[at] Bro Markos
Thx atas penjelasannya. Tapi aparapara cetana itu kok saya melihatnya seperti kenangan dan kemelekatan, bukannya kehendak...
Bro Markos mengatakan cetana yang paling berpengaruh dalam kamma adalah aparapara, jadi itu ibarat kekuatan pikiran yah?
Mohon penjelasannya kembali...
cetana utk merenungkan bahagianya kita saat berdana, bro....
itu yg menjadi inti dari metta bhavana....... merenungkan perasaan berbahagia
Kembali ke konsep :
- paham lain : Outside In
- buddhism : Inside Out
Jadi bisa menjadi objek kemelekatan jika yg dilakukan adalah :
1. memikirkan
2. objeknya adalah perbuatan, objek yg diberikan, atau penerimanya.
Sedangkan objek perenungan jika yg dilakukan adalah :
1. merenungkan
2. objeknya adalah rasa bahagia saat melakukan kusala kamma
Bukan kekuatan pikiran sih bro...... lebih tepatnya trend batin.
Batin itu seperti kecepatan dan percepatan dalam ilmu fisika, yg dijelaskan dengan hukum kelembaman Newton
Benda yg diam, akan cenderung utk terus diam
Benda yg bergerak, akan bergerak dengan percepatan
Demikian juga batin
Jika sudah biasa akusala maka cenderung utk akusala terus menerus.
Itu kenapa, rasanya "menyakitkan" jika mau diubah ke kondisi kusala dengan melakukan sila, samadhi
Tapi jika kita melihat org yg sudah biasa dalam kondisi kusala, dia akan sulit utk melakukan hal yg akusala
semoga bisa bermanfaat bagi kita semua yah