//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta  (Read 79628 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« on: 26 August 2008, 12:11:02 AM »
http://dhammacitta.org/tipitaka/sn/sn22/sn22.059.than.html -- Anatta-lakkhana-sutta

Rekan Sumedho,

Harap berhati-hati membaca Anatta-lakkhana-sutta. ... Sebagian besar umat Buddha terperosok ketika membaca sutta itu, sehingga merasa memahami FAKTA 'anatta', padahal sebenarnya mereka hanyalah memegang DOKTRIN 'anatta'.

Kunci untuk memahami Anatta-lakkhana dengan benar terletak pada bagian akhir sutta itu:

"Setiap fenomena nama-rupa apa pun ... dilihat sebagai apa adanya dengan pemahaman benar sebagai: 'Ini bukan milikku. Ini bukan diriku. Ini bukan aku.'
"Melihat demikian, murid yang ariya ... berpaling dari nama-rupa. Setelah berpaling, dia menjadi tidak tertarik. Setelah tidak tertarik, dia terbebas sepenuhnya. Dengan terbebas penuh, disana ada pengetahuan, 'Terbebas sepenuhnya.' Dia mengerti bahwa 'Kelahiran telah berakhir, kehidupan suci telah terpenuhi, tugas telah selesai. Tidak ada lagi lebih jauh untuk dunia ini.'"

Nah ... jadi yang bisa melihat 'Ini bukan milikku; ini bukan aku; ini bukan diri/atta-ku,' HANYALAH seorang ariya ... Dengan kata lain, FAKTA 'anatta' HANYA bisa dilihat oleh seorang ariya. ...

Kita-kita yang puthujjana hanya bisa memiliki DOKTRIN INTELEKTUAL tentang 'anatta' ... DOKTRIN 'anatta' bukanlah FAKTA 'anatta' itu sesungguhnya; DOKTRIN 'anatta' tidak membebaskan. ... Mengapa? ... Karena dalam batin seorang puthujjana seperti kita-kita ini--sekalipun memiliki DOKTRIN 'anatta'--SELALU ada pikiran "Ini milikku. Ini aku. Ini diri/atta-ku." ("eta.m mama, eso hamasmi, eso me atta 'ti.")

Maka, menurut Mulapariyaya-sutta, dalam batin puthujjana, setiap kali pikiran muncul, selalu muncul pula atta/diri. ... Jadi, boleh dikatakan, bagi puthujjana pikiran adalah sinonim dengan atta/diri/aku.


Admin: utk mulapariyaya sutta dipindahkan ke http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=4262.0

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 26 August 2008, 12:47:33 PM by Sumedho »

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #1 on: 26 August 2008, 01:23:29 PM »
Perlu berhati2x juga Pak Hud, nanti orang kira bahwa Pikiran itu adalah benar2x si Atta. Padahal telah jelas Nama Rupa itu bukan Atta. Nanti orang2x mengira kita berusaha menghilangkan atta (si pikiran), padahal memang tidak ada atta, yang ada hanya pandangan atta itu.

Seorang puthujana itu memiliki pandangan tidak selalu pikiran saja yang dikira aku, komponen nama rupa ini jg dianggap atta. saya sih lebih suka pakai kutip "Atta" atau "aku" utk menghindari pengertian yang salah.

Soal hanya menghafal secara intelektual, tentu ini tidak perlu dibahas. Semua hal juga demikian seperti memasak, mengemudi mobil. Hanya sebatas tahu di ingatan itu semua tidak berguna.

Quote
"Melihat demikian, murid yang ariya ... berpaling dari nama-rupa. Setelah berpaling, dia menjadi tidak tertarik. Setelah tidak tertarik, dia terbebas sepenuhnya. Dengan terbebas penuh, disana ada pengetahuan, 'Terbebas sepenuhnya.' Dia mengerti bahwa 'Kelahiran telah berakhir, kehidupan suci telah terpenuhi, tugas telah selesai. Tidak ada lagi lebih jauh untuk dunia ini.'"

Soal murid yang ariya, coba baca kembali pak. Sebelumnya 5 pertapa itu adalah sotapanna, masih belum terbebaskan, setelah menyadari, dia kecewa terhadap nama-rupa, setelah kecewa maka dia menjadi tidak tertarik, lalu terbebaskan (arahatta). Artinya dari belum terbebaskan menjadi terbebaskan setelah memahami dan melepas.

