//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: J KrishnaMurti  (Read 176260 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: J KrishnaMurti
« Reply #195 on: 28 July 2008, 11:15:42 AM »
 [at] Kainyn_Kutho
Mungkin Anda salah memahami posting NorthernLight. Paragraf itu bukan tulisan Eckhart Tolle, tapi ditulis oleh NL dari pengalaman batinnya sendiri sebagai intro di dalam dia membahas tulisan Tolle. Justru dengan intro itu NL mau menunjukkan kesalahan ajaran Tolle bahwa pencerahan itu bisa diperoleh melalui usaha (effort). Coba baca lagi dengan teliti seluruh posting NL itu. (Saya punya buku asli TPON; kalau perlu bisa saya periksa apakah itu paragraf Tolle atau bukan; tapi jelas bahwa paragraf itu bertentangan dengan ajaran Tolle.)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: J KrishnaMurti
« Reply #196 on: 28 July 2008, 11:24:33 AM »
Oh, tadinya saya pikir itu kutipan dari tulisan Eckhart Tolle. OK, terima kasih atas penjelasannya, Pak Hudoyo!

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
BUKU KEHIDUPAN (08/01 - Kebenaran): Hati Penuh, Pikiran Kosong
« Reply #197 on: 05 August 2008, 08:19:45 AM »
Tidak ada jalan menuju kebenaran, kebenaran harus datang kepada Anda. Kebenaran hanya datang kepada Anda bila pikiran dan hati Anda sederhana, jernih, dan terdapat cinta dalam hati Anda; bukan jika hati Anda dipenuhi oleh hal-hal dari pikiran. Bila terdapat cinta dalam hati Anda, Anda tidak bicara tentang mengorganisasikan persaudaraan umat manusia; Anda tidak bicara tentang kepercayaan, Anda tidak bicara tentang pemecahbelahan dan kekuatan-kekuatan yang menciptakan pemecahbelahan, Anda tidak perlu mencari rekonsiliasi. Lalu Anda adalah sekadar sesosok manusia tanpa label, tanpa negara. Ini berarti Anda harus membuang semua hal itu, dan membiarkan kebenaran mewujud; dan ia hanya bisa datang bila batin kosong, bila pikiran berhenti mencipta. Maka ia akan datang tanpa Anda undang. Maka ia akan datang secepat angin tanpa diketahui. Ia datang menyelinap, bukan ketika Anda mengamati dan berharap. Ia muncul seketika seperti sinar matahari, semurni malam; tetapi untuk menerimanya hati harus penuh dan pikiran kosong. Sekarang ini pikiran Anda penuh dan hati Anda kosong.

J. Krishnamurti: "The Book of Life"
« Last Edit: 05 August 2008, 08:27:59 AM by hudoyo »

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
BUKU KEHIDUPAN (08/02 - Kebenaran): Kebenaran Adalah Keberadaan
« Reply #198 on: 05 August 2008, 08:44:46 AM »
Tidak ada jalan menuju kebenaran, dan tidak ada dua kebenaran. Kebenaran bukan dari masa lampau atau masa kini, ia bebas dari waktu [timeless]; dan orang yang mengutip kebenaran dari Buddha, dari Shankara, dari Kristus, atau yang sekadar mengulang-ulang apa yang saya katakan, tidak akan menemukan kebenaran, oleh karena pengulangan bukanlah kebenaran. Pengulangan adalah kebohongan. Kebenaran adalah suatu keberadaan yang muncul ketika pikiran—yang mencoba memilah-milah, yang menjadi eksklusif, yang hanya bisa berpikir dari sudut hasil, pencapaian—berakhir. Hanya di situ ada kebenaran. Batin yang berupaya, mendisiplinkan dirinya untuk mencapai suatu tujuan, tidak bisa mengenal kebenaran, oleh karena tujuan itu adalah proyeksi dirinya sendiri, dan mengejar proyeksi itu, betapa pun mulianya, adalah suatu bentuk pemujaan diri. Orang seperti itu memuja dirinya sendiri, dan dengan demikian ia tidak dapat mengenal kebenaran. Kebenaran hanya bisa dikenal apabila kita memahami seluruh proses pikiran, artinya, apabila tidak ada lagi pergulatan.

