//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Cara Merubah Nasib Yang Benar  (Read 7652 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Yus Yanti

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: -3
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Cara Merubah Nasib Yang Benar
« on: 06 June 2014, 03:08:12 PM »
 Mantra Dewa Bumi Mengubah Nasib Secara Lansung

SURAT WASIAT

Pesan dari Dewi Kuan Im
Sesungguhnya kemurahan hati Dewi Kuan Im menyertai kita semua. Hormatlah kepada-Nya dengan sepenuh hati, Oh… Dewi Kuan Im segenap hati aku percaya kepada-Mu.
Berbahagialah orang yang telah menerima surat ini dan meneruskannya mengirimkannya kepada Sahabat, Saudara, Keluarga anda. Keberuntungan dan keselamatan anda sekalian bernafkah hidup serta usaha maju selama dunia akhirat.
Surat ini adalah kiriman dari RRC, dalam bahasa Kanji. Mengingat bahwa tidak semua penduduk Indonesia tahu bahasa Kanji, maka surat ini diterjemahkan oleh Rahib KHIM dari Vihara Dharma Rawamangun dengan sempurna, demi kepentingan manusia di dunia ini.
Surat ini sudah keliling dunia 8x. Keberuntungan akan menemui anda dan ini akan terjadi setelah anda menerima surat ini.
Janganlah menyimpan surat ini lebih dari 8 hari. Surat ini ditulis oleh Bhiksu Ci. Oleh karena itu, surat ini harus keliling dunia.
Buatlah yang serupa seperti ini dengan fotocopy/diketik/salinlah kembali 41 lembar, dalam 10 hari anda akan mendapatkan rahmat dari Dewi Kwan Im, tentu saja akan ada orang yang merasakan manfaatnya, maka niat baik anda akan membawakan pahala yang sangat besar.

RAHASIA MANTRA “DEWA BUMI”
(ILMU UNTUK MERUBAH NASIB)

Aku sering mengajarkan siswa-siswaku suatu mantra. Mantra ini bukan mantra maha cahaya, bukan mantra tiada bandingan, bukan mantra tiada tara. Namun hanya suatu mantra kecil.
Mantra ini ada di hampir semua kitab-kitab Buddhis, sangat sederhana hingga terlewatkan orang. Mantra ini adalah mantra Dewa Bumi. Bunyi mantra ini :

“Namo Samanto Motonom, Om Turu Turu Tiwi Soha”

