//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Nanya sutra tentang 48 Ikrar Buddha Amitabha  (Read 28542 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Nanya sutra tentang 48 Ikrar Buddha Amitabha
« Reply #15 on: 02 March 2010, 09:50:15 PM »
Quote
Saya hanya heran dengan Ikrar Buddha Amitabha,yang sepertinya "tidak masuk akal",coba renungkan ke 48 ikrar Buddha Amitabha tersebut,saya yakin kita pernah mendengar bahwa dulunya Buddha Gotama sendiri saja enggan untuk membabarkan Dhamma[dan memilih lebih baik berdiam didalam Kebahagian dan menjadi Pacceka Buddha,menurut hemat saya memang tidak egois tindakan Buddha tersebut,lihat saja sendiri perjuangan Buddha selama 45 tahun,susahnya kasih tahu orang tentang Dhamma,malah Buddha dimaki dan dicerca..hehe..]..



Kalau begitu ikrar yg bagaimana yg masuk akal?
« Last Edit: 02 March 2010, 09:51:48 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Nanya sutra tentang 48 Ikrar Buddha Amitabha
« Reply #16 on: 02 March 2010, 09:51:15 PM »
Kalau begitu ikrar yg bagaimana yg masuk akal?

Maaf bro Bond,saya juga agak meragukan Ikrar Buddha Gotama..

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Nanya sutra tentang 48 Ikrar Buddha Amitabha
« Reply #17 on: 02 March 2010, 09:52:48 PM »
Kalau begitu ikrar yg bagaimana yg masuk akal?

Maaf bro Bond,saya juga agak meragukan Ikrar Buddha Gotama..

Anumodana _/\_

Ikrar Buddha Gotama yg mana bro?

Makanya kalau ikrar Buddha Gotama juga diragukan, maka ikrar yang mana yg tidak meragukan dan masuk akal?
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Nanya sutra tentang 48 Ikrar Buddha Amitabha
« Reply #18 on: 02 March 2010, 09:56:22 PM »
Kalau begitu ikrar yg bagaimana yg masuk akal?

Maaf bro Bond,saya juga agak meragukan Ikrar Buddha Gotama..

Anumodana _/\_

Ikrar Buddha Gotama yg mana bro?

Makanya kalau ikrar Buddha Gotama juga diragukan, maka ikrar yang mana yg tidak meragukan dan masuk akal?

Sori saya ralat,maksud saya adalah Ikrar Petapa Sumedha..[cikal bakal Buddha Gotama]..

Saya rasa Ikrar Petapa Sumedha masih ada "korelasi" dan kecocokannya,walau saya sendiri bertanya tentang Ikrar tersebut,mungkin pandangan saya keliru..

Tetapi dari Sutra Amitabha ,saya benar2 tidak dapat memahaminya,bagaimana mungkin hal tersebut bisa terjadi?bukankah ini hanya berupa "pengharapan" terhadap orang2 ?tidakkah ini malah [maap] "membodohkan" orang ?

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Nanya sutra tentang 48 Ikrar Buddha Amitabha
« Reply #19 on: 02 March 2010, 10:03:23 PM »
Kalau begitu ikrar yg bagaimana yg masuk akal?

Maaf bro Bond,saya juga agak meragukan Ikrar Buddha Gotama..

Anumodana _/\_

Ikrar Buddha Gotama yg mana bro?

Makanya kalau ikrar Buddha Gotama juga diragukan, maka ikrar yang mana yg tidak meragukan dan masuk akal?

Sori saya ralat,maksud saya adalah Ikrar Petapa Sumedha..[cikal bakal Buddha Gotama]..

Saya rasa Ikrar Petapa Sumedha masih ada "korelasi" dan kecocokannya,walau saya sendiri bertanya tentang Ikrar tersebut,mungkin pandangan saya keliru..

Tetapi dari Sutra Amitabha ,saya benar2 tidak dapat memahaminya,bagaimana mungkin hal tersebut bisa terjadi?bukankah ini hanya berupa "pengharapan" terhadap orang2 ?tidakkah ini malah [maap] "membodohkan" orang ?

