic mind, you can unify your view. At that time you realize the absolute true nature of the
mind, which is totally beyond the duality. In dealing with the sense world in our normal, everyday, mundane life, two things always appear. The appearance of two things always creates a problem. It’s
like children—one alone is OK, two together always make trouble.
Similarly, as our five senses interpret the world and supply dualistic information to our mind, our mind grasps at that view, and that automatically causes conflict and agitation. This is the complete
opposite of the experience of inner peace and freedom. Therefore, by reaching beyond that you will experience perfect peace. Now, this is just a short reply to what you asked and perhaps it’s unsatisfactory,
because it’s a big question. What I’ve said is merely a simple introduction to a profound topic. However, if you have some background in this subject, my answer might satisfy you.
(hal62-63)

Becoming Your Own Therapist
New Expanded Edition
Including
Make Your Mind an Ocean
Lama Yeshe
LAMA YESHE WISDOM ARCHIVE • BOSTON

www.fpmt.org
ISDOM ARCHIVE • BOSTON
[/B]
www.fpmt.org

Ya apa yang musti saya koreksi pernyataan Lama Yeshe memang benar  _/\_ anda saja yang salah tafsir.

Baik coba saya tanggapi :

1.Q : A re you familiar with the Hindu concepts of atman and brahman ?

Lama: While Hindu philosophy accepts the idea of a soul [atman], Buddhism does not. We completely deny the existence of a self-existent I, or a permanent, independent soul. Every aspect of your body
and mind is impermanent: changing, changing, changing. . . .
Buddhists also deny the existence of a permanent hell. Every pain, every pleasure we experience is in a state of constant flux; so transitory, so impermanent, always changing, never lasting. Therefore,
recognizing the dissatisfactory nature of our existence and renouncing the world in which transitory sense objects contact transitory sense organs to produce transitory feelings, none of which are worth
grasping at, we seek instead the everlasting, eternally joyful realizations of enlightenment or nirvana.
(hal 43)

= Apa yang dikatakan Lama Yeshe memang benar kalau kita merujuk pada soul [atman] yang merupakan subyek dari perubahan dan dimana ada perubahan disitu ada duka. Tetapi Lama Yeshe tidak berkomentar tentang Diri Buddha atau Rigpa (Tibet) yang merupakan Kebuddhaan anda. Kita juga musti melihat wawancara ini dilakukan pada tahun berapa dan seberapa jauh interaksi dan dialog yang dilakukan antara Hindu dan Buddha pada saat itu dibandingkan dengan saat ini lihat : http://en.wikipedia.org/wiki/Rime_movement

Silahkan dibaca dahulu : tentang Kesadaran Terdalam kita yang kekal (baca buku Setenang Dasar Lautan karya Lama Yeshe cari disesi tanya jawab)

 _/\_


Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #208 on: 27 September 2010, 09:01:31 PM »
aduh masih belum ngerti juga ya....
ini aku copas lagi ya, dari buku yang bahas filosofi Madhyamika

Introduction to the Middle Way
Chandrakirti’s Madhyamakavatara
With commentary by Dzongsar Jamyang Khyentse Rinpoche
Given at the Centre d’Etudes de Chanteloube
Dordogne, France
1996, 1998, 1999, 2000
Arranged according to Gorampa’s commentary
Edited by Alex Trisoglio
© 2003 by Khyentse Foundation


(a) Autogenesis (Self-Arising)
Here our symbolic opponents are the Samkhya school, which was founded by Kapila, who is
thought to have lived in the 7th century BC. It advocates a quite complicated dualistic vision of
the universe, starting with the old question, what is the universe made of. It leads on to questions
about the true self or, more accurately, telling the true self from that which appears to be self.
According to the Samkhyas, there are two basic categories in the universe: purusha and prakriti.
They say that the history of the world is the history of these two fundamental constituents, which
is quite different from Upanishad thought. From this simple dualism develops a very complex
set of interrelations between purusha, which is like the spirit of atman, and prakriti, which is like
the matter of original nature. The nature of purusha is spirit; it is many spirits. It is being,
consciousness. It is limitless, untainted awareness.

The Samkhyas argue that the world is formed as purusha infuses prakriti, and thereby stimulates
the three states of prakriti, which are called the three gunas. These are activity (rajas in
Sanskrit), inactivity (tamas) and transparency (sattva). This is a very interesting theory – it is the
highest Hindu philosophy. If you are not careful when explaining the Buddha nature, you might
end up talking about something more like purusha.

(hal 89)

kalau mau bukunya pm saya email, akan saya kirim, dalamnya isinya bantah Atman dan Tuhan dll
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #209 on: 27 September 2010, 09:05:04 PM »
Memang ada kesamaan :
1. keduanya berkembang di wilayah yang sama
2. keduanya menyakini adanya makhluk dewa, brahma

 =)) =))

 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.