//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Jika Menerapkan Prinsip-prinsip Dhamma Dapatkah Usaha atau Bisnis Kita Bertahan?  (Read 11679 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
prinsip dhamma yg masuk kategori diterapkan itu apa yah?
mis: pancasila

1. menghindari pembunuhan > menghambat usaha... soalnya dalam usaha kita sering harus membunuh dalam masalah tempat. mis: minimarket, rumah makan, rumah sakit pasti harus rajin2 membunuh tikus, lalat, nyamuk :P

2. menghindari pencurian
4. menghindari berbohong
menurut saya utk usaha hit & run ga cocok :P tapi kalau utk usaha long term, kalau bisa terus konsisten jujur, bisa jadi perusahaan reliable & terpercaya.

3. menghindari asusila
5. menghindari mabok2an
ini sesuai dg nasehat para sesepuh, bahwa dalam usaha, selain faktor eksternal yg bisa menjatuhkan kita, diri kita sendiri juga bisa terjerat oleh wanita, miras, dan judi. jadi khusus yg 2 ini sesuai banget :)

;D

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Untuk pembunuhan, itu kembali pada kebijaksanaan masing2. Itu adalah hal yang umum terjadi setiap hari, bukan hanya dalam bisnis. Jadi kalau ada rayap di rumah dibiarkan hidup sampai rumahnya roboh, atau ada cacing dalam tubuh diternak sampai meninggal sendiri, itu namanya menerapkan dhamma dengan cara tidak bijaksana. Kalo istilah dari "tetangga" seperti menyalakan lampu di tempat gelap, tetapi lampu itu ditaruh di bawah ranjang (bukannya digantung supaya menerangi 1 ruangan).

Untuk usaha yang memang harus membunuh, kalau bisa dihindari, tapi kalau tidak bisa, setidaknya berusaha sebisa mungkin agar di masa depan nanti bisa terlepas dari pekerjaan itu (misalnya menabung untuk membuka usaha lain di kemudian hari).

Yang lebih cenderung ke bisnis itu pencurian dan berbohong.

Asusila dan mabuk2an juga lebih kepada "bersenang-senang" ketimbang "bisnis/usaha".

Offline Sariputta

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 8
  • Reputasi: 1
Namo Buddhaya,

Sudah menjadi hal yang jamak dalam dunia usaha jika perusahaan besar "memangsa" perusahaan kecil. Oleh karena itu, agar dapat bertahan hidup perusahaan kecil perlu melakukan berbagai manuver yang terkadang juga dapat dikatakan "menyimpang." Pertanyaan saya, jika kita benar-benar hidup di jalan yang lurus dan sesuai Dhamma, dapatkah bisnis atau usaha kita berkembang. Atau malahan akan mengalami kebangkrutan? Mohon dengan sangat tanggapan dan sharing pengalamannya dari para penguasaha Buddhis. Semoga sharing pengalamannya dapat menjadi manfaat bagi kita semua. Atau mungkin adakah kiat-kiat bertahan di tengah gerusan zaman sementara kita tetap berpegang pada Dhamma. Ataukah Dhamma hanya kita pegang di hari Minggu saat kebaktian atau puja di vihara saja?

Salam,

Tan

Namo Buddhaya,

Menurut saya ini pertanyaan yang agak lucu..... Kalau ada perusahaan yang melakukan manuver dengan cara2 yang menyimpang dijaman ini saya kira perusahaan tersebut justru tidak akan bisa bertahan lama.....

Coba kita perhatian perkembangan usaha dewasa ini, bukankah masing2 perusahaan berusaha untuk menerapkan CSR, CRM , Go Green, menghasilkan produk yang lebih baik dari yang lain, memberikan pelayanan yang terbaik, berusaha untuk terbuka, menghasilkan produk yang lebih higenis, dll. Dengan era keterbukaan informasi saat ini adalah sangat ironi bila masih ada perusahaan yang berpikir dengan melakukan manuver2 menyimpang bisa bersaing dan bertahan...

