//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: HATI-HATI belajar Dhamma : Silsilah palsu !  (Read 20016 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
HATI-HATI belajar Dhamma : Silsilah palsu !
« on: 23 January 2008, 11:11:28 PM »
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: HATI-HATI belajar Dhamma : Silsilah palsu !
« Reply #1 on: 23 January 2008, 11:24:43 PM »
menurut kamu Suchamda...

Tsem Tulku Rinpoche asle gk?

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: HATI-HATI belajar Dhamma : Silsilah palsu !
« Reply #2 on: 23 January 2008, 11:56:59 PM »
ada baiknya judul thread dirubah...
entah itu "Tips membedah Guru Tantrayana/Vajrayana/Tibetian" dalam Sub Forum "Tibet tradition"
ataupun sejenis demikian...

1. dari judul thread anda seolah-olah Sangha bakalan memberikan Dhamma yg nge-blur (read: menyesatkan)
2. Istilah Lineage (silsilah) hanya ada pada salah satu tradisi
3. Dhamma tidak ada yg palsu maupun asli, selama masih dalam 8 jalan mulia

saya kira Suchamda cukup mengerti arah dan maksud dari tulisan gw
« Last Edit: 23 January 2008, 11:59:18 PM by Kemenyan »

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: HATI-HATI belajar Dhamma : Silsilah palsu !
« Reply #3 on: 24 January 2008, 12:18:28 AM »
Quote
ada baiknya judul thread dirubah...
entah itu "Tips membedah Guru Tantrayana/Vajrayana/Tibetian" dalam Sub Forum "Tibet tradition"
ataupun sejenis demikian...

1. dari judul thread anda seolah-olah Sangha bakalan memberikan Dhamma yg nge-blur (read: menyesatkan)
2. Istilah Lineage (silsilah) hanya ada pada salah satu tradisi
3. Dhamma tidak ada yg palsu maupun asli, selama masih dalam 8 jalan mulia

saya kira Suchamda cukup mengerti arah dan maksud dari tulisan gw

Bukan maksud saya semata membahas tentang Tibetan. Ini hanya artikel pembuka saja.

No (1)
Tidak paham maksud anda. Barangkali itu hanya persepsi pribadi anda belaka.

No (2)
Dalam berbagai macam tradisi Buddhis : Theravada (Dhammayud, Mahanikay, etc), Zen, Tian Tai, Tanah Suci, Nichiren, dll apalagi Vajrayana ; memiliki garis silsilahnya masing2.

No (3) :
I. Sanggahan singkat : Dharma bukan sekedar 8 jalan mulia.

II. Sanggahan utk perenungan :
Ada beberapa premis :
a. garis silsilah yg jelas dan resmi adalah salah satu metode yang paling gampang dan umum untuk memastikan keotentikan dharma. Sesuatu yang menjamin seseorang belajar tanpa khawatir tersesat.
b. Walaupun perbedaan yang otentik dan yang palsu seringkali tidak terlihat di awal, tetapi di penghujung akhir akan menghasilkan kualitas yang jauh berbeda.
c. Seorang yang masih baru, tentu saja sulit membedakan mana ajaran dharma yang akurat dan mana yang mengandung penyimpangan (walaupun tak terdeteksi).
d. Tradisi silsilah telah menghasilkan praktisi-praktisi yang accomplish (mencapai realisasi) yang mana memberikan suatu kadar kepastian bahwa metodenya efektif (bukan sesuatu yang coba-coba, eksperimental,  kira-kira).

Kesimpulan :
(simpulkan sendiri sambil menanti respon dari yg lain)

Catatan :
saya rasa, topik ini cukup penting untuk diangkat dalam ruang diskusi umum dan bukan hanya spesifik pada ajaran tibetan buddhism saja.
« Last Edit: 24 January 2008, 12:21:22 AM by Suchamda »
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: HATI-HATI belajar Dhamma : Silsilah palsu !
« Reply #4 on: 24 January 2008, 12:44:14 AM »
Quote
menurut kamu Suchamda...

Tsem Tulku Rinpoche asle gk?

Saya tidak tertarik untuk menjustifikasi seseorang, silakan nilai sendiri.
Tapi sehubungan dengan pop rinpoche......
Our limited brain will not cope to know how a bodhisattva will work for the benefit of people.........
Btw, save it for another thread ok?
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: HATI-HATI belajar Dhamma : Silsilah palsu !
« Reply #5 on: 24 January 2008, 12:46:56 AM »
setau gw di Theravada gk ada Silsilah..

aku buat Thread sendiri ajah kalo gitu..

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: HATI-HATI belajar Dhamma : Silsilah palsu !
« Reply #6 on: 24 January 2008, 12:55:43 AM »
setau gw di Theravada gk ada Silsilah..

aku buat Thread sendiri ajah kalo gitu..

