//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Cara Berperilaku (untuk dipraktikan)  (Read 3466 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Cara Berperilaku (untuk dipraktikan)
« on: 05 January 2012, 09:16:43 AM »
sang Buddha mengatakan bahwa terdapat empat cara berperilaku. Dua diantaranya adalah cara tidak sabar dan cara sabar :

Quote
Para Bikkhu, apakah cara tidak sabar itu? Jika dicaci maki, orang itu membalas mencaci maki. jika dihina, orang itu membalas menghina. Jika dilecehkan, dia membalas melecehkan.

Dan Para Bikkhu, apakah cara sabar itu? Jika dicaci maki, orang itu tidak membalas mencaci maki. jika dihina, orang itu tidak membalas menghina. Jika dilecehkan, dia tidak membalas melecehkan.

Sumber : Petikan Angutara Nikaya, hal. 265
 

Tentunya, teori ini bukan sekedar untuk dibaca dan dihafal saja, tapi untuk dipraktikan.

Offline Yani Puk

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.208
  • Reputasi: 37
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Cara Berperilaku (untuk dipraktikan)
« Reply #1 on: 05 January 2012, 09:19:07 AM »
Apakah anda sudah mempraktikkan? ??? (sambil tengok kanan kiri depan belakang)  ^-^ :-? :whistle:

Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Cara Berperilaku (untuk dipraktikan)
« Reply #2 on: 05 January 2012, 09:21:26 AM »
Apakah anda sudah mempraktikkan? ??? (sambil tengok kanan kiri depan belakang)  ^-^ :-? :whistle:

tidak ada bahasan tentang "saya" atau "anda", tapi membahas tentang "cara berperilaku". setelah memahaminya, mari kita mempraktikannya bersama!

Offline Yani Puk

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.208
  • Reputasi: 37
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Cara Berperilaku (untuk dipraktikan)
« Reply #3 on: 05 January 2012, 09:23:23 AM »
tidak ada bahasan tentang "saya" atau "anda", tapi membahas tentang "cara berperilaku". setelah memahaminya, mari kita mempraktikannya bersama!

kan saya nanya....
Klo gak bole tanya, ya sudah jawab "TIDAK"

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Cara Berperilaku (untuk dipraktikan)
« Reply #4 on: 05 January 2012, 10:08:59 AM »
 [at]  TS

Karena TS membahas cara berprilaku untuk dipraktekkan, maka ada 3 artikel yang pernah saya posting dan 1 artikel baru untuk di sharing, semoga mendapat menfaat saja. Karena kita semua juga MASIH harus belajar. Dan semuanya berkaitan, dan tergantung kemampuan kita menggabungkan


Kepiting Muda dan Ibunya


"Mengapa kamu berjalan ke arah samping seperti itu?" tanya ibu kepiting kepada anaknya. "Kamu harus berjalan lurus ke depan dengan jari-jari kaki yang menghadap keluar."

"Perlihatkanlah saya cara berjalan yang baik bu," kata kepiting kecil itu kepada ibunya, "Saya sangat ingin belajar."

Mendengar kata anaknya, ibu kepiting tersebut mencoba untuk berjalan lurus ke depan. Tetapi dia hanya bisa juga berjalan ke arah samping, seperti cara anaknya berjalan. Dan ketika ibu kepiting tersebut mencoba untuk memutar jari-jari kakinya ke arah luar, dia malah tersandung dan terjatuh ke tanah dengan hidung terlebih dahulu.

Jangan menjelaskan bagaimana orang harus bertindak kecuali kamu dapat memberikan contoh yang baik

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Cara Berperilaku (untuk dipraktikan)
« Reply #5 on: 05 January 2012, 10:14:27 AM »
KEARIFAN BESAR DALAM CERITA PENDEK

Yan Yuan memasak nasi

Kong Zi  (baca: gungce, pendiri aliran Khonghucu) terperangkap diantara Negara Chen dan Negara Cai, hanya bisa memakan sayuran liar tanpa sebutir nasi, dia sudah 7 hari ini tidak makan nasi.

