//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Buku "mantra penyembuh kanker" oleh Master Lu  (Read 111723 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Re: Buku "mantra penyembuh kanker" oleh Master Lu
« Reply #60 on: 13 July 2007, 09:35:58 AM »
Untuk Pembuktiannya sudah dipisah thread menjadi
"Pembuktian dalam Buddhisme"
http://www.dhammacitta.org/forum/index.php/topic,106.0.html

Silahkan melanjutkan studi "mantra penyembuh kanker"

 _/\_
There is no place like 127.0.0.1

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Re: Buku "mantra penyembuh kanker" oleh Master Lu
« Reply #61 on: 13 July 2007, 09:40:41 AM »
Berarti anda salah topik dan salah sub forum alias OT, Sdr. Morp.
ee iya bang, tadi pan saya bilang bedah sutranya silakan dilanjut... tapi tau2 ada yg nanggapin topic ini lage hehehe...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Re: Buku "mantra penyembuh kanker" oleh Master Lu
« Reply #62 on: 13 July 2007, 11:20:53 AM »
ada yg aneh dengan sutra ini...

kalo sang Buddha yg kluarin ini sutta..seharusne sang Buddha dah gk bisa sakit lage..bukankah begitu? but dalam Tipitaka Theravada/Tripitaka Mahayana sang Buddha masih sakit tuh..bahkan matine gara2 salah makan..lah.. :))

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Re: Buku "mantra penyembuh kanker" oleh Master Lu
« Reply #63 on: 13 July 2007, 01:52:59 PM »
ada yg aneh dengan sutra ini...

kalo sang Buddha yg kluarin ini sutta..seharusne sang Buddha dah gk bisa sakit lage..bukankah begitu? but dalam Tipitaka Theravada/Tripitaka Mahayana sang Buddha masih sakit tuh..bahkan matine gara2 salah makan..lah.. :))

Hmmm..betul...betul...
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Tan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 510
  • Reputasi: 31
Re: Buku "mantra penyembuh kanker" oleh Master Lu
« Reply #64 on: 13 July 2007, 02:23:00 PM »
Namo Buddhaya,

Karena saya yang menerjemahkan Sutra yang sedang dibicarakan, maka saya akan memberikan beberapa penjelasan:

1.Sebenarnya kanker itu adalah penafsiran belakangan saja. Bahasa asli menggunakan "zhibing" yang secara harafiah adalah "penyakit berat." Dalam sutra disebutkan mengenai penyakit yang tumbuh pada berbagai organ tubuh manusia, oleh karena itu ada yang menafsirkannya sebagai kanker. Oleh karena itu, kata "kanker" ditaruh di dalam kurung, dalam artian itu hanya tafsiran saja.

2.Konsep "yin" dan "yang" tidak hanya dikenal di Tiongkok, melainkan juga di India. Biasanya literatur-literatur Upanisad menggunakan istilah "langit" dan "bumi," atau pernyataan yang berkesan dikotomis untuk mengkontraskan keduanya. Oleh karena itu, kemungkinan penerjemah menggunakan istilah "yin" hanya agar semata-mata dipahami oleh rakyat Tiongkok zaman itu. Dengan pertimbangan, suatu terjemahan tidak akan bermanfaat apabila tidak dapat dipahami oleh pembaca.
Kalau saya bilang nadi renmai, dumai, dan zhongmai, maka orang akan mengira bahwa itu adalah suatu konsep yang khas Tiongkok, tetapi bangsa India juga mengenal konsep serupa, dan menyebut nadi (jalan energi) itu sebagai ida, pingala, dan susumma. Jadi banyak konsep India dan Tiongkok yang mirip serta universal.

3.Mantra, paritta, jampi-jampi atau apapun namanya sebenarnya berkaitan dengan pikiran. Kita tidak dapat memungkiri bahwa tubuh manusia terdiri dari batin dan jasmani. Ilmu psikologi kepribadian modern sudah membuktikan ada keterkaitan antara keduanya. Penyakit tidak hanya disebabkan oleh sebab2 jasmaniah saja, melainkan juga pikiran. Contoh nyata adalah penyakit maag (lambung) yang dapat pula dipicu oleh pikiran. Penderita kanker yang pikirannya tenang, penyebaran sel kanker juga lebih lambat. Jadi membaca mantra tetap ada gunanya, walaupun orang juga tetap harus berobat ke dokter. Meskipun demikian, bila seseorang sudah divonis penyakitnya tak tersembuhkan (dalam artian sesungguhnya pengobatan medis apapun tak berarti lagi baginya) tidak ada salahnya mencoba membaca mantra, paritta, atau jampi-jampi. Setidaknya itu membangkitkan harapan atau rasa gembira dalam dirinya. Paling tidak dia dapat menghadapi kematian dengan tenang.

