//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Perbuatan yang Menyebabkan Tiga Puluh Dua Tanda Besar  (Read 2605 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Perbuatan yang Menyebabkan Tiga Puluh Dua Tanda Besar
« on: 08 April 2010, 10:56:04 PM »
Karena disebutkan dalam Jin�lanuk�ra Tik� bahwa hanya penjelasan yang berhubungan dengan empat hal, yaitu (1) kamma, (2) kamma-sarikkhaka, (3) lakkhana, dan (4) lakkhan�nisamsa, dari masing-masing tiga puluh dua tanda-tanda utama yang dijelaskan dengan baik, makna dari empat hal inilah yang akan dijelaskan berikut ini.

Dari empat hal ini, (1) kamma artinya unsur kebajikan yang dilakukan pada masa lampau yang bertujuan untuk mencapai Kebuddhaan, yang menyebabkan munculnya tanda-tanda utama tersebut; (2) kamma-sarikkhaka artinya kekuatan dari tanda-tanda tersebut sehubungan dengan kammanya; (3) lakkhana artinya masing-masing dari tiga puluh dua tanda ini seperti telapak kaki yang rata dan seratus delapan gambar pada telapak kaki, dan lain-lain yang diperoleh dalam kehidupan terakhirnya sehubungan dengan kebajikan masa lampau; dan (4) lakkhan�nisamsa artinya akibat tidak langsung dari kebajikan masa lampau yang menyebabkan munculnya tanda-tanda utama tersebut.

(Misalnya, Bodhisatta mengumpulkan jasa-jasa kebajikan selama kehidupan-kehidupan lampaunya dengan teguh dan mantap yang tidak dapat dihalang-halangi atau dihancurkan oleh makhluk lain. Karena kumpulan jasa ini, ia menikmati kenikmatan surgawi yang melebihi makhluk-makhluk lain dalam sepuluh hal. Ketika ia terlahir sebagai manusia, ia memperoleh tanda berupa telapak kaki yang rata bagaikan telapak sepatu emas. Dengan telapak kaki seperti ini, ia dapat berdiri dan berjalan dengan mantap; tidak seorang pun, apakah dewa atau manusia atau brahm� yang dapat menggoyahkannya. Kebajikan ini juga memberikan akibat lain: ia tidak tergoyahkan oleh kotoran-kotoran batin seperti keserakahan, kebencian, dan kebodohan dan juga oleh dua jenis kotoran eksternal: yang melawannya secara terang-terangan dan yang melawannya secara sembunyi-sembunyi.)

Di sini, kelompok kebajikan masa lalu yang ia lakukan dengan teguh dan mantap yang tidak dapat dihalang-halangi atau dihancurkan oleh makhluk lain adalah (1) kamma. Telapak kaki yang rata sebagai tanda dari kebajikan-kebajikannya pada masa lampau adalah (3) lakkhana. Kemampuannya untuk berdiri dan berjalan dengan mantap adalah (2) kamma-sarikkhaka. Kemampuan yang melekat pada tanda ini, yang membentuk akibat, dengan kekuatan yang melekat pada kebajikan yang bertindak sebagai penyebab; sifat yang melekat ini disebut kamma-sarikkhaka (sifat yang sesuai dengan kamma). Bagaikan membawa sebuah kendi yang penuh berisi air sama dengan membawa air di dalam kendi, demikian pula membicarakan mengenai tanda-tanda dan kekuatannya sama dengan membicarakan kekuatan tersebut. Oleh karena itu penjelasan dari lakkhana dan penjelasan dari kamma-sarikkhaka terlihat mirip satu sama lain dalam Komentar Lakkhan� Sutta dari P�thika Vagga Atthakath�. Usaha yang teguh dan mantap, yang diterapkan pada tindakan melakukan perbuatan baik di kehidupan lampau, menyebabkan Bodhisatta tidak hanya memiliki telapak kaki yang rata, tetapi juga menyebabkan akibat-akibat tidak langsung lainnya, yaitu kemampuan untuk mempertahankan diri dari serangan musuh-musuhnya dari dalam maupun dari luar dirinya; akibat-akibat langsung maupun tidak langsung ini adalah (4) lakkhan�samasa

(Sekarang, sehubungan dengan tanda-tanda utama Bodhisatta, perbuatan-perbuatan pada masa lampau yang menjadi penyebab dan hal-hal lainnya akan dijelaskan secara singkat yang dikutip dari Lakkhana Sutta, Tipitaka, dan sumber-sumber lain dalam bahasa yang mudah dimengerti.)

Telapak Kaki yang Rata

(1) Bodhisatta telah melakukan kebajikan-kebajikan selama kehidupan-kehidupan lampau-Nya dengan teguh dan mantap yang tidak dapat dihalang-halangi atau dihancurkan oleh makhluk lain. Karena jasa-jasa ini, Ia menikmati kenikmatan surgawi yang melebihi makhluk-makhluk lain dalam sepuluh hal: umur panjang, kecantikan, kebahagiaan, kekuasaan, pengikut, objek indra yang berlimpah di alam surga seperti pemandangan indah, suara merdu, wangi-wangian, rasa lezat, dan sentuhan-sentuhan yang menyenangkan; di alam manusia, Ia memperoleh tanda berupa �telapak kaki yang rata bagaikan sepatu emas�. Karena Ia memiliki tanda ini, jika Ia memilih untuk tetap menjadi perumah tangga Ia akan menjadi raja dunia (cakkavatti) yang memiliki tujuh pusaka dan memerintah di empat benua seperti pada waktu terlahir sebagai Mah�sudassana Cakkavatti; dan sebagai akibat tidak langsungnya,Ia akan terbebas dari bahaya yang berasal dari musuh-musuh-Nya.

Jika Ia melepaskan keduniawian, seperti pada kelahiran terakhir-Nya sebagai Pangeran Siddhattha, Ia mencapai Kemahatahuan dan mencapai Pencerahan Sempurna, Raja Tiga Alam; dan akibat tidak langsungnya adalah akibat ini tidak dapat dihentikan atau diancam oleh musuh-musuh internal kotoran batin seperti keserakahan, kebencian, dan kebodohan, dan oleh musuh eksternal seperti petapa, brahmana, dewa, M�ra atau brahm� yang menentang-Nya secara terang-terangan atau secara sembunyi-sembunyi.

Seratus Delapan Lingkaran Bergambar di Telapak Kaki

(2) Selama banyak kehidupan pada masa lampau, Bodhisatta telah melayani makhluk-makhluk lain demi kesejahteraan mereka. Ia melenyapkan rasa takut dari mereka yang ketakutan. Ia melakukan d�na beserta pemberian-pemberian lainnya. (Misalnya, sewaktu Ia mendanakan jubah dan pakaian Ia juga sekaligus mendanakan makanan sebagai d�na tambahan kepada penerima d�na-Nya; Ia juga mempersilakan mereka duduk, menghormati dengan bunga dan wangi-wangian dan menyajikan minuman. Kemudian, Ia mengucapkan tekad untuk menjalani s�la dan bertekad untuk mencapai Kemahatahuan. Setelah itu, barulah Ia menyerahkan jubah dan pakaian dengan penuh hormat.