Dengan sungguh-sungguh Aku memberitahukan kepada kalian semua, bahwa mantra ini adalah sebuah ilmu rahasia untuk mengubah nasib.
Bukankah itu “Cuma Mantra Dewa Bumi yang biasa?” Tidak salah, ia mempunyai kekuatan luar biasa untuk mengubah nasib, karena itu tidak boleh dianggap remeh.
· Ada orang yang membaca Mantra tersebut, maka penyakit kulit yang telah diderita selama 10 tahun hilang lenyap.
· Ada orang yang bertampang sial, seumur hidup sial terus, setelah membaca Mantra tersebut, oleh sinar kebahagiaan menyoroti wajahnya menjadi bercahaya dan nasibnya pun berubah total, dari miskin menjadi kaya
· Ada orang yang membaca Mantra tersebut, kemandulan yang telah diderita selama 10 tahun menjadi lenyap
· Ada orang yang membaca Mantra tersebut, lalu urusan-urusan yang tadinya tidak lancar akhirnya menjadi lancar, tidak ada satu hal pun yang membuatnya terhalang.
· Ada orang yang membaca Mantra tersebut, lalu mendapatkan jodoh yang bagus, mukanya bercahaya kemerah-merahan
· Ada orang yang membaca Mantra tersebut, ia mendapatkan lotere besar.
Walau orang lain jarang menganjurkan Aku justru menganjurkan supaya mantra ini banyak dibaca secara rutin dan terus menerus.
Ini lah penemuanku :
Pada suatu meditasi, aku merasa disampingku ada seorang tua yang berambut putih dengan wajah kemerah-merahan.
· Kamu siapa ?
Dewa Bumi
· Di dunia manusia apa yang anda suka lakukan ?
Mengikuti orang yang punya banyak rezeki
· Bagaimana pandangan anda terhadap alam roh ?
Lapisan Nirwana merupakan kekosongan, Lapisan Dewa Langit jernih dan suci dihadapan Dewa Tanah, rezeki dan malapetaka datang silih berganti
· Bagaimana dengan nasib setiap orang?
Nasib ditentukan oleh karma (sebab akibat), karma itu saling mengait dan nasib bersilang ruwet. Manusia harus sadar bahwa segala sesuatu ditentukan karma
· Anda bicara betul, lalu bagaimana cara merubah nasib? Apakah minta kepada Buddha?
Tidak cocok
· Minta kepada Dewa-Dewi?
Juga tidak cocok
· Minta kepada Dewa Tanah?
Nah itu baru cocok
· Bagaimana caranya ?
Baca Mantra
· Mantra yang mana?
Mantra Dewa Bumi.
Orang tua itu lalu membawaku naik kereta rusa. Mengarungi angkasa biru dan kami sampai disebuah gunung, ditengah gunung itu ada sebuah kota besar, berkilauan mutu manikam, didalam kota penuh dengan orang tua yang berambut putih muka kemerah-merahan, ada ribuan bahkan puluhan ribu, mereka tampak sangat sibuk, ada yang baru mendarat ada yang sedang bersiap-siap berangkat.
· Ini negeri apa?
Negeri Dewa Bumi
· Para Dewa Bumi itu sedang sibuk apa?
Sedang memberi bantuan, mengatur dan mengubah nasib manusia.
Beginilah penemuanku.
Akhirnya, aku menyadari suatu kenyataan, melatih diri menjadi Buddha, tentu bisa mengubah nasib, Melatih diri menjadi Dewa juga bisa merubah nasib, tapi dengan langsung membaca Mantra Dewa Bumi, perubahan nasib akan lebih langsung. Bila ingin merubah nasib orang harus memiliki kunci pembukanya.
Pada prinsipnya ilmu apapun juga, harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi, adanya kondisi dan kejodohan, serta ikatan karma masa lalu.
Asalkan membaca Mantra Dewa Bumi ribuan kali, puluhan ribu kali, ratusan ribu kali, secara sungguh-sungguh, maka sinar Dewa Bumi akan menyoroti, nasib pun bisa berubah, ini sungguh-sungguh !!!
Semboyan Dewa Bumi adalah : Amal Tanpa Pamrih
Tulisan ini baik untuk diperbanyak. Untuk disampaikan ke vihara/klenteng dan untuk diberikan secara gratis, sopan dan tanpa pamrih kepada mereka yang ingin memperbaiki nasib.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Cara Merubah Nasib Yang Benar
« Reply #1 on: 06 June 2014, 10:17:11 PM »
Yang gini2an nih yang "merusak" ajaran Buddha   :o
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Cara Merubah Nasib Yang Benar
« Reply #2 on: 07 June 2014, 11:46:53 AM »
Surat ini ditulis oleh Bhiksu Ci. Oleh karena itu, surat ini harus keliling dunia.

saya tidak kenal bhiksu Ci. Mohon berikan alasan, kenapa kamu mempercayainya? kenapa orang lain juga seharusnya mempercayainya?

Quote
Buatlah yang serupa seperti ini dengan fotocopy/diketik/salinlah kembali 41 lembar, dalam 10 hari anda akan mendapatkan rahmat dari Dewi Kwan Im, tentu saja akan ada orang yang merasakan manfaatnya, maka niat baik anda akan membawakan pahala yang sangat besar.

apakah kamu sudah merasakan rahmat dewi kwan im tersebut? kalaupun sudah, apa kamu yakin itu bukan karena kebetulan atau tersugesti?
« Last Edit: 07 June 2014, 11:49:10 AM by dhammadinna »

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Cara Merubah Nasib Yang Benar
« Reply #3 on: 08 June 2014, 07:27:42 AM »
Mantra Dewa Bumi Mengubah Nasib Secara Lansung
 Bunyi mantra ini :

“Namo Samanto Motonom, Om Turu Turu Tiwi Soha”
.