Anumodana _/\_

Ini dilema juga disatu sisi bro belum memahami disatu sisi yg memiliki keyakinan itu memahaminya. Nah kalau mungkin bro merasa itu pembodohan....darimana kita liat bahwa itu pembodohan? dari sisi pikiran kita? atau kenyataan yg sebenarnya?

Jika itu kenyataan sebenarnya? benarkah kita telah dengan jernih memastikan itu kenyataan melalui pengalaman langsung, atau hanya baru sebatas teori dan muncul suatu kesimpulan...

Kecuali membunuh secara membabi buta...lalu dikatakan boleh2 saja...tentu itu pembodohan, karena nyata.....bagaimana hal2 yg diperlukan pengalaman langsung dan bukan hanya sekedar teori terhadap hal2 yg tidak nyata, bahkan banyak kemungkinan intrepertasi dari 2 sisi?
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Nanya sutra tentang 48 Ikrar Buddha Amitabha
« Reply #20 on: 02 March 2010, 10:11:51 PM »
Quote
Ini dilema juga disatu sisi bro belum memahami disatu sisi yg memiliki keyakinan itu memahaminya. Nah kalau mungkin bro merasa itu pembodohan....darimana kita liat bahwa itu pembodohan? dari sisi pikiran kita? atau kenyataan yg sebenarnya?
Saya tahu,karena saya tidak memahaminya maka saya mempostingkannya di thread Mahayana,dengan tujuan agar dapat memahaminya dari orang yang memiliki keyakinan yang telah memahami tentang sutra itu..Tentunya dari sisi pemikiran saya,karena saya bukanlah orang yang telah tercerahkan ,saya masih hidup didalam dualisme ini..Dari ke 48 Ikrar tersebut,saya melihat ketika muncul Buddha Amitbha maka umatnya hanya perlu bersantai2 saja,dan saya lihat kalau orang yang membaca sutra tersebut,bisa jadi berpandangan keliru,karena dia akan santai2 menjalani kehidupan sekarang,dan melepas kesempatan emas pada kehidupan sekarang[sebagaimana kita tahu bahwa sulit terlahir sebagai manusia,dan sangat sulit terlahir sebagai manusia yang memperoleh kesempatan mendengarkan Dhamma Bhagava],dengan anggapan bahwa nanti semuanya akan terpenuhi pada kehidupan2 yang akan datang[tanpa tahu kapan kehidupan itu datang?setelah menikmati neraka avici?setelah menjalani kehidupan jadi makhluk alam apaya?setelah menjadi makhluk di alam binatang?Saya yakin bahwa ajaran Buddha dititikberatkan pada perealiasasikan pada kehidupan sekarang,bukan kehidupan yang berikutnya.],dikarenakan sutra tersebut jelas tertulis,tanpa IKRAR tersebut tercapai maka Buddha Amitbha tidak akan merealisasikan keBuddhaanNya.. _/\_

Quote
Jika itu kenyataan sebenarnya? benarkah kita telah dengan jernih memastikan itu kenyataan melalui pengalaman langsung, atau hanya baru sebatas teori dan muncul suatu kesimpulan...
Sudah saya jawab diatas.. :)

Quote
Kecuali membunuh secara membabi buta...lalu dikatakan boleh2 saja...tentu itu pembodohan, karena nyata.....bagaimana hal2 yg diperlukan pengalaman langsung dan bukan hanya sekedar teori?
tidak perlu membunuh,ada juga pembodohan secara terselubung,seperti aliran Maitreya..terlihat Agung,tetapi didalamnya?[Kalau yang Maitreya ini,saya memiliki teman yang orang tuanya berhubungan dengan Aliran Maitreya ini,jadi saya memiliki fakta yang sangat jelas disini..]

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Nanya sutra tentang 48 Ikrar Buddha Amitabha
« Reply #21 on: 02 March 2010, 10:18:49 PM »
Aliran timbul karena adanya beberapa faktor ... salah satunya faktor 'pemikiran' yang menimbulkan dari 'sebuah kepentingan' ...

Gak mungkin pemikiran kita satukan menjadi sebuah pendapat ... Itu Realita !

