//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Umat Theravada (masih) rajin menyembah para SRAVAKA dengan penuh keimanan  (Read 4918 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Tante Zoen

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 13
  • Reputasi: -9
  • Tante Zoen, Tante teladan
Walaupun judulnya ‘serem’ namun gw nggak bermaksud ‘merendahkan’ Theravada lho. ^:)^ No offense ^:)^.

Tujuan saya membuka diskusi ini adalah untuk membuka mata rekan-rekan se-dharma/dhamma sekalian bahwa kita semua tidak pernah tahu siapa yang benar : Theravada atau Mahayana. Klaim bahwa masing-masing aliran adalah aliran PALING BENAR adalah klaim yang mendorong saya menjadi Buddhist non sektarian.

Namun di sisi lain, saya melihat Theravada mengambil istilah-istilah Jainisme, sebuah ajaran non Buddhisme, misalnya istilah JINA & SAVAKA (Sansekerta: SRAVAKA)
 
---000---

Konon pula, menurut Theravada, ketika Sang Buddha hidup, Sang Buddha dimusuhi oleh Nigantha Nataputta [Pali] / Nigantha Nataputra [Sansekerta], seorang pemimpin terkenal Jainisme. Theravada paling anti terhadap Jainisme.

Bahkan Theravada melangkah lebih jauh dengan menyatakan bahwa Nigantha Nataputta adalah Mahavira, Jain/Tirthankara terakhir, Bapa Jainisme.

Referensi Mahavira sebagai Jain terakhir
http://en.wikipedia.org/wiki/Jainism
Referensi Theravada yang menyamakan Nigantha Nataputta dengan Mahavira:
DICTIONARY OF PALI NAMES 
http://www.palikanon.com/english/pali_names/n/nigantha_nataputta.htm
Bahkan konon Nigantha Nataputta bekerjasama dengan Devadatta.

---000----


Referensi mengenai istilah SRAVAKA dalam Jainisme
http://en.wikipedia.org/wiki/Buddhism_and_Jainism Kesimpulan: sravaka/sravika identik dengan upasaka/upasika dalam Theravada

Apakah pemakaian istilah SHRAVAKA yang khas Jainisme ini menunjukkan adanya hubungan erat antara Jainisme dengan Buddhisme? :) ^:)^

Apakah pemakaian istilah JINA/JAIN yang khas Jainisme ini menunjukkan adanya hubungan erat antara Jainisme dengan Buddhisme? :) ^:)^


---000---

Saya berikan contoh yang menunjukkan bahwa Theravada memakai istilah-istilah Jainisme:

Supatipanno Bhagavato SAVAKAsangho
Sangham namami

"SRAVAKA Sangha (Sangha para siswa) dari Sang Bhagava telah bertindak sempurna;
aku bersujud di hadapan Sangha."

Yamamha kho mayam Bhagavantam saranam gata, ... imehi sakkarehi tam Bhagavantam sa-SADDHAMMAM sa-SAVAKAsangham abhipujayama

"Kami berlindung kepada Sang Bhagava, ... dengan persembahan ini kami melakukan puja kepada Sang Bhagava, serta SADDHARMA (Dharma Sejati), serta SHRAVAKA Sangha (Sangha para siswa)."

Supatipanno Bhagavato SAVAKAsangho
Ujupatipanno Bhagavato SAVAKAsangho
Nayapatipanno Bhagavato SAVAKAsangho
Samicipatipanno Bhagavato SAVAKAsangho


"SRAVAKA Sangha (Sangha para siswa) dari Sang Bhagava telah bertindak baik;
SRAVAKA Sangha (Sangha para siswa) dari Sang Bhagava telah bertindak lurus;
SRAVAKA Sangha (Sangha para siswa) dari Sang Bhagava telah bertindak benar;
SRAVAKA Sangha (Sangha para siswa) dari Sang Bhagava telah bertindak patut.

Yadidam cattaripurisa yugani atthapurisa puggala
Esa Bhagavato SAVAKAsangho
Ahuneyyo pahuneyyo dakkhineyyo anjalikaraniyo
Anuttaram punnakkhettam lokassa

Mereka, yang merupakan empat pasangan = terdiri dari delapan jenis makhluk suci,
itulah SRAVAKA Sangha (Sangha para siswa) dari Sang Bhagava.
Mereka layak menerima pemberian, tempat bernaung, persembahan, dan penghormatan.
Mereka adalah ladang tempat menanam jasa yang tiada taranya di dunia.


Penyembahan kepada para Jina:


PARITTA "JINAPANJARA" (Penjara/Sangkar Perlindungan Sang Jina)
- versi Thai:
JINANA vara samyutta, satta pakaralamkata ... JINApanjara majjhamhi viharantang mahitale ... Iccevamanto sugutto surakkho, JINAnubhavena jitupaddavo


- versi Srilanka:
JINANA bala samyutte, dhammapakaralankate ... JINApanjara majjhatthang viharantang mahitale ... Iccevamacanta kato surakkho, JINAnubhavena jitupaddavo

Penutup versi Thai: SADDHAMMAnubhava palito carami JINApanjare'ti
JINApanjara parittam mam rakkhatu sabbada

(Kiranya paritta Penjara Sang Jina selalu melindungiku.)


PARITTA "CULLA MANGALA CAKKAVALA"
Sabbabuddhanubhavena
Sabbadhammanubhavena
Sabbasanghanubhavena
...
Pitakatayanubhavena
JINA-SAVAKAnubhavena


"Dengan kekuatan semua Buddha.
Dengan kekuatan semua Dhamma.
Dengan kekuatan semua Sangha.
...
Dengan kekuatan Tripitaka
Dengan kekuatan SRAVAKA dari sang JINA."


OMNIS MALI OMISSIO, BONI SUSCEPTIO, COGITATIONIS SUÆ LUSTRATIO: HOC EST BUDDHARUM PRÆCEPTUM.

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
paling sederhana "KARMA" (Sansekerta) / "KAMMA" (Pali) juga adalah kosa kata dari brahmanisme (Hindu).
itu point secara literal... Buddha memang hidup pada zaman dimana kehidupan spiritual sangat dihormati... jd emg waktu itu ada jain, brahma, dll...


sepertinya anda menerjemahkan savaka = para siswa / murid
dari Bhagavato SAVAKAsangho =  (Sangha para siswa) dari Sang Bhagava
penggalan anda unik yah :)
kalau saya hapus tanda kurungnya & saya bold
Sangha para siswa dari sang Bhagava
sugestinya jadi lain lagi haha...
terserah pada masing2 individulah mau melihat seperti apa... (NLP is disgusting for me)

tapi disini artinya adalah sangha memang adalah 1 dari 3 permata yg berharga, dalam kiasan dalam agama Buddha.
tapi tidak ada ajaran utk menyembah...
siapa yg ingin melihat umat Theravada rajin menyembah, dia melihat demikian :)
« Last Edit: 03 December 2010, 04:56:37 PM by tesla »
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Istilah Savaka/Sravaka itu ada baik dalam Theravada, Mahayana, dan Vajrayana. Masa gii aja lo salah bilang Theravada meminjam istilah Jain. Savaka itu artinya "a hearer". Biarpun sama-sama pake kata Savaka/Sravaka, tidak ada yang namanya pinjam-meminjam karena Savaka adalah suatu kata dalam bahasa Pali/Sanskrit. So, apa hubungannya dengan masalah merasa diri paling benar ? Gara-gara ada kesamaan istilah, lo asal ngomong "pinjam istilah" lalu dikaitkan dengan masalah sektarian ? Skalian aja sama kata Kamma/karma, kan itu dari Hindu  ^-^

Ini mah jelas mo nyuduti Theravada, wong jelas2 kata Savaka digunakan dalam tiga mazhab Buddhisme, tapi judul dan isi thread cuma Mengangkat Theravada. Hahaha... Lainkali tante mikir dulu yak sebelum bikin topik biar gak terlalu keliatan belangnya  :))

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
belum pernah ketemu dengan pengikut Jain di Indonesia, akhirnya datang juga

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
belum pernah ketemu dengan pengikut Jain di Indonesia, akhirnya datang juga

Saya rasa TS bukan seorang Jain. Saya melihat Tread ini adalah reaksi dari thread ini: http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=18845.0 . Jika perkiraan saya benar, maka menurut saya TS terlalu gegabah dengan persepsinya sendiri akan thread yang ia baca dengan membuat thread tandingan
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Umat Theravada menyembah Sravaka ?
Theravada = Pali Kanon
Sravaka = Sanskrit...

So ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Satria

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 673
  • Reputasi: -17
  • Semoga semua mahluk berbahagia
ah.. kalo yang ginian mah gak usah dipikirin.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
judulnya memang 'bagus' utk mengecilkan Theravada
tapi sayang 'cerita' nya tidak menarik atau memang pembuat TS ini tidak mengerti ? ^-^

 _/\_

Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.