Kalau bunyi  mantranya salah bagaimana? Bisa-bisa kita menyebarkan kesalahan. Biasanya mantra seperti ini berasal dari bahasa Sanskerta kemudian dialihbahasakan ke bahasa dan logat Tionghoa. Jadi sangat mungkin terjadi perubahan bentuk. Samanto atau samanta? motonom atau mathanam? turu atau dru? Soha atau svaha?

Kemudian ada kata "namo" yang berarti hormat atau terpujilah. Apa iya hanya dengan pujian-pujian seperti itu dapat merubah nasib?

Berikut sabda Sang Buddha dalam Asibandhakaputta Sutta (Saṃyutta Nikāya 42.6), mengenai pujian-pujian, doa-doa

______________
Asibandhakaputta Sutta

Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang berdiam di Nālandā di Hutan Mangga milik Pāvārika. [312] Kemudian Asibandhakaputta sang kepala desa mendekati Sang Bhagavā, memberi hormat kepada-Nya, duduk di satu sisi, dan berkata kepada-Nya: “Yang Mulia, para brahmana di wilayah barat – yang membawa-bawa kendi air, mengenakan kalung terbuat dari tanaman air, menyelam ke dalam air, dan menyembah api suci – dikatakan mengarahkan orang mati ke atas, menuntunnya, dan memimpinnya ke surga.[1] Tetapi Sang Bhagavā, Sang Arahanta, Yang Tercerahkan Sempurna, mampu menyebabkan, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, seluruh dunia akan terlahir kembali di alam yang baik, di alam surga.”

“Kepala Desa, Aku akan bertanya kepadamu. Jawablah sesuai dengan apa yang kau anggap benar. Bagaimana menurutmu, Kepala Desa? Misalkan ada seseorang di sini yang membunuh, mengambil apa yang tidak diberikan, melakukan hubungan seksual yang salah, berkata bohong, berkata-kata yang dapat memicu perpecahan, berkata kasar, bergosip, seorang yang tamak, penuh kebencian, dan menganut pandangan salah. Kemudian sekelompok orang datang dan berkumpul di sekelilingnya, dan mereka akan datang dan melantunkan puji-pujian dan mengelilinginya sebagai penghormatan: ‘Dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, semoga orang ini terlahir kembali di alam yang baik, di alam surga.’ Bagaimana menurutmu, Kepala Desa? Karena doa dari kelompok orang itu, karena puji-pujian mereka, karena mereka mengelilinginya sebagai penghormatan, akankah orang itu, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, terlahir kembali di alam yang baik, di alam surga?”

“Tidak, Yang Mulia.”

“Misalkan, Kepala Desa, seseorang melemparkan batu besar ke dalam kolam air yang dalam. Kemudian sekelompok orang datang bersama dan berkumpul di sekelilingnya, dan mereka berdoa dan melantunkan puji-pujian dan mengelilinginya sebagai penghormatan, dan berkata: ‘Keluarlah, batu yang baik! Naiklah, [313] batu yang baik! Naiklah ke atas daratan, batu yang baik!’ bagaimana menurutmu, Kepala Desa? Karena doa dari kelompok orang itu, karena puji-pujian mereka, karena mereka mengelilinginya sebagai penghormatan, akankah batu itu keluar, dan naik ke atas daratan?”

“Tidak, Yang Mulia.”

“Demikian pula, Kepala Desa, jika seseorang yang membunuh ... dan menganut pandangan salah, bahkan walaupun sekelompok orang datang dan berkumpul di sekelilingnya ... tetap saja, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, orang itu akan terlahir kembali di alam sengsara, di alam yang buruk, di alam rendah, di neraka.