Sebuah fakta yang hendaknya dijadikan 'pembelajaran' hidup buat orang-orang yang 'ingin sadar' ...

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Nanya sutra tentang 48 Ikrar Buddha Amitabha
« Reply #22 on: 02 March 2010, 10:26:52 PM »
Saya rasa d sini hny lah perbedaan interpretasi thd kekuatan seorg Buddha. Menurut Theravada,Buddha itu memiliki kemampuan d atas manusia biasa tetapi msh dbatasi oleh hukum karma & yg lainny. Menurut Mahayana,Buddha itu lbh d atas itu lg shg bs melangkahi batasan hukum karma. Hal ini dsebabkan krn perbedaan penekanan pd kedua pandangan: Theravada menekankan pd aspek manusiawi Buddha yg walaupun pny kemampuan luar biasa msh bs dterima oleh org2 yg kebijaksanaanny lbh menonjol (panna-carita) atau yg tdk mudah percaya/yakin, Mahayana menekankan pd aspek adi-manusiawi Buddha yg seolah2 Beliau adl "Tuhan" & hal ini lbh menarik bg org2 yg mudah percaya (saddha-carita) atau umat awam yg percaya pd hal2 supranatural yg demikian.

Tetapi bkn berarti Theravada hny utk org2 "intelek" & Mahayana hny utk org2 "bodoh". Dlm Mahaparinibbana Sutta pun kt menemukan bibit adi-manusiawi saat Buddha mengatakan bhw Beliau bs hidup 1 kappa atau lebih sedikit. Walaupun dlm komentar,Theravada scr resmi menyatakan itu adl ayukappa (masa hidup yg wajar,yaitu sekitar 100/120 th),namun ad yg menginterpretasikan itu adl kappa dlm arti masa dunia krn istilah ayukappa tdk pernah dtemukan d sutta2 lain (umumny jk Buddha mengatakan ttg kappa mk masa 1 siklus dunia lah yg dmaksud). Di lain pihak sutra2 Mahayana bnyk jg yg memberikan ajaran "tingkat tinggi" spt ttg prajna & sunyata yg agak sulit dpahami scr intelektual.

Mnrt sy kedua interpretasi tsb bkn saling bertentangan,melainkan saling melengkapi. Apalagi kt mengetahui bhw kemampuan seorg Buddha adl acinteyya (tdk terpikirkan oleh manusia biasa)
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Nanya sutra tentang 48 Ikrar Buddha Amitabha
« Reply #23 on: 02 March 2010, 10:28:36 PM »
Quote
Saya tahu,karena saya tidak memahaminya maka saya mempostingkannya di thread Mahayana,dengan tujuan agar dapat memahaminya dari orang yang memiliki keyakinan yang telah memahami tentang sutra itu..Tentunya dari sisi pemikiran saya,karena saya bukanlah orang yang telah tercerahkan ,saya masih hidup didalam dualisme ini..Dari ke 48 Ikrar tersebut,saya melihat ketika muncul Buddha Amitbha maka umatnya hanya perlu bersantai2 saja,dan saya lihat kalau orang yang membaca sutra tersebut,bisa jadi berpandangan keliru,karena dia akan santai2 menjalani kehidupan sekarang,dan melepas kesempatan emas pada kehidupan sekarang[sebagaimana kita tahu bahwa sulit terlahir sebagai manusia,dan sangat sulit terlahir sebagai manusia yang memperoleh kesempatan mendengarkan Dhamma Bhagava],dengan anggapan bahwa nanti semuanya akan terpenuhi pada kehidupan2 yang akan datang[tanpa tahu kapan kehidupan itu datang?setelah menikmati neraka avici?setelah menjalani kehidupan jadi makhluk alam apaya?setelah menjadi makhluk di alam binatang?

Tau darimana bahwa mereka hanya perlu bersantai2 dsb, pernahkah bro survey secara nyata?

