Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Buddhisme untuk Pemula => Topic started by: iwakbelido on 08 May 2008, 10:57:19 AM

Title: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: iwakbelido on 08 May 2008, 10:57:19 AM
Dear All,  _/\_

1. Apakah di dalam agama Buddha kita mengenal dengan tuhan? Buddha itu bukan tuhan. jadi siapakah tuhan dalam agama Buddha?
2. Apakah di dalam agama Buddha mengenal berdoa untuk memohon perlindungan, berkah, petunjuk? Apakah Buddha mendengarkan doa kita dan mengabulkan permintaan kita dan memberikan kita petunjuk yang kita minta (seperti dalam konsep tuhan)?
3. Benar atau salah kah, atau lebih tepat bagaimanakah bila kita berdoa dengan Buddha?
4. Setiap hari saya selalu berdoa dengan Dewi Kwan Im, saya selalu menceritakan (curhat) semua kejadian dalam hari ini kepada Beliau, karena saya percaya Beliau akan selalu mendengarkan saya?
5. Saya selalu mengucapkan "terima kasih Dewi Kwan Im, Buddha" bila saya mengalami sesuatu kejadian yang menyenangkan, keberuntungan. Hal ini seperti dalam konsep tuhan jadi selalu mengucapkan "thanks God". Seharusnya kita berterima kasih kepada kalau dalam agama Buddha?

Terima kasih  _/\_
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: nyanadhana on 08 May 2008, 11:25:10 AM
1. Secara tegas dan simple, tidak ada Tuhan dalam Buddhism, Tuhan dalam Buddhism adalah kamu sendiri karena kamu yang menentukan kemana kamma kamu akan berbuah,bagaimana kamu membuat perlakuan baik atau jahat.

2. Berdoa seperti halnya manusia selalu merasa dirinya kehilangan arah,maka menggunakan kata 'doa' ini untuk menentramkan hatinya. Dalam Buddhism, ketika kamma baik kamu berbuah , maka "doa" kamu terjawab,contoh : sering membacakan Paritta berefek pada setiap perkataan kamu adalah baik dan enak didnegar orang, berdana Dhamma berefek pada kamma baik kebahagiaan dan kekayaan baik duniawi atau batiniah.

3. Tidak, doa yang kamu maksud adalah motivasi diri, Buddha telah parinibbana, Dia bukan makhluk gaib yang tiba-tiba mendengar nama kamu trus datang seperti di cerita Sun Go Kong. kalau ada, biasanya adalah Deva atau makhluk yang memiliki jalinan jodoh kamma untuk membantu kamu saat itu.

4. Ada sebuah cerita
seorang ibu sangat rajin membaca  "Namo Amitabha" pokoknya bisa dua jam tiga jam dan tidak boleh diganggu,suatu hari anaknya memanggilnya "Ibu " si ibu menjawab " Diam " ibu lagi berdoa,"Ibu" teriak anaknya lagi , "Diam,kalo ga ibu marah" anaknya langsung tersenyum " Ma, kamu saya panggil 2 kali saja udah marah, gimana Amitabha yang mendengar namanya dipanggil selama 3 jam?"

setiap kamu curhat,kamu merasa tenang,batin yang tenang akan memunculkan pikiran yang baik ,pikiran yang baik tentu akan mendorong kamma baik. Sosok Kwan Im ada atau tidak ada,kita tidak tahu,seperti halilintar yang menggelegar pada saat hujan. sosok seperti itu biasanya adalah diri anda sendiri,anda berkata dengan diri anda,mendorong diri anda,menceriakan diri anda, maka anda akan menganggap semua hal baik seperti blessing dari pihak luar,namun faktor utama adalah blessing diri sendiri.

5.Ucapan terima kasih adalah sebuah perbuatan yang baik,merasa bersyukur berfek pada menekan rasa Iri hati,dengki,ketamakan simpelnya Lobha,Dosa,Moha.

saya berbicara dalam scope agama Buddha tanpa tercampur pemikiran agama-agama lain yang sudah membentuk cara berpikir kita sampai hari ini.
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: nyanadhana on 08 May 2008, 11:45:41 AM
 _/\_ Apakah yang disebut berkah dalam Buddhism,apakah Blessing dari deva, dorongan makhluk lain, Sang Buddha dengan kebijaksanaannya telah mengajarkan pada kita di dalam Manggala Sutta dan Karaniyametta Sutta.silahkan pelajari maksud dari Sutta itu.

Maha Manggala Sutta

Demikianlah yang saya dengar:

Pada suatu ketika Sang Bhagava menetap di dekat Savatthi, di hutan Jeta di Vihara Anathapindika, ketika malam menjelang pagi, seorang dewa dengan cahaya yang cemerlang menerangi seluruh hutan Jeta menghampiri Sang Bhagava. Setelah menghormati Beliau, lalu berdiri di satu sisi. Sambil berdiri di satu sisi, dewata itu berkata kepada Sang Bhagava dalam syair:

Banyak dewa dan manusia
berselisih paham tentang berkah
yang diharapkan membawa keselamatan,
terangkanlah, apa berkah utama.

Tidak bergaul dengan orang yang tidak bijaksana,
bergaul dengan mereka yang bijaksana,
menghormati mereka yang patut dihormati,
itulah berkah utama.

Hidup di tempat yang sesuai,
berkat kebajikan-kebajikan hidup yang lampau,
meununtun diri kearah yang benar,
itulah berkah utama.

Memiliki pengetahuan dan ketrampilan,
terlatih baik dalam tata susila,.
ramah tamah dalam ucapan,
itulah berkah utama.

Membantu ayah dan ibu,
menyokong anak dan istri,
bekerja bebas dari pertentangan,
itulah berkah utama.

Dermawan, hidup sesuai dengan Dhamma,
menolong sanak keluarga,
bekerja tanpa cela,
itulah berkah utama.

Menjauhi, tidak melakukan kejahatan,
menghindari minuman keras,
mendengarkan Dhamma pada saat yang tepat
itulah berkah utama.

Selalu hormat dan rendah hati,
merasa puas dan berterima kasih,
mendengarkan Dhamma pada saat yang sesuai,
itulah berkah utama.

Bersemangat, menjalankan hidup suci,
menembus Empat Kesunyataan Mulia,
serta mencapai Nibbana,
itulah berkah utama.

