//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: HATI-HATI belajar Dhamma : Silsilah palsu !  (Read 20013 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: HATI-HATI belajar Dhamma : Silsilah palsu !
« Reply #45 on: 27 May 2008, 10:46:09 AM »
Bro Suchamda,
 _/\_ yang penting saya sudah menyampaikan pendapat saya, anda boleh dianggap kritis oleh teman-teman forum disini namun maaf saya tidak mau menjalin jodoh buruk dengan anda.  _/\_
« Last Edit: 27 May 2008, 10:48:08 AM by nyanadhana »
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: HATI-HATI belajar Dhamma : Silsilah palsu !
« Reply #46 on: 27 May 2008, 10:48:34 AM »
tetapi seringkali dalam sejarah menunjukkan bahwa "silsilah asli" sering kali melakukan pembersihan ( baca jihad) terhadap silsilah palsu. dari agama apapun, jihad ini ada, termasuk agama Buddha. kalau ada waktu mungkin bro bisa mempelajari jihad ala nichiren di jepang, dengan dalih memurnikan kembali agama Buddha.  sampai dengan polemik yang paling baru: perebutan tahta karmapa 17 di tibet.  atau bagaimana seorang Master terkenal, tiba-tiba ketahuan memiliki sejarah yang gelap?

Anda mengajak membicarakan kasus tapi tidak menguraikan konteksnya.
Polemik yang ada itu justru menunjukkan adanya urgensi penjagaan silsilah dalam komunitas Buddhis. Tetapi hal itu tidak dilakukan seperti dengan "jihad". Disini tampaknya anda me-leading sentimen dengan kata yang bias. Alasan-alasannya sudah dijelaskan dengan baik oleh Sdr.Chingik. Silakan baca dari depan.

Apakah kita ini begitu "gila terhadap silsilah"? apakah dalam silsilah palsu tidak terdapat dharma sama sekali?
Saya kira tidak, baik "silsilah asli" maupun "silsilah palsu", memiliki unsur-unsur Dharma yang dapat diserap. mungkin saja "silsilah asli" memiliki porsi dharma yang lebih besar. tetapi "silsilah palsu" bukanlah tidak mengandung unsur dharma.

Rasanya, tidak ada yang menggilai silsilah. Itu kan persepsi anda sendiri.
Menggilai dan mendiskusikan alasan-alasannya adalah dua hal yang berbeda. Dan yang jelas, tidak ada paksaan kok harus setuju. Kalau anda punya alasan bahwa tanpa silsilah lebih menjamin keotentikan Dharma, ya silakan dikemukakan argumentasinya.

Saya kira seharusnya sikap kita adalah: "yang sesuai kita serap. yang tidak sesuai, kita buang saja".. kita lahir sebagai manusia sudah memiliki kebijaksanaan untuk memilah-milah apa yang baik dan apa yang tidak baik.

Mengenai ini juga sudah dibahas dengan baik oleh Sdr.Chingik. Ga perlu dimulai dari awal lagi. Silakan menyimak dari depan.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: HATI-HATI belajar Dhamma : Silsilah palsu !
« Reply #47 on: 27 May 2008, 10:51:18 AM »
Suchamda,

Quote
Ya sudah, berarti saya tidak sepaham dengan anda.
Btw, sebaiknya anda konsisten yang mana juga tidak usah mengkritik aliran Maitreya, dll toh itu juga bisa menjadi obat buat orang yg membutuhkan.

Ya, kita berbeda tentang ini.  _/\_

Anda tidak bicara pada orang yang salah? Saya di sini (bersama SandalJepit) pernah sempat 'ribut kecil' karena membela aliran Maitreya dari julukan "sesat". Apa mungkin anda terlalu 'dendam' dengan pembahasan dalam topik "Dhammatainment" sehingga membuat bias ingatan bahwa saya 'menganiaya' aliran Maitreya di sini?
Kalo soal mengkritik, saya selalu mengkritik ajaran sesuai dengan topik, tidak peduli apakah itu Theravada/Mahayana/Tantrayana/Maitreya. Tapi lain kali kalo memang anda mau buka topik yang tidak mau dikritik, tinggal ditulis aja kok. Saya akan mengikutinya.

Cuman mau menyadarkan bahwa anda tidak konsisten. Dan rupanya anda cenderung cuman senang berdebat sekedar berlawanan pendapat dengan suatu hal, tanpa memiliki pemikiran yang integral.


« Last Edit: 27 May 2008, 10:54:57 AM by Suchamda »
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: HATI-HATI belajar Dhamma : Silsilah palsu !
« Reply #48 on: 27 May 2008, 11:03:34 AM »
Quote
Cuman mau menyadarkan bahwa anda tidak konsisten. Dan rupanya anda cenderung cuman senang berdebat sekedar berlawanan pendapat dengan suatu hal, tanpa memiliki pemikiran yang integral.

Tidak konsisten dalam hal apa yah? Coba kalo bicara jangan yang separuh2 gitu.

Salah satu bagusnya berdebat adalah, untuk melihat kadang yang kita sendiri pikir benar, bisa juga salah. Banyak kali dalam berdebat orang menunjukkan kesalahan saya. Itu yang saya belajar dari berdebat dan juga menggunakan sikap yang baik bukannya emosi. Mungkin untuk anda yang tidak senang dikritik karena merasa diri sendiri hebat, yang lain masih 'bayi' ataupun tidak punya pemikiran 'integral', tidak suka berdebat. Tidak apa, kita juga tidak bisa sepaham dalam hal ini.  _/\_


Quote
Dan saya heran, caci makian anda kepada aliran Maitreya disebut hanya sebagai "ribut kecil". Saya rasa sudah OOT.
Coba diquote, ada di mana saya mencaci aliran Maitreya?
BTW, yang dimaksud ribut kecil itu adalah antara saya dan Buddhist Non-Maitreya, Justru bukan aliran Maitreya itu sendiri.
Anda heran? Saya lebih heran lagi anda ngomong apa?