Pagi hari Kong Zi  tidur berbaring, sedangkan muridnya Yan Yuan pergi meminta beras. Sekembalinya mencari beras dia memasak nasi, ketika nasi sudah hampir masak, Kong Zi melihat sebelah tangan Yan Yuan memegangi kuali sedangkan tangannya yang satu lagi mengambil nasi dalam kuali untuk dimakan. 

Sejenak kemudian, nasi sudah siap untuk dihidangkan, Yan Yuan menemui Kong Zi dan menyajikan nasi.

Kong Zi pura-pura tidak mengetahui masalah Yan Yuan mengambil nasi dalam kuali untuk dimakan. Dia berdiri dan berkata, "Hari ini saya telah bermimpi bertemu dengan leluhur, saya kira nasi ini kita bersihkan dulu lalu kita pergi nyekar ke makam leluhur."

Yan Yuan segera menjawab, "Jangan. Tadi ada debu jatuh dalam kuali, membuang makanan yang tertempel oleh debu tidak mujur dan tidak terpuji, maka saya ambil dan memakannya."

Kong Zi menghela nafas dan berkata, "Yang kita percayai adalah mata, sedangkan apa yang terlihat oleh mata kita sendiri masih juga tidak bisa dipercayai. Bersandar pada hati, namun apa yang diperkirakan oleh hati masih juga tidak bisa dijadikan sebagai dasar. Para murid kalian harus ingat: Memang tidak mudah untuk memahami seseorang."


Inti cerita:

Orang dulu mengatakan, "Peristiwa tidak dilihat dan didengar sendiri, bolehkah hanya berdasarkan pandangan subyektif kita untuk menerka dan memutuskan?"

Di samping itu manusia sering mengatakan peristiwa itu nyata bila terlihat oleh mata kepala sendiri, namun apa yang terlihat oleh mata kita acap kali hanyalah gejala di permukaannya saja.

Jika kita mengenakan "kacamata berwarna" untuk melihat orang lain melihat hal-hal di luar diri kita, hal ini semakin membuat kita tidak bisa melihat kenyataan dan wajah asli dari peristiwa itu.

Beraneka ragam cara menanggulangi masalah dengan menggunakan cara "divonis bersalah dahulu, baru diselidiki di kemudian hari" hal ini hanya bisa mencelakakan orang lain dan merugikan diri sendiri.

Sikap seorang ningrat

Pada suatu hari, Jefferson dan cucunya mengendarai kereta kuda keluar berjalan-jalan. Di dalam perjalanan, mereka bertemu dengan seorang budak yang tidak dikenal sedang membuka topi dan membungkukkan badan untuk memberi hormat kepada mereka. Jefferson juga mengangkat topinya memberi  penghormatan balasan, tetapi  cucunya sedang sibuk berbicara dengan orang lain, sama sekali tidak menghiraukan budak itu.
Dengan wajah yang sangat serius Jefferson berkata kepada cucunya, "Thomas, apakah dirimu mengizinkan seorang budak bersikap lebih ningrat daripada kamu?"

Inti cerita:
Tidak ada satu alasan apapun yang memperbolehkan Anda bersikap dingin terhadap orang yang menyatakan hormat kepada Anda, biar pun Anda kelihatannya lebih luhur, dan orang itu kelihatannya sangat miskin.

Bagaimana orang lain memperlakukan kita, itu adalah wujud taraf dan moralitas dari orang lain.
Bagaimana kita memperlakukan orang lain itu merupakan wujud taraf moralitas kita!
Hal ini tidak ada hubungan langsung dengan orang lain itu.


Menghormati, memperlakukan orang lain dengan baik, menyayangi orang lain sama dengan menghormati, memperlakukan dengan baik, serta menyayangi diri kita sendiri.

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Cara Berperilaku (untuk dipraktikan)
« Reply #6 on: 05 January 2012, 10:16:30 AM »
YANGZHU MENASEHATI ADIKNYA

Pada suatu hari, adik laki-laki Yangzhu, Yangbu berpakaian putih pergi berkunjung ke temannya. Dalam perjalanan ke rumah temannya, hujan turun. Ia berlari ke rumah temannya dalam hujan dan tinggal di sana hingga hujan berhenti.

Karena pakaiannya yang basah, temannya telah menawarkan pakaian pengganti berwarna hitam. Yangbu akhirnya mengganti pakaiannya yang putih dengan hitam dan pulang ke rumah pada malam hari setelah makan di rumah temannya.

Ketika tiba di rumah, anjingnya tidak mengenal diri Yangbu yang telah berganti pakaian hitam. Ia menggonggong dengan keras.

Yangbu menjadi marah dan hendak memukulnya dengan sebatang ranting, tetapi kakaknya Yangzhu yang mendengar suara gonggongan anjing bergegas keluar rumah dan melarang adiknya, ”Jangan kau pukul anjing itu! Ini bukan salahnya. Coba pikirkan seandainya anjing itu saat keluar rumah berwarna putih dan kembali ke rumah jadi anjing hitam, bukankah anjing itu juga akan menjadi asing bagimu? Lagian, sekarang hari sudah gelap, tidak heran bila ia tidak dapat mengenali dirimu.”

Makna cerita:

Bila seseorang salah paham terhadap diri kita, maka cobalah mencari pada diri sendiri terlebih dahulu, mungkin kesalahan bersumber dari diri kita sendiri. Jangan terburu nafsu melempar kesalahan pada orang lain.

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Cara Berperilaku (untuk dipraktikan)
« Reply #7 on: 05 January 2012, 10:27:26 AM »
3 PINTU KEBIJAKSANAAN

Seorang Raja, mempunyai anak tunggal yg pemberani, trampil dan pintar. Untuk menyempurnakan pengetahuannya, ia mengirimnya kepada seorang pertapa bijaksana.

"Berikanlah pencerahan padaku tentang Jalan Hidupku" Sang Pangeran meminta.

"Kata-kataku akan memudar laksana jejak kakimu di atas pasir", ujar Pertapa.

"Saya akan berikan petunjuk padamu, di Jalan Hidupmu engkau akan menemui 3 pintu.


Bacalah kata-kata yang tertulis di setiap pintu dan ikuti kata hatimu.

Sekarang pergilah sang Pertapa menghilang dan Pangeran melanjutkan perjalanannya. Segera ia menemukan sebuah pintu besar yang di atasnya tertulis kata "UBAHLAH DUNIA"

"Ini memang yang kuinginkan" pikir sang Pangeran. "Karena di dunia ini ada hal-hal yang aku sukai dan ada pula hal-hal yang tak kusukai. Aku akan mengubahnya agar sesuai keinginanku"

Maka mulailah ia memulai pertarungannya yang pertama, yaitu mengubah dunia. Ambisi, cita-cita dan kekuatannya membantunya dalam usaha menaklukkan dunia agar sesuai hasratnya. Ia mendapatkan banyak kesenangan dalam usahanya tetapi hatinya tidak merasa damai. Walau sebagian berhasil diubahnya tetapi sebagian lainnya menentangnya.

Tahun demi tahun berlalu. Suatu hari, ia bertemu sang Pertapa kembali.

"Apa yang engkau pelajari dari Jalanmu ?" Tanya sang Pertapa

"Aku belajar bagaimana membedakan apa yang dapat klakukan dengan kekuatanku dan apa yang di luar kemampuanku, apa yang tergantung padaku dan apa yang tidak tergantung padaku" jawab Pangeran

"Bagus! Gunakan kekuatanmu sesuai kemampuanmu. Lupakan apa yang diluar kekuatanmu, apa yang engkau tak sanggup mengubahnya" dan sang Pertapa menghilang.