“Bagaimana menurutmu Kepala Desa, misalkan ada seseorang di sini yang menghindari pembunuhan, menghindari mengambil apa yang tidak diberikan, menghindari melakukan hubungan seksual yang salah, menghindari berkata bohong, menghindari berkata-kata yang dapat memicu perpecahan, menghindari berkata kasar, menghindari bergosip, seorang yang tidak tamak, tanpa kebencian, dan menganut pandangan benar. Kemudian sekelompok orang datang dan berkumpul di sekelilingnya, dan mereka akan datang dan melantunkan puji-pujian dan mengelilinginya sebagai penghormatan: ‘Dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, semoga orang ini terlahir kembali di alam sengsara, di alam yang buruk, di alam rendah, di neraka.’ Bagaimana menurutmu, Kepala Desa? Karena doa dari kelompok orang itu, karena puji-pujian mereka, karena mereka mengelilinginya sebagai penghormatan, akankah orang itu, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, terlahir kembali di alam sengsara ... di neraka?”

“Tidak, Yang Mulia.”

“Misalkan, kepala desa, seseorang memecahkan kemudian menenggelamkan sekendi ghee atau sekendi minyak ke dalam kolam air yang dalam. Pecahan dan kepingannya akan tenggelam, tetapi ghee atau minyaknya akan terapung. [314] Kemudian sekelompok orang datang bersama dan berkumpul di sekelilingnya, dan mereka berdoa dan melantunkan puji-pujian dan mengelilinginya sebagai penghormatan, dan berkata: ‘Tenggelamlah, ghee atau minyak yang baik!’ bagaimana menurutmu, Kepala Desa? Karena doa dari kelompok orang itu, karena puji-pujian mereka, karena mereka mengelilinginya sebagai penghormatan, akankah ghee atau minyak itu tenggelam?”

“Tidak, Yang Mulia.”

“Demikian pula, Kepala Desa, jika seseorang yang menghindari pembunuhan ... dan menganut pandangan benar, bahkan walaupun sekelompok orang datang dan berkumpul di sekelilingnya ... tetap saja, dengan hancurnya jasmani, setelah kematian, orang itu akan terlahir kembali di alam yang baik, di alam surga.”

Ketika ini dikatakan, Kepala Desa Asibandhakaputta berkata kepada Sang Bhagavā: “Bagus sekali, Yang Mulia!... Sejak hari ini sudilah Bhagavā mengingatku sebagai seorang umat awam yang telah menerima perlindungan seumur hidup.”

________________

Sumber: http://dhammacitta.org/dcpedia/SN_42.6:_Asibandhakaputta_Sutta
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Cara Merubah Nasib Yang Benar
« Reply #4 on: 08 June 2014, 08:27:37 AM »
Tambahan referensi sutta bahwa kesuksesan duniawi tidak dapat diperoleh dengan doa-doa dan sejenisnya:

AN 5.43
Ittha Sutta
Diharapkan

Perumah tangga Anāthapiṇḍika mendatangi Sang Bhagavā, bersujud kepadanya, dan duduk di satu sisi. Kemudian Sang Bhagavā berkata kepadanya:

“Perumah tangga, ada lima hal ini yang diharapkan, diinginkan, disukai, dan jarang diperoleh di dunia ini. Apakah lima ini? Umur panjang, perumah tangga, adalah diharapkan, diinginkan, disukai, dan jarang diperoleh di dunia ini. Kecantikan … Kebahagiaan … Kemasyhuran … alam surga adalah diharapkan, diinginkan, disukai, dan jarang diperoleh di dunia ini. Ini adalah kelima hal yang diharapkan, diinginkan, disukai, dan jarang diperoleh di dunia ini.<1022>

“Kelima hal ini, perumah tangga, yang diharapkan, diinginkan, disukai, dan jarang diperoleh di dunia ini, Aku katakan, tidak dapat diperoleh melalui doa-doa atau aspirasi-aspirasi. Jika kelima hal ini yang diharapkan, diinginkan, disukai, dan jarang diperoleh di dunia ini dapat diperoleh melalui doa-doa [48] atau aspirasi-aspirasi, siapakah yang akan kekurangan sesuatu?