Utk fenomena nama-rupa apapun ..... itu merupakan instruksi kepada yang belum terbebaskan

Quote
"Karena itu, para bhikkhu, siapapun dimasa lampau, masa depan, atau masa sekarang; didalam atau diluar; kasar atau halus; biasa atau indah; jauh atau dekat; siapapun dilihat sebagai apa adanya dengan pemahaman benar sebagai: 'Ini bukan milikku. Ini bukan diriku. Ini bukan aku.'

"Sensasi apapun...

"Persepsi apapun...

"Bentukan apapun...

"Kesadaran apapun dimasa lampau, masa depan, atau masa sekarang; didalam atau diluar; kasar atau halus; biasa atau indah; jauh atau dekat: setiap kesadaran dilihat sebagai apa adanya dengan pemahaman benar sebagai: 'Ini bukan milikku. Ini bukan diriku. Ini bukan aku.'

"Melihat demikian, murid mulia yang telah diinstruksikan dengan baik menjadi kecewa pada tubuh, kecewa pada sensasi, kecewa pada persepsi, kecewa pada bentukan, kecewa pada kesadaran. Setelah kecewa, dia menjadi tidak tertarik. Setelah tidak tertarik, dia terbebas sepenuhnya. Dengan terbebas penuh, disana ada pengetahuan, 'Terbebas sepenuhnya.' Dia mengerti bahwa 'Kelahiran telah berakhir, kehidupan suci telah terpenuhi, tugas telah selesai. Tidak ada lagi lebih jauh untuk dunia ini.'"


Setelah khotbah ini selesai mereka menjadi arahant.

Quote
Nah ... jadi yang bisa melihat 'Ini bukan milikku; ini bukan aku; ini bukan diri/atta-ku,' HANYALAH seorang ariya ... Dengan kata lain, FAKTA 'anatta' HANYA bisa dilihat oleh seorang ariya. ...
Tapi instruksi demikian utk melihat seperti itu kepada yang belum arahant, bisa mencerahkan.

Hal tersebut bisa dilihat, setelah melihat mereka baru tercerahkan. Bukan tercerahkan dahulu baru melihat.
There is no place like 127.0.0.1

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Sang Buddha bukan mengajarkan 'anatta' sebagai paham metafisikal
« Reply #2 on: 26 August 2008, 02:07:53 PM »
 [at] Sumedho

Ada 'atta' atau tidak ada 'atta' bukan menjadi soal di dalam ajaran Sang Buddha, karena itu tidak lebih dari masalah metafisikal. Sang Buddha tidak mengajarkan paham metafisikal yang mana pun; semua paham metafisikal dinamakannya "rimba pendapat". Kepada petapa Vacchagotta, beliau menolak menyatakan 'atta' itu ada atau tidak ada.

Yang ditekankan Sang Buddha di dalam setiap khotbah beliau ialah bagaimana pikiran seorang puthujjana itu selalu menghadirkan 'atta'. Ini dilakukan oleh Sang Buddha dengan berbagai cara, antara lain:
- dalam Anatta-lakkhana-sutta ini dengan menganalisis nama-rupa, dan menyatakan bahwa puthujjana selalu berpikir dalam konteks 'atta' ketika melihat nama-rupa ini;
- dalam Mulapariyaya-sutta dengan menganalisis proses munculnya pikiran, dengan mengatakan bahwa setiap kali pikiran muncul menanggapi persepsi murni yang masuk melalui keenma indra, 'atta' itu pun selalu muncul;
- dalam Bahiya-sutta & Malunkyaputta-sutta dengan menginstruksikan agar pemeditasi sekadar berhenti pada persepsi murni (tanpa dicampuri pikiran) ketika mencerap segala sesuatu melalui keenam indra, seperti juga dianjurkan dalam Mulapariyaya-sutta.

Hasil dari instruksi Sang Buddha itu ialah bahwa puthujjana yang semula selalu berpikir dalam konteks 'atta' sebagai pusat kesadarannya mengalami transformasi di mana tidak ada lagi 'atta' dalam kesadarannya.

Sekali lagi, dalam semua proses ini tidak dipersoalkan pertanyaan metafisikal "apakah 'atta' itu ada atau tidak ada", sebagaimana ditanyakan oleh Vacchagotta.