Demikianlah Bodhisatta memberikan d�na utama dan d�na tambahan.) Sebagai akibat dari kebajikan itu, Ia menikmati kebahagiaan surgawi yang melebihi semua dewa-dewa lain dalam sepuluh hal seperti yang telah dijelaskan di atas; terlahir di alam manusia Ia memiliki tanda nomor 2 berupa seratus delapan lingkaran bergambar di telapak kaki-Nya. Karena Ia memiliki tanda ini, jika Ia memilih untuk tetap sebagai perumah tangga, Ia akan menjadi raja dunia; dan sebagai akibat tidak langsungnya, Ia juga akan memiliki banyak pengikut yang terdiri dari para brahmana, orang-orang kaya, dan lain-lain; jika Ia melepaskan keduniawian saat menjadi Pangeran Siddhattha, Ia akan menjadi seorang Buddha Yang Mahatahu; dan sebagai akibat tidak langsungnya, Ia memiliki banyak pengikut yang terdiri dari para bhikkhu, bhikkhuni, siswa-siswa awam laki-laki dan perempuan, para dewa, manusia, asura, n�ga dan gandhabba.

Di sini, perbuatan d�na yang disertai pemberian tambahan dalam banyak kehidupan lampaunya adalah (1) kamma. Kemampuan gambar pada telapak kaki yang sempurna seolah-olah menunjukkan, �Agar dewa dan manusia mengetahui bahwa Bodhisatta telah melakukan kebajikan d�na yang disertai dengan d�na tambahan� adalah (2) kamma-sarikkhaka. Tanda pada telapak kaki adalah (3) lakkhana. Pengikut yang banyak (4) lakkhan�nisamsa.

Tumit yang Menonjol, Jari-jemari Tangan dan Kaki yang Panjang dan Tubuh yang Tegak

(3) Dalam banyak kehidupan lampaunya, Bodhisatta menjauhkan diri dari pembunuhan. Tidak pernah Ia memegang senjata dengan tujuan untuk membunuh. Ia hidup dalam cinta kasih dan welas asih, memelihara kesejahteraan makhluk lain. Sebagai akibat dari kebajikan ini, Ia menikmati kebahagiaan surgawi yang melebihi semua dewa-dewa lain dalam sepuluh hal; terlahir sebagai manusia, Ia memiliki tiga tanda utama; no. 3 tanda tumit-Nya yang menonjol, no. 4 jari-jemari tangan dan kaki yang panjang, no. 5 tubuh yang tegak, jika Ia memilih untuk tetap sebagai perumah tangga, Ia akan menjadi raja dunia; dan sebagai akibat tidak langsungnya, Ia akan berumur panjang hingga akhir umur kehidupan manusia pada waktu itu; tidak seorang pun yang dapat melukai-Nya (atau membunuh-Nya).

Jika melepaskan keduniawian seperti pada kelahiran terakhir-Nya sebagai Pangeran Siddhattha, Ia akan menjadi seorang Buddha Yang Mahatahu; dan sebagai akibat tidak langsungnya, Ia akan hidup hingga empat perlima dari umur kehidupan manusia waktu itu; tidak satu makhluk pun, baik petapa, brahmana, dewa, M�ra, atau brahm�, mampu mengancam kehidupan-Nya (atau membunuh-Nya).

Empat Harta Buddha yang Tidak Dapat Diganggu

Ada empat harta seorang Buddha yang tidak dapat diganggu oleh makhluk lain, yaitu:
(1) empat kebutuhan yang diperuntukkan dan dibawa untuk-Nya,
(2) kehidupan-Nya,
(3) tanda-tanda-Nya, dan
(4) cahaya-Nya
(Buddhavamsa Atthakath� Vol. 2).
atau,
(1) segala benda yang berhubungan dengan empat kebutuhan yang dibawa untuk-Nya,
(2) kehidupan-Nya,
(3) delapan puluh tanda-tanda kecil dan cahaya tubuh-Nya, (cahaya bulan, matahari, dewa, dan brahm� tidak mampu menandingi cahaya tubuh Buddha), dan
(4) kemahatahuan-Nya
(Vinaya P�r�jika-kanda Atthakath�, Vol. 1)
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Perbuatan yang Menyebabkan Tiga Puluh Dua Tanda Besar
« Reply #1 on: 08 April 2010, 10:56:43 PM »
Kamma, Kamma-sarikkhaka, dan Lain-lain dari Tanda-tanda di Atas

Sehubungan dengan tiga tanda-tanda yang telah dijelaskan di atas, (1) kamma adalah menjauhkan diri dari pembunuhan, (2) kamma-sarikkhaka adalah kemampuan dari bentuk dan panjang dari tumit, jari-jemari tangan dan kaki serta tubuh yang tegak untuk menjelaskan makna dari tanda ini. Penjelasannya: mereka yang melakukan pembunuhan biasanya mendekati korbannya dengan berjingkat-jingkat agar langkah kakinya tidak terdengar.

Akibatnya, ketika terlahir sebaga manusia, beberapa dari mereka memiliki kaki yang melengkung ke dalam seperti busur, beberapa melengkung keluar, beberapa memiliki telapak yang melengkung, beberapa memiliki jari-jemari kaki yang bengkok, dan yang lain lagi memiliki tumit yang bengkok; seolah-olah tanda-tanda ketidaksempurnaan ini mengatakan, �Biar semua orang tahu perbuatan membunuh yang kulakukan dengan berjingkat-jingkat,� tetapi Bodhisatta memiliki tanda berupa tumit yang bulat dan panjang seolah-olah mengatakan �Biar semua orang tahu bahwa aku tidak pernah membunuh yang dilakukan sambil berjingkat-jingkat.� Demikian pula, mereka yang ingin membunuh mendekati korbannya dengan membungkuk-bungkuk agar tidak terlihat oleh orang lain. Sebagai akibatnya, sewaktu mereka terlahir kembali sebagai manusia, beberapa memiliki tubuh yang bungkuk, beberapa pendek dan gemuk, beberapa pincang, seolah-olah tanda-tanda ketidaksempurnaan ini mengatakan, �Biar semua orang tahu perbuatan membunuh yang kulakukan dengan membungkuk-bungkuk.� Bodhisatta memiliki tubuh yang tegak sempurna seperti brahm�, sebuah tanda manusia luar biasa; seolah-olah mengatakan, �Biar semua orang tahu bahwa aku tidak pernah membunuh, yang dilakukan sambil membungkuk-bungkuk.� Demikian pula, mereka yang ingin membunuh, memegang senjata, misalnya sebuah pentungan, dan memukul korbannya sampai mati.

Akibatnya, sewaktu menjadi manusia, mereka memiliki lengan yang pendek, jari-jemari yang bengkok dan tidak terlihat jelas karena jari-jemari tangannya saling menempel satu sama lain serta rata dengan telapak tangannya seolah-olah mengatakan, �Biar semua orang tahu kejahatan mereka.� Sebaliknya, Bodhisatta memiliki lengan yang panjang dan jari-jemari yang indah, sebuah tanda seorang manusia luar biasa, seolah-olah mengatakan, �Biar semua dewa dan manusia tahu bahwa ia tidak pernah membunuh dengan pentungan dalam genggaman tangan-Nya.� Kemampuan tanda-tanda ini untuk menjelaskan makna umur panjang disebut kamma-sarikkhaka. Tiga tanda utama ini�tumit yang panjang, jari-jemari tangan dan kaki yang panjang dan tubuh yang tegak�adalah (3) lakkhana. Hidup selama umur kehidupan pada waktu itu adalah (4) lakkhan�nisamsa.