Yang dimaksud silsilah, a.l adalah siapa belajar kepada guru siapa itu jelas urutannya.
Apakah bisa saya tiba2 mengangkat diri sebagai bikkhu Theravada karena belajar dari baca-baca buku kemudian  beli jubah bikkhu, gundulin kepala dan tiba-tiba mendirikan sangha sendiri?

Thanks for the new thread. Menarik dibahas tuh... :)
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline SandalJepit

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 425
  • Reputasi: 3
Re: HATI-HATI belajar Dhamma : Silsilah palsu !
« Reply #7 on: 29 March 2008, 08:22:57 PM »
maaf gw masih cupu nih....

maksudnya silsilah itu apa sih? koq jadi bingung? bukane belajar dharma itu dari kita baca-baca buku, terus diskusi, bertanya pada guru-guru gitu ya?  apa gunanya silsilah itu ya?

Offline SandalJepit

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 425
  • Reputasi: 3
Re: HATI-HATI belajar Dhamma : Silsilah palsu !
« Reply #8 on: 29 March 2008, 08:24:23 PM »
setau gw di Theravada gk ada Silsilah..

aku buat Thread sendiri ajah kalo gitu..

Yang dimaksud silsilah, a.l adalah siapa belajar kepada guru siapa itu jelas urutannya.
Apakah bisa saya tiba2 mengangkat diri sebagai bikkhu Theravada karena belajar dari baca-baca buku kemudian  beli jubah bikkhu, gundulin kepala dan tiba-tiba mendirikan sangha sendiri?

Thanks for the new thread. Menarik dibahas tuh... :)

maksud saya bukan tentang bhiksu, kalau bhiksu kan harus diangkat oleh bhiksu senior. kalau ada orang yang cukur rambut sendiri lalu ngaku-ngaku dirinya bhiksu itu namanya ke-GR -an deh..  :P

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: HATI-HATI belajar Dhamma : Silsilah palsu !
« Reply #9 on: 22 May 2008, 05:20:51 PM »
Dalam Tipitaka Pali, ada kisah di mana orang mendengar ajaran Buddha dari orang lain dan karena begitu yakinnya dia dengan ajaran itu, dia meninggalkan kehidupan rumah tangga, mencukur kepala & jenggot, mengenakan jubah kuning dan hidup sebagai "bhikkhu" dengan menjalankan dengan baik sila yang dia ketahui. Belakangan ia bertemu dengan Buddha namun tidak mengenali (karena emang blom pernah ketemu), dan setelah mendengar khotbah singkat, maka mencapai Anagami phala.


Kalo dilihat dari kisah ini, maka sebetulnya silisilah dan apapun istilahnya, tidak mutlak perlu. Dhamma bukanlah birokrasi. Jika dilihat2 lagi, Devadatta yang "keturunan langsung" Buddha Gotama aja bisa 'sesat' kok. Jadi, apakah 'silsilah' begitu pentingnya? Apakah penilaian 'ehipassiko' harus terbias karena 'silsilah asli/palsu'? Untuk saya pribadi rasanya tidak perlu.

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: HATI-HATI belajar Dhamma : Silsilah palsu !
« Reply #10 on: 22 May 2008, 05:24:38 PM »
 [at] atas,
yesh..aye setoejoe...

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: HATI-HATI belajar Dhamma : Silsilah palsu !
« Reply #11 on: 22 May 2008, 06:57:54 PM »
Silsilah itu bukan jaminan, bukan seperti sertifikat. Tetapi bagaimanapun ada garis amannya,  garis aman disini artinya adalah bahwa jika kita belajar dari seorrang guru yang punya garis silsilah yang merupakan praktisi2 sejati (bukan soal otentik atau tidak), maka kemungkinan utk salah jalannya akan lebih kecil.
Silsilah lebih menitik beratkan suatu hubungan antara guru dan murid. Jika kita teliti, Buddha sasana mengembangkan sistem ajaran berdasarkan hubungan antara guru dan murid. Maka belajar dari seorang guru adalah penting. Saya rasa semua tradisi baik Theravada, Mahayana dan Tantra tidak memungkiri pentingnya hal ini. Makanya mengapa dalam Theravada sangat ketat dalam penahbisan bhikkhu, karena tetap mempertahankan garis ini. Dalam Mahayana eksoterik walaupun terlihat lebih moderat, namun tetap sangat menekankan belajar dibawah bimbingan guru, dan itulah sebabnya muncul garis silsilah Zen, Tientai, Huayen, Pureland, dll.  Tantra apalagi, jelas belajar dengan guru adalah mutlak perlu.
 
 

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: HATI-HATI belajar Dhamma : Silsilah palsu !
« Reply #12 on: 23 May 2008, 08:55:00 AM »
chingkik,

Quote
jika kita belajar dari seorrang guru yang punya garis silsilah yang merupakan praktisi2 sejati (bukan soal otentik atau tidak), maka kemungkinan utk salah jalannya akan lebih kecil.

Ini yang saya maksudkan membiaskan penilaian kita yang seharusnya 'ehipassiko'. Apakah kemudian jika belajar pada yang tidak punya silsilah, kemungkinan 'ngaco'-nya lebih besar?



