//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Dampak Negatif Susu Kedelai Yang Tidak Diketahui  (Read 6606 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dewi_go

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.848
  • Reputasi: 69
  • Gender: Female
Dampak Negatif Susu Kedelai Yang Tidak Diketahui
« on: 10 August 2010, 06:41:06 PM »
Dampak Negatif Susu Kedelai Yang Tidak Diketahui

Oleh : dr. Indiradewi Hestinignsih

Tahukah Anda? Susu kedelai bermanfaat jika produk kedelai telah terfermentasi.
Namun ”tidak” bermanfaat jika produk tersebut adalah non-fermentasi.

The Cancer Council of New South Wales, Australia telah memperingatkan penderita kanker untuk menghindari makanan yang berbahan dasar kedelai. Peringatan tersebut dilatarbelakangi oleh karena kedelai non-fermentasi akan mempercepat pertumbuhan kanker.

Produk kedelai terbagi menjadi 2 jenis, yakni produk yang terfermentasi adalah tempe, kecap, miso, natto dan kecambah kedelai. Dilain sisi terdapat produk NON-FERMENTASI seperti misalnya tahu dan susu kedelai, dan lainnya,

Pada produk kacang kedelai yang non-fermentasi terdapat kandungan zat yang diyakini membawa dampak buruk dan perlu diperhatikan, diantaranya seperti:

Kanker Tiroid
A) Goitrogen – komponen yang mengganggu fungsi tiroid, dapat menyebabkan hypotiroid dan juga beresiko menyebabkan kanker tiroid. Untuk terjadi kanker, tergantung banyaknya dan usia.

Berdasarkan Soy Online Service, bayi seharusnya tidak mengonsumsi kedelai sama sekali. Bagi orang dewasa, hanya dengan 30 mg isoflavone (termasuk komponen goitrogen) per hari cukup mengganggu fungsi tiroid. Takaran isoflavon yang perlu diwaspadai ini ada pada 5-8 ons susu kedelai.

B) Asam Phytic – Kedelai mengandung asam Phytic, yaitu asam yang dapat menghalangi penyerapan mineral seperti misalnya zat besi, kalsium, tembaga, dan terutama seng dalam saluran pencernaan.

Gangguan penyerapan mineral dalam saluran pencernaan.

Seng dibutuhkan untuk perkembangan dan fungsi otak serta sistem syaraf. Juga berperan penting dalam mengendalikan mekanisme kadar gula darah sehingga melindungi dari diabetes serta menjaga kesuburan.

Pada proses fermentasi kandungan asam phytic ini jauh berkurang sampai pada level aman untuk segala umur.

C) Penghambat Trypsin – mengurangi kemampuan untuk mencerna protein. Pemberian produk kedelai yang non-fermentasi pada bayi dan anak secara teratur akan mengganggu pertumbuhannya. Kacang-kacangan lain yang memiliki kandungan penghambat trypsin yang tinggi adalah kacang lima.

Gangguan pertumbuhan

D) Nitrat – bersifat karsinogen (penyebab kanker), terbentuk pada saat pengeringan, dan zat beracun lysinoalanin terbentuk selama proses alkalin.
Berbagai macam zat aditif buatan, terutama MSG (zat aditif yang merusak sel syaraf) telah ditambahkan pada produk kedelai untuk menyamarkan “aroma kacang”nya yang kuat dan memberikan rasa mirip daging.

E) Phytoestrogen – Biasanya dipakai untuk membantu mengurangi efek produksi estrogen yang rendah dalam tubuh, kini ditemukan sebagai faktor penyebab kanker payudara dan leukemia pada anak.

Sel Kanker

F) Aluminum – Dari beberapa penelitian telah diketahui adanya hubungan antara keberadaan aluminium dengan penyakit Alzheimer. Tapi tahukah Anda bahwa susu kedelai mengandung aluminium 11 kali (1100 persen) lebih banyak dibandingkan susu formula biasa?!

G) Mangan – Produk formula kedelai memiliki kandungan mangan berlebih bagi tubuh kita. Mangan dalam tingkat kecil sangat kita butuhkan untuk membantu sel tubuh kita mengumpulkan energi. Tapi jika berlebih, mangan bisa menyebabkan kerusakan otak seperti pada penyakit Parkinson.

Tingkat kandungan mangan di tiap susu bayi berbeda-beda, yaitu:

* ASI mengandung 4-6 mcg/L.
* Susu formula bayi biasa (dari sapi) mengandung 30-50 mcg/L.
* Susu formula kedelai mengandung 200-300 mcg/L!!!

H) Terlalu Banyak Omega-6. Produk kedelai non-fermentasi mengandung kandungan
Omega-6 yang lebih banyak dibandingkan Omega-3. Ketidakseimbangan rasio antara
Omega-3 dengan Omega-6 akan membuat kita rentan terkena penyakit kanker, diabetes, penyakit jantung, arthritis, asma, hiperaktif, dan depresi.