Karena dengan mengusahakan hal-hal itu,
manusia tidak terkalahkan dimanapun juga,
serta berjalan aman kemana juga,
itulah berkah utama.
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: iwakbelido on 08 May 2008, 11:48:18 AM
ooooo begitu... terima kasih banyak saudara Nyanadhana.
jadi kesimpulan kenapa kita dianjurkan untuk sering membaca "Namo Amithaba" adalah untuk membuat hati kita menjadi tentram, tidak berpikir negatif, berpikir positif, memiliki perkataan yang baik dan benar sehingga enak didengar orang lain.

Saya sering bila sedang berjalan kaki, selalu membaca "Namo Amithaba", selama ini saya kira hal itu dilakukan agar Sang Buddha selalu memberkati kita, melindungi kita tetapi semua itu berguna untuk membuat kita fokus kepada hal-hal positif, membuat hati jadi tenang. Bukan begitu?  _/\_
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: nyanadhana on 08 May 2008, 11:54:26 AM
Betul , pernahkah anda berjalan bengong trus ditepukin orang dari belakang langsung kena hipnotis hehehehe,saya mengambil contoh kecil ini sebagai pembelajaran. melafal "Namo Amitabha" adalah menyuruh batin untuk "Sadar " "Sadar" "Sadar".......jadi menyadari sekeliling,menyadari siapa diri anda,meletakkan pikiran untuk tidak melayang sana sini. sama seperti ketika kamu meditasi "Budho,Budho,Budho...."lama kelamaan batin menjadi tenang, pikiran baik muncul,pikiran buruk tenggelam.

catatlah...Buddhisme Sejati yang tidak terimbas dari konsep agama tetangga...pelajari Sutta Buddha dimana Sang Buddha dengan bijaksananya telah menguraikan segala hal agar tidak terpandang supranatural,tidak logis,tidak benar. mungkin rekan disini bisa membantu memberikan jawaban lebih mendetail lagi agar kita semua mengerti sesungguhnya apa yang diajarkan Sang Buddha. _/\_
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: iwakbelido on 08 May 2008, 12:18:49 PM
 _/\_ terima kasih saudara Nyanadhana. Betul sekali, saya pernah mengalami kejadian itu  :'( semenjak saat itu saya selalu membaca "Namo Amithaba", iya dengan membaca "Namo Amitbha" saya menjadi sadar, menyadari keadaan sekitar dan menjadi lebih tenang.

Saat kita akan makan, apakah Sang Buddha mengajarkan untuk "berdoa" terlebih dahulu? Bagaimana cara "berdoa" yang dianjurkan Sang Buddha?  _/\_
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: nyanadhana on 08 May 2008, 12:58:44 PM
Aku menemukan satu paritta dimana digunakan Bhikkhu saat makan

Paṭisaṅkhā yoniso piṇḍapātaṃ(umat awam : Bhojanam) paṭisevāmi,

Considering it thoughtfully, I use alms food,

Neva davāya na madāya na maṇḍanāya na vibhūsanāya,

Not playfully, nor for intoxication, nor for putting on bulk, nor for beautification,

Yāvadeva imassa kāyassa ṭhitiyā yāpanāya vihiṃsuparatiyā brahma-cariyānuggahāya,

But simply for the survival & continuance of this body, for ending its afflictions, for the support of the holy life,

Iti purāṇañca vedanaṃ paṭihaṅkhāmi navañca vedanaṃ na uppādessāmi,

(Thinking,) Thus will I destroy old feelings (of hunger) and not create new feelings (from overeating).

Yātrā ca me bhavissati anavajjatā ca phāsu-vihāro cāti.

I will maintain myself, be blameless, & live in comfort.

Kalo mau singkat, ucapkan "Terima Kasih atas makanan yang telah disediakan,semoga berkah ditujukan kepada mereka yang menyediakan makanan ini"

Tidak ada spesifik dikatakan dalam Sutta ada Sang Buddha mengajarkan doa saat makan.  _/\_ mungkin ada rekan lain bisa menambahkan
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: Lily W on 08 May 2008, 01:10:14 PM
Saya pernah dengar.... Pada jaman Sang Buddha hanya 2 kali saja membaca paritta... yaitu pada waktu ada bhikkhu yg sakit dan pada waktu terjadi musibah di suatu desa (sy lupa nama desanya).

Jadi kalo Bro Iwakbelido mau makan....coba renungkanlah makanan itu berguna untuk apa? dan sadarilah agi makan.... Ato bisa sisakan 1 sendok makanan itu agar bermanfaat bagi makhluk lainnya (ini termasuk kusala kamma lho dan  bermanfaat bagi batin).

Semoga share ini bermanfaat... ;D

 _/\_ :lotus:
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: iwakbelido on 08 May 2008, 01:18:42 PM
wah, beruntungnya saya, karena selama ini saya "berdoa" kurang lebih seperti itu : "Terima kasih atas makanan yang telah tersedia dan berkatilah orang yang telah menyediakan makanan ini."  :)

Ci Lily W, bukankah bila kita menyisakan makanan itu merupakan kamma buruk? seharusnya kita menghabiskannya? Dengan menyisakan makanan, 1 sendok, itu hanya akan dibuang bagaimana bisa bermanfaat bagi makhluk lainnya? Mungkin hanya akan dimakan oleh kucing. Apakah itu kamma baik?

Terima kasih  _/\_
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: nyanadhana on 08 May 2008, 02:32:08 PM
itu kan praktik metta ci lily, kalo menurut kamu tidak sesuai ya tidak dipraktekan,kalo menurut kamu sesuai ya silahkan jalankan. masing-masing punay tujuan masing-masing dan selama perbuatan kamu diiringi pikiran baik maka hal itu akan baik.
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: Lily W on 08 May 2008, 02:45:09 PM
Ci Lily W, bukankah bila kita menyisakan makanan itu merupakan kamma buruk? seharusnya kita menghabiskannya? Dengan menyisakan makanan, 1 sendok, itu hanya akan dibuang bagaimana bisa bermanfaat bagi makhluk lainnya? Mungkin hanya akan dimakan oleh kucing. Apakah itu kamma baik?

Terima kasih  _/\_

Bro Iwakbelido yg baik....