Yang pasti saat ini pun entah mereka umat amithaba yg mahayanis atau theravada atau umat Buddha pada umumnya, sekalipun tau bahwa itu ajaran Sang Buddha, banyak yg belum sanggup melaksanakannya dengan baik...tetapi ada pula umat amithaba atau umat Buddha pada umumnya yg mengerti maksud kalimat tersebut atau hal yg diyakininya dan dapat menjalankan ajaran Sang Buddha dengan baik sesuai tujuan yg ingin mereka capai.
Quote
Saya yakin bahwa ajaran Buddha dititikberatkan pada perealiasasikan pada kehidupan sekarang,bukan kehidupan yang berikutnya.],dikarenakan sutra tersebut jelas tertulis,tanpa IKRAR tersebut tercapai maka Buddha Amitbha tidak akan merealisasikan keBuddhaanNya..

sebuah kalimat tidak bisa kita artikan secara mentah.....itu hanya menandakan kesungguhan tekad ... :).

Makanya saya tanya kembali, menurut bro ikrar yg bagaimana yg bukan pembodohan?

« Last Edit: 02 March 2010, 10:30:39 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Nanya sutra tentang 48 Ikrar Buddha Amitabha
« Reply #24 on: 02 March 2010, 10:40:15 PM »
ijinkan saya utk berkomentar jg  ;D

dulu saya jg penganut mahayana, dalam mempraktekkan ajaran Mahayana, tdk ada namanya yg bersantai santai lgsg masuk sukkhavati,,,,  dari mana seseorg bisa mengclaim org lain bersantai santai sementara dia sendiri tdk bisa melihat kehidupan sehari hari secara penuh aktivitas seorg mahayanis........
Seseorg yg mempraktekkan Dharma sesuai pandangan Mahayana, dilakukan dengan mengembangkan cinta kasih yg tdk kalah dari praktek Theravada, latihan jg tdk kalah, didalamnya memang digunakan cara pelafalan, untuk membangkitkan Saddha dan konsentrasi, serta merenungi sifat sifat ke Buddha yg didalam Theravada dikenal sebagai Buddhanussati....... secara konsisten umat mahayana selalu menjaga keyakinan yg teguh terhadap Buddha, dan jg mempraktekkan cinta kasih dalam hal ini jalan yg ditempuh adalah melalui vegetarian sesuai dgn anggapan dan kecocokan mereka......\
selain itu jg mereka mempraktekkan kebijaksanaan yg disana disebut sebagai prajna... sama halnya dgn Theravada mempraktekkan kebijaksanaan yg disebut dgn Panna.

Disini pandangan mahayana mencangkup moralitas, Samadhi, dan jg Prajna. tentu hal ini jg merupakan praktek yang luar biasa.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Nanya sutra tentang 48 Ikrar Buddha Amitabha
« Reply #25 on: 02 March 2010, 10:41:26 PM »
Saya rasa d sini hny lah perbedaan interpretasi thd kekuatan seorg Buddha. Menurut Theravada,Buddha itu memiliki kemampuan d atas manusia biasa tetapi msh dbatasi oleh hukum karma & yg lainny. Menurut Mahayana,Buddha itu lbh d atas itu lg shg bs melangkahi batasan hukum karma. Hal ini dsebabkan krn perbedaan penekanan pd kedua pandangan: Theravada menekankan pd aspek manusiawi Buddha yg walaupun pny kemampuan luar biasa msh bs dterima oleh org2 yg kebijaksanaanny lbh menonjol (panna-carita) atau yg tdk mudah percaya/yakin, Mahayana menekankan pd aspek adi-manusiawi Buddha yg seolah2 Beliau adl "Tuhan" & hal ini lbh menarik bg org2 yg mudah percaya (saddha-carita) atau umat awam yg percaya pd hal2 supranatural yg demikian.

Tetapi bkn berarti Theravada hny utk org2 "intelek" & Mahayana hny utk org2 "bodoh". Dlm Mahaparinibbana Sutta pun kt menemukan bibit adi-manusiawi saat Buddha mengatakan bhw Beliau bs hidup 1 kappa atau lebih sedikit. Walaupun dlm komentar,Theravada scr resmi menyatakan itu adl ayukappa (masa hidup yg wajar,yaitu sekitar 100/120 th),namun ad yg menginterpretasikan itu adl kappa dlm arti masa dunia krn istilah ayukappa tdk pernah dtemukan d sutta2 lain (umumny jk Buddha mengatakan ttg kappa mk masa 1 siklus dunia lah yg dmaksud). Di lain pihak sutra2 Mahayana bnyk jg yg memberikan ajaran "tingkat tinggi" spt ttg prajna & sunyata yg agak sulit dpahami scr intelektual.