4.Saya setuju dengan studi skolastik terhadap suatu sutra/ sutta atau kitab suci apa saja. Tetapi studi skolastik tidak dimaksudkan untuk merendahkan suatu literatur keagamaan. Menurut hasil penelitian saya, Tipitaka Pali ataupun Tripitaka Mahayana itu sebagian besar "palsu," tetapi kenyataan ini tidak menggoyahkan saddha saya sebagai umat Buddha. Karena dalam dunia spiritual yang "palsu" dapat pula "asli," sedangkan yang "asli" dapat pula "palsu."

5.Studi literatur keagamaan tidak dapat mengandalkan logika saja, tetapi juga harus melihat makna esoteris atau tataran batiniah suatu naskah. Jika kita hanya mengandalkan segi logika saja, maka seluruh isi Jataka harus dianggap sebagai dongeng anak-anak dan demikian pula dengan vagga-vagga tertentu dalam Samyutta Nikaya, yang membahas mengenai dewa-dewa. Bahkan dalam Samyutta Nikaya dijelaskan bahwa penyebab gerhana bulan dan matahari adalah deva Suriya dan Chandra dimakan oleh raksasa Rahu. Kalau secara logika jelas sekali ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Tetapi sebenarnya maknanya bukan di sana. Hanya melihat kepada yang tersirat dalam memahami naskah keagaaan, tanpa bersedia memahami yang tersurat tentu saja tidak akan membuahkan manfaat bagi kemajuan batin.

Saya kira itu saja dahulu. Mohon maaf kalau ada kata yang salah. Semoga mendatangkan manfaat bagi semua makhluk. Sabbe Satta Bhavantu Sukhitthata.

Metta,

Tan

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Re: Buku "mantra penyembuh kanker" oleh Master Lu
« Reply #65 on: 13 July 2007, 02:25:06 PM »
baru 1st post dah nulis gitu puanjang...><" ok deh thx... :))

Offline Tan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 510
  • Reputasi: 31
Re: Re: Buku "mantra penyembuh kanker" oleh Master Lu
« Reply #66 on: 13 July 2007, 02:28:23 PM »
ada yg aneh dengan sutra ini...

kalo sang Buddha yg kluarin ini sutta..seharusne sang Buddha dah gk bisa sakit lage..bukankah begitu? but dalam Tipitaka Theravada/Tripitaka Mahayana sang Buddha masih sakit tuh..bahkan matine gara2 salah makan..lah.. :))

Hmmm..betul...betul...

TAN:

Memang benar bahwa Buddha mengajarkan lahir, tua, sakit dan mati adalah hakekat hidup semua makhluk, tetapi ini tidak berarti bahwa orang tidak boleh berusaha mencari kesembuhan. Buddha tidak mengajarkan bahwa orang tidak boleh berharap untuk sembuh. Harapan itu tetap harus ditumbuhkan. Menafsirkan ajaran Buddha secara sempit sungguh berbahaya. Jika orang menganut pandangan ini, maka saat ini kita tidak akan mengenal vaksin cacat (Edward Jenner), vaksin rabies, vaksin TBC (Louis Pasteur), dll. Masalah usaha mencari kesembuhan itu berhasil atau tidak itu adalah masalah lain, tetapi dengan melafalkan mantra setidaknya orang menumbuhkan harapan dalam dirinya, sambil tetap menyadari bahwa dukkha dan anicca itu adalah hakekat kehidupan. Tidak ada yang kontradiktif di sini.

Metta,

Tan

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Re: Buku "mantra penyembuh kanker" oleh Master Lu
« Reply #67 on: 13 July 2007, 02:31:10 PM »
 [at] Tan
lah..sapa yg skarang menafsirkan agama Buddha dengan sempit..lagepula sang Buddha mengajarkan kalo ingin sembuh carilah dokter dan bukanne baca mantra.. :))

sangat kontradiktif, jika sang Buddha berbohong tentang Mantra yg bisa menyembuhkan penyakit berat tapi beliau sendiri tidak bisa sembuh gara2 mantra dia sendiri

Offline Tan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 510
  • Reputasi: 31
Re: Buku "mantra penyembuh kanker" oleh Master Lu
« Reply #68 on: 13 July 2007, 02:37:13 PM »
Sekarang saya akan menjawab mengenai mantra transliterasi Mandarin dan Sansekerta.

