Namun, kalau gitu, mengapa ada perbedaan fungsi sutra? Ada yang buat bisa menghapus kamma buruk, ada yang bisa buat bertemu Buddha Amita kalau baca sekian kali, bla bla...
karena begitulah sifat kepercayaan...
irasional bagi Anda, tetapi sangat rasional bagi saya hehehe...
dan sebaliknya...
yah namanya juga kepercayaan, bukan kebenaran!
Btw, dalam ajaran Buddha, bukankah kamma buruk garuka seperti avici tidak bisa dihapus dengan cara apapun alias pasti masak kecuali mencapai Arahat?
dalam kepercayaannya (Theravada) sih, tidak ada karma yg bisa dihapus langsung.
pencapaian pari-nibbana sendiri, merupakan pengkondisian agar karma tidak memiliki kesempatan berbuah & baru kemudian karma2 menjadi expired.
selagi hidup, Arahat & Buddha tetap mengalami buah karma mereka.
mengenai akusala garuka kamma, ada lawannya kusala garuka kamma berupa
pencapaian jhana, dimana kalau akusala mengkondisikan kelahiran di neraka, yg kusala mengkondisikan kelahiran di alam brahma.
walaupun dalam kepercayaan (Theravada) lagi, seseorang yg telah melakukan akusala garuka kamma divonis tidak dapat mencapai jhana, saya pribadi tidak meyakini hal ini. silahkan Ehipassiko sendiri
bagi saya tidak tertutup seseorang yg mencapai jhana, melakukan akusala garuka kamma
& juga tidak tertutup seseorang yg melakukan akusala garuka kamma, kemudian mencapai jhana.
dalam kasus demikian karma mana yg berbuah dapat digambarkan seperti perumpamaan sapi dalam kandang.
ada yg dekat pintu, ada yg jauh dari pintu. (isu pikiran menjelang kematian?)
ada yg kuat, ada yg lemah. (isu garuka karma?)
manakah sapi yg keluar lebih dulu? (manakah karma yg berbuah lebih dulu?)
(sorry referensi suttanya lupa...)