kalau saya melihat dan membandingkan, contohnya ya ;DDulu Bhante Uttamo juga pernah ceramah yang isinya "hidup untuk agama atau agama untuk hidup?" Saya pikir bisa meminjam tolok ukur ini melihat apakah orang hidup untuk meditasi (seluruh tenaga dikerahkan demi meditasi, membela-bela meditasinya, menjadi marah ketika meditasinya dihina), ataukah orang meditasi untuk hidup (meditasinya adalah untuk perbaikan kualitas hidup, tidak melekat, tidak membenci orang lain dalam hidup).
biku bergitar :
ketika ada yang menggunjingkan dia tidak terpengaruh lho ;D
pendiri MMD :
ketika ada yang menggunjingkan dia sepertinya terpengaruh lho ;D
maka kita melihat dari yang terlihat manakah yang terlihat hasil dari latihannya? ;D
Dulu Bhante Uttamo juga pernah ceramah yang isinya "hidup untuk agama atau agama untuk hidup?" Saya pikir bisa meminjam tolok ukur ini melihat apakah orang hidup untuk meditasi (seluruh tenaga dikerahkan demi meditasi, membela-bela meditasinya, menjadi marah ketika meditasinya dihina), ataukah orang meditasi untuk hidup (meditasinya adalah untuk perbaikan kualitas hidup, tidak melekat, tidak membenci orang lain dalam hidup).secara tolak ukur, ketika orang hidup untuk meditasi, "seharusnya" ada suatu kemajuan dari hasil meditasinya secara dia berlatih meditasi itu ada tujuannya.
Jadi harus melihat hidupnya secara keseluruhan, bukan lewat satu atau beberapa contoh saja.
secara tolak ukur, ketika orang hidup untuk meditasi, "seharusnya" ada suatu kemajuan dari hasil meditasinya secara dia berlatih meditasi itu ada tujuannya.Entahlah, seperti saya bilang, itu subjektif. Ada yang banyak meditasi jadi orang baik, ada yang banyak meditasi jadi orang gila.
secara tolak ukur, ketika orang hidup untuk meditasi, "seharusnya" ada suatu kemajuan dari hasil meditasinya secara dia berlatih meditasi itu ada tujuannya.
kalau saya melihat dan membandingkan, contohnya ya ;D
biku bergitar :
ketika ada yang menggunjingkan dia tidak terpengaruh lho ;D
pendiri MMD :
ketika ada yang menggunjingkan dia sepertinya terpengaruh lho ;D
maka kita melihat dari yang terlihat manakah yang terlihat hasil dari latihannya? ;D
Entahlah, seperti saya bilang, itu subjektif. Ada yang banyak meditasi jadi orang baik, ada yang banyak meditasi jadi orang gila.betul, tapi setidaknya seseorang meditasi ada satu tujuan, entah tujuan baik atau buruk.
kata "seharusnya" itu, kalau diterapkan ke diri sendiri akan mengakibatkan "terobsesi pada hasil", nanti menjurus ke keangkuhan (saat melihat hasil) atau depresi (saat tidak melihat kemajuan).kata "seharusnya" itu untuk melihat suatu perkembangan atau kemajuan dari hasil yang diinginkan atau di harapkan.
kata "seharusnya" kalau digunakan untuk melihat orang lain, akhirnya menghasilkan "judgement", bisa overestimate, bisa juga underestimate.
kalo mencoba melihat "hasil", segitu banyak orang di dunia yg bunuh diri rame2, terlibat skandal seks dan habis2an mengeluarkan harta untuk guru2 palsu yg keliatannya alim...ya oleh karena itu diperlukan kehati2an untuk memilih guru, banyak kasus asalnya guru terpandang akhirnya jatuh juga oleh skandal2 yang membuat tercoreng ajarannya.
sulit menentukan dari yang terlihat di luar...ya memang tapi orang2 bisa menilai dari luar dulu, baru kedalam ;D lebih bagus luar ok dalem ok ;D
kita tidak tahu batin orang lain..
bagaimana jika dari luar terlihat "cool", tapi di dalam sebenarnya dongkol?