Daging yang Penuh di Tujuh Bagian Tubuh-Nya

(4) Dalam banyak kehidupan lampaunya, Bodhisatta memberikan makanan-makanan lezat seperti kue-kue, mentega, nasi susu, dan lain-lain. Sebagai akibat dari kebajikan ini, ia menikmati kebahagiaan surgawi seperti sebelumnya; saat terlahir sebagai manusia ia memiliki tanda utama no. 16 yaitu daging yang penuh di tujuh bagian dari tubuhnya, yaitu kedua kura-kura kaki, kedua punggung tangan, kedua bahu dan leher. Karena Ia memiliki tanda ini, jika Ia memilih untuk tetap menjadi perumah tangga, Ia akan menjadi raja dunia. Jika Ia melepaskan keduniawian, Ia akan menjadi Buddha Yang Mahatahu. Dan sebagai akibat tidak langsungnya, Ia akan menerima banyak makanan lezat baik dalam bentuk padat maupun cair untuk dinikmati, dimakan ataupun diminum.

Di sini, kebajikan memberikan makanan lezat selama masa lebih dari seratus ribu kappa adalah (1) kamma. Kemampuan dari tanda berupa daging yang penuh dan padat di tujuh bagian tubuh-Nya seolah-olah mengatakan, �Biar dewa dan manusia tahu bahwa Bodhisatta telah melakukan kebajikan memberikan makanan-makanan lezat, dan lain-lain dalam kehidupan-kehidupan lampau-Nya yang menjadi penyebab dari apa yang Ia miliki dalam kehidupan sekarang,� yaitu (2) kamma-sarikkhaka. Daging yang penuh di tujuh bagian tubuh-Nya adalah (3) lakkhana. Menerima banyak makanan lezat adalah (4) lakkhan�nisamsa.

Tangan dan Kaki yang Halus dan Lembut Mirip Jaring Emas

(5) Dalam banyak kehidupan lampaunya, Bodhisatta banyak membantu makhluk-makhluk lain dengan empat objek pendukung (Sangahavatthu). Kepada mereka yang senang akan benda-benda, ia membantu mereka dengan memberikan (d�na); kepada mereka yang memerlukan kata-kata hiburan, ia membantu dengan memberikan kata-kata yang manis (piyav�c�) sebuah Sangahavatthu yang lain; kepada mereka yang memerlukan naiahat-nasihat, ia membantu dengan memberikan nasihat-nasihat atau tindakan (atthacariy�), Sangahavatthu (ketiga), dengan mengatakan, �Inilah yang harus dilakukan,� �Hal ini tidak boleh dilakukan,� �Orang-orang seperti ini harus bergaul dengan�,� �Orang seperti ini tidak boleh bergaul dengan�,� dan seterusnya. Mereka yang senang diperlakukan sama baik dalam hal kemakmuran maupun kemiskinan, Ia membantu dengan memperlakukan mereka dengan sederajat (sam�nattat�), Sangahavatthu (keempat). Sebagai akibat dari kebajikan ini, Ia menikmati kebahagiaan surgawi seperti sebelumnya; saat terlahir sebagai manusia ia memiliki tanda utama no. 5 yaitu tangan dan kaki yang halus dan lembut serta tanda utama no. 6 yaitu tangan dan kaki itu mirip jaring emas. Karena Ia memiliki dua tanda ini, jika Ia memilih untuk tetap menjadi perumah tangga, Ia akan menjadi raja dunia. Jika Ia melepaskan keduniawian, Ia akan menjadi Buddha Yang Mahatahu. Dan sebagai akibat tidak langsungnya, Ia memiliki sekelompok pengikut yang siap melayani-Nya bagaikan tergenggam erat dalam genggaman-Nya.

Di sini, kebajikan dalam hal membantu banyak makhluk dengan empat sangahavatthu dalam banyak kehidupan lampaunya adalah (1) kamma. Mereka yang tidak melakukan kebajikan ini memiliki tangan dan kaki yang kasar dan jari-jemari yang tidak sama panjang. Bodhisatta, memiliki tangan dan kaki yang halus dan lembut; jari-jemari tangan dan kaki-Nya rata dan sama panjang bagaikan jaring emas seolah-olah untuk memberitahukan dewa dan manusia bahwa Ia telah memberikan bantuan kepada banyak makhluk dengan empat Sangahavatthu dalam banyak kehidupan lampaunya. Kemampuan kualitas kehalusan dan kelembutan tangan dan kaki ini dan kerataan jari-jemari ini untuk menjelaskan adalah (2) kamma-sarikkhaka. Kehalusan dan kelembutan tangan dan kaki ini dan jari-jemari yang rata dan sama panjang adalah (3) lakkhana. Memiliki sekelompok pengikut yang siap melayani-Nya bagaikan tergenggam erat dalam genggaman-Nya adalah (4) lakkhan�nisamsa
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Perbuatan yang Menyebabkan Tiga Puluh Dua Tanda Besar
« Reply #2 on: 08 April 2010, 10:57:07 PM »
Pergelangan Kaki yang Agak Tinggi dan Bulu Badan yang Bergelung ke Atas

(6) Dalam banyak kehidupan lampaunya, Bodhisatta telah menjauhkan diri dari ucapan-ucapan yang tidak bermanfaat; Ia hanya mengucapkan kata-kata yang sopan dan bermanfaat untuk saat ini dan masa-masa mendatang. Ia hanya memberikan khotbah Dhamma yang berhubungan dengan Sepuluh Perbuatan Baik yang membawa menuju Pembebasan sams�ra. Dengan memberikan khotbah-khotbah keagamaan kepada banyak orang untuk meningkatkan kemakmuran mereka dengan sepuluh kebajikan, Ia memberikan d�na Dhamma. Sebagai akibat dari kebajikan ini, Ia menikmati kebahagiaan surgawi seperti sebelumnya; saat terlahir sebagai manusia Ia memiliki tanda utama no. 7 yaitu pergelangan kaki yang agak tinggi dan bebas debu dan tanda utama no. 4 yaitu bulu badan yang bergelung ke arah atas. Karena ia memiliki dua tanda ini, jika Ia memilih untuk tetap menjadi perumah tangga, Ia akan menjadi raja dunia. Jika Ia melepaskan keduniawian, Ia akan menjadi Buddha Yang Mahatahu. Dan sebagai akibat tidak langsungnya, Ia mencapai tingkat tertinggi mengalahkan semua makhluk lainnya dalam hal kemasyhuran dan keunggulan.

Di sini, kebajikan memberikan khotbah Dhamma yang membawa ke tingkat yang lebih tinggi adalah (1) kamma. Mereka yang tidak melakukan kebajikan ini memiliki pergelangan kaki yang rendah dan bulu badan yang mengarah ke bawah solah-olah mengatakan, �Biar orang-orang tahu tentang kegagalan mereka dalam memberikan kata-kata Dhamma.� Tetapi, Bodhisatta memiliki dua tanda ini yaitu, pergelangan kaki yang agak tinggi dan bulu badan yang bergelung dan menghadap ke atas, seolah-olah mengatakan, �Biar dewa dan manusia tahu bahwa Ia telah memberikan khotbah yang dapat mengangkat mereka ke tingkat spiritual yang lebih tinggi.� Oleh karena itu kemampuan dari dua tanda untuk menunjukkan hal demikian adalah (2) kamma-sarikkhaka. Dua tanda itu adalah (3) lakkhana. Bodhisatta yang melebihi semua makhluk lainnya adalah (4) lakkhan�nisamsa.

Kaki yang Mirip Kaki Eni

(7) Dalam banyak kehidupan lampaunya, Bodhisatta dengan sungguh-sungguh mengajarkan dan menganjurkan murid-murid-Nya yang belajar kepada-Nya. Ia memberikan pelajaran sedemikian sehingga murid-murid-Nya dapat belajar dan berlatih dengan cepat dan tanpa kesulitan; Ia mengajari berbagai ilmu dan keahlian, dalam berbagai aturan moralitas (carana) seperti Lima Sila, Sepuluh Sila dan P�timokkha Sila, serta ajaran-ajaran seperti kammasakat� (kebenaran bahwa setiap makhluk memiliki kammanya sendiri). Dalam setiap pelajarannya, Ia tidak pernah merahasiakan atau menyimpan sesuatu untuk diri-Nya sendiri. Sebagai akibat dari kebajikan ini, Ia menikmati kebahagiaan surgawi seperti sebelumnya; saat terlahir sebagai manusia Ia memiliki tanda utama no. 8 yaitu kaki yang bulat penuh, panjang dan elok, bagaikan kaki rusa, yang disebut eni (atau bulir padi).

Karena Ia memiliki tanda ini, jika Ia memilih untuk tetap menjadi perumah tangga, Ia akan menjadi raja dunia, sebagai akibat tidak langsungnya, Ia dengan mudah memperoleh kebutuhan-kebutuhan seorang raja baik yang hidup maupun yang mati. Jika Ia melepaskan keduniawian, Ia akan menjadi Buddha Yang Mahatahu. Dan sebagai akibat tidak langsungnya, Ia dengan mudah dapat memperoleh kebutuhan untuk menjadi bhikkhu dengan cepat dan lengkap.

Di sini, kebajikan dalam memberikan berbagai pelajaran dengan sungguh-sungguh dalam banyak kehidupan lampaunya adalah (1) kamma. Mereka yang tidak mengajar murid-muridnya dengan sungguh-sungguh namun membuang waktu mereka dengan menyuruh mereka melayaninya dengan hormat, akan menyebabkan betis mereka membesar seolah-olah dipindahkan dari kaki bagian depannya. Sebaliknya, betis Bodhisatta bulat dan tinggi seolah-olah mengatakan, �Biar dewa dan manusia tahu akan kesungguhan-Nya dalam memberikan pelajaran tanpa merahasiakan apa pun untuk dirinya sendiri.� Kemampuan tanda ini untuk menunjukkan hal demikian adalah (2) kamma-sarikkhaka. Betis yang indah adalah (3) lakkhana. Dapat memperoleh kebutuhannya dengan mudah dan cepat adalah (4) lakkhan�nisamsa.

Kulit yang Halus

(8) Dalam banyak kehidupan lampaunya, Bodhisatta banyak bergaul dengan para petapa dan brahmana dan berdiskusi dan bertanya, �Yang Mulia, apakah kebajikan itu?�, �Apakah kejahatan itu?�, �Apakah cacat?�, �Apakah yang bukan cacat?�, �Apakah yang harus diikuti?�, �Apakah yang tidak boleh diikuti?�, dan �Apakah itu yang jika dilakukan akan mengakibatkan kebahagiaan dalam waktu yang lama?� Sebagai akibat dari kebajikan ini, Ia menikmati kebahagiaan surgawi seperti sebelumnya; saat terlahir sebagai manusia Ia memiliki tanda utama no. 12 yaitu kulit yang halus. Karena Ia memiliki tanda ini, jika Ia memilih untuk tetap menjadi perumah tangga, Ia akan menjadi raja dunia yang bijaksana, di antara mereka yang menikmati kenikmatan indra, tidak ada orang yang dapat menandingi apalagi melebihinya dalam hal kebijaksanaan. Jika Ia melepaskan keduniawian seperti pada kelahiran terakhirnya sebagai Pangeran Siddhattha, Ia akan menjadi Buddha Yang Mahatahu dan Mahabijaksana; Ia memiliki puthu-pann�, pengetahuan mengenai indra, unsur-unsur dan lain-lain; h�sa-pann�, pengetahuan yang timbul bersamaan dengan semangat dan kegembiraan, javana-pann�, pengetahuan akan peristiwa-peristiwa yang muncul dengan cepat, tikha-pann�, pengetahuan yang dengan cepat dapat melenyapkan kotoran, dan nibbedhika-pann�, pengetahun yang menembus keserakahan, kebencian, dan kebodohan yang sulit ditembus; sebagai akibat tidak langsungnya, Ia memiliki kecerdasan yang lebih tinggi daripada makhluk lainnya.

Kulit yang Kuning Cerah Bagaikan Emas

(9) Dalam banyak kehidupan lampaunya, Bodhisatta sangat jarang marah. Jika Ia sampai marah, ia dengan segera memadamkannya. Ia juga sangat jarang gelisah. Walaupun seseorang marah kepada-Nya, Ia tidak pernah merasa gusar, benci, marah, terganggu atau dendam. Selain itu, Ia malah akan memberikan pakaian yang baik, jubah dan alas tidur kepada mereka. Sebagai akibat dari kebajikan ini, Ia menikmati kebahagiaan surgawi seperti sebelumnya; saat terlahir sebagai manusia Ia memiliki tanda utama no. 11 yaitu, kulit yang kuning cerah bagaikan emas murni sinugi-nikkha. Karena Ia memiliki tanda ini, jika Ia memilih untuk tetap menjadi perumah tangga, Ia akan menjadi raja dunia. Jika Ia melepaskan keduniawian, Ia akan menjadi Buddha Yang Mahatahu, sebagai akibat tidak langsungnya, Ia dengan mudah memperoleh pakaian yang baik, jubah, dan alas tidur.

Di sini, keadaan yang bebas dari kemarahan dan tindakan memberikan pakaian yang baik, jubah dan alas tidur dalam banyak kehidupan lampaunya adalah (1) kamma. Wajah seorang yang sedang marah dan tidak tenang, adalah sangat buruk sekali. Tidak ada hiasan yang lebih baik daripada pakaian yang baik dan indah. Oleh karena itu, mereka yang tidak dapat menahan kemarahan dan tidak pernah memberikan pakaian yang baik, jubah, dan alas tidur tidak akan memiliki wajah yang enak dipandang seolah-olah memberitahukan tentang kemarahan mereka pada masa lalu. Wajah dari orang yang tidak pernah atau jarang marah terlihat enak dipandang, wajahnya tenang. Ada empat cara untuk memperoleh kecantikan:

(1) memberikan d�na makanan di kehidupan lampau,
(2) memberikan d�na pakaian di kehidupan lampau,
(3) memberikan bantuan dengan menyapu,
(4) tidak marah-marah.