Mnrt sy kedua interpretasi tsb bkn saling bertentangan,melainkan saling melengkapi. Apalagi kt mengetahui bhw kemampuan seorg Buddha adl acinteyya (tdk terpikirkan oleh manusia biasa)

Benar sekali berbicara tentang Buddha itu acinteya..

Buddha pernah mengatakan bahwa segenggam daun yg ditangannya adalah inti dari ajaran yg mengarah pada kesucian dan itulah Dhamma yg mengarah pada aspek kesucian....
Dan daun2 simsapa lainnya adalah Dhamma juga sekalipun itu bukan inti dari mencapai kesucian tetapi tetaplah Dhamma. Dan jangan lupa ketika kita mulai menjalankan ajaran Sang Buddha...kita akan melewati Dhamma2 lainnya dan juga Dhamma yang mengarahkan kita mencapai kesucian.

Nah banyak yg terjadi Dhamma2 itu muncul, karena keterbatasan kita menggunakan Dhammacakkhu, kita langsung memvonis itu bukan Dhamma karena hanya berpatokan pada teori saja. Tanpa menelaah pengalaman itu lebih lanjut sehingga mengalami stagnasi dalam pandangan. Sehingga ada sesuatu yg terlihat benar malah sebenarnya salah, karena belum meneliti keseluruhan aspek. Ada baiknya jika kita tidak tahu dgn pasti lebih baik wait and see sambil praktek sampai kita mencapainya. Mengenai keyakinan kembali kepada diri masing2.



« Last Edit: 02 March 2010, 10:46:29 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Nanya sutra tentang 48 Ikrar Buddha Amitabha
« Reply #26 on: 02 March 2010, 10:42:36 PM »
 [at] riky:
IMO jika seorg umat Mahayana krn sutra ini/ikrar2 ini berpikir bhw ia tdk perlu berusaha utk menjalankan Dharma lg krn sudah djamin oleh ikrar2 tsb pasti diselamatkan,mk sy katakan bhw yg bodoh itu adl sang umat,bkn sutra/ajaranny. Tdk mgkn hny mengulang2 nama Buddha scr membabi buta bs terlahir d Sukhavati, tanpa sila & samadhi yg benar.

Sebenarny ad artikel menarik ttg praktek yg benar atas penyebutan nama Buddha dr forum tetangga. D sana djelaskan bhw praktek yg benar lah yg bs membawa seseorg k Sukhavati. Bsk atau kpn sempat sy akan memposting artikel tsb. Thx
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Nanya sutra tentang 48 Ikrar Buddha Amitabha
« Reply #27 on: 03 March 2010, 12:10:18 PM »
Benar seperti yang dikatakan bro Seniya. Tidaklah benar seorang praktisi Mahayana yang berkeyakinan pd metode praktik Sukhavati ini hanya terpaku pada keyakinan lalu tinggal santai2, atau Sukhavati vyuha Sutra itu adalah sutra pembodohan.  Mengkaji Sutra Mahayana tentu tidak bisa dilihat dari satu sisi, secara sepotong-potong.
Secara konsep, Sukhavati memang tidak terdapat dalam tradisi lain (Theravada) , tetapi utk garis besarnya masing2 memiliki prinsip yang sama seperti berkeyakinan pada Triratna, menjalani tiga aspek pelatihan Sila, Samadhi, Prajna, berpegang pd prinsip Tilakhana, mempraktikkan 8 jalan kebenaran, dll.
 Sedangkan perbedaan2 seperti konsep Tanah Buddha, Bodhisatva, Kearahatan, yang tidak sama itu tentu kembali pada kecocokan masing2. 