Ya...
Apa Bro Iwakbelido percaya adanya 31 alam?
Kucing adalah salah satu makhluk di alam binatang... dan masih banyak makhluk lainnya lagi yaitu makhluk tak tampak di alam yg lain contohnya di alam peta, asura dllnya.
Apa Bro Iwakbelido tahu ttg "TIROKUDDA SUTTA"?
"Di luar dinding mereka  berdiri dan menanti
dan di persimpangan-persimpangan jalan,
mereka kembali ke rumah yg dulu dihuninya
dan menanti di muka pintu"....dst...dst....
(bisa di baca di thread theravada kelompok sutta di forum ini)
 
mereka itu adalah makhluk tak tampak.

Cobalah Bro Iwakbelido belajar sisakan 1 sendok makanan...sambil ucapkan (dlm batin) semoga makanan itu bermanfaat bagi makhluk lainnya dan waktu dibuang ke tong sampah...ucapkan (dlm batin) jg kata2 itu. ini akan menimbulkan kecenderungan batin. Saya sering begitu lho dan saya rasakan ada kebahagiaan dlm batinku. :) Selamat mencoba.... ;D

Pada hari Kathina yg lalu di Vihara Dhammacakka... Bhante Pannavaro ada menceritakan ttg sisakan 1-2 sendok makanan ketika makan....mungkin ada frens yg telah mendengarkan & masih ingat dg ceramah Bhante Pannavaro tsb...mungkin bisa share di sini... ^:)^ ^:)^ ^:)^

 _/\_ :lotus:
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: iwakbelido on 08 May 2008, 03:15:20 PM
 [at]  Ci Lily W yang baik.
Maaf, saya tidak tahu mengenai 31 alam. Tetapi saya percaya kalo di dunia ini selain alam manusia, alam hewan, ada alam lainnya. Saya akan membaca thread Theravada kelompok Sutta. Terima kasih banyak, Ci Lily W.

 [at]  Saudara Nyanadhanna
Saya setuju dengan ucapakan Ko Nyanadhanna, selama perbuatan kita diiringi pikiran baik maka hal itu akan baik. dengan catatan tetap tidak merugikan orang lain seperti membunuh dengan diiringi pikiran baik tetap saja itu karma buruk. Terima kasih banyak, Ko Nyanadhanna.

Masih banyak yang harus saya pelajari dan pahami semoga dari diskusi ini saya bisa menemukan pemahaman yang benar.  _/\_
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: iwakbelido on 08 May 2008, 04:52:24 PM
Bagaimana dengan Dewa-Dewi? Apakah didalam agama Buddha, kita mengenal Dewa-Dewi seperti Sun Wu Kong, Chi Kung, Dewa Langit dll? Apakah Dewa-Dewi tersebut sudah bercampur dengan tradisi. Sun Wu Kong itu sesudah jaman Buddha Gotama atau sebelumnya?

Lalu bagaimana dengan Sang Dewi Kwan Im? Apakah di dalam ajaran agama Buddha kita mengenal beliau? Karena Dewi Kwan Im adalah Ibu angkat saya hingga saat ini karena waktu kecil saya diangkat menjadi anaknya Dewi Kwan Im agar bisa "meringankan" beban orang tua saya.  _/\_

Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: nyanadhana on 08 May 2008, 04:58:47 PM
Saya akan mengutip dari pustaka sejarah museum Cina yah.....referensinya juga bisa ditonton di CCTV Discovery khusus China,sedang dibahas sekarang ini mengenai Tong Sam Cong dari fakta sejarah.

1. cerita Tong Sam Cong dan 3 murid ke Barat...........historynya bener2 ada tapi menyangkut hal mistiknya agak diragukan. Perawakan Sun Go Kong sendiri itu memang benar murid Tong Sam Cong tapi bukan wujudnya monyet tapi kepribadiannya memang nakal,keras dan seperti monyet. Babi juga merupakan salah satu murid Tong, tapi manusia dengan sikap genit, dan terakhir Biksu Pasir yang agak oon ,ada kok tapi manusia dengan kebodohan.
Tong Sam Cong cukup beruntung memiliki murid dengan 3 jenis sifat yang kuat yaitu Lobha,Dosa,Moha. dan penggambaran oleh bangsa Chinese saat itu menjadi Monyet,Babi,satu lagi genre silumannya aku ga tahu.

Sun go Kong bisa diidentikkan dengan Hanuman dari versi India.kekuatannya sama.sampe hari ini Sun Go Kong masih disembah oleh kalangan tradisional sebagai dewa.

2. Menyangkut dewi Kwan Im sebagai ibu angkat.....saya lebih tidak akan berdebat karena ini adalah kepercayaan anda dan sudah diwariskan turun temurun. toh ga ada salahnya menjadi anak angkat dari perwujudan CINTA KASIH UNIVERSAL, jadi beruntunglah kamu ,semoga kamu bisa meneladani sifat welas asih dewi Kwan Im.
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: nyanadhana on 08 May 2008, 05:05:40 PM
soal Dewa Dewi....Sang Buddha menjelaskan mengenai 31 alam Kehidupan.

Chi Kung sebenarnya bukan dewa tapi diangkat dewa,dia adalah biksu zen yang dicap sinting tapi mujarab dalam memberikan obat terutama berasal dari gosok2 badannya yang ga mandi.mengenai pencerahannya, kita tidak akan komen disini. buat saya dia bukan dewa atau makhluk gaib,cukup pendeta zen yang pernah bersumbangsih pada masa dinasti Cina dulu.
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: andry on 08 May 2008, 05:15:57 PM
Ato bisa sisakan 1 sendok makanan itu agar bermanfaat bagi makhluk lainnya (ini termasuk kusala kamma lho dan  bermanfaat bagi batin).