Dahulu waktu para bhikshu India, seperti Amoghavajra, Subhakarasimha, dll, menerjemahkan sutra di Tiongkok, mereka melakukan transliterasi mantra serta dharani; yakni mengganti bunyi mantra Sanskrit dengan padanan bunyinya dalam bahasa Mandarin. Jadi mantra itu dalam bahasa Mandarin tidak punya arti. Sedangkan dalam bahasa Sanskrit mantra memiliki arti, itu adalah juga pembabaran kebenaran. Sebagai contoh: Tadhyata Om Gate-gate Paragate Parasamgate Bodhi Svaha! (Mantra Prajnaparamita), artinya adalah: "Menyeberanglah! Menyeberanglah ke Pantai Seberang (Bodhi)." Sutra Prajnaparamita Hrdaya mengatakan bahwa dengan membaca mantra itu orang dapat mengatasi segenap penderitaan. Kalau diartikan secara harafiah tanpa tahu makna mantranya, maka orang mengira itu adalah mantra ajaib yang dapat menyelesaikan semua permasalahan. Tetapi tidak demikian halnya. Jika kita hendak mengatasi segenap penderitaan, maka harus "menyeberang ke pantai seberang," yakni mencapai nibanna. Banyak orang salah paham tentang mantra, yang dianggap sama dengan jampi-jampi belaka, padahal mantra adalah juga Dharma.
Kembali ke pokok pertanyaan. Selama proses penyalinan sutra, mungkin saja terjadi kesalahan dalam menyalin mantra, yang dalam bahasa Mandarin hanya berupa bunyi2 tanpa arti. Oleh karena itu, beberapa mantra dalam bentuk transliterasi Mandarinnya berbeda dengan versi aslinya yang berbahasa Sanskrit. Belakangan ini, orang mulai mengembalikan lagi ke versi aslinya atau berusaha merekonstruksi lagi bahasa aslinya. Inilah sebabnya, bila ada versi Sanskritnya, saya selalu mencantumkannya dalam setiap terjemahan sutra saya, kendati berbeda dengan versi Mandarinnya. Demikian semoga tidak menimbulkan kebingungan.

Metta,

Tan

Offline Tan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 510
  • Reputasi: 31
Re: Re: Buku "mantra penyembuh kanker" oleh Master Lu
« Reply #69 on: 13 July 2007, 02:39:16 PM »
[at] Tan
lah..sapa yg skarang menafsirkan agama Buddha dengan sempit..lagepula sang Buddha mengajarkan kalo ingin sembuh carilah dokter dan bukanne baca mantra.. :))

sangat kontradiktif, jika sang Buddha berbohong tentang Mantra yg bisa menyembuhkan penyakit berat tapi beliau sendiri tidak bisa sembuh gara2 mantra dia sendiri

TAN:

Mengapa Anda dalam kasus ini menyebutkan Sang Buddha "berbohong"? Mohon dijelaskan secara lebih terperinci, karena saya kurang paham dengan maksud Anda. Saya mohon maaf karena saya baru bergabung jadi tidak mengikuti postingnya dari awal. Terima kasih.

Metta,

Tan

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Buku "mantra penyembuh kanker" oleh Master Lu
« Reply #70 on: 13 July 2007, 04:16:14 PM »
 [at] Sdr. Tan

Good job for Translatenya..  ^:)^
Bagus juga postnya..  ;D
Sedikit teh / kopi untuk Anda  ~o)
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Tan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 510
  • Reputasi: 31
Re: Buku "mantra penyembuh kanker" oleh Master Lu
« Reply #71 on: 13 July 2007, 06:40:18 PM »
Namo Buddhaya,