Berbalik pada masalah keyakinan , misalnya dalam Theravada pun terdapat kisah Matthakundali yang hanya berkeyakinan pada Buddha tanpa melakukan kebajikan dapat terlahir di alam Surga. Jika mencernanya secara harafiah, maka mungkin saja dapat "menggiring" orang utk bersantai2 tanpa mau berbuat kebajikan, yang penting yakin dgn Sang Buddha. Tapi tentu tidak benar pemahaman demikian, bukan? 
Begitu juga saat mempraktikkan metode ajaran Sukhavati dalam tradisi Mahayana. Di dalamnya sebenarnya terdapat aspek2 penting lainnya utk dilatih agar pikiran selaras dengan Dharma, yang mengarah ke pengikisan keserakahan, kebencian dan kegelapan batin.

Offline truth lover

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 3
Re: Nanya sutra tentang 48 Ikrar Buddha Amitabha
« Reply #28 on: 03 March 2010, 04:18:26 PM »
Quote
1) Apabila aku telah menjadi Buddha,andaikata,jika masih terdapat
Alam kesedihan seperti Neraka,setan kelaparan,hewan-hewan dan sebagainya di
negeriku,maka aku tak akan mencapai samyaksambuddha!.
isinya yang nggak logis atau salah terjemahan?

-Apabila aku telah menjadi Buddha :berarti belum menjadi Buddha
-jika masih terdapat Alam kesedihan seperti Neraka,setan kelaparan,hewan-hewan dan sebagainya di
negeriku,maka aku tak akan mencapai samyaksambuddha!
:berarti jika disana masih ada alam sengsara maka aku tak akan menjadi Buddha. alam sengsaranya hilang kemana?
- Apabila aku telah menjadi Buddha, jika...........dsbnya, maka aku tak akan mencapai samyaksambuddha: Aneh ? jika telah menjadi Buddha kok bisa tidak mencapai samyaksambuddha?

Apa salah terjemahan?
The truth, and nothing but the truth...

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Nanya sutra tentang 48 Ikrar Buddha Amitabha
« Reply #29 on: 03 March 2010, 04:50:49 PM »
Quote
1) Apabila aku telah menjadi Buddha,andaikata,jika masih terdapat
Alam kesedihan seperti Neraka,setan kelaparan,hewan-hewan dan sebagainya di
negeriku,maka aku tak akan mencapai samyaksambuddha!.
isinya yang nggak logis atau salah terjemahan?

-Apabila aku telah menjadi Buddha :berarti belum menjadi Buddha
-jika masih terdapat Alam kesedihan seperti Neraka,setan kelaparan,hewan-hewan dan sebagainya di
negeriku,maka aku tak akan mencapai samyaksambuddha!
:berarti jika disana masih ada alam sengsara maka aku tak akan menjadi Buddha. alam sengsaranya hilang kemana?
- Apabila aku telah menjadi Buddha, jika...........dsbnya, maka aku tak akan mencapai samyaksambuddha: Aneh ? jika telah menjadi Buddha kok bisa tidak mencapai samyaksambuddha?

Apa salah terjemahan?

Bro TL, ijinkan saya utk berkomentar :D.
Berdasarkan pandangan Mahayana, sebelum beliau menjadi Seorg Buddha, beliau pernah membuat 48 iklar (itu sebelum beliau jd Buddha), dan karena iklar beliau itulah, dan dengan usaha beliau, ahkirnya beliau menjadi Buddha. dan konon menurut pandangan Mahayana, di Surga Barat , Alam Sukhavati (alam Buddha Amitabha), tdk terdapat alam alam menderita, karena beliau selalu mengajarkan Dhamma yang ada, dan mahkluk mahkluk yang terlahir disana adalah mahkluk yang memiliki kualitas batin yang baik , dan penuh weles asih, karena berkat Kekuatan Buddha Amitabha maka alam disana tdk terdapat yg namanya alam penderitaan. ini menurut pandangan Mahayana. kira kira penjelasannya seperti itu,  coba baca Amitaba Sutra. disana ada. diceritakan....

tentu saja setiap org memiliki keyakinan masing masing mao yakin pada Buddha Amitabha atau tdk, semuanya diserahkan kepribadi masing masing

 

anything