Semoga share ini bermanfaat... ;D

 _/\_ :lotus:

sisain 1 sendok? trus kalau udah disisain di kemanakan cie??
selain dikasih kebinatang cie, sebab peliharaan udah ada porsinya..
thx b4
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: JackDaniel on 08 May 2008, 05:28:20 PM
Mengenai Guan Yin dapat baca di => http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,1884.0.html
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: SandalJepit on 08 May 2008, 06:03:14 PM

4. Ada sebuah cerita
seorang ibu sangat rajin membaca  "Namo Amitabha" pokoknya bisa dua jam tiga jam dan tidak boleh diganggu,suatu hari anaknya memanggilnya "Ibu " si ibu menjawab " Diam " ibu lagi berdoa,"Ibu" teriak anaknya lagi , "Diam,kalo ga ibu marah" anaknya langsung tersenyum " Ma, kamu saya panggil 2 kali saja udah marah, gimana Amitabha yang mendengar namanya dipanggil selama 3 jam?"

setiap kamu curhat,kamu merasa tenang,batin yang tenang akan memunculkan pikiran yang baik ,pikiran yang baik tentu akan mendorong kamma baik. Sosok Kwan Im ada atau tidak ada,kita tidak tahu,seperti halilintar yang menggelegar pada saat hujan. sosok seperti itu biasanya adalah diri anda sendiri,anda berkata dengan diri anda,mendorong diri anda,menceriakan diri anda, maka anda akan menganggap semua hal baik seperti blessing dari pihak luar,namun faktor utama adalah blessing diri sendiri.


Buddha Amitabha  tidak akan marah biarpun dipanggil namanya selama 10/100 jam sekalipun, sebab dia sudah menjadi Buddha, telah melenyapkan lobha, dosa, dan moha. menyebut nama Buddha adalah "menanamkan karma" untuk berjumpa dengan ajaran Buddha yang sejati
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: iwakbelido on 08 May 2008, 06:08:53 PM
saya sudah membaca http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,1884.0.html tapi di dalam forum tersebut tidak pernah menyinggung mengenai menurut ajaran Theravada. Bagaimana menurut ajaran Theravada?

Apakah saya harus pindah topic nih? hehehe bingung mo dipindahin kemana.. ada saran?  _/\_
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: Lily W on 08 May 2008, 06:16:26 PM
Ato bisa sisakan 1 sendok makanan itu agar bermanfaat bagi makhluk lainnya (ini termasuk kusala kamma lho dan  bermanfaat bagi batin).

Semoga share ini bermanfaat... ;D

 _/\_ :lotus:

sisain 1 sendok? trus kalau udah disisain di kemanakan cie??
selain dikasih kebinatang cie, sebab peliharaan udah ada porsinya..
thx b4

Sebelum makan.... 1 sendok itu di pinggirin dulu dan ucapkan dalam batin (semoga makanan ini bermanfaat bagi makhluk lainnya)...trus baru makan yg lainnya....

 _/\_ :lotus:
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: Lily W on 08 May 2008, 06:24:20 PM

4. Ada sebuah cerita
seorang ibu sangat rajin membaca  "Namo Amitabha" pokoknya bisa dua jam tiga jam dan tidak boleh diganggu,suatu hari anaknya memanggilnya "Ibu " si ibu menjawab " Diam " ibu lagi berdoa,"Ibu" teriak anaknya lagi , "Diam,kalo ga ibu marah" anaknya langsung tersenyum " Ma, kamu saya panggil 2 kali saja udah marah, gimana Amitabha yang mendengar namanya dipanggil selama 3 jam?"

setiap kamu curhat,kamu merasa tenang,batin yang tenang akan memunculkan pikiran yang baik ,pikiran yang baik tentu akan mendorong kamma baik. Sosok Kwan Im ada atau tidak ada,kita tidak tahu,seperti halilintar yang menggelegar pada saat hujan. sosok seperti itu biasanya adalah diri anda sendiri,anda berkata dengan diri anda,mendorong diri anda,menceriakan diri anda, maka anda akan menganggap semua hal baik seperti blessing dari pihak luar,namun faktor utama adalah blessing diri sendiri.


Buddha Amitabha  tidak akan marah biarpun dipanggil namanya selama 10/100 jam sekalipun, sebab dia sudah menjadi Buddha, telah melenyapkan lobha, dosa, dan moha. menyebut nama Buddha adalah "menanamkan karma" untuk berjumpa dengan ajaran Buddha yang sejati


Apa sih arti dari "NAMO" itu?
Dalam film "Forbidden Kingdom".... "Namo Amitabha" di artikan "terpujilah Buddha"

 _/\_ :lotus:
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: nyanadhana on 09 May 2008, 08:01:58 AM
Buddha Amitabha  tidak akan marah biarpun dipanggil namanya selama 10/100 jam sekalipun, sebab dia sudah menjadi Buddha, telah melenyapkan lobha, dosa, dan moha. menyebut nama Buddha adalah "menanamkan karma" untuk berjumpa dengan ajaran Buddha yang sejati

Bro Sandal Jepit, ini adalah jokes yang menggambarkan kiasan mengenai orang belajar Dhamma tapi tidak mengerti apa yang dia ucapkan. bukan soal Buddha Amitabha sudah menjadi Buddha, kita semua udah tahu Buddha telah menjadi Buddha tentu pemikiran seperti ini tidak akan ada lagi,jadi terima kasih untuk penjelasannya.
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: ryu on 09 May 2008, 08:12:04 AM
Buddha Amitabha  tidak akan marah biarpun dipanggil namanya selama 10/100 jam sekalipun, sebab dia sudah menjadi Buddha, telah melenyapkan lobha, dosa, dan moha. menyebut nama Buddha adalah "menanamkan karma" untuk berjumpa dengan ajaran Buddha yang sejati

Bro Sandal Jepit, ini adalah jokes yang menggambarkan kiasan mengenai orang belajar Dhamma tapi tidak mengerti apa yang dia ucapkan. bukan soal Buddha Amitabha sudah menjadi Buddha, kita semua udah tahu Buddha telah menjadi Buddha tentu pemikiran seperti ini tidak akan ada lagi,jadi terima kasih untuk penjelasannya.

iya, trus kadang ada yang hanya biasa teori doang, prakteknya beda lagi.
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: EVO on 09 May 2008, 10:52:12 AM
dear iwak belido
dari palembang kah???
nicknya itu iwak=ikan
ikan yang hanya ada di palembang untuk buat kerupuk dan empek empek

menurutku soal makan lebih baik di habiskan
kalau aku sebelum makan aku ber doa
lebih tepatnya merenungkan...makanan yang ada di hadapan ku
nasi dan sayur yang ada itu berkah yang di berikan oleh jutaan makhluk
dan dedikasi dari alam....

semoga makanan ini menjadi energi bagi ku untuk terus menjadi lebih baik
semoga semua makhluk yang menyediakan makanan ini berbahagia dan terlahir di alam yang lebih tinggi
semoga semua makhluk di alam mana pun berbahagia

dan kalau mau dana makanan banyak cara kok
kasih beras ama burung
kasih gula buat semut
kasih beras buat pemulung..pengemis...orang miskin
rawat pepohonan dan bunga yang ada di sekitar kita dgn baik
karna pohon itu rumah bagi makhluk lain seperti burung...
bunga bagi kupu-kupu...capung...ada lebah juga seh kadang kadang
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: iwakbelido on 09 May 2008, 01:50:02 PM
Yup, saya dari Palembang.
Bener banget, ikan belida (iwak belido) adalah ikan yang hanya ada di Palembang untuk buat kerupuk dan empek empek tetapi sekarang sudah hampir punah, kalo mo liat aslinya datang aj ke Sea World Indonesia  ;D

Terima kasih atas inputan mengenai doa sebelum makannya. Inputannya sangat membantu. Ternyata untuk berdana makanan bisa dilakukan dgn cara sesederhana itu ya? Selama ini tidak terpikirkan. Terima kasih sekali lagi saudara EVO  :)

 _/\_
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: EVO on 09 May 2008, 01:57:27 PM
sami sami iwak
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: hengki on 09 May 2008, 07:34:23 PM
Menurut saya Berdoa atau Curhat pada Buddha atau Kwan Im tidak masalah. Masalah Doa kita dikabulkan atau tidak, itu tergantung dari tabungan kebajikan/karma baik kita.
Bila kita sering Berbuat Baik, Mematuhi Pancasila Buddhis dan Rajin Baca Keng/Paritta, Meditasi, Bertobat maka Doa kita akan Terkabul.
Doa terkabul karena karma baik kita yang matang atau dimatangkan lebih cepat atau istilahnya dibantu oleh Para Dewa.
Tapi kalau kita jarang Berbuat Baik, sering Melanggar Sila dan jarang Baca Keng/ Paritta, jarang Meditasi maka Doa kita juga jarang Terkabul walaupun Para Dewa mau membantu.
Karma baik kita Berbuah ibaratnya kita narik uang tabungan kita di Bank. Bila kita jarang Menabung/Berbuat Baik dan malah sering Berbuat Jahat maka lama2 Tabungan karma baik kita akan habis dan kita akan menuai karma buruk.
Maka dari itu penting sekali untuk tetap terus Berbuat Baik, Menjaga Sila, Baca Keng/Paritta, Meditasi, Bertobat agar Saldo Tabungan Karma Baik kita bertambah terus dan saldonya tidak minus.


Mengenai membaca Namo Omitohud adalah untuk melatih pikiran kita agar tidak melayang kemana-mana dan agar batin kita menjadi dekat dengan Buddha sehingga mengurangi kemungkinan kita untuk Berbuat Salah.

Sorry kalau penjelasan saya kurang memuaskan  :), kalau kamu ada yg belum mengerti boleh tanya lagi.

Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: iwakbelido on 15 May 2008, 08:45:05 AM
Ato bisa sisakan 1 sendok makanan itu agar bermanfaat bagi makhluk lainnya (ini termasuk kusala kamma lho dan  bermanfaat bagi batin).

Semoga share ini bermanfaat... ;D

 _/\_ :lotus:

sisain 1 sendok? trus kalau udah disisain di kemanakan cie??
selain dikasih kebinatang cie, sebab peliharaan udah ada porsinya..
thx b4

Sebelum makan.... 1 sendok itu di pinggirin dulu dan ucapkan dalam batin (semoga makanan ini bermanfaat bagi makhluk lainnya)...trus baru makan yg lainnya....

 _/\_ :lotus:

 [at]  Ci Lily W:
Ci, mo nanya nih misalkan kalo kita ga suka dgn makanan itu dan ga mau makan, trus kita sisihkan saja begitu dengan niat memberikan manfaat bagi makhluk lain, itu gimana? Apakah itu benar? (OOT ga ya?) Thanks, Ci Lily _/\_
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: Lily W on 15 May 2008, 11:12:34 AM
Ato bisa sisakan 1 sendok makanan itu agar bermanfaat bagi makhluk lainnya (ini termasuk kusala kamma lho dan  bermanfaat bagi batin).

Semoga share ini bermanfaat... ;D

 _/\_ :lotus:

sisain 1 sendok? trus kalau udah disisain di kemanakan cie??
selain dikasih kebinatang cie, sebab peliharaan udah ada porsinya..
thx b4

Sebelum makan.... 1 sendok itu di pinggirin dulu dan ucapkan dalam batin (semoga makanan ini bermanfaat bagi makhluk lainnya)...trus baru makan yg lainnya....

 _/\_ :lotus:

 [at]  Ci Lily W:
Ci, mo nanya nih misalkan kalo kita ga suka dgn makanan itu dan ga mau makan, trus kita sisihkan saja begitu dengan niat memberikan manfaat bagi makhluk lain, itu gimana? Apakah itu benar? (OOT ga ya?) Thanks, Ci Lily _/\_

Ok... itu benar...bisa bermanfaat bagi makhluk lain... ;D

Jangan ragu-ragu untuk berbuat baik.... kesempatan itu cepat berlalu... ;D

_/\_ :lotus:
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: iwakbelido on 23 May 2008, 11:28:50 AM
teman2, mau bertanya nih.
Menurut ajaran Buddha bahwa tuhan itu tidak ada, maka bagaimana makhluk hidup (manusia) dpt terbentuk? bumi bagaimana bisa terbentuk? tidak ada yg menciptakan? lalu siapakah yang mengatur sistem tata surya kita ini? itu yang buat saya bingung kalo ditanya oleh orang lain.

bagaimana cara menjawabnya ya? _/\_
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: nyanadhana on 23 May 2008, 11:33:01 AM
http://samaggi-phala.or.id/tipitaka/sutta/digha/aganna.html

coba dibaca dulu,ntar kalo binun tanya lagi.
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 23 May 2008, 11:43:53 AM
Begini, ada sesuatu pasti ada penyebabnya. Hal ini tidak dibantah oleh Sang Buddha.
Tetapi, Sang Buddha menjelaskan bahwa tidak diketemukan satu penyebab utama (mahapencipta), melainkan kesinambungan proses.