Dari semua persyaratan ini, Bodhisatta telah memenuhi semuanya dalam banyak kehidupan lampaunya. Oleh karena itu Bodhisatta memperoleh tanda utama no. 11 yaitu kulit kuning cerah bagaikan emas murni si��gi-nikkha yang memberitahukan kepada para dewa dan manusia bahwa Ia telah memenuhi empat persyaratan ini, hal ini adalah (2) kamma-sarikkhaka. Kulit keemasan adalah (3) lakkhana. Memperoleh pakaian yang baik dengan mudah adalah (4) lakkhan�nisamsa.
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Perbuatan yang Menyebabkan Tiga Puluh Dua Tanda Besar
« Reply #3 on: 08 April 2010, 10:57:30 PM »
Organ Kelamin yang Tersembunyi

(10) Dalam banyak kehidupan lampaunya, Bodhisatta membina hubungan yang sangat baik antara sanak saudara dan teman-teman yang terpisah jauh; Ia menciptakan hubungan yang harmonis antara ibu dan anak yang tidak akrab; antara ayah dan anak yang tidak berkecocokan, antara saudara (laki-laki dan perempuan) yang saling bermusuhan. Ia bergembira di dalam keharmonisan yang Ia ciptakan. Sebagai akibat dari kebajikan ini, Ia menikmati kebahagiaan surgawi seperti sebelumnya; saat terlahir sebagai manusia Ia memiliki tanda utama no. 10 yaitu, organ kelaminnya tersembunyi di balik kulit seperti organ kelamin Raja Gajah Chaddanta. Karena Ia memiliki tanda ini, jika Ia memilih untuk tetap menjadi perumah tangga, Ia akan menjadi raja dunia, sebagai akibat tidak langsungnya, Ia akan memiliki banyak keturunan yang mampu menghancurkan bala tentara musuh. Jika Ia melepaskan keduniawian, Ia akan menjadi Buddha Yang Mahatahu. Dan sebagai akibat tidak langsungnya, Ia memiliki banyak anak yaitu siswa-siswa mulia yang mampu menghancurkan musuh kotoran batin.

Di sini, tindakan kebajikan menciptakan persatuan antara sanak saudara dalam banyak kehidupan lampaunya adalah (1) kamma. Ketika sanak saudara rukun, mereka saling melupakan kesalahan pihak lainnya. Bahkan ketika mereka bertengkar, mereka akan menjaga agar orang lain tidak sampai mengetahui kesalahan yang dilakukan oleh saudaranya. Jika ada orang yang mengatakan, �Ini adalah kesalahannya,� mereka akan mengangkat tangan dan menyangkal, �Siapa yang melihat hal itu? Siapa yang mendengar hal itu? Tidak ada di antara kami yang melakukan kesalahan itu!� Demikianlah mereka saling menutupi kesalahan saudaranya. Dapat dikatakan bahwa Bodhisatta tidak memedulikan kesalahan semacam itu dan dengan cara demikian Ia membawa keharmonisan bagi sanak saudara dan teman-teman-Nya dengan menutupi kesalahan mereka agar jangan sampai terlihat sehingga mereka dapat hidup dalam kebahagiaan. Hal ini adalah (2) kamma-sarikkhaka. Organ kelamin yang tersembunyi di balik kulit adalah (3) lakkhana. Memiliki ribuan siswa mulia yang seperti anaknya adalah (4) lakkhan�nisamsa.

Tubuh yang Simetris dan Proporsional dan Telapak Tangan Panjang yang Dapat Menyentuh Lutut Tanpa Membungkukkan Badan

(11) Dalam banyak kehidupan lampaunya, Bodhisatta sangat menghormati pelayan-pelayan-Nya setelah secara pribadi mengevaluasi perbuatan-perbuatan dan kualitas mereka. Hanya setelah Ia mengetahui kualifikasi mereka, Ia menunjukkan penghargaan yang sesuai dengan jasa mereka dan memutuskan, �Orang ini layak mendapat penghargaan ini,� �Orang ini layak mendapat hadiah sebanyak ini.� Jika Anda membayarkan setengah dari jumlah yang harus diberikan kepada mereka yang selayaknya mendapatkan secara penuh, itu artinya Anda menghancurkan setengah dari milik si penerima. Jika Anda memberikan dua kepada mereka yang selayaknya mendapatkan satu, artinya Anda menghilangkan satu dari milik Anda. Dengan tidak melakukan kedua hal ini (memberikan lebih ataupun kurang) Bodhisatta memberikan penghargaan kepada pelayan-pelayan-Nya dengan memberikan sesuai dengan apa yang layak mereka terima. Sebagai akibat dari kebajikan ini, Ia menikmati kebahagiaan surgawi seperti sebelumnya; saat terlahir sebagai manusia Ia memiliki tanda utama no. 19 yaitu tubuh yang simetris dan proporsional (bulat dan indah) bagaikan pohon banyan dan tanda utama no. 9 yaitu telapak tangan yang panjang yang dapat menyentuh lutut tanpa membungkukkan badan. Karena Ia memiliki kedua tanda ini, jika Ia memilih untuk tetap menjadi perumah tangga, Ia akan menjadi raja dunia, sebagai akibat tidak langsungnya, Ia akan memiliki berkah kekayaan seperti permata, emas, perak, dan benda-benda berharga lainnya, gudang harta dan lumbung. Jika Ia melepaskan keduniawian, Ia akan menjadi Buddha Mahatahu. Dan sebagai akibat tidak langsungnya, Ia memiliki kekayaan spiritual: keyakinan (saddh�), moralitas (sila), pengetahuan (suta), pengorbanan (c�ga), kebijaksanaan (pann�), rasa malu (hiri) dan rasa takut (ottappa) akan perbuatan jahat.

Di sini, penghargaan yang Ia berikan atas jasa seseorang adalah (1) kamma. Panjang rentang kedua tangan-Nya yang sama dengan tinggi badan-Nya dan panjang yang sama antara bagian tubuh atas dengan bagian tubuh bawah-Nya sebagai akibat dari tindakan itu adalah (2) kamma-sarikkhaka. Tubuh-Nya yang seperti pohon banyan, dan panjang yang sama antara bagian tubuh atas dengan bagian tubuh bawah-Nya adalah (3) lakkhana. Memiliki tujuh kekayaan spiritual adalah (4) lakkhan�nisamsa.

Tubuh yang Sempurna, Tidak Terlihat Kerutan Ruas Tulang Belakang di Punggung dan di Leher-Nya

(12) Dalam banyak kehidupan lampaunya, Bodhisatta selalu menginginkan kesejahteraan banyak makhluk. Ia menginginkan keamanan bagi empat kebahagiaan yang dimiliki oleh umat manusia. Ia merenungkan, �Bagaimana agar makhluk ini memperoleh kemakmuran melalui saddh�?� �Bagaimana agar mereka memperoleh kemakmuran melalui sila, menjalani lima peraturan atau sepuluh peraturan?� �Bagaimana agar mereka memperoleh kemakmuran melalui suta dan mengikuti nasihat-nasihat para bijaksana?� �Bagaimana agar mereka memperoleh kemakmuran melalui caga, dengan mengorbankan (melepaskan) apa yang mereka miliki?� �Bagaimana agar mereka memperoleh kemakmuran melalui panna?� �kebenaran dan pengetahuan bahwa semua makhluk memiliki kammanya sendiri?� �Bagaimana mereka mendapat kemajuan dalam hal kekayaan dan padi, tanah dan ladang, binatang-binatang berkaki dua dan berkaki empat, anak-anak dan istri, pelayan dan pekerja, sanak saudara dan teman-teman?� Sebagai akibat dari kebajikan ini, Ia menikmati kebahagiaan surgawi seperti sebelumnya; saat terlahir sebagai manusia Ia memiliki tanda utama no. 17 yaitu tubuh yang sempurna bagaikan bagian depan dari seekor singa, tanda utama no. 18 yaitu punggung yang sempurna dari pinggang sampai leher bagaikan lempengan emas, tidak terlihat kerutan karena ruas tulang punggung-Nya, tanda utama no. 20 yaitu leher yang bundar dan proporsional. Karena Ia memiliki ketiga tanda ini, jika Ia memilih untuk tetap menjadi perumah tangga, Ia akan menjadi raja dunia, sebagai akibat tidak langsungnya, Ia akan memperoleh banyak perhiasaan kerajaan dan kemewahan-Nya tidak akan berkurang. Jika Ia melepaskan keduniawian, Ia akan menjadi Buddha Mahatahu; dan sebagai akibat tidak langsungnya, kebajikan duniawi dan non-duniawinya seperti saddh�, sila, suta, c�ga, pann�, dan lain-lain, tidak pernah menurun.
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Perbuatan yang Menyebabkan Tiga Puluh Dua Tanda Besar
« Reply #4 on: 08 April 2010, 10:57:58 PM »
Di sini, keinginan-Nya untuk menyejahterakan banyak makhluk adalah (1) kamma. Kesempurnaan bentuk tubuh-Nya yang menunjukkan keinginan-Nya untuk menyejahterakan makhluk-makhluk lain adalah (2) kamma-sarikkhaka. Tubuh yang sempurna, leher yang bundar, dan punggung yang tanpa kerutan adalah (30 lakkhana. Kekayaan duniawi dan non-duniawi yang tidak pernah berkurang adalah (4) lakkhanisamsa.

Tujuh Ribu Pembuluh Darah di Tenggorokan

(13) Dalam banyak kehidupan lampaunya, Bodhisatta tidak pernah menyakiti makhluk lain dengan kedua tangan-Nya, dengan menggunakan batu, tongkat, pedang atau senjata apa pun. Sebagai akibat dari kebajikan ini, Ia menikmati kebahagiaan surgawi seperti sebelumnya; saat terlahir sebagai manusia Ia memiliki tanda utama no. 21 yaitu, �Tujuh ribu pembuluh darah di tenggorokan-Nya dan menyebarkan rasa makanan ke seluruh tubuh-Nya bahkan yang sekecil biji wijen sekalipun.� Karena Ia memiliki tanda ini, jika Ia memilih untuk tetap menjadi perumah tangga, Ia akan menjadi raja dunia, Jika Ia melepaskan keduniawian, Ia akan menjadi Buddha Mahatahu; dan sebagai akibat tidak langsungnya, Ia jarang menderita penyakit.

Di sini, kebajikannya yang tidak menyakiti makhluk lain adalah (1) kamma. Ia yang melukai orang lain dengan menggunakan kedua tangan, dan lain-lain, biasanya memiliki luka, darah yang menggumpal di bagian tubuh korban yang dipukul yang akan menyebabkan kesakitan yang lebih lanjut. Sedangkan Bodhisatta, seolah-olah memberitahukan bahwa dalam kehidupan-kehidupan lampaunya Ia tidak pernah melakukan kekerasan kepada makhluk lain, sebuah kebajikan yang mengakibatkan kesehatan yang baik, Ia memperoleh tanda berupa pembuluh darah di tenggorokan-Nya, hal ini adalah (2) kamma-sarikkhaka. Pembuluh-pembuluh darah ini adalah (3) lakkhana. Kesehatan-Nya yang baik adalah (4) lakkhan�nisamsa.

Mata yang Biru Jernih dan Bulu Mata yang Lentik

(14) Dalam banyak kehidupan lampaunya, Bodhisatta tidak pernah menatap marah dengan mata melotot kepada orang lain bagaikan mata udang. Tidak pernah Ia mendelik marah kepada orang lain. Jika orang lain menatap marah kepada-Nya, Ia hanya menutup mata. Hanya jika orang lain menatap-Nya tanpa kemarahan, Ia akan menatap kembali dengan penuh cinta kasih dan ketenangan, tidak pernah dengan kebencian. Sebagai akibat dari kebajikan ini, Ia menikmati kebahagiaan surgawi seperti sebelumnya; saat terlahir sebagai manusia Ia memiliki tanda utama no. 29 yaitu mata yang biru jernih dan tanda utama no. 30 yaitu bulu mata yang lentik bagaikan bulu mata anak sapi yang baru lahir. Karena Ia memiliki kedua tanda ini, jika Ia memilih untuk tetap menjadi perumah tangga, Ia akan menjadi raja dunia, jika Ia melepaskan keduniawian, Ia akan menjadi Buddha Mahatahu; dan sebagai akibat tidak langsungnya, Ia diperhatikan dan dijaga oleh para manusia, dewa, dan brahm� dengan penuh kepercayaan dan cinta kasih.

Di sini, Ia menatap orang lain dengan pandangan penuh cinta kasih dalam banyak kehidupan lampaunya adalah (1) kamma. Mereka yang sering mendelik sambil mengerutkan dahi dalam menatap orang lain, matanya cenderung terlihat demikian. Mereka yang menatap orang lain dengan tatapan penuh kasih sayang dan penuh hormat akan memiliki mata yang tenang dan dihiasi oleh lima kecantikan. Bodhisatta memiliki mata yang biru jernih, bulu mata-Nya lentik dan melengkung ke atas seolah-olah memberitahukan tentang tatapan mata-Nya yang penuh kasih sayang dan penuh hormat pada masa lampau: semua ini adalah (2) kamma-sarikkhaka. Mata yang sangat biru jernih dan bulu mata yang sangat lentik melengkung ke atas adalah (3) lakkhana. Diperhatikan dan dijaga dengan penuh hormat oleh makhluk-makhluk lain adalah (4) lakkhan�nisamsa.