J. Krishnamurti: "The Book of Life"

SEMAR:
Di sinilah letak perbedaan antara agama dan meditasi (sadar/eling), agama apa pun termasuk Agama Buddha. Agama berisi doktrin, yang dihafalkan, diingat-ingat, diulang-ulang. Meditasi, yang mengembangkan sadar/eling, justru mengamati pikiran, yang menjadi instrumen utama dari agama, sampai pikiran itu berhenti dengan sendirinya.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: J KrishnaMurti
« Reply #199 on: 05 August 2008, 08:58:27 AM »
Tidak ada jalan menuju kebenaran, dan tidak ada dua kebenaran. Kebenaran bukan dari masa lampau atau masa kini, ia bebas dari waktu [timeless]; dan orang yang mengutip kebenaran dari Buddha, dari Shankara, dari Kristus, atau yang sekadar mengulang-ulang apa yang saya katakan, tidak akan menemukan kebenaran, oleh karena pengulangan bukanlah kebenaran. Pengulangan adalah kebohongan. Kebenaran adalah suatu keberadaan yang muncul ketika pikiran—yang mencoba memilah-milah, yang menjadi eksklusif, yang hanya bisa berpikir dari sudut hasil, pencapaian—berakhir. Hanya di situ ada kebenaran. Batin yang berupaya, mendisiplinkan dirinya untuk mencapai suatu tujuan, tidak bisa mengenal kebenaran, oleh karena tujuan itu adalah proyeksi dirinya sendiri, dan mengejar proyeksi itu, betapa pun mulianya, adalah suatu bentuk pemujaan diri. Orang seperti itu memuja dirinya sendiri, dan dengan demikian ia tidak dapat mengenal kebenaran. Kebenaran hanya bisa dikenal apabila kita memahami seluruh proses pikiran, artinya, apabila tidak ada lagi pergulatan.

J. Krishnamurti: "The Book of Life"

SEMAR:
Di sinilah letak perbedaan antara agama dan meditasi (sadar/eling), agama apa pun termasuk Agama Buddha. Agama berisi doktrin, yang dihafalkan, diingat-ingat, diulang-ulang. Meditasi, yang mengembangkan sadar/eling, justru mengamati pikiran, yang menjadi instrumen utama dari agama, sampai pikiran itu berhenti dengan sendirinya.

Kalau menurut saya, biasanya agama memuat "sadar/eling", tetapi juga memuat doktrin dan disiplin yang dihafalkan, diingat-ingat dan diulang-ulang. Barangkali karena pendiri agama (apapun) melihat bahwa perbedaan kemampuan memahami dari manusia sungguh sangat beragam, sehingga berusaha mencoba "merangkul" semuanya. Karena yang bisa mencapai "sadar/eling" itu cenderung lebih sedikit dan biasanya mengambil keputusan yang (hampir selalu) merugikan secara politik/sosial/ekonomi, maka umatnya cenderung didominasi oleh yang tidak "sadar/eling" itu.
Kemudian juga banyak orang yang sudah terlalu nyaman berada di tingkat "tidak perlu sadar/eling", sehingga yang terlihat secara mayoritas, agama adalah doktrin dan disiplin yang dihafalkan, diingat-ingat dan diulang-ulang. Mereka tidak (mau) tahu kenapa doktrin dan disiplin itu dibuat.


Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: J KrishnaMurti
« Reply #200 on: 05 August 2008, 09:45:23 AM »
Kalau menurut saya, biasanya agama memuat "sadar/eling", tetapi juga memuat doktrin dan disiplin yang dihafalkan, diingat-ingat dan diulang-ulang. Barangkali karena pendiri agama (apapun) melihat bahwa perbedaan kemampuan memahami dari manusia sungguh sangat beragam, sehingga berusaha mencoba "merangkul" semuanya. Karena yang bisa mencapai "sadar/eling" itu cenderung lebih sedikit dan biasanya mengambil keputusan yang (hampir selalu) merugikan secara politik/sosial/ekonomi, maka umatnya cenderung didominasi oleh yang tidak "sadar/eling" itu.
Kemudian juga banyak orang yang sudah terlalu nyaman berada di tingkat "tidak perlu sadar/eling", sehingga yang terlihat secara mayoritas, agama adalah doktrin dan disiplin yang dihafalkan, diingat-ingat dan diulang-ulang. Mereka tidak (mau) tahu kenapa doktrin dan disiplin itu dibuat.

Seorang yang tercerahkan mengajarkan kebenaran yang direalisasikannya. ... Para muridnya yang datang belakangan mengembangkannya menjadi sebuah agama. ... Sukar mengatakan, mana yang "pendiri agama".

Salam,
hudoyo

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: J KrishnaMurti
« Reply #201 on: 05 August 2008, 10:05:00 AM »
Ya, awalnya memang semua tidak bilang2 agama atau organisasi, hanya mengajar saja. Baru belakangan oleh murid2 dan para pengikut, dibentuk agama dengan "menobatkan" guru mereka sebagai pendiri (walaupun guru itu tidak mendirikan).

Offline uwi

  • Teman
  • **
  • Posts: 98
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
Re: J KrishnaMurti
« Reply #202 on: 07 August 2008, 10:55:55 PM »
Di Luar Kebisingan Kata-Kata