atau sebaliknya dari luar tampak mencak-mencak, tapi di dalam sebenarnya "cool"...
tau ah gelap... :whistle:
Entahlah, seperti saya bilang, itu subjektif. Ada yang banyak meditasi jadi orang baik, ada yang banyak meditasi jadi orang gila.seharusnya meditasi ndak bikin orang gila
seharusnya meditasi ndak bikin orang gilaMemang seharusnya tidak. Biasanya mungkin meditasinya yang aneh atau cara menyikapi meditasinya yang salah.
tehnik meditasinya yang salah
menurut aku pribadi kalau mau memilih guru meditasiBicara bukan masalah banyak/dikit, tapi yang bermanfaat. Tampil/tidak tenar juga tidak masalah, yang penting rendah hati. Pandangan seseorang juga subjektif, jadi bisa saja kita tidak tenang memandangnya karena kita sendiri yang gelisah.
1.gurunya ndak banyak bicara
2.gurunya ndak sukak tampil
3.gurunya sederhana hidupnya
4.sekali kita pandang kelihatan gurunya tenang
5.gurunya tidak sukak keramaian
menurutku (bukan-master), kita makin mengerti diri kita sendiri... itu aja, yg lain akibat dari yg 1 iniMengenal Diri? ;D
ada seorang master mengatakan hasil dari berlatih meditasi seseorang terlihat dengan tingkah laku atau postingannya, apakah bisa di sharing seperti apakah hasil yang nyata dari latihan meditasi atau melakukan meditasi.
apakah terlihat teori atau praktek?
kalo tolok ukurnya gak banyak ngomong, diem2, gak "berdebat" dan gak tampil ke masyarakat, maka apabila kita hidup di jaman Sang Buddha, berarti kita bakal kehilangan kesempatan belajar dengan Buddha dong... Buddha tampil di masyarakat, dari satu kerajaan ke kerajaan lain dan terus2an "berdebat" dengan guru2 lain... demikian juga murid2nya yg lain... semuanya bakal dilewati begitu saja...mungkin maksudnya tidak omong kosong, meditasi begini hasilnya begitu ;D
kalo tolok ukurnya "rendah hati" dengan pengertian gak mau bilang dirinya benar, gak mau mengatakan orang yg salah sebagai salah, gak berani bilang fakta sebagai fakta, maka lagi2 apabila hidup di jaman Buddha kita akan melewatkan Buddha dan murid2nya, karena mereka tidak "rendah hati", mereka mengatakan salah sebagai salah, dungu sebagai dungu, buruk sebagai buruk...Seorang bijaksana ketika menilai orang lain, disertai alasan yang bisa dimengerti. Ketika menilai orang lain, juga memperhatikan tempat dan waktu, serta caranya. Orang bijaksana juga menunjukkan teladan sebelum memberi pengajaran. Dan terlebih lagi, Buddha mengatakan hanya ia sendiri atau orang seperti dia (Samma Sambuddha) yang tepat menilai orang lain.
Seorang bijaksana ketika menilai orang lain, disertai alasan yang bisa dimengerti. Ketika menilai orang lain, juga memperhatikan tempat dan waktu, serta caranya. Orang bijaksana juga menunjukkan teladan sebelum memberi pengajaran. Dan terlebih lagi, Buddha mengatakan hanya ia sendiri atau orang seperti dia (Samma Sambuddha) yang tepat menilai orang lain.menurut saya, orang yang bijaksana mengkritik yg salah sebagai salah, bukan pada pribadinya, melainkan pada kesalahannya. saya tidak setuju kalo untuk buka mulut mengkritik yang salah sebagai salah hanya bisa dilakukan oleh Samma Sambuddha. kalo memang anda berpendirian begitu, kenapa thread lsy dan ikt penuh dengan kritik2? tidak bolehkah memberitahukan salah sebagai salah?
