Saat bianglala terbesar di dunia, Singapore Flyer, mati mendadak hingga 6 jam, 173 turis sedang berada di kapsul-kapsul kincir raksasa itu. Beberapa di antaranya adalah warga Indonesia.
Terjebak 6 jam di angkasa jelas pengalaman yang menegangkan. Selain resah, mereka juga sempat kepanasan karena AC di kapsul mereka mati. Yang lebih repot adalah bila kebelet pipis.
Seorang WNI, Meta Hartono, terpaksa pipis di tas kresek saat tergantung di angkasa. "Saya suka Singapura namun saya pikir saya tidak akan naik Flyer lagi," kata perempuan ini, seperti dilansir AFP, Selasa (23/12/2008).
Singapore Flyer macet sekitar pukul 17.00 akibat percikan di instalasi listrik. Setelah instalasi listrik diperbaiki, bianglala berputar kembali sekitar 23.11. Sungguh drama yang menegangkan plus melelahkan!
"Saya mengkhawatirkan bayi saya," ujar seorang Aditya, turis dari Indonesia lainnya. Aditya bepergian bersama dua anaknya yang berumur 11 bulan dan 5 tahun.
Singapore Flyer tidak seperti biangalala di Ancol yang terbuka. Singapore Flyer terdiri dari 28 kapsul tertutup yang ukurannya segede bus kota. Satu kapsul bisa menampung 28 orang. Penumpang di kapsul bisa berjalan-jalan selama Flyer berputar pelan.
Bianglala Singapore Flyer berdiameter 165 meter, 30 meter lebih besar dibandingkan London Eye di Inggris.