Kesimpulan saya, 'anatta' itu bukan ajaran metafisikal--ini yang sering salah dipahami oleh sebagian besar umat Buddha--melainkan kesadaran eksperiensial seorang arahat. ... Jadi, tidak perlu kita mempermasalahkan apakah 'atta' itu ada atau tidak ada (pertanyaan metafisikal), apakah pikiran itu 'atta' atau bukan 'atta' (pertanyaan psikologis dicampuri unsur metafisikal).

Salam,
hudoyo

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #3 on: 26 August 2008, 02:13:26 PM »
Quote
Ada 'atta' atau tidak ada 'atta' bukan menjadi soal di dalam ajaran Sang Buddha, karena itu tidak lebih dari masalah metafisikal. Sang Buddha tidak mengajarkan paham metafisikal yang mana pun; semua paham metafisikal dinamakannya "rimba pendapat".  Kepada petapa Vacchagotta, beliau menolak menyatakan 'atta' itu ada atau tidak ada.

Pak Hudoyo, sepertinya anda sudah mengetahui kalau pernyataan kepada petapa Vacchagotta itu disebabkan karena Vacchagotta memang dalam kondisi tidak bisa menerima pernyataan apapun juga. Jadi pernyataan anda adalah : Sang Buddha tidak pernah bilang Sabbe dhamma anatta?
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #4 on: 26 August 2008, 02:26:17 PM »
Jika seseorang memahami bahwa atta itu ada, maka dia akan melekat terus pada atta tersebut. Dia tidak akan pernah terbebaskan.

Orang tersebut perlu "instruksi" dna mengetahui bahwa sebenarnya tidak ada atta. Dengan demikian dia mencoba mengamati dan menyadari bahwa tidak ada atta disana, dengan demikian dia tidak memegang itu dan melepas kemelekatannya. Disanalah pembebasan terjadi.

Mengapakah didalam anattalakkhana sutta dikatakan

Quote
"Wujud, para bhikkhu, adalah bukan diri. Jika wujud adalah diri, wujud ini tidak akan membiarkan dirinya untuk tidak nyaman. Akan mungkin [untuk mengatakan] berhubungan dengan wujud, 'Wujud ini demikian. Wujud ini tidak demikian.' Tetapi karena wujud bukan diri, wujud membiarkan dirinya untuk tidak nyaman. Dan tidak mungkin [untuk mengatakan] berhubungan dengan wujud, 'Wujud ini jadi demikian. Wujud ini tidak jadi demikian.'

"Sensasi bukanlah diri...

"Persepsi bukanlah diri...

"Bentukan [batin] bukanlah diri...

"Kesadaran bukanlah diri. Jika kesadaran adalah diri, kesadaran ini tidak akan membiarkan dirinya untuk tidak nyaman. Adalah mungkin [untuk mengatakan] berhubungan dengan kesadaran, 'Kesadaranku demikian. Kesadaranku tidak demikian.' Tetapi karena kesadaran bukan diri, kesadaran membiarkan dirinya menjadi tidak nyaman. Dan tidak mungkin [untuk mengatakan] berhubungan dengan kesadaran, 'Kesadaranku jadi demikian. Kesadaranku tidak jadi demikian.'

tentang petapa Vacchagotta, saya setuju dengan Bro Karuna
There is no place like 127.0.0.1

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #5 on: 26 August 2008, 02:32:55 PM »
 [at] Karuna_murti

Pernyataan seperti "sabbe dhamma anatta" yang terdapat dalam satu syair tidak menggambarkan bagaimana Sang Buddha berinteraksi dengan para bhikkhu & para pejalan spiritual di luar Buddha-sasana. ... Di luar satu baris itu, saya melihat bagaimana Sang Buddha menggunakan 'anatta' bukan sebagai ajaran metafisikal, melainkan sebagai cara untuk membebaskan batin manusia dari pikiran yang selalu dicampuri 'atta'.