Quote
Silsilah lebih menitik beratkan suatu hubungan antara guru dan murid. Jika kita teliti, Buddha sasana mengembangkan sistem ajaran berdasarkan hubungan antara guru dan murid. Maka belajar dari seorang guru adalah penting. Saya rasa semua tradisi baik Theravada, Mahayana dan Tantra tidak memungkiri pentingnya hal ini. Makanya mengapa dalam Theravada sangat ketat dalam penahbisan bhikkhu, karena tetap mempertahankan garis ini.

Dalam Tipitaka Pali yang saya baca, memang pentahbisan itu ada upajjhaya dan acariya, tetapi kemudian siapa pentahbisnya itu tidak pernah digunakan dalam 'birokrasi' apapun, termasuk mengajar Dhamma. Seperti saya katakan sekali lagi, Devadatta juga ditahbiskan oleh Buddha, tapi ga menjamin juga ajarannya 'asli'. Tapi kembali lagi, itu hanyalah yang saya baca, mungkin memang bisa terlewat karena saya baru sedikit sekali baca Tipitaka.


Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: HATI-HATI belajar Dhamma : Silsilah palsu !
« Reply #13 on: 23 May 2008, 09:46:12 AM »
Quote
Ini yang saya maksudkan membiaskan penilaian kita yang seharusnya 'ehipassiko'. Apakah kemudian jika belajar pada yang tidak punya silsilah, kemungkinan 'ngaco'-nya lebih besar?
Tentu saja. Anda bisa analisis sendiri. Ambil contoh kasus belajar keterampilan apa saja. Semuanya jika tidak dibawah bimbingan guru berpengalaman, bisa saja dia berhasil dan itu memang ada, bukan tidak ada. Tapi harus memiliki ketrampilan yang menonjol baru akan berhasil, dan tentu sangat langka orang yang memiliki ketrampilan seperti itu. Itulah yang saya maksudkan. Namun saya tetap memberi penekanan bahwa belajar melalui garis silsilah itu juga bukan jaminan, bukan akses yang bersifat absolut, tapi jika melalui perbandingan dengan yang otodidak (belajar sendiri), maka persentasi keberhasilan tetap ada pada orang yang belajar dengan guru yang kompeten. Apakah ini lalu membiaskan penilaian yang seharusnya ehipassiko? Saya rasa tidak relevan dengan pernyataan seperti ini, karena belajar dari garis silsilah itu hanya sebuah tuntunan, bukan 'tiket nibbana' dan sebagai siswa tentu ehipassiko tetap diperlukan. 

Quote
Dalam Tipitaka Pali yang saya baca, memang pentahbisan itu ada upajjhaya dan acariya, tetapi kemudian siapa pentahbisnya itu tidak pernah digunakan dalam 'birokrasi' apapun, termasuk mengajar Dhamma. Seperti saya katakan sekali lagi, Devadatta juga ditahbiskan oleh Buddha, tapi ga menjamin juga ajarannya 'asli'. Tapi kembali lagi, itu hanyalah yang saya baca, mungkin memang bisa terlewat karena saya baru sedikit sekali baca Tipitaka.
Pola hubungan antara guru dan murid dalam pembelajaran dharma itu dibangun atas dasar rasa saling menghormati (dari sang murid) dan cinta kasih (dari sang guru). Jika fondasi ini runtuh, maka tentu tidak layak lagi disebut pembelajaran. Makanya mengapa devadatta akhirnya gagal? karena sense utk menganggap Sang Buddha sebagai guru telah hilang dalam dirinya.  Jika sense itu telah hilang, tentu sikap respeknya juga telah hilang, jika sikap respeknya hilang, maka keiinginan utk dibimbiing juga telah hilang. Maka secara alami, devadatta pun tidak sah lagi disebut mengikuti garis silsilah guru Buddha, jadi wajar saja jika dia akhirnya melenceng dari ajaran, karena fondasi pola hubungan guru/murid telah diruntuhkan oleh dirinya sendiri. Jadi tidak mungkin lagi mengatakan dia mengikuti garis silsilah, malahan dia berpaling dari situ dan belajar sendiri, alhasil sama seperti orang yang tidak mau mengikuti garis silsilah, maka kemungkinan berhasilnya menjadi kecil.

   

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: HATI-HATI belajar Dhamma : Silsilah palsu !
« Reply #14 on: 23 May 2008, 09:57:44 AM »
 _/\_ Dalai Lama craziness.
Mengapa orang yang bertemu Dalai Lama selalu menganggap dirinya sudah dinobatkan oleh Dalai Lama sebagai sebuah titisan ini dan itu padahal mungkin itu hanya kunjungan ketemu Dalai Lama dan mungkin juga Dalai Lama tidak mengatakan apa-apa palign semua orang adalah Bodhisattva karena prinsip benih KeBuddhaan. hmmm Dalai Lama craziness.........
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.