//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kuberi kau kesempatan untuk hidup sekali lagi  (Read 2162 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hengki

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 741
  • Reputasi: 49
Kuberi kau kesempatan untuk hidup sekali lagi
« on: 26 June 2008, 10:52:56 AM »
Kuberi kau kesempatan untuk hidup sekali lagi

Di perusahaan tempat kami bekerja ada seorang sopir bernama Lao Cui, yang dulunya adalah seorang tentara bagian pengangkutan. Suatu ketika saat kami minum bir, ia menceritakan sebuah kisah yang berada di luar nalar kita.

Lao Cui memiliki seorang paman yang juga bekerja dalam bidang angkutan di Tibet. Suatu ketika pamannya bertugas mengirim barang menempuh perjalanan jauh. Tidak ada permukiman penduduk di sepanjang jalan yang dilaluinya. Di tengah perjalanan ia melihat seorang tua terkapar di sisi jalan.

Paman Lao Cui segera berhenti dan turun dari kendaraannya. Orang2 di zaman itu berjiwa lugu, melihat ada orang memerlukan bantuan di jalan, mereka pasti akan membantu. Ternyata orang tua itu adalah seorang Lama (Bhiksu Tibet) yang kelihatannya telah berusia 70 tahun. Melihat jubah yang dikenakannya, tampaknya Lama itu sedang melakukan perjalanan suci ke Lhasa. Di Tibet sering dijumpai umat Buddha yang dengan tulus ber-sanbuyibai (tiga langkah satu Namaskara) menempuh perjalanan suci ke Lhasa.

Paman Lao Cui segera memapah Lama tua itu. Melihat orang tua itu masih bernafas, meski lemah, segera ia meminumkan bekal minumannya pada orang tua itu. Paman Lao Cui juga memberikan bekal makanan keringnya. Sejurus kemudian Lama tua itu mulai pulih kondisinya. Kemudian Paman menawarkan Lama tua itu untuk ikut bersamanya berkendara ke Lhasa. Lama menjawab, “Tidak usah.”

Ternyata sehari sebelumnya terjadi serangan angin badai, dan tubuh tua Lama tak mampu bertahan. Melihat Lama bersikeras tidak ingin menumpang kendaraannya, Paman tidak memaksa lebih lanjut. Paman memberikan bekal minuman dan makanan keringnya pada Lama. Lama hanya berdiam seribu bahasa. Paman lalu berbalik bermaksud menaiki kendaraannya, saat itulah Lama memanggilnya sambil berkata, “Aku tidak punya sesuatu untuk membalas budimu, sepuluh tahun lagi aku akan memberimu kesempatan untuk hidup lagi.” Lalu Lama berjalan meneruskan perjalanan. Paman tidak mengerti apa maksud ucapan Lama itu, namun juga tidak ingin pusing memikirkannya. Paman juga melanjutkan perjalanan.

Waktu 10 tahun pun berlalu. Paman merasa ada yang tidak beres di tubuhnya. Setelah memeriksakan diri di sebuah rumah sakit setempat, ternyata mengidap kanker stadium terakhir. Operasi juga tidak banyak membantu, karena itu yang dapat dilakukan hanya beristirahat di rumah. Kondisi paman memburuk dengan drastis, bahkan akhirnya menunjukkan gejala tidak ada harapan lagi. Keluarganya secara diam2 telah mempersiapkan kepergiannya.

Suatu hari, kejadian menolong Lama 10 tahun yang lalu muncul dalam mimpi paman, bahkan di telinga paman terdengar jelas sekali ucapan Lama itu : “Sepuluh tahun lagi, aku akan memberimu kesempatan untuk hidup lagi.” Keesokan pagi saat bangun tidur, paman merasa ucapan itu sangat aneh, dalam hatinya lamat2 terasa ada sesuatu yang dipahaminya. Segera paman memanggil sanak keluarganya dan berpesan bila ia meninggal harap dimakamkan tiga hari kemudian. Menurut adat setempat, orang yang meninggal harus segera dimakamkan keesokan harinya, tidak boleh melewati tiga hari. Keluarganya menyanggupi permintaan itu.

Beberapa hari kemudian paman tidak mampu bertahan lebih lama lagi. Dokter rumah sakit setempat memastikan tidak ada lagi denyut jantung dan hembusan nafas. Setelah pemeriksaan dokter berakhir, jenazah paman tidak segera dimakamkan, sanak keluarga meletakkannya di halaman rumah.

Malam hari kedua, keluarganya melihat ada gerakan nafas pada kain kafan penutup jenazah. Jenazah segera dipindahkan ke dalam rumah ditempatkan di atas dipan hangat. Sehari kemudian, paman membuka matanya dan dapat berbicara. Sanak keluarganya sangat terkejut dan menuduh dokter telah lalai dalam melakukan pemeriksaan kematian.

Dokter segera datang ke rumah paman dan juga tidak percaya pada apa yang terjadi karena beberapa hari sebelumnya paman benar2 telah meninggal. Beberapa bulan kemudian paman memeriksakan diri ke rumah sakit dan yang membuat dokter lebih terperanjat lagi, kanker yang sebelumnya diidap paman telah lenyap. Peristiwa ini menjadi kisah mukjizat bagi penduduk di sekitar tempat tinggal paman.

Kisah yang diceritakan Lao Cui ini membuktikan kebenaran ucapan : kebajikan akan berbuah kebahagiaan.

Aku sempat menggoda Lao Cui dengan mengatakan bahwa Lama itu sendiri sudah hampir meninggal karena kehausan, lha kok bisa2nya menghidupkan orang lain? Lao Cui menjawab gurauanku itu dengan himbauan agar tidak meremehkan Lama tua itu, karena jangan2 Lama sengaja menguji kebajikan hati paman.

Artikel ini diambil dari artikel Tiongkok “Wo Gei Ni Ci Zai Sheng De Ji Hui”, alihbahasa oleh : Tjahyono Wijaya

Sumber: Majalah Sinar Dharma Vol. 6, No.1, Edisi Maghapuja 2551 BE, Maret-Mei 2008
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

 

anything