Berkaitan dengan apa yang kita diskusikan disini. Tulisan Junarto M.Ifah ini barangkali bisa membantu anda mengembangkan jalur-jalur cabang saraf baru di otak anda.
Memang sengaja saya tidak menerangkan hubungannya secara eksplisit karena itu tidak mendidik anda. Biarlah secara alami cabang-cabang saraf itu terkoneksi satu dengan yang lain secara alamiah sehingga akhirnya menghasilkan lingkaran bulat....
---------------
jelasnya mungkin bisa baca artikelnya Thanissaro:
1. The Path of Mindfullness and Concentration
2. Untangling the Present: The Role of Appropriate Attention
tapi sebagian yg aku maksud itu aku terjemahkan di bawah.
Makasih atas perhatiannya. Mudah2an bisa jadi bagian investigasi
pikiran kita.
--------------------------------------------------------------------
[Dari Untangling the present: The role of appropriate attention]
Jika pikiran bekerja dengan sederhana, masalah-masalahnya akan
sederhana dan mudah untuk diselesaikan. Buddha di dalam menunjukkan
bagaimana mengakhiri masalah2 pikiran akan membuat instruksi-
instruksinya sederhana dan singkat: sebuah pendekatan tunggal –
menyeluruh terhadap apapun yang terjadi sekarang, sebuah jalan mulia
satu rangkap: hanya perhatian murni, konsentrasi atau kesadaran non-
reaktif….,beliau akan berkata= "Percaya/Yakin saja kepada hakikat
sejatinya anda, pemahaman asli anda, dan biarkan apa adanya…" Bahkan
hanya beberapa menit memperhatikan cara pikiran bekerja dapat
menunjukkan bagaimana kompleks dan terpilin-pilinnya cara bekerjanya
pikiran kita. Ini berarti problemnya juga kompleks. Terutama masalah
penderitaan: seperti yang diketahui Buddha, penyebab2 penderitaan
(mental) adalah seperti kusutnya dan kait-mengait seperi sarang burung
atau benang kusut.
Kontrasnya, Buddha kemudian menggambarkan perhatian tepat [di dalam
bekerjanya proses2 pikiran=kemelekatan, penolakan dsb.] sebagai
kemampuan mengamati [proses-proses pikiran] bahwa= "Ini penderitaan,
Ini sumber penderitaan, Ini berhentinya penderitaan dan ini jalan
praktik untuk membawa berhentinya penderitaan" [Four noble truths di
dalam proses pikiran].
Jadi daripada sekedar melemparkan kondisi kekinian kepada anda sebagai
sesuatu yang monolitik, Buddha mengarahkan perhatian ada kepada empat
hal yang signifikan yang terjadi di sana [four noble truths dalam
pikiran].
[Dari The Path of Mindfullness and Concentration]:
Dalam tahapan pertama, Buddha berkata untuk sadar akan halangan [=lima
halangan=five hindrances] yang datang dan pergi [dalam pikiran].
Beberapa orang berpikir bahwa ini adalah praktik `perhatian tanpa
pilih-pilih', ketika anda tidak mengarahkan pikiran ke arah tertentu,
ketika anda cuma duduk dan menatap berbagai tetek bengek datang/pergi
pada pikiran. Dalam praktik, pikiran tidak siap bekerja seperti itu.
Banyak orang ingin melompat dan memulai pada level 'tidak menambahkan
apa-apa ke dalam momen kekinian', tetapi ia tidak bekerja dengan cara
[secepat]itu. Anda tidak akan sensitif kepada hal-hal halus yang
pikiran tambahkan secara habitual ke dalam momen kekinian sampai anda
secara sadar [berusaha] mengubah apa yang anda tambahkan.
..ketika Buddha menyebut soal sebab, ia berkata bahwa setiap situasi
dibentuk dari dua arah – sebab yang datang dari masa lampau dan
penyebab yang anda masukkan ke dalam situasi sekarang. Anda harus
sensitif kepada keduanya [dalam pikiran]. Jika anda tidak sensitif
kepada apa yang anda [telah] tambahkan kepada sebuah situasi, anda
tidak akan pernah mengembangkan skill/keahlian apa-pun.
http://groups.yahoo.com/group/Mahayana_Indonesia/message/3325