Alam semesta ada awalnya, tetapi apa penyebab awalnya alam semesta? Sang Buddha mengajarkan bahwa ada awal semesta, tetapi juga mengajarkan bahwa awal tersebut bukan awal sesungguhnya. Ada kesinambungan muncul dan lenyapnya alam semesta. Sebab mula-mula tidak bisa diketahui kita, dipikir-pikir akan membuat jadi gila, tidak berguna untuk terbebas dari penderitaan.

dan sebelumnya -> sebab -> akibat -> sebab -> akibat -> sebab -> akibat -> dan seterusnya
dan sebelumnya -> awal -> akhir -> awal -> akhir -> awal -> akhir -> dan seterusnya
dan sebelumnya -> lahir -> mati -> lahir -> mati -> lahir -> mati -> dan seterusnya

Contoh saja : orang jaman dulu beranggapan -1.000.000 adalah angka paling kecil, tetapi manakah bilangan paling kecil sesungguhnya? Anda masih bisa mengurangi angka paling kecil yang bisa disebut.

Buddha mengajarkan, tidak ada suatu penyebab utama, brahma, yang menciptakan, yang mengatur alam semesta ini, melainkan ada 5 hukum sebab akibat yang mengatur :

Hukum sebab akibat fisika
Hukum sebab akibat biologi
Hukum sebab akibat pikiran
Hukum sebab akibat moralitas (karma)
Hukum sebab akibat Dhamma

Tidak ada yang mengatur terjadinya hukum-hukum itu, melainkan alami, ada sebab maka ada akibat.
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: iwakbelido on 23 May 2008, 11:54:33 AM
temanku, saya sudah baca site tersebut. tetapi saya masi bingung cara menjawab ke org2 lain? semuanya terjadi begitu saja ya?
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: williamhalim on 23 May 2008, 11:54:58 AM
teman2, mau bertanya nih.
Menurut ajaran Buddha bahwa tuhan itu tidak ada, maka bagaimana makhluk hidup (manusia) dpt terbentuk? bumi bagaimana bisa terbentuk? tidak ada yg menciptakan? lalu siapakah yang mengatur sistem tata surya kita ini? itu yang buat saya bingung kalo ditanya oleh orang lain.

bagaimana cara menjawabnya ya? _/\_

IMO,
Jawaban yg paling tepat adalah: tidak ternalarkan oleh pemikiran kita yg terbatas ini.

Tapi, kalo mereka masih nekad mau adu argumen, kenyataan tidak ada pencipta jauh lebih masuk diakal ketimbang mesti ada pencipta.

Penjelasannya begini:
~ bagaimana hujan terbentuk? Siapa yg menciptakan hujan?
~ Bagimana batu di sungai terpoles? siapa yg memolesnya?
~ apakah mesti ada pencipta? siapa yg mencipta si pencipta?
~ apakah mesti ada penyebab pertama? mana yg lebih masuk diakal: ada penyebab utama atau tidak ada penyebab utama? berapakah bilangan terkecil (nol, -1, -1000?)? apakah benda terkecil (atom? quark? bagaimana quark dibagi 1000?)? jadi jelas, tidak ada yg terkecil di alam ini, seperti juga tidak ada yg pertama....

::

  
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: nyanadhana on 23 May 2008, 11:55:28 AM
Betul kata Bro Kar,

prinsip "pencipta" mungkin menyederhanakan pengetahuan manusia pada satu titik ada makhluk adi kuasa, pertanyaan gampang bisa dilihat dari keseharian kita, cobalah untuk mencari tahu darimana kamu berasal, dari orang tua,darimana orang tua kamu berasal,dari orang tuanya orang tua, hal ini akan berujung-ujung tiada ujung benar bukan? apakah ujungnya menjadi Adam dan Hawa? lalu naik menjadi Tuhan? tidak sesimple itu

Bumi yang kamu injak saat ini telah mengalami proses pembentukan dan penghancuran dan senada dengan Aganna Sutta yang menceritakan prinsip evolusi, coba baca makhluk alam Abhassara yang menemukan bumi diselimuti oleh lautan, then ada cerita soal makan dan terbentuk manusia, inget bagaimana teori evolusi dari makhluk satu sel yang makan di lautan kemudian sesuai perkembangan waktu menjadi makhluk-makhluk beragam.

Kalo buat saya,jika kamu ditanya pihak Karesten,coba tanyakan lagi,siapakah Pencipta Tuhan? darimanakah ia berasal kalo tiba-tiba muncul Tuhan?harus ada yang menciptakan donk, toh semua ciptaan dia berkembang biak melalui sex,ga mungkin tuhan itu menciptakan sesuatu kalo dia ga mengetahui pengetahuan sex.
tanyakan lagi soal Adam dan Hawa dan 2 anak laki-lakinya,bila kita semua berasal dari mereka, kemungkinan apakah anak laki2nya bersetubuh dengan Hawa kembali dan tercipta anak?berarti dari awal ajaran incest sudah tertanam?

Mentrace ujung-ujungnya Tuhan itu hanyalah keterbatasan pengetahuan manusia, konsep tuhan juga merupakan buah pemikiran manusia (coba cari cerita awal manusia melihat gunung meletus,dikira ada dewa disana dan mulai menyembah agar dewanya senang,inilah akar Tuhanisme dalam dunia manusia.)

Semoga menjawab.
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: nyanadhana on 23 May 2008, 11:59:42 AM
 _/\_ kalau anda cukup jeli,sebenarnya konsep adanya Tuhan itu masih meninggalkan celah bolong-bolong yang bisa kamu pertanyakan kebenarannya asalkan orang yang berdebat itu tidak menggunakan jawaban kanak-kanak

"Kita kan manusia tidak tahu pemikiran Tuhan karena dia tidak bisa dipertanyakan"
"Tuhan Maha Kuasa,manusia mana bisa menjangkau pemikiran Tuhan"
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: iwakbelido on 23 May 2008, 12:07:06 PM
ok saya mengerti, semua ujungnya adalah tidak ada yg pertama.
Lalu mengapa Buddha bisa menjadi Buddha? Siapakah yg memberkahi Beliau? Karmanya sendiri?
Mohon maaf bila pertanyaannya aneh
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: iwakbelido on 23 May 2008, 12:11:42 PM
Saya suka sekali dengan kutipan berikut dari : http://justbegood.net/AnyoneHeaven.htm
"
According to Buddhism, where we go to after this life  does not depend on our religion.  In fact, there is no requirement to pray to, worship, or even believe in the Buddha to have a good afterlife. 

What happens to us after this life depends on how we
conduct ourselves in this present life. 

The path to Heaven is not by faith or worship,
but by doing good and avoiding evil.
 
The Buddha never said anything like ‘worship me and you shall be rewarded’.  He also never threatened to punish anyone should they not believe in Him or follow His Teachings. 

He said that there is nothing wrong in doubting or even questioning Him, as most people will take some time to fully understand His Teachings. 

He stressed that everyone should seek, understand and experience the Truth for themselves, and not to have blind faith in anyone or anything.
"

Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: iwakbelido on 23 May 2008, 12:12:45 PM
Source : http://justbegood.net/MoreQuestions.htm#Creationmyths

Buddhism and creation myths

In Buddhism, why isn't there a belief in a supreme god that created the universe?

Buddhists tend to be fairly realistic in such matters and do not believe in creation myths such as the universe emerging from a cosmic egg, or created by an old man with a long, white beard.  If anything we believe that the universe has always existed. 

If it is said that an omnipotent being or 'intelligent designer' did create the universe, then it begs the obvious question of who then created or 'designed' that being?  And if that being has always existed, then isn't it more believable that the universe has always been in existence instead?

In any case, Buddhists certainly don't believe in any such all-powerful and all-knowing being that, for whatever reasons, allows its creations to be tortured in an everlasting hell, (which that being also created).  And if that omniscient being knows beforehand that most of its creations are destined to burn in hell forever, then why does it go ahead to produce so much suffering?  It is hard also for Buddhists to believe in such a supreme being that somehow manages to be loving and forgiving, while at the same time also vengeful, unjust, merciless and sadistic.

The Buddha advised us not to concern ourselves with such speculations, as these speculations are ultimately unproductive.  He tells the story of a person who pierced by a poisoned arrow, did not want the arrow to be removed until he knew who shot the arrow, why he was shot, and what kind of poison was on the arrow. 

Just as it is a doctor's job to remove the poisoned arrow and treat the wound, and not answer the man's untimely questions; it is the Buddha's role to show us how to free ourselves from suffering and not answer such speculative questions.  Thus, He said we should think and focus more on what really matters, which is our practice of Buddhism.
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: William_phang on 23 May 2008, 12:18:39 PM
Buddha itu artinya telah sadar...tidak ada siapapun yamg memberkahi Beliau...Buddha dicapai dengan usaha... Dan semua orang ato makhluk kalo melakukan meditasi vipasana juga akan bisa menjadi arahat/buddha (tercerahkan).
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: nyanadhana on 23 May 2008, 12:24:23 PM
Ini lebih menjawab.

It is common for people who are exploring religion to ask questions regarding the origins of the world. Since time immemorial people have speculated about this question.  Most religions will teach that the world was created by a Creator; - God.  For many people, this seems to be satisfactory. However, if one seriously thinks about it, this answer is merely a placebo - something that does not have any real value other than to satisfy the incessant queries of a questioner.  To say that the world started with a Creator God is no better than to say that the origin of yoghurt is milk, or the origin of a plant is the seed. Simplistic minds do not seem to have a need to see further back beyond that.  The reason for this is that our mind is conditioned to see things in a linear manner; that is having a starting point and an end. This article has a start and an end, so is the table before you and so on.  However, there are many, many things in this universe that have no beginning and no end.  Look at the sky above you. It may seem like a blue or black sheet but it really goes on forever. It is the same with time - it has no beginning and no end.  This is how Buddhists understand the origins of the world as taught by the Buddha.

It is interesting to note that the Buddha described events like how a universe forms in space.  More interestingly, the Buddha's explanations corresponds very closely to the scientific view. In the Aganna Sutta, the Buddha described the universe being destroyed and then re-evolving into its present form over a period of countless millions of years. The first life formed on the surface of the water and again, over countless millions of years evolved from simple into complex organisms.  Eventually, the universe is again destroyed and another arises in its place.  All these processes are without beginning or end, and are set in motion by natural causes.  Our present universe merely occupies one slot in this beginning-less and endless sequence of time.  Such explanations are a quantum leap away from the simplistic genesis stories of theistic religions and are indicative of the great insight and wisdom of the Buddha's enlightened mind.
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: nyanadhana on 23 May 2008, 12:25:42 PM
"Now there comes a time, Vasettha, when after a long period of time this world expands. When the world expands beings
for the most part fall from the realm of Radiance and come here; and they exist made of mind, feeding on joy, self-luminous, moving through the air, constantly beautiful; thus they  remain for a long, long time. Now at that time, all had become one world of water dark, and of darkness that maketh blind. No moon nor sun appeared no stars were seen, nor constellations, neither was night manifest nor day, neither months nor half-months, neither years nor seasons, neither female nor male. Beings were reckoned just as beings only. And to those beings, Vasettha, sooner or later after a long time, earth with its savors was spread out in the waters. Even as a scum forms on the surface of boiled milky rice that is cooling, so did the earth appear. ~ Aganna Sutta"


Even so, questions regarding  the origins of the world and such were not considered important by the Buddha and not made out to be a big deal as in other religions.  In a famous story, a man called Malunkyaputta approached the Buddha and demanded that the Buddha explain the origin of the universe before he would become a disciple of the Buddha. Then the Buddha said that he would not go into a discussion of the origin of the Universe. To him, gaining knowledge about such matters was a waste of time because a man's immediate problem was his own suffering and his task was to liberate himself from the present state of affairs. To illustrate this, the Buddha related the parable of a man who was shot by a poisoned arrow. This foolish man refused to have the arrow removed until he was told who shot the arrow, what he looks like, the kind of wood the arrow was made of and so on.  The Buddha said that before the man could learn such information, he would be dead. Similarly, our immediate task is to be enlightened, not to speculate about the metaphysical. Thus, the Buddha's teachings centre around mankind and emphasises the methods by which he can liberate himself.  These teachings are encapsulated in the Four Noble Truths.
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 23 May 2008, 12:32:39 PM
Lalu mengapa Buddha bisa menjadi Buddha? Siapakah yg memberkahi Beliau? Karmanya sendiri?
Mohon maaf bila pertanyaannya aneh[/quote]

Mari kita lihat suatu lingkaran setan :

Quote
i – ii.     Bergantung pada ketidaktahuan ( avijja ), timbullah bentuk – bentuk karma ( sankhara ).
     