Selanjutnya, silakan uraian panjang lebar dari YM Thanissaro Bhikkhu:
"The Not-Self Strategy" (http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/thanissaro/notself.html)

Berikut saya kutipkan paragraf pembukaan dari artikel itu (saya terjemahkan):

"Buku-buku tentang Buddhisme sering kali mengatakan bahwa ajaran metafisikal paling mendasar dari Sang Buddha ialah tidak adanya roh atau diri. Namun, suatu kajian luas terhadap khotbah-khotbah dari Kanon Pali--yakni catatan paling awal mengenai ajaran Sang Buddha yang ada sampai sekarang--menunjukkan bahwa Sang Buddha mengajarkan doktrin anatta atau tanpa-diri, bukan sebagai pernyataan metafisikal, melainkan sebagai strategi untuk mencapai pembebasan dari dukkha: Jika orang menggunakan konsep anatta untuk melepaskan pengidentifikasian dengan semua fenomena, orang akan mengatasi jangkauan semua penderitaan dan dukkha. Tentang apa yang terletak di atas penderitaan & dukkha, Kanon menyatakan bahwa sekalipun itu dapat dialami, itu terletak diluar jangkauan pendeskripsian, dan dengan demikian pendeskripsian sebagai 'diri' atau 'tanpa-diri' tidak dapat diterapkan."

Salam,
hudoyo

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #6 on: 26 August 2008, 02:48:09 PM »
"Whether or not these four arguments are in fact true to the Buddha's teachings" - Thanissaro Bhikkhu

Hal tersebut beliau sendiri katakan pada not self strategy. Mungkinkah hal tersebut diragukan sendiri oleh Bhante Thanissaro? Selain itu dengan penerjemahan dukkha menjadi stress, dan berbagai macam tulisan beliau yang kadang bagus kadang ..., saya memilih lebih berpihak kepada para penulis klasik.

Selain sebaris "sabbe dhamma anatta" pada Dhammapada untuk Rahula, ada 661 bentuk anatta dan variasinya pada Sutta, serta 493 bentuk anatta dan variasi pada komentar.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #7 on: 26 August 2008, 02:49:45 PM »
Jika seseorang memahami bahwa atta itu ada, maka dia akan melekat terus pada atta tersebut. Dia tidak akan pernah terbebaskan.
Orang tersebut perlu "instruksi" dna mengetahui bahwa sebenarnya tidak ada atta. Dengan demikian dia mencoba mengamati dan menyadari bahwa tidak ada atta disana, dengan demikian dia tidak memegang itu dan melepas kemelekatannya. Disanalah pembebasan terjadi.

Ah, tidak selalu perlu pengajaran konsep 'anatta' agar orang bisa mencapai pembebasan. Dalam retret MMD, teman-teman non-Buddhis tidak saya ajari 'anatta' lebih dulu ... toh hasilnya mereka mampu secara relatif membebaskan diri dari pikiran dan si aku, tidak kalah dengan teman-teman Buddhis yang belajar 'anatta' lebih dulu. ...

Pengajaran 'anatta' secara teoretis kan hanya ada di dalam Anatta-lakkhana-sutta, dan lain-lain sutta semacam itu. ... Di dalam Mulapariyaya-sutta, Sang Buddha sama sekali tidak bicara tentang 'anatta', melainkan menganjurkan agar para bhikkhu dalam latihan vipassana mereka berhenti pada persepsi murni dan tidak berlanjut sampai munculnya pikiran yang menciptakan 'atta'. ... Dalam Bahiya-sutta & Malunkyaputta-sutta, lagi-lagi Sang Buddha tidak mengajarkan 'anatta', melainkan menganjurkan agar Bahiya & Malunkyaputta berhenti pada persepsi murni.

Saya malah melihat kecenderungan di kalangan umat Buddha pada dewasa ini--yang tidak bermeditasi vipassana--justru melekat kuat pada konsep 'anatta' yang dipelajari secara intelektual di vihara-vihara dan sekolah minggu, sebagai sesuatu yang UNIK dan patut dibanggakan dari ajaran agama yang mereka anut, sementara dalam batinnya pikiran dan 'atta' tetap berseliweran dengan leluasa. Bahkan dengan konsep 'anatta' yang "khas Buddhis" ini sementara umat Buddha berdebat kesana kemari melawan teman-teman Keristen dll. ... Itulah kalau orang melekat pada konsep dan tidak menembusnya melalui praktik vipassana.

