siapakah pembunuh yang mampu mencapai kesucian sotapanna?
Jawab : Seorang algojo yang terbebas dari rasa bersalah atas pembunuhan yang selalu dilakukan selama hidupnya .
Apakah pembunuhan yang dilakukan bukan atas kehendak diri sendiri merupakan suatu pelanggaran?
Mungkin jawabannya dapat ditemukan dalam kisah berikut :
Pada masa kehidupan Budha, ada sebuah cerita tentang seorang algojo yang bertugas melakukan hukuman mati. Selama hidupnya, dia melayani raja sebagai seorang algojo. sampai menjelang tua dia mengundurkan diri karena sudah tidak kuat lagi melakukan tugasnya.
Bikhu Sariputa bertemu dengan algojo itu ketika ia menjelang ajal. Bikhu Sariputa membabarkan Dhamma untuknya, tetapi dia tidak dapat berkonsentrasi pada Dhamma yang dibabarkan, karena terlalu banyak hal yang bertentangan dengan apa yang telah dilakukan oleh algojo tersebut.
Mengetahui hal itu, Bikhu Sariputa bertanya, "Apakah Anda melakukan eksekusi berdasarkan keinginan Anda atau atas perintah Raja?"
Algojo itu menjawab, "saya harus melaksanakan perintah raja. Saya tidak membunuh atas kehendak saya sendiri."
Bikhu Sariputa melanjutkan,"Jika begitu adanya, apakah hal itu dikatakan pelanggaran?" Bikhu Sariputa melanjutkan pembabarannya. Orang tua itu mulai berpikir dan kelihatan ia terbebas dari rasa bersalah dan pikirannya menjadi tenang. Sembari mendengarkan Dhamma yang dibabarkan bikhu Sariputta, dia mencapai tataran Culasotapanna (pemenang arus muda) dan terlahir kembali di alam deva (deva-loka) setelah kematiannya.
Sumber : ABHIDHAMMA SEHARI-HARI, HAL. 74