ii – iii.    Bergantung pada bentuk – bentuk karma ( sankhara ), timbullah kesadaran ( vinnana ).
     
iii – iv.    Bergantung pada kesadaran ( vinnana ), timbullah batin dan jasmani ( nama – rupa ).
     
iv – v.    Bergantung pada batin dan jasmani ( nama – rupa ), timbullah enam landasan indra (salayatana).
     
v – vi.    Bergantung pada enam landasan indra ( salayatana ), timbullah kontak ( phassa ).
     
vi – vii.    Bergantung pada kontak ( phassa ), timbullah perasaan ( vedana ).
     
vii – viii.    Bergantung pada perasaan ( vedana ), timbullah keinginan ( tanha ).
     
viii – ix.    Bergantung pada keinginan ( tanha ), timbullah kemelekatan ( upadana ).
     
ix – x.    Bergantung pada kemelekatan ( upadana ), timbullah penjelmaan ( bhava ).
     
x – xi.    Bergantung pada penjelmaan ( bhava ), timbullah kelahiran ( jati )
     
xi – xii.    

Bergantung pada kelahiran ( jati ), timbullah kelapukan dan kematian ( jara – marana ), dan kesedihan, keluh kesah, kesakitan, penderitaan, dan keputusasaan.
Demikianlah kemunculan dari seluruh bentuk – bentuk penderitaan.

mudahnya begini :

dan sebelumnya -> makhluk (gabungan nama dan rupa) -> buat karma -> mati -> karena ada karma maka akan ada kelahiran lagi -> makhluk (gabungan nama dan rupa) -> buat karma -> mati -> karena ada karma maka akan ada kelahiran lagi -> dan seterusnya

konon kalau siklus tersebut dibalik, maka siklus tersebut akan putus.

Quote
i – ii.     Dengan berhentinya seluruh ketidaktahuan, maka bentuk – bentuk karma berhenti.
     
ii – iii.    Dengan berhentinya bentuk – bentuk karma, maka kesadaran berhenti.
     
iii – iv.    Dengan berhentinya kesadaran, maka batin dan jasmani berhenti.
     
iv – v.    Dengan berhentinya batin dan jasmani, maka enam landasan indra berhenti.
     
v – vi.    Dengan berhentinya enam landasan indra, maka kontak berhenti.
     
vi – vii.    Dengan berhentinya kontak, maka perasaan berhenti.
     
vii – viii    Dengan berhentinya perasaan, maka nafsu keinginan berhenti.
     
viii – ix.    Dengan berhentinya nafsu keinginan, maka kemelekatan berhenti.
     
ix – x.    Dengan berhentinya kemelekatan, maka penjelmaan berhenti.
     
x – xi.    Dengan berhentinya penjelmaan, maka kelahiran berhenti.
     
xi – xii.    

Dengan berhentinya kelahiran, maka pelapukan dan kematian dan kesedihan, keluh kesah, Kesakitan, penderitaan dan keputusasaan berhenti.
Demikianlah berhentinya seluruh bentuk Penderitaan.

Sang Buddha adalah yang menemukan kembali (setelah pengetahuan tersebut lenyap) dan membalikkan siklus tersebut, kemudian mengajarkan kepada yang masih terikat pada siklus setan tersebut. Konon perjuangannya dimulai pada masa lampau, pada saat jadi makhluk yang bernama Sumedha.

Makhluk yang telah sadar itu yang disebut Buddha. Makhluk lain juga bisa jadi Buddha. Kita juga bisa menjadi Buddha.

Bagaimana perjuangannya membalikkan siklus tersebut? Jalan mulia beruas delapan.

Pañña
1. Pengertian Benar (sammä-ditthi)
2. Pikiran Benar (sammä-sankappa)
Sila
3. Ucapan Benar (sammä-väcä)
4. Perbuatan Benar (sammä-kammanta)
5. Pencaharian Benar (sammä-ajiva)
Samädhi
6. Daya-upaya Benar (sammä-väyäma)
7. Perhatian Benar (sammä-sati)
8. Konsentrasi Benar (sammä-samädhi)
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: iwakbelido on 23 May 2008, 12:53:38 PM
ckckckckck Buddha benar2 menggunakan logika dan masuk akal, berilmu pengetahuan.
Makin kagum dengan Dhamma. _/\_

mari kita lakukan Jalan Mulia Berunsur Delapan (Ariya Atthangiko Magga)
Pañña
1. Pengertian Benar (sammâ-ditthi)
2. Pikiran Benar (sammâ-sankappa)
Sila
3. Ucapan Benar (sammâ-väcä)
4. Perbuatan Benar (sammâ-kammanta)
5. Pencaharian Benar (sammâ-ajiva)
Samâdhi
6. Daya-upaya Benar (sammâ-vâyama)
7. Perhatian Benar (sammâ-sati)
8. Konsentrasi Benar (sammâ-samâdhi)
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: johan3000 on 08 February 2010, 09:05:44 AM
Saya pernah dengar.... Pada jaman Sang Buddha hanya 2 kali saja membaca paritta... yaitu pada waktu ada bhikkhu yg sakit dan pada waktu terjadi musibah di suatu desa (sy lupa nama desanya).

Jadi kalo Bro Iwakbelido mau makan....coba renungkanlah makanan itu berguna untuk apa? dan sadarilah agi makan.... Ato bisa sisakan 1 sendok makanan itu agar bermanfaat bagi makhluk lainnya (ini termasuk kusala kamma lho dan  bermanfaat bagi batin).

Semoga share ini bermanfaat... ;D

 _/\_ :lotus:

maksudnya makannya gak habis ?
sisa 1 sendok trus diapain 1 sendok tsb?

mohon penjelasannya sis...

kalau gw sih sisain 1 sendok sambelnya utk org lain...
Title: Re: tuhan dan berdoa dalam agama Buddha
Post by: markosprawira on 08 February 2010, 10:41:23 AM
itu untuk berdana ke mahluk2 lain bro.....

berbeda dengan menyisakan makanan pada umumnya dimana yg terjadi biasanya adalah dosa mula citta (menolak karena sudah kenyang)

dalam contoh yg diberikan oleh ci lily, justru kita sengaja menyisakan karena ingin berdana kepada mahluk2 yg membutuhkan

tampilan yg sama dengan "isi" yang berbeda