Menyimak adalah seni yang tidak mudah didapat, tetapi di situ terdapat keindahan dan pemahaman luhur. Kita menyimak dengan berbagai kedalaman diri kita, tetapi cara menyimak kita selalu dengan suatu prakonsepsi atau berangkat dari suatu sudut pandang tertentu. Kita tidak hanya sekadar menyimak; selalu ada tabir menyela dari pikiran-pikiran, kesimpulan-kesimpulan dan prasangka-prasangka kita sendiri. .... Untuk dapat menyimak haruslah ada keheningan di dalam, kebebasan dari ketegangan untuk memperoleh sesuatu, suatu perhatian yang rileks. Keadaan yang waspada tapi pasif ini mampu mendengar apa yang berada di luar kesimpulan kata-kata. Kata-kata membingungkan; itu hanya cara lahiriah untuk berkomunikasi; tetapi untuk menghayati [commune] di luar kebisingan kata-kata, haruslah ada sikap pasif tapi waspada di dalam menyimak. Mereka yang mencinta dapat menyimak; tetapi amatlah jarang ditemukan seorang yang mampu menyimak. Kebanyakan dari kita selalu mengejar hasil, mengejar cita-cita; kita selamanya mengatasi dan menaklukkan, dan dengan demikian tidak menyimak. Hanya di dalam menyimak kita mendengar nyanyian kata-kata.

j krishnamurti: the book of life.
"Etam mama, eso hamasmi, eso me atta 'ti."

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: J KrishnaMurti
« Reply #203 on: 28 September 2008, 08:56:01 AM »
Kebetulan baru membaca2x buku dan pas ada ketemu bagian yang cocok dengan topik ini.

Berhubungan tentang kasus affair JK dan juga pendapat Pak Hud tentang JK adalah seorang arahant,

Didalam Vinaya I 295 dikatakan
"Atthanam etam anavakaso yam arahato asuci mucceyya ti"
"Seorang arahant tidak mungkin terjadi ejakulasi (pengeluaran cairan sperma) bahkan pada waktu tidur"

Jadi berdasarkan dua informasi ini, sepertinya JK bukan seorang Arahant.
There is no place like 127.0.0.1

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: J KrishnaMurti
« Reply #204 on: 28 September 2008, 10:12:58 AM »
Wah informasi suhu sangat bermanfaat  ^:)^
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: J KrishnaMurti
« Reply #205 on: 29 September 2008, 05:44:34 AM »
Kebetulan baru membaca2x buku dan pas ada ketemu bagian yang cocok dengan topik ini.
Berhubungan tentang kasus affair JK dan juga pendapat Pak Hud tentang JK adalah seorang arahant,
Didalam Vinaya I 295 dikatakan
"Atthanam etam anavakaso yam arahato asuci mucceyya ti"
"Seorang arahant tidak mungkin terjadi ejakulasi (pengeluaran cairan sperma) bahkan pada waktu tidur"
Jadi berdasarkan dua informasi ini, sepertinya JK bukan seorang Arahant.

Silakan saling berspekulasi tentang apakah Krishnamurti seorang "arahat" atau bukan. ... Tidak penting bagi saya, apakah dia seorang buddha, arahat, atau anagami dst ... Istilah-istilah itu cuma teori/kepercayaan, yang dipelajari dari kitab suci: arahat begini, arahat tidak mungkin begitu ... Tidak seorang pun di fourm ini tahu ...

Di dalam Vajrayana, seorang Bodhisattva (bahkan yang sudah sampai tingkat kesepuluh) masih terikat sumpah untuk bersedia melanggar sila demi welas asih.

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: J KrishnaMurti
« Reply #206 on: 29 September 2008, 08:04:16 AM »
Kebetulan baru membaca2x buku dan pas ada ketemu bagian yang cocok dengan topik ini.
Berhubungan tentang kasus affair JK dan juga pendapat Pak Hud tentang JK adalah seorang arahant,
Didalam Vinaya I 295 dikatakan
"Atthanam etam anavakaso yam arahato asuci mucceyya ti"
"Seorang arahant tidak mungkin terjadi ejakulasi (pengeluaran cairan sperma) bahkan pada waktu tidur"
Jadi berdasarkan dua informasi ini, sepertinya JK bukan seorang Arahant.

Silakan saling berspekulasi tentang apakah Krishnamurti seorang "arahat" atau bukan. ... Tidak penting bagi saya, apakah dia seorang buddha, arahat, atau anagami dst ... Istilah-istilah itu cuma teori/kepercayaan, yang dipelajari dari kitab suci: arahat begini, arahat tidak mungkin begitu ... Tidak seorang pun di fourm ini tahu ...

Di dalam Vajrayana, seorang Bodhisattva (bahkan yang sudah sampai tingkat kesepuluh) masih terikat sumpah untuk bersedia melanggar sila demi welas asih.

hahahahhahah... spekulasi....

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: J KrishnaMurti
« Reply #207 on: 29 September 2008, 08:12:26 AM »
Orang benar belum tentu suci, orang suci sudah tentu benar ;D
« Last Edit: 29 September 2008, 08:29:32 AM by ryu »
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: J KrishnaMurti
« Reply #208 on: 29 September 2008, 08:17:06 AM »
hahahahhahah... spekulasi....

Sumpah Bodhisattva itu bukan spekulasi.

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: J KrishnaMurti
« Reply #209 on: 29 September 2008, 08:19:24 AM »
kan u pernah bilang jk sudah bebas?

sedangkan bodhisattva itu belon bebas, gmn nich om???