Lapisan Daging Tipis di Kening-Nya

(15) Dalam banyak kehidupan lampaunya, Bodhisatta selalu memimpin sekelompok orang dalam melakukan perbuatan-perbuatan baik, ucapan-ucapan yang baik, pikiran-pikiran yang baik, d�na, moralitas yang baik, berpuasa, melayani orang tua, dan lain-lain. Sebagai akibat dari kebajikan ini, Ia menikmati kebahagiaan surgawi seperti sebelumnya; saat terlahir sebagai manusia Ia memiliki tanda utama no. 32 yaitu, �Lapisan daging tipis yang terlihat seperti ikat kepala emas di kening-Nya.� Karena Ia memiliki tanda ini, jika Ia memilih untuk tetap menjadi perumah tangga, Ia akan menjadi raja dunia, Jika Ia melepaskan keduniawian, Ia akan menjadi Buddha Mahatahu; dan sebagai akibat tidak langsungnya, Ia akan memiliki banyak makhluk sebagai pengikut-Nya atau Ia menjadi pemimpin dari banyak makhluk.

Di sini, tindakan-Nya memimpin sekelompok orang dalam melakukan kebajikan adalah (1) kamma; Ia yang memimpin orang-orang lain untuk melakukan kebajikan seperti d�na, dan lain-lain, tidak pernah terlihat sedih dalam sebuah perkumpulan; sebaliknya Ia akan mondar-mandir di antara orang-orang dengan kepala tegak tanpa rasa takut, namun dengan gembira dan perasaan puas. Ia juga memiliki banyak pengikut. Bodhisatta dalam banyak kelahiran lampau-Nya telah melakukan tindakan bajik ini. Untuk memberitahukan para dewa dan manusia akan hal ini, Bodhisatta lahir dengan daging tipis di kening-Nya (di sekeliling kepala-Nya); oleh karena itu, kemampuan daging tipis ini untuk memberitahukan kepada makhluk lain tentang kebajikan masa lampau-Nya adalah (2) kamma-sarikkhaka; daging tipis ini (di sekeliling kepala-Nya) adalah (3) lakkhana. Banyaknya makhluk yang menjadi pengikut-Nya adalah (4) lakkhannisamsa.

Bulu Badan dan Rambut di Antara Alis Mata-Nya

(16) Dalam banyak kehidupan lampaunya, Bodhisatta menjauhkan diri dari kata-kata dusta (mus�v�da); Ia mengatakan apa yang benar; (tanpa disertai dusta), kata-kata benar yang Ia ucapkan dipercayai hingga akhir; Ia memiliki kata-kata yang sungguh-sungguh dan tegas; Ia mengucapkan kata-kata yang dapat dipercaya dan menjadi pegangan bagi banyak orang. Sebagai akibat dari kebajikan ini, Ia menikmati kebahagiaan surgawi seperti sebelumnya; saat terlahir sebagai manusia Ia memiliki tanda utama no. 13 yaitu bulu badan, masing-masing sehelai di setiap pori-pori tubuh-Nya dan tanda utama no. 31 yaitu rambut di antara kedua alis mata-Nya. Karena Ia memiliki kedua tanda ini, jika Ia memilih untuk tetap menjadi perumah tangga, Ia akan menjadi raja dunia, Jika Ia melepaskan keduniawian, Ia akan menjadi Buddha Mahatahu; dan sebagai akibat tidak langsungnya, semua kemauan-Nya dipenuhi oleh banyak makhluk.

Di sini, kebajikan-Nya dalam mengucapkan hanya kata-kata yang benar dalam banyak kehidupan lampau-Nya adalah (1) kamma. Kemampuan bulu badan-Nya, yang masing-masing sehelai di setiap pori-pori tubuh-Nya dan rambut yang tumbuh di kening-Nya untuk memberitahukan tentang kebajikan-Nya dalam berkata-kata benar adalah (2) kamma-sarikkhaka. Bulu badan dan rambut di antara kedua alis mata adalah (3) lakkhana. Kemauan-Nya yang dilaksanakan oleh orang lain adalah (4) lakkhanisamsa.
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Perbuatan yang Menyebabkan Tiga Puluh Dua Tanda Besar
« Reply #5 on: 08 April 2010, 10:58:22 PM »
Empat Puluh Gigi yang Saling Bersentuhan Satu Sama Lain

(17) Dalam banyak kehidupan lampau-Nya, Bodhisatta menjauhkan diri dari ucapan-ucapan yang menghasut yang dapat menyebabkan hilangnya rasa persahabatan di antara orang banyak; Ia sebaliknya membawa keharmonisan kepada mereka yang terpisah; Ia menjaga keutuhan hubungan mereka yang berhubungan baik; Ia merasa gembira di antara orang-orang yang bersahabat baik; Ia sangat senang melihat atau mendengar mereka yang bersatu padu; Ia hanya mengucapkan kata-kata yang dapat membangkitkan rasa persatuan di antara teman-teman. Sebagai akibat dari kebajikan ini, Ia menikmati kebahagiaan surgawi seperti sebelumnya; saat terlahir sebagai manusia Ia memiliki tanda utama no. 23 yaitu gigi yang berjumlah persis empat puluh, dan tanda utama no. 25 yaitu gigi-gigi yang saling bersentuhan satu sama lain sehingga tidak ada celah di antaranya. Karena Ia memiliki kedua tanda ini, jika Ia memilih untuk tetap menjadi perumah tangga, Ia akan menjadi raja dunia, jika Ia melepaskan keduniawian, Ia akan menjadi Buddha Mahatahu; dan sebagai akibat tidak langsungnya, Ia diikuti para pengikut yang bersatu padu yang tidak dapat dipisahkan oleh makhluk lain.

Di sini, menjauhkan diri dari ucapan-ucapan menghasut selama banyak kehidupan lampau adalah (1) kamma. Mereka yang sering menghasut, tidak memiliki gigi lengkap berjumlah empat puluh, dan di antara gigi-gigi mereka terdapat celah, karena mereka membubarkan persatuan orang-orang lain dan memisahkan mereka. Bodhisatta, sebaliknya, memiliki empat puluh gigi dan saling bersentuhan satu sama lain, seolah-olah memberitahukan kepada dewa dan manusia akan perbuatan-Nya yaitu tidak mengucapkan kata-kata hasutan dalam banyak kehidupan lampau-Nya dalam sams�ra. Jadi, kemampuan gigi-gigi itu dalam menyatakan tentang perbuatan-Nya itu adalah (2) kamma-sarikkhaka. Gigi yang lengkap berjumlah empat puluh dan tidak terdapat celah di antaranya adalah (3) lakkhana. Memiliki pengikut yang bersatu padu dan tidak dapat dipisahkan oleh makhluk lain adalah (4) lakkhan�nisamsa.

Lidah yang Panjang dan Suara yang Memiliki Kualitas Bagaikan Suara Brahm�

(18) Dalam banyak kehidupan lampau-Nya, Bodhisatta menjauhkan diri dari kata-kata kasar dan menghina; Ia selalu berkata-kata sopan, tanpa cela, menyenangkan, dan menarik hati banyak orang. Sebagai akibat dari kebajikan ini, Ia menikmati kebahagiaan surgawi seperti sebelumnya; saat terlahir sebagai manusia Ia memiliki tanda utama no. 27 yaitu, �Lidah yang panjang, rata dan lembut� dan tanda utama no. 28 yaitu suara-Nya yang memiliki delapan kualitas bagaikan brahm�. Karena Ia memiliki kedua tanda ini, jika Ia memilih untuk tetap menjadi perumah tangga, Ia akan menjadi raja dunia. Jika
Ia melepaskan keduniawian, Ia akan menjadi Buddha Mahatahu; dan sebagai akibat tidak langsungnya, kata-kata-Nya sangat efektif, berpengaruh, dan penuh kuasa.