(1) “Perumah tangga, siswa mulia yang menginginkan umur panjang seharusnya tidak berdoa demi umur panjang atau bersenang-senang di dalamnya atau [secara pasif] merindukannya.<1023> Seorang siswa mulia yang menginginkan umur panjang harus mempraktikkan jalan yang megarah pada umur panjang.<1024> Karena ketika ia mempraktikkan jalan yang mengarah pada umur panjang, hal itu mengarah pada diperolehnya umur panjang, dan ia memperoleh umur panjang apakah surgawi atau pun manusiawi.

(2) “Perumah tangga, siswa mulia yang menginginkan kecantikan … (3) … yang menginginkan kebahagiaan … (4) … yang menginginkan kemasyhuran seharusnya tidak berdoa demi kemasyhuran atau bersenang-senang di dalamnya atau [secara pasif] merindukannya. Seorang siswa mulia yang menginginkan kemasyhuran harus mempraktikkan jalan yang megarah pada kemasyhuran. Karena ketika ia mempraktikkan jalan yang mengarah pada kemasyhuran, hal itu mengarah pada diperolehnya kemasyhuran, dan ia memperoleh kemasyhuran apakah surgawi atau pun manusiawi.

(5) “Perumah tangga, siswa mulia yang menginginkan surga seharusnya tidak berdoa demi surga atau bersenang-senang di dalamnya atau [secara pasif] merindukannya. Seorang siswa mulia yang menginginkan surga harus mempraktikkan jalan yang megarah menuju surga. Karena ketika ia mempraktikkan jalan yang mengarah menuju surga, hal itu mengarah pada diperolehnya surga, dan ia memperoleh surga.”<1025>

   Bagi seseorang yang menginginkan umur panjang, kecantikan, kemasyhuran,<1026>
   Pengakuan, surga, keluarga-keluarga mulia,
   Dan kesenangan luhur
   Mengikuti secara berturut-turut,
   Para bijaksana memuji kewaspadaan
   Dalam melakukan perbuatan-perbuatan berjasa. [49]

   Dengan menjadi waspada, orang-orang bijaksana
   Aman dalam kedua jenis kebaikan:
   Kebaikan dalam kehidupan ini,
   Dan kebaikan dalam kehidupan mendatang.
   Dengan memperoleh kebaikan,<1027> yang teguh
   Disebut seorang yang memiliki kebijaksanaan.

Sumber: http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23950.msg438293.html#msg438293
« Last Edit: 08 June 2014, 08:30:33 AM by Shinichi »
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Cara Merubah Nasib Yang Benar
« Reply #5 on: 08 June 2014, 09:52:25 AM »

Buatlah yang serupa seperti ini dengan fotocopy/diketik/salinlah kembali 41 lembar, dalam 10 hari anda akan mendapatkan rahmat dari Dewi Kwan Im, tentu saja akan ada orang yang merasakan manfaatnya, maka niat baik anda akan membawakan pahala yang sangat besar.

copy paste di hitung ga? 1x copas di hitung 1 lembar atau gimana?
...

Offline btj

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 183
  • Reputasi: 5
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Cara Merubah Nasib Yang Benar
« Reply #6 on: 08 June 2014, 01:26:32 PM »
Sepertinya surat ini sudah mengalami revisi.
Saya pernah membaca yang satu lagi lebih "menyeramkan", ada "ancamannya" jika tidak mengindahkan/menyebarkan surat ini jika diterima.

Ngomong-ngomong kenapa musti dicopy sebanyak 41x?
Jikalau melebihi target (lebih dari 41 lembar) apakah bisa menimbulkan efek samping?
Mengingat ini forum kan berisi ratusan atau mungkin ratusan ribu anggota.
Apakah hitungnya peranggota yang membaca surat ini dihitung 1 lembar atau gimana?

Soalnya saya khawatir TS tidak mengikuti "aturan pakainya" sehingga bukannya mendapatkan manfaatnya tapi justru mendapatkan hal yang tidak diinginkan, salah satu indikasi tidak menguntungkan yang saya lihat adalah reputasinya langsung -1 begitu surat ini diposting dan hari ini sudah menurun lagi menjadi -2.
Ini sepertinya ada yang salah, entah suratnya entah ritual penyebarannya yang keliru?

 

anything