Dampak Bagi Anak Laki-Laki
“Pubertas dini (yang disebabkan oleh produk kedelai) bisa meningkatkan resiko anak laki-laki menderita kanker testicular di saat menjelang dewasa, karena telah terpapar berbagai hormone seks terus menerus,” ujar Marcia Herman-Giddens , peneliti dari University of North Carolina.

Kandungan berlebih isoflavon memiliki sifat feminisasi, yang akan MENGAKIBATKAN UKURAN KELAMIN BAYI LAKI-LAKI JADI LEBIH KECIL DAN KECENDERUNGAN GENETIKA YANG MENGARAH KE HOMOSEKSUALITAS. Beberapa ahli mempersalahkan pengkonsumsian susu formula bayi sebagai salah satu faktor kecenderungan genetika anak laki-laki menjadi seperti perempuan.

Dampak Bagi Anak Perempuan
Produk formula kedelai mengandung tingkat hormon sebanyak 240 kali lebih tinggi dibandingkan ASI!

Anak-anak perempuan yang memasuki masa pubertas akan beresiko besar menderita kanker payudara dan juga kista rahim jika mengalami gangguan tiroid karena rutin mengonsumsi produk kedelai non-fermentasi.

Dampak Bagi Wanita Muda
Disamping itu juga didapati bahwa dua gelas susu kedelai sehari dalam satu bulan penuh, mengandung cukup komponen kimiawi yang dapat mengganggu siklus menstruasi wanita. Para wanita yang memakai pil-pil kontrasepsi lebih sering mudah marah-marah seiring adanya gangguan hormonal. Hanya dengan 100 gr dari produk kedelai, mengandung komponen estrogenik yang sama dengan satu pil kontrasepsi.

Dampak Bagi Pria Dewasa
phytoestrogen kedelai menghambat enzim yang dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan hormone testoteron (hormone pria).

Penelitian terhadap pejantan hewan-hewan juga telah banyak dilakukan, baik dari belalang sampai dengan cheetah. Dari penelitian-penelitian tersebut didapati bahwa kedelai mengakibatkan para pejantan ini kurang percaya diri, kurang agresif, hasrat seksual menurun, dan jumlah sperma pun berkurang.

Dampaknya pada manusia terlihat lebih lambat daripada pada hewan. Tapi tetap saja berdampak negatif jika kedelai secara rutin diberikan pada pria.[](IND/DA)
Sweet things are easy 2 buy,
but sweet people are difficult to find.
Life ends when u stop dreaming, hope ends when u stop believing,
Love ends when u stop caring,
Friendship ends when u stop sharing.
So share this with whom ever u consider a friend.
To love without condition... ......... .........

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Dampak Negatif Susu Kedelai Yang Tidak Diketahui
« Reply #1 on: 10 August 2010, 06:59:39 PM »
Weeew...ternyata..padahal selama ini di anggap menyehatkan...
...

Offline dewi_go

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.848
  • Reputasi: 69
  • Gender: Female
Re: Dampak Negatif Susu Kedelai Yang Tidak Diketahui
« Reply #2 on: 10 August 2010, 07:32:46 PM »
paman ku yang dokter juga dah pernah bilang kalo kacang kedelai ga diolah dengan benar bukannya menyehatkan lho malah buat sakit
Sweet things are easy 2 buy,
but sweet people are difficult to find.
Life ends when u stop dreaming, hope ends when u stop believing,
Love ends when u stop caring,
Friendship ends when u stop sharing.
So share this with whom ever u consider a friend.
To love without condition... ......... .........

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Dampak Negatif Susu Kedelai Yang Tidak Diketahui
« Reply #3 on: 10 August 2010, 10:11:48 PM »
Source link please ..

gw agak bingung dengan point A. Judulnya mengenai Goitrogen, tapi di pembahasannya lebih mengarah ke isoflavone. Dan isoflavone yang dibahas tak lain tentunya adalah Genistein bukan?
Dan genistein sebenarnya dengan dosis yang tepat membantu dalam memerangi cancer.

Dan untuk anda ketahui, mengenai aktivitas penyebab kanker masih simpang siur, belum ada uji / penelitian yang bisa dipegang kebenaran datanya. Cancer Council hanya menyarankan hindari soy ini untuk wanita yang dengan riwayat breast cancer / cancer yang terkait dengan hormonal wanita karena struktur phytoestrogen dari keledai mirip dengan estrogen pada wanita. Dan bukan penderita kanker secara umum.

 
Quote from: Cancer Council New South Wales
What are phytoestrogens and where are they found?

Phytoestrogens are compounds found in plants that may act like oestrogen when consumed. Foods high in phytoestrogens include soy products (soy milk, tofu, tempeh and soy yoghurt), flaxseed, legumes and whole grains. The phytoestrogens in soy foods are also known as isoflavones.

As phytoestrogens have a very similar structure to the body's own oestrogen, this means phytoestrogens can bind to oestrogen receptors. The effects of phytoestrogens on the body are not fully understood, it is believed that phytoestrogens may act like weak oestrogen in some situations, but also block the actions of oestrogen in other situations.
Do phytoestrogens and soy foods protect against breast and prostate cancer?