Di sini, tindakan menjauhkan diri dari kata-kata kasar dan menghina (pharusa-v�c�) dan hanya berkata-kata yang manis, menyenangkan dan sopan dalam banyak kehidupan lampau-Nya dalam sa�s�ra adalah (1) kamma. Mereka yang sering mengucapkan kata-kata kasar dan menghina memiliki lidah yang cacat, buruk, tebal, memiliki belahan di tengah sehingga orang lain akan mengetahui bahwa mereka adalah orang yang sering mengucapkan kata-kata yang tidak baik dengan memelintir lidahnya. Sebaliknya Bodhisatta memiliki lidah yang panjang, rata, dan lembut seolah-olah memberitahukan para dewa dan manusia bahwa Ia tidak pernah mengucapkan kata-kata yang tidak baik melainkan kata-kata yang manis, merdu, dan sopan. Mereka yang sering berkata-kata kasar memiliki suara yang pecah, kasar, dan tidak menyenangkan dalam berbagai hal sehingga orang banyak akan mengetahui sumpah serapah yang mereka ucapkan dengan suara yang pecah dan parau. Bodhisatta memiliki suara dengan delapan kualitas seolah-olah mengatakan, �Biar para dewa dan manusia tahu akan ucapan-ucapan-Nya dalam banyak kehidupan lampau yang tidak pernah mengucapkan kata-kata kasar, mengutuk yang menyebabkan suara menjadi kasar dan parau.� Jadi, lidah yang panjang, rata, dan lembut dan delapan kualitas adalah yang menjelaskan kebajikan-Nya dalam berkata-kata adalah (2) kamma-sarikkhaka. Lidah yang panjang, rata dan lembut dan suara dengan delapan kualitas adalah (3) lakkhana. Kepatuhan yang ditunjukkan oleh para dewa dan manusia, dan kata-katanya yang efektif, berpengaruh dan berkuasa adalah (4) lakkhan�nisamsa.

Dagu yang Seperti Dagu Singa

(19) Dalam banyak kehidupan lampau-Nya, Bodhisatta menjauhkan diri dari kata-kata yang tidak bermanfaat yang bagaikan tanaman padi yang kekurangan pupuk dan gagal berbuah. Ia hanya mengatakan apa yang benar dan tepat sesuai peristiwa yang sedang berlangsung; Ia mengucapkan kata-kata yang bermanfaat, jujur, dan berhubungan dengan Dhamma, dan memberikan nasihat-nasihat serupa kepada murid-murid-Nya; Ia mengucapkan dengan sungguh-sungguh apa yang bermanfaat yang disertai bukti-bukti bagaikan di dalam suatu pengadilan, yang layak diperhatikan oleh para pendengar-Nya. Sebagai akibat dari kebajikan ini, Ia menikmati kebahagiaan surgawi seperti sebelumnya; saat terlahir sebagai manusia Ia memiliki tanda utama no. 22 yaitu dagu yang sempurna (seperti hendak tersenyum) bagaikan dagu singa. Karena Ia memiliki tanda ini, jika Ia memilih untuk tetap menjadi perumah tangga, Ia akan menjadi raja dunia. Jika Ia melepaskan keduniawian, Ia akan menjadi Buddha Mahatahu; dan sebagai akibat tidak langsungnya, Ia tidak akan dapat dicelakai oleh musuh-musuhnya baik dari dalam maupun dari luar.

Di sini, tidak mengucapkan kata-kata yang tidak bermanfaat (sampha-palapa) adalah (1) kamma. Mereka yang sering mengucapkan kata-kata yang tidak bermanfaat memiliki dagu yang melengkung, bengkok atau bentuk-bentuk lainnya yang tidak indah dilihat sehingga orang lain akan mengetahui bahwa mereka telah mengucapkan kata-kata yang tidak bermanfaat. Bodhisatta, sebaliknya memiliki rahang yang sempurna seolah-olah memberitahukan dewa dan manusia bahwa Ia tidak mengucapkan kata-kata yang tidak bermanfaat dan hanya mengucapkan kata-kata yang bermanfaat bagi pendengar-Nya. Kemampuan bentuk rahang yang sempurna ini untuk memberitahukan tentang kata-kata yang Ia ucapkan pada masa lampau adalah (2) kamma-sarikkhaka. Rahang yang sempurna dengan kemampuannya itu adalah (3) lakkhana. Kekebalan-Nya dalam menghadapi serangan musuh-musuh-Nya baik dari dalam maupun dari luar adalah (4) lakkhan�nisamsa.

Gigi yang Proporsioanal dan Empat Gigi Taring yang Putih

(20) Dalam banyak kehidupan lampau-Nya, Bodhisatta telah menjauhkan diri dari penghidupan salah dan memiliki mata pencaharian yang bersih; Ia tidak melakukan berbagai bentuk kecurangan seperti menipu dalam hal timbangan, menipu dalam hal keranjang, menipu dalam hal uang; menerima suap, membujuk dengan cara menipu; menipu dengan barang-barang palsu; melakukan tindakan kekerasan seperti memotong tangan dan kaki,membunuh, mengikat, merampas, menghancurkan kota-kota dan desa. Sebagai akibat dari kebajikan ini, Ia menikmati kebahagiaan surgawi seperti sebelumnya; saat terlahir sebagai manusia Ia memiliki tanda utama no. 24 yaitu gigi yang proporsional dan tanda utama no. 26 yaitu gigi taring-Nya putih cemerlang bagaikan bintang pagi. Karena Ia memiliki kedua tanda ini, jika Ia memilih untuk tetap menjadi perumah tangga, Ia akan menjadi raja dunia. Jika Ia melepaskan keduniawian, Ia akan menjadi Buddha Mahatahu; dan sebagai akibat tidak langsungnya, Ia memiliki banyak pengikut dan pelayan.

Di sini, penghidupan yang bersih dalam banyak kehidupan lampau-Nya adalah (1) kamma. Mereka yang memiliki penghidupan yang tidak bersih tidak memiliki gigi yang proporsional, baik bagian atas maupun bagian bawah, dalam maupun luar, dan gigi taringnya terlihat kotor seolah-olah memberitahukan orang lain mengenai kecurangan mereka. Sebaliknya, Bodhisatta memiliki gigi yang rata dan gigi taring-Nya putih cemerlang seolah-olah mengatakan, �Biar dewa dan manusia tahu akan penghidupan-Nya yang bersih yang Ia lakukan dalam banyak kehidupan lampau-Nya dalam sams�ra.� Jadi, kerapian gigi-Nya yang memberitahukan tentang kemurnian penghidupan-Nya dalam kehidupan lampau yang tidak terhitung banyaknya dalam sams�ra adalah (2) kamma-sarikkhaka. Gigi yang rata dan taring yang putih adalah (3) lakkhana. Banyaknya pengikut dan pelayan adalah (4) lakkhan�nisamsa.
No matter how dirty my past is,my future is still spotless