Justru perkembangan usaha saat ini telah menuju ke jalan Dharma ..... Lantas kenapa kita sebagai praktisi dharma malah takut menerapkan jalan Dharma tersebut....

Bukankah itu pertanyaan yang lucu????

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
masalahnya di indonesia belum lah seperti itu kadang kadang di paksa juga harus main bawah tangan gitu kan maksud nya.

seperti tempat kerja ku yang merupakan sebuah toko obat resmi, biar pun resmi punglinya bukan main padahal kita tidak jual barang barang yang tidak di perbolehkan semua brg ada izin pom nya tapi yang di obok obok yah kita ini, bukan toko obat yang tidak resmi atau tukang obat yang jualan di gerobak pinggir jalan.

kalo kita tidak kasih ada saja alasan nya jadi mau tidak mau mesti kasih. 

Offline hengki

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 741
  • Reputasi: 49
kalau itu kan terpaksa daimond untuk bertahan hidup :)
Tapi kalau agar usaha kita menjadi maju dan berkembang terus kita menghancurkan atau mematikan mata pencaharian orang lain, buat apa? Apa kita mau menjadi konglomerat? Setelah menjadi konglomerat, uangnya digunakan buat apa? Lebih baik usaha sedang2 saja tapi lancar dan memberikan berkah/rejeki kepada banyak orang. Daripada menjadi besar tapi dengan cara jahat yaitu menghancurkan usaha orang lain.

Ada kisah nyata di Taiwan yg diceritakan oleh Master Chin Kung. Ada sebuah Toko Obat yang sudah berdiri kira2 sejak 100 tahun yang lalu dan sampai sekarang toko obat itu masih bertahan. Apa sebabnya toko obat itu bisa bertahan begitu lama melewati beberapa generasi sedangkan usaha2 yang dulunya besar, baru 2 atau 3 generasi saja sudah lenyap?
Ternyata sebabnya adalah leluhur pendiri toko obat itu mempunyai tujuan yang mulia yaitu mereka hanya mengambil untung sekedarnya saja untuk bertahan hidup dan mereka menolong orang2 yg tidak mampu. Apabila keturunan mereka bisa meneruskan perbuatan mulia seperti para leluhur mereka maka toko obat itu akan bertahan lama.

Sedangkan orang sekarang berlomba-lomba menjadi kaya hanya untuk pamer, saing2an, biar dibilang hebat, makanya tidak heran kalau perusahaan yang mereka bangun dengan susah payah tidak bisa bertahan lama, paling banter generasi 2 atau ke 3 sudah hancur.

Jadi terserah kita mau pilih yang mana, mau menjadi besar, kaya tapi sebentaran sudah hancur, atau sedang2 saja tapi bertahan lama sampai anak cucu kita. Gunakan kebijaksanaan jangan keserakahan yg dijadikan tolok ukur.Seperti minum air laut, makin minum semakin haus. Begitu pula keserakahan tidak mengenal batas makanya hutan habis dibabat, pasir habis dikeruk, sumber daya fosil habis ditambang, yang tersisa hanya bopeng, bencana, dll.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
toko obat kita sudah 76 tahun, yah persaingan nya itu yah melawan obat palsu dan semi asli (obat asli yang di encerkan dosis nya). yang produksi obat obat ini yah orang orang sekitar situ  juga sih. pusing deh.

Banyak orang yang nyari mau nya murah tidak tahu nya makan obat palsu dan semi asli ini. 
« Last Edit: 12 September 2008, 06:43:44 PM by daimond »

Offline chomed

  • Teman
  • **
  • Posts: 52
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
numpang ngoceh ya.....

klo menurut saya seh, usaha apapun bisa di jalani dengan jalan dhamma, asalkan kita benar2 sabar dalam menghadapi segala rintangan. contohnya seperti pungli, anak buah yang tidak jujur, persaingan bisnis yang 'kasar', dll.
Jika kita sabar dan tetap di dalam jalan dhamma, niscaya kita akan berhasil, seperti cerita toko obat yang bisa bertahan sampai sekarang.

terima kasih.
_/\_
TIDAK ADA YANG SEMPURNA

Hiksss......Hikssss.....