Saya ragu kalau orang bukan Samma Sambuddha merasa dirinya bisa menilai orang lain benar sebagai benar, buruk sebagai buruk, dan seterusnya.
menurut aku pribadi kalau mau memilih guru meditasiKalo sy Pilih guru yg ;SEDIKIT MAKAN,SEDIKIT BICARA, SEDIKIT TIDUR, DAN HIDUP SEDERHANA :jempol:
1.gurunya ndak banyak bicara
2.gurunya ndak sukak tampil
3.gurunya sederhana hidupnya
4.sekali kita pandang kelihatan gurunya tenang
5.gurunya tidak sukak keramaian
menurut saya, orang yang bijaksana mengkritik yg salah sebagai salah, bukan pada pribadinya, melainkan pada kesalahannya. saya tidak setuju kalo untuk buka mulut mengkritik yang salah sebagai salah hanya bisa dilakukan oleh Samma Sambuddha. kalo memang anda berpendirian begitu, kenapa thread lsy dan ikt penuh dengan kritik2? tidak bolehkah memberitahukan salah sebagai salah?Jangan samakan apa yang saya nilai, yang bisa dinilai dengan logika, dengan orang lain menilai apa yang hanya bisa dilakukan oleh seorang Buddha.
yg saya lihat dari sutta yang anda kutipkan, penekanannya pada kata sepintas. kalo sudah menilai dengan matang dan cermat, sah2 saja untuk mengatakan yg salah sebagai salah, buruk sebagai buruk, dungu sebagai dungu... bukan pada pribadinya, namun pada kesalahannya, keburukannya dan kedunguannya.
Jangan samakan apa yang saya nilai, yang bisa dinilai dengan logika, dengan orang lain menilai apa yang hanya bisa dilakukan oleh seorang Buddha.apakah dengan meditasi bisa menilai batin seseorang?
Contoh:
Seorang Buddha pakai Roll Royce. Ini dengan logika pun bisa dinilai.
Buddha meninggalkan keduniawian.
Roll Royce adalah kepemilikan, bahkan kemewahan duniawi.
Buddha yang meninggalkan keduniawian memakai Roll Royce adalah tidak masuk logika.
Karma dilakukan sendiri, akibatnya diterima sendiri.
IKT bilang dengan ritual tertentu karma bisa ditanggung orang lain.
Maka apa yang dikatakan IKT bertentangan dengan karma itu sendiri.
Bandingkan dengan ini:
Vipassana si A belum maju, sementara vipassana saya sudah lebih maju.
Bagaimana secara logika mengukur vipassana saya sendiri dan menjelaskan ke orang lain?
Terlebih lagi bagaimana secara logika mengukur vipassana milik orang lain?
Lalu dengan cara apa seseorang mengatakan vipassananya lebih maju sedangkan orang lain jalan di tempat?
Memang benar dalam sutta itu, "sepintas" adalah salah satu penekanan. Dalam sutta lain, ada kriteria menilai orang lain itu harus dalam waktu yang lama dan dengan penuh perhatian. Namun itu juga belum pasti penilaiannya benar, apalagi yang hanya sepintas saja.
apakah dengan meditasi bisa menilai batin seseorang?Dengan Samatha bisa mengembangkan Abhinna membaca pikiran orang lain. Tetapi kebijaksanaan (yang diperoleh dari Vipassana) tidak dapat diukur oleh siapapun kecuali oleh seorang Samma Sambuddha. Oleh karena itu, bahkan murid utama seperti Sariputta tidak bisa membaca kebijaksanaan bhikkhu Channa ketika bunuh diri.
Terlebih lagi bagaimana secara logika mengukur vipassana milik orang lain?hmmm... bagaimana ya? tampaknya berpotensi menjadi diskusi tak berujung... mari kita pikir2 sendiri saja.
Lalu dengan cara apa seseorang mengatakan vipassananya lebih maju sedangkan orang lain jalan di tempat?