Salam,
hudoyo

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #8 on: 26 August 2008, 02:55:28 PM »
"Whether or not these four arguments are in fact true to the Buddha's teachings" - Thanissaro Bhikkhu
Hal tersebut beliau sendiri katakan pada not self strategy. Mungkinkah hal tersebut diragukan sendiri oleh Bhante Thanissaro? Selain itu dengan penerjemahan dukkha menjadi stress, dan berbagai macam tulisan beliau yang kadang bagus kadang ..., saya memilih lebih berpihak kepada para penulis klasik.

Thanissaro bersikap sebagai seorang sarjana (scholar) sejati, bukan sebagai bhikkhu yang dogmatik. ... Kalau ada hal-hal yang tidak begitu pasti, beliau akan katakan begitu; bukan seperti sikap sementara bhikkhu yang dogmatik, seolah-olah ajaran Sang Buddha itu sudah pasti menurut apa yang dipahaminya.

Perkara Anda berpihak pada para penulis klasik, silakan saja, saya tidak berkepentingan. ... Saya sendiri melihat bagaimana ajaran klasik itu mencapai "jalan buntu" di kalangan banyak pemeditasi vipassana. ... Saya menggunakan pemahaman pribadi terhadap ajaran Sang Buddha yang ternyata cocok dalam mengajarkan pembebasan kepada rekan-rekan Buddhis dan non-Buddhis dalam retret-retret MMD. ... Bagi saya, yang penting adalah hasil, efektivitas ... bukan konsep/doktrin.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #9 on: 26 August 2008, 02:58:19 PM »
UUMMD ;D
Ujung-Ujungnya MMD.
Sori Pak Hudoyo. Kembali ke topik.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #10 on: 26 August 2008, 03:03:38 PM »
Iyalah, semua yang saya ajarkan demi pencerahan & pembebasan teman-teman praktisi MMD ... bukan demi kepuasan intelektual atau kepuasan si aku.

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 26 August 2008, 03:05:34 PM by hudoyo »

Offline san

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 475
  • Reputasi: 35
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #11 on: 26 August 2008, 03:05:22 PM »
Klo ga salah tangkep dari pernyataan pak Hud, kita diharapkan untuk tidak terjebak pada pemahaman teoritis (yang didapat dari membaca) tentang atta dan anatta. Karena pengetahuan secara teoritis mengenai anatta (diri) bukanlah pengetahuan yang sebenarnya.

Karena itulah ada pesan berhati-hati.

Apa benar begitu pak Hud? Apa ada yang laen?
be happy ^^

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #12 on: 26 August 2008, 03:08:38 PM »
Klo ga salah tangkep dari pernyataan pak Hud, kita diharapkan untuk tidak terjebak pada pemahaman teoritis (yang didapat dari membaca) tentang atta dan anatta. Karena pengetahuan secara teoritis mengenai anatta (diri) bukanlah pengetahuan yang sebenarnya.
Karena itulah ada pesan berhati-hati.
Apa benar begitu pak Hud? Apa ada yang laen?

Betul.  _/\_  Yang lain adalah, tembuslah kebenaran 'anatta' itu, bukan dengan teori/doktrin, melainkan dalam praktik vipassana. ... Ini sangat penting, tapi sebagian besar umat Buddha mengabaikannya. ... Maka, jadilah ajaran Sang Guru seperti sekarang ini. :(

Salam,
hudoyo

Offline Mr. Wei

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.074
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #13 on: 26 August 2008, 03:16:49 PM »
Anu... maaf Pak Hud, saya sedikit bertanya.

Sepengetahuan saya, dasar dari MMD Pak Hud adalah ajaran meditasi Sang Buddha.
Dan berarti, tentu Pak Hudoyo mengetahui tentang ajaran Buddha.
Dan berarti pula, Pak Hudoyo mengetahui ajaran Buddha awalnya pasti dari belajar (studi) Tipitaka...
Nah, bagaimana Pak Hudoyo bisa beranggapan bahwa Sutta ini benar, sutta ini palsu, sutta ini begini, sutta ini begitu...

Maaf Pak Hud, bila pertanyaan saya agak OOT... ;D ^:)^

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #14 on: 26 August 2008, 03:23:06 PM »
Wei, kalau anda perhatikan tulisan Pak Hudoyo, MMD berdasarkan ajaran Krishna Murti, yang ditemukan persamaannya dengan ajaran Sang Buddha.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days