Saya hendak memberikan sedikit kritikan (atau katakanlah masukan) terhadap para bhikshu dan pemuka Buddhisme Mahayana, meskipun saya sendiri adalah penganut tradisi Mahayana. Banyak bhikshu ataupun pemuka Buddhisme Mahayana yang tidak paham atau malas mempelajari Agama Sutra (Ahanjing), yakni padanan bagi Panca Nikaya Pali. Akibatnya dalam memberikan penjelasan mengenai ajaran Mahayana terkesan terlalu menonjolkan mistik atau terkesan tahayulistis. Padahal jika sutra2 Mahayana dipahami berdasarkan terang cahaya Agama Sutra, maka semua aliran itu menunjukkan satu benang merah yang sama. Itulah sebabnya saya sangat mengharapkan agar studi terhadap Nikaya atau Agama Sutra juga digalakkan di kalangan Mahayana. Saya kenal seorang bhikshu Mahayana yang sangat saya kagumi. Beliau mempelajari Nikaya Pali dan juga Sutra2 Mahayana. Akhirnya Beliau menyimpulkan bahwa semuanya adalah satu kesatuan. Tidak ada pertentangan sama sekali.

Buddhadharma sesungguhnya adalah satu kesatuan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Jadi dalam memahami suatu Sutra kita harus kembalikan lagi pada konsep dasar agama Buddha. Dengan demikian, kita akan memahami maknanya secara lebih baik. Tidak dapat ditafsirkan secara sepotong-sepotong. Demikian, sedikit lagi masukan dari saya. Mohon maaf kalau ada kata yang salah.

Metta,

Tan

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Re: Buku "mantra penyembuh kanker" oleh Master Lu
« Reply #72 on: 13 July 2007, 06:56:01 PM »
 [at] Tan
maksud saya itu..kalo sang Buddha kasi Mantra buat sembuhin penyakit tetapi beliau sendiri masih bisa sakit..bukankah dia berbohong?

gw gk bisa terima Mahayana karena penuh takhayul..dan sang Buddha gk setuju ama Takhayul

Offline Tan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 510
  • Reputasi: 31
Re: Re: Buku "mantra penyembuh kanker" oleh Master Lu
« Reply #73 on: 13 July 2007, 08:39:24 PM »
[at] Tan
maksud saya itu..kalo sang Buddha kasi Mantra buat sembuhin penyakit tetapi beliau sendiri masih bisa sakit..bukankah dia berbohong?

gw gk bisa terima Mahayana karena penuh takhayul..dan sang Buddha gk setuju ama Takhayul

TAN:

Jadi setelah saya membaca jawaban Anda, nampaknya Anda cenderung menafsirkan sesuatu secara harafiah, jadi nampak sebagai tahayul dan kontradiktif. Oleh karena itu, sampai kapanpun saya kira diskusi ini tidak akan ketemu.

Tetapi berbicara tentang tahayul, di dalam Samyutta Nikaya, juga dijelaskan bahwa gerhana matahari dan rembulan terjadi karena dimakan asura raksasa yang bernama Rahu. Padahal dalam ilmu pengetahuan alam kita ketahui tidak demikian.
Selanjutnya dalam Jataka disebutkan ada rusa yang dapat berbicara. Dalam salah satu Sutta Pali disebutkan mengenai kota Vesali yang dilanda wabah penyakit dan Buddha lalu mengadakan pembacaan paritta sehingga wabah itu sirna. Jelas ini semua sama tidak masuk akalnya dengan tahayul. Bagaimana Anda menjelaskan semua itu? Jelas sekali dalam kanon Pali yang saya pelajari juga terdapat banyak "tahayul" yang tidak masuk akal. Apakah Anda juga menolak kanon Pali? Yang di atas itu baru sebagian saja "tahayul" yang ada di kanon Pali. Kalau masih kurang saya masih punya banyak stock. Bagaimanakah penjelasan Anda untuk semua itu?

Metta,

Tan

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Re: Buku "mantra penyembuh kanker" oleh Master Lu
« Reply #74 on: 14 July 2007, 02:15:32 AM »
dengan seluruh hormat dari gw..tolong tunjukkan semua sutta yg ada tertulis demikian..tunjukan bahwa ada tertulis kalo Gerhana itu dimakan oleh Asura...tunjukkan semua stock anda...kalo anda bisa menunjukkannya..mungkin pada saat itu gw gk akan menjadi seorang Buddhist lage..I mean it! kecuali kalo ada isyarat2 didalamnya

kalo tentang rusa maybe gw masih bisa tolerate..karena mungkin sang rusa bukan berbicara dengan mulutnya tapi dengan hatinya, tapi kalo yg gerhana..gw gk bisa tolerate! tunjukan quote itu gw bakal tentang canon pali forever! gk bakal gw jadi Buddhist lage...
« Last Edit: 14 July 2007, 02:37:54 AM by El Sol »