Sutta ini adalah mengenai menilai orang yang memasuki Ajaran secara benar atau tidak, bukan masalah yang "kelihatan" lainnya.ah, ini dia konteksnya... makasih.
hmmm... bagaimana ya? tampaknya berpotensi menjadi diskusi tak berujung... mari kita pikir2 sendiri saja.Kalau Bro morpheus mau berlapang dada memberitahu dan menunjukkan bagaimana vipassana sendiri dan orang lain bisa diukur, saya bersedia hanya membaca (tidak memberikan argumen bantahan) dan mengaku salah (jika saya terima penjelasannya), karena selama ini saya berpandangan kemajuan spiritual orang tidak bisa diketahui secara pasti oleh orang lain. Tapi kalau tidak bersedia juga tidak apa. Bagaimanapun juga terima kasih atas diskusinya.
saya berhenti di sini saja ^:)^
ada seorang master mengatakan hasil dari berlatih meditasi seseorang terlihat dengan tingkah laku atau postingannya, apakah bisa di sharing seperti apakah hasil yang nyata dari latihan meditasi atau melakukan meditasi.
apakah terlihat teori atau praktek?
terlihat dari cara dia berjalan... ketika melangkahkan tungkai kaki _/\_waduh, kalau orang cacat fisik yg tidak berkaki bagaimana tuh?
waduh, kalau orang cacat fisik yg tidak berkaki bagaimana tuh?
pake kursi rodaiya betul itu ;D
pake kursi rodaiya betul itu ;D
Ygnampak ia semakin pede, ia semakin ceria, ia semakin damai, wajahnya tidak cemberut, raut muka penuh semangat, berjalan dgn penuh semangat, ia tidak menyukai keramaian, ia menjadi suka tempat sunyi, ia berbadan lebih harum, kulitnya menjadi cerah, ia selalu senyum dgn alami.
berbadan harum ? bener demikian ?iya dong kan pake sabun.
Ygnampak ia semakin pede, ia semakin ceria, ia semakin damai, wajahnya tidak cemberut, raut muka penuh semangat, berjalan dgn penuh semangat, ia tidak menyukai keramaian, ia menjadi suka tempat sunyi, ia berbadan lebih harum, kulitnya menjadi cerah, ia selalu senyum dgn alami.
IMHO, sulit menilai dengan tepat kualitas seseorang dari apa yang tampak.
Pertama, kita sangat mungkin menilai secara subjektif (menurut ukuran yang kita ciptakan sendiri). Ukuran tsb belum tentu benar.
Kedua, saat kita menilai seseorang, keadaan batin orang tsb dipengaruhi oleh berbagai kondisi di saat itu. Dia mungkin saja berubah, kalo kondisi berubah.
Ketiga, orang bisa saja pandai bersandiwara. Langkahnya diperlambat, ucapannya diperhalus, dsb. Tapi batinnya bagaimana, kita tidak tahu.
pernahkah anda melihat bhante pannavaro dari vihara mendut berjalan, berkata?
pernahkah anda melihat bhante thich nhat hanh berjalan, berkata?
menurut saya beliau berjalan dan berucap disertai sati(perhatian penuh)
bukan langkah kaki yang diperlambat dengan sengaja(palsu),
mereka berjalan lambat terjadi karena secara alami, otomatis...karena mereka mempunyai sati(perhatian penuh/mindfulness)
*klo kata temen saya yang bisa lihat aura: ada perbedaan besar...antara orang biasa,,,dengan BUKAN orang biasa...
pencapaian anda tentu lebih tinggi dari mereka sehingga anda bisa menilai batin mereka, dan pencapaian saya ternyata lebih tinggi dari anda karena saya bisa menilai anda.
Dan pencapaian saya lebih tinggi dari anda karena bisa melihat dengan jelas aura anda yg berwarna putih dikelilingi warna oranye , ;D ;D ;D
bro bisa liat aura?aye bisa kok, sering muncul di tipi tuh =))
bro bisa liat aura?
bro bisa liat aura?Bisa, Aura anda muncul dan hilang dalam bentuk bintang hitam . :)) :)) :))
Bisa, Aura anda muncul dan hilang dalam bentuk bintang hitam . :)) :)) :))
saya cuman pgn ngetes ja..ngetes bualannya ;D
Ya boleh di test, dan terbukti khan?
Sorry ya, aye memang senang bercanda. