2. Hukum karma = Suatu Hukum yang mengajarkan Fatalisme???
Mereka menganngap agama Buddha mengatakan bahwa semua adalah Karma dan kita harus menanggungnya bagaimanapun beratnya. Take responsibility of the karma and NO HOPE. Bagi mereka doktrin karma = meniadakan harapan, semua ditentukan oleh karma.
ini merupakan kekeliruan dalam usaha untuk memahami konsep kamma/karma,
kekeliruan pertama, kamma/karma dipandang sebagai hukuman atau mempunyai arti hukuman yg diperoleh akibat suatu perbuatan yg salah.
kekeliruan kedua, kamma/karma sebagai pengatur kehidupan beserta perbuatan setiap orang, nasib atau takdir yg tidak dapat dihindari.
selama seseorang mempunya konsep kamma/karma yg keliru seperti diatas, maka selama itu pula kamma/karma terlihat sebagai konsep yg buruk dan dianggap sebagai sesuatu yg bersifat fatalisme.
Kamma/Karma merupakan benih dan buah dari perbuatan, baik itu perbuatan bajik maupun perbuatan buruk, masing-masing memiliki benih yg akan berkembang menjadi buah yg siap dipanen setiap saat. Kamma/Karma bukan sebagai pengatur kehidupan, namun menyatakan akibat dari suatu perbuatan yg telah dilakukan.
Kamma/Karma juga mengajarkan kita untuk bertanggung jawab atas suatu perbuatan, baik perbuatan bajik yg berakibat kebahagiaan bagi diri kita maupun perbuatan buruk yg berakibat penderitaan bagi diri kita, kebebasan dalam berpikir dan bertindak sepenuhnya merupakan pilihan dan kehendak kita sendiri dengan konsekuensi dari setiap perbuatan.
Tidak semua hal (kebahagiaan dan penderitaan) dalam kehidupan yg merupakan akibat dari perbuatan, ada hal yg merupakan akibat dari perbuatan ada hal yg bukan karena akibat dari perbuatan. contoh pemerkosaan, apakah seorang pemerkosa sedang menikmati akibat dari perbuatan bajik nya ? itu merupakan konsep yang salah, si pemerkosa adalah pelaku Kamma/Karma buruk yg baru dan korban pemerkosaan adalah penerima buah perbuatan buruk yg dulu pernah ia lakukan.
Namun apakah Kamma/Karma telah mengatur bahwa korban itu memang harus diperkosa ? belum tentu, namun yg lebih berpengaruh adalah kondisi lingkungan dan bisa dikarena kan gabungan beberapa Karma/Kamma/Perbuatan yg berbuah (bajik maupun buruk) secara bersamaan. Kamma/Karma yg muncul tidak selalu sebagai akibat dari suatu perbuatan tunggal. Jadi memungkinkan adanya bantuan/pertolongan dari orang lain (pelaku Kamma/Karma baik yang baru) yang mengetahui terjadi nya permekosaan itu untuk menyelamatkan si korban sehingga tidak jadi diperkosa... (walau sebelumnya menderita, namun akhirnya ia lepas dari penderitaan tersebut...)
sang buddha pernah mengibaratkan kamma/karma seperti air tawar dan air asin :
jika air tawar dalam satu gelas kecil kita masukkan 5 sendok garam, maka air tawar tersebut akan terasa sangat asin.
namun jika 5 sendok garam tersebut dimasukkan ke dalam 1 drum air tawar, maka air tawar tersebut tidak akan terasa asin, walau ada garam didalamnya.
jadi akibat dari perbuatan buruk dapat diminimalisir (tanpa mengurangi/menghilangkan) dengan akibat dari perbuatan bajik. orang kaya kehilangan uang 1 jt, tidak menjadi beban dan penderitaan dalam hidupnya, namun bagi orang biasa/orang miskin kehilangan uang 1 jt menjadi beban yg berat dan sangat menderita memikirkan uang yg hilang tersebut...
akibat buruk akan terasa ringan bagi orang yg memiliki timbunan kebahagiaan, sehingga Kamma/Karma tidak meniadakan harapan... jika dipahami, maka akan memberikan pandangan yg benar atas kehidupan ini, sehingga seseorang menjadi sadar/mengerti akan konsekuensi dari suatu perbuatan sehingga seseorang akan merasa malu dan takut untuk melakukan suatu kejahatan, bukan takut karena diancam terlebih dulu dengan hukuman dan siksaan...
To Be Continue... By aa'tono