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: HATI-HATI belajar Dhamma : Silsilah palsu !
« Reply #49 on: 27 May 2008, 11:06:56 AM »
Quote
Cuman mau menyadarkan bahwa anda tidak konsisten. Dan rupanya anda cenderung cuman senang berdebat sekedar berlawanan pendapat dengan suatu hal, tanpa memiliki pemikiran yang integral.

Tidak konsisten dalam hal apa yah? Coba kalo bicara jangan yang separuh2 gitu.

Salah satu bagusnya berdebat adalah, untuk melihat kadang yang kita sendiri pikir benar, bisa juga salah. Banyak kali dalam berdebat orang menunjukkan kesalahan saya. Itu yang saya belajar dari berdebat dan juga menggunakan sikap yang baik bukannya emosi. Mungkin untuk anda yang tidak senang dikritik karena merasa diri sendiri hebat, yang lain masih 'bayi' ataupun tidak punya pemikiran 'integral', tidak suka berdebat. Tidak apa, kita juga tidak bisa sepaham dalam hal ini.  _/\_


Quote
Dan saya heran, caci makian anda kepada aliran Maitreya disebut hanya sebagai "ribut kecil". Saya rasa sudah OOT.
Coba diquote, ada di mana saya mencaci aliran Maitreya?
BTW, yang dimaksud ribut kecil itu adalah antara saya dan Buddhist Non-Maitreya, Justru bukan aliran Maitreya itu sendiri.
Anda heran? Saya lebih heran lagi anda ngomong apa?


Saya rasa sudah OOT.
Kalau mau diskusi, kembalikanlah ke topik.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: HATI-HATI belajar Dhamma : Silsilah palsu !
« Reply #50 on: 27 May 2008, 11:14:40 AM »
Suchamda,


Saya sudah selesai diskusi dengan chingik, lalu anda menyinggung hal2 yang OOT, kemudian ketika dibalas, anda yang menuduh orang lain OOT.   Sungguh saya tidak ngerti.

OK deh, saya sudah selesai dengan chingik. Yang lain silahkan lanjut!

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: HATI-HATI belajar Dhamma : Silsilah palsu !
« Reply #51 on: 27 May 2008, 11:19:09 AM »
  _/\_
peace man..., peaca...
« Last Edit: 27 May 2008, 11:24:21 AM by chingik »

Offline EVO

  • Sebelumnya Metta
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.369
  • Reputasi: 60
Re: HATI-HATI belajar Dhamma : Silsilah palsu !
« Reply #52 on: 27 May 2008, 11:21:12 AM »
lanjuttttt......

Offline SandalJepit

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 425
  • Reputasi: 3
Re: HATI-HATI belajar Dhamma : Silsilah palsu !
« Reply #53 on: 27 May 2008, 01:21:06 PM »
maaf saya tidak melanjutkan diskusi dengan orang yang tidak paham sejarah, jihad disini adalah dengan kekerasan. dan sejarah ini benar adanya. bahwa di agama buddha pun ada kekerasan.

tetapi seringkali dalam sejarah menunjukkan bahwa "silsilah asli" sering kali melakukan pembersihan ( baca jihad) terhadap silsilah palsu. dari agama apapun, jihad ini ada, termasuk agama Buddha. kalau ada waktu mungkin bro bisa mempelajari jihad ala nichiren di jepang, dengan dalih memurnikan kembali agama Buddha.  sampai dengan polemik yang paling baru: perebutan tahta karmapa 17 di tibet.  atau bagaimana seorang Master terkenal, tiba-tiba ketahuan memiliki sejarah yang gelap?

Anda mengajak membicarakan kasus tapi tidak menguraikan konteksnya.
Polemik yang ada itu justru menunjukkan adanya urgensi penjagaan silsilah dalam komunitas Buddhis. Tetapi hal itu tidak dilakukan seperti dengan "jihad". Disini tampaknya anda me-leading sentimen dengan kata yang bias. Alasan-alasannya sudah dijelaskan dengan baik oleh Sdr.Chingik. Silakan baca dari depan.

Apakah kita ini begitu "gila terhadap silsilah"? apakah dalam silsilah palsu tidak terdapat dharma sama sekali?
Saya kira tidak, baik "silsilah asli" maupun "silsilah palsu", memiliki unsur-unsur Dharma yang dapat diserap. mungkin saja "silsilah asli" memiliki porsi dharma yang lebih besar. tetapi "silsilah palsu" bukanlah tidak mengandung unsur dharma.

Rasanya, tidak ada yang menggilai silsilah. Itu kan persepsi anda sendiri.
Menggilai dan mendiskusikan alasan-alasannya adalah dua hal yang berbeda. Dan yang jelas, tidak ada paksaan kok harus setuju. Kalau anda punya alasan bahwa tanpa silsilah lebih menjamin keotentikan Dharma, ya silakan dikemukakan argumentasinya.

Saya kira seharusnya sikap kita adalah: "yang sesuai kita serap. yang tidak sesuai, kita buang saja".. kita lahir sebagai manusia sudah memiliki kebijaksanaan untuk memilah-milah apa yang baik dan apa yang tidak baik.

Mengenai ini juga sudah dibahas dengan baik oleh Sdr.Chingik. Ga perlu dimulai dari awal lagi. Silakan menyimak dari depan.

 

anything