Tak lama kemudian, sang Pangeran tiba di Pintu kedua yang bertuliskan "UBAHLAH SESAMAMU"

"Ini memang keinginanku" pikirnya. "Orang-orang di sekitarku adalah sumber kesenangan, kebahagiaan, tetapi mereka juga yang mendatangkan derita, kepahitan dan frustrasi"

Dan kemudian ia mencoba mengubah semua orang yang tak disukainya. Ia mencoba mengubah karakter mereka dan menghilangkan kelemahan mereka. Ini menjadi pertarungannya yang kedua.

Tahun-tahun berlalu, kembali ia bertemu sang Pertapa.

"Apa yang engkau pelajari kali ini?"
 

"Saya belajar, bahwa mereka bukanlah sumber dari kegembiraan atau kedukaanku, keberhasilan atau kegagalanku. Mereka hanya memberikan kesempatan agar hal-hal tersebut dapat muncul. Sebenarnya di dalam dirikulah segala hal tersebut berakar"

"Engkau benar" Kata sang Pertapa. "Apa yang mereka bangkitkan dari dirimu, sebenarnya mereka mengenalkan engkau pada dirimu sendiri.

Bersyukurlah pada mereka yang telah membuatmu senang & bahagia dan bersyukur pula pada mereka yang menyebabkan derita dan frustrasi.

Karena melalui mereka lah, Kehidupan mengajarkanmu apa yang perlu engkau kuasai dan jalan apa yang harus kau tempuh"


Kembali sang Pertapa menghilang.

Kini Pangeran sampai ke pintu ketiga "UBAHLAH DIRIMU"

"Jika memang diriku sendiri lah sumber dari segala problemku, memang disanalah aku harus mengubahnya". Ia berkata pada dirinya sendiri.

Dan ia memulai pertarungannya yang ketiga. Ia mencoba mengubah karakternya sendiri, melawan ketidak sempurnaannya, menghilangkan kelemahannya, mengubah segala hal yg tak ia sukai dari dirinya, yang tak sesuai dengan gambaran ideal.

Setelah beberapa tahun berusaha, dimana sebagian ia berhasil dan sebagian lagi gagal dan ada hambatan, Pangeran bertemu sang Pertapa kembali.

"Kini apa yang engkau pelajari ?"

"Aku belajar bahwa ada hal-hal di dalam diriku yang bisa ditingkatkan dan ada yang tidak bisa saya ubah"

"Itu bagus" ujar sang pertapa. "Ya" lanjut Pangeran, "tapi saya mulai lelah untuk bertarung melawan dunia, melawan setiap orang dan melawan diri sendiri. Tidakkah ada akhir dari semuai ini ? Kapan saya bisa tenang ? Saya ingin berhenti bertarung, ingin menyerah, ingin meninggalkan semua ini !"

"Itu adalah pelajaranmu berikutnya" ujar Pertapa. Tapi sebelum itu, balikkan punggungmu dan lihatlah Jalan yang telah engkau tempuh". Dan ia pun menghilang.

Ketika melihat ke belakang, ia memandang Pintu Ketiga dari kejauhan dan melihat adanya tulisan di bagian belakangnya yang berbunyi "TERIMALAH DIRIMU".

Pangeran terkejut karena tidak melihat tulisan ini ketika melalui pintu tsb.

"Ketika seorang mulai bertarung, maka ia mulai menjadi buta" katanya pada dirinya sendiri.

Ia juga melihat, bertebaran di atas tanah, semua yang ia campakkan, kekurangannya, bayangannya, ketakutannya. Ia mulai menyadari bagaimana mengenali mereka, menerimanya dan mencintainya apa adanya.

Ia belajar mencintai dirinya sendiri dan tidak lagi membandingkan dirinya dengan orang lain, tanpa mengadili, tanpa mencerca dirinya sendiri.

Ia bertemu sang Pertapa, dan berkata "Aku belajar, bahwa membenci dan menolak sebagian dari diriku sendiri sama saja dengan mengutuk untuk tidak pernah berdamai dengan diri sendiri. Aku belajar untuk menerima diriku seutuhnya, secara total dan tanpa syarat."