As phytoestrogens have the ability to interact with the actions of sex hormones, phytoestrogens have become a topic of interest for the possible prevention of hormonal cancers. High levels of sex hormones (oestrogen in women and androgens in men) over a person's lifetime are believed to be associated with an increased risk of hormonal cancers such as breast and prostate cancer.

Lower rates of breast and prostate cancer in some Asian countries, where soy is very common in the diet, have led scientists to investigate if there is a link between eating soy foods and protection against breast and prostate cancer. It is important to remember that people in these countries also differ from Australians in many other aspects of their diets; for example, they eat more vegetables and fish, and less meat. They may also have different risks for these cancers because of genetic factors. So it is not completely clear whether it is the soy in the diet, or some other factor, that is responsible for the lower rates of cancer in these countries.

Animal and test tube studies do support an anti-cancer effect. Overall in large studies on people it seems like a high consumption of soy foods may lower the risk of breast and prostate cancers, but only a little. There is no association between soy foods and the risk of other types of cancers.

More studies are needed to examine if phytoestrogens have a protective effect against breast and prostate cancer. From the current evidence, it is believed that a moderate consumption of soy foods (eg 1-2 serves of soy foods/day) along with an overall healthy eating plan is unlikely to have adverse effects. This is consistent with Cancer Council's recommendations and dietary guidelines to eat a diet rich in plant foods.

There is no evidence supplements that contain high doses of soy or soy isoflavones are effective in preventing cancer, and are therefore not recommended.
Should women with breast cancer eat soy foods?

It is not clear if eating a diet high in phytoestrogens is safe for women who have breast cancer. Tamoxifen is a common treatment for women with oestrogen receptor positive breast cancer. Tamoxifen works by blocking the actions of oestrogen, and therefore stopping or reducing tumour growth.

For women with oestrogen receptor positive breast cancer who are taking tamoxifen, it is still unclear whether eating soy foods or taking soy supplements will block or enhance the actions of tamoxifen. The results of scientific studies are contradictory, and unfortunately there are no clinical trials to definitively answer this question. A moderate consumption of soy foods, as part of an overall healthy eating plan, is unlikely to have any harmful effects.
Should women with breast cancer take soy supplements?

Supplements that contain high doses of soy or soy isoflavones have not been tested for safety in women who have breast cancer or who are taking tamoxifen. The best advice is to eat soy foods in moderation as part of an overall healthy eating pattern, and not to suddenly increase the amount of soy phytoestrogens in the diet. Cancer Council recommends that women with breast cancer avoid soy and phytoestrogen supplements.
What can women with breast cancer do to improve their health?

Research is underway looking at the types of eating patterns that are protective for women who have had breast cancer. Evidence is starting to emerge that maintaining a healthy weight by eating a low-fat diet with plenty of fruit and vegetables and being physically active can improve survival and the overall health of breast cancer survivors. For more information go to http://www.cancercouncil.com.au/editorial.asp?pageid=1982

Dan untuk penyebab kanker, yang baru saya tahu adalah kanker pankreas itu pun baru diuji secara praklinis pada tikus dengan bahan tepung soya yang raw. tapi tidak tampak aktivitas ini pada produk olahan tepung ini..

Quote from: Journal Gabapentin
Gabapentin induces pancreatic acinar cell tumors in rats through unknown, yet apparently nongenotoxic mechanisms. The primary objective of this study was to determine whether gabapentin acts as a tumor promoter by stimulating acinar cell proliferation in rat pancreas. To this end, indices of pancreatic growth, including increased pancreatic weight, stimulation of acinar cell proliferation, and/or enhanced expression of immediate-early oncogenes were monitored in rats given gabapentin in the diet at 2 g/kg/day for up to 12 months. Rats fed raw soy flour (RSF), a known inducer of pancreatic acinar cell tumors through cholecystokinin-mediated mitogenic stimulation, were used throughout as positive controls. In addition, recent data suggests that gabapentin binds to the {alpha}2{delta} subunit of a voltage-gated, L-type calcium channel. Because signaling pathways for proliferative processes in pancreatic acinar cells involve intracellular calcium mobilization, the effects of gabapentin on intracellular calcium mobilization ([Ca2+]i) and 3H-thymidine incorporation were investigated in pancreatic acinar cells isolated from normal rat pancreas and in the AR42J rat pancreatic tumor cell line. As indicated by BrdU labeling indices, acinar cell proliferation increased 3-fold by Day 3 of RSF treatment and remained slightly greater than controls throughout the experiment. Pancreatic weights of RSF-fed rats were 32 to 56% greater than controls throughout the experiment. In contrast, gabapentin had no effect on pancreatic weight or acinar cell labeling index, and therefore had no apparent effect on pancreatic growth. In isolated pancreatic acinar cells, however, gabapentin induced mobilization of intracellular calcium and caused a slight increase in 3H-thymidine incorporation. The data suggest that gabapentin may possess low level mitogenic activity, which is not easily detectable in in vivo assays.
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline DesyWaty

  • Sebelumnya: DesyBenny
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 225
  • Reputasi: 10

 

anything