"Bagus, itu adalah Pintu Pertama Kebijaksanaan" , ujar Pertapa. "Sekarang engkau boleh kembali ke Pintu Kedua"

Segera ia mencapai Pintu Kedua, yang tertulis di sisi belakangnya "TERIMALAH SESAMAMU"

Ia bisa melihat orang-orang di sekitarnya, mereka yang ia suka dan cintai, serta mereka yang ia benci. Mereka yang mendukungnya, juga mereka yang melawannya.

Tetapi yang mengherankannya, ia tidak lagi bisa melihat ketidaksempurnaan mereka, kekurangan mereka. Apa yang sebelumnya membuat ia malu dan berusaha mengubahnya.

Ia bertemu sang Pertapa kembali, "Aku belajar" ujarnya "Bahwa dengan berdamai dengan diriku, aku tak punya sesuatupun untuk dipersalahkan pada orang lain, tak sesuatupun yg perlu ditakutkan dari merela. Aku belajar untuk menerima dan mencintai mereka, apa adanya.

"Itu adalah Pintu Kedua Kebijaksanaan" ujar sang Pertapa,

"Sekarang pergilah ke Pintu Pertama"

Dan di belakang Pintu Pertama, ia melihat tulisan "TERIMALAH DUNIA"

"Sungguh aneh" ujarnya pada dirinya sendiri "Mengapa saya tidak melihatnya sebelumnya". Ia melihat sekitarnya dan mengenali dunia yang sebelumnya berusaha ia taklukan dan ia ubah.

Sekarang ia terpesona dengan betapa cerah dan indahnya dunia. Dengan kesempurnaannya.

Tetapi, ini adalah dunia yang sama, apakah memang dunia yang berubah atau cara pandangnya?

Kembali ia bertemu dengan sang Pertapa : "Apa yang engkau pelajari sekarang ?"

"Aku belajar bahwa dunia sebenarnya adalah cermin dari jiwaku. Bahwa Jiwaku tidak melihat dunia melainkan melihat dirinya sendiri di dalam dunia. Ketika jiwaku senang, maka dunia pun menjadi tempat yang menyenangkan. Ketika jiwaku muram, maka dunia pun kelihatannya muram.

Dunia sendiri tidaklah menyenangkan atau muram. Ia ADA, itu saja.

Bukanlah dunia yang membuatku terganggu, melainkan ide yang aku lihat mengenainya. Aku belajar untuk menerimanya tanpa menghakimi, menerima seutuhnya, tanpa syarat.

"Itu Pintu Ketiga Kebijaksanaan" ujar sang Pertapa. "Sekarang engkau berdamai dengan dirimu, sesamamu dan dunia" Sang pertapa pun menghilang.

Sang pangeran merasakan aliran yang menyejukkan dari kedamaian, ketentraman, yang berlimpah merasuki dirinya. Ia merasa hening dan damai.

Semoga Bermanfaat

 _/\_

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Cara Berperilaku (untuk dipraktikan)
« Reply #8 on: 05 January 2012, 12:00:55 PM »
apa yg dikemuka-kan oleh TS menurut pendapat saya sudah ok,
dia hanya berusaha mengingatkan.

terserah pembaca...
dan terserah TS pula...
Samma Vayama

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Cara Berperilaku (untuk dipraktikan)
« Reply #9 on: 05 January 2012, 01:29:47 PM »
[at]  TS
Jangan menjelaskan bagaimana orang harus bertindak kecuali kamu dapat memberikan contoh yang baik


tepat guna
 :jempol:
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Cara Berperilaku (untuk dipraktikan)
« Reply #10 on: 05 January 2012, 01:35:28 PM »
tidak ada bahasan tentang "saya" atau "anda", tapi membahas tentang "cara berperilaku". setelah memahaminya, mari kita mempraktikannya bersama!

karena saya dan anda adalah tanpa inti dan tidak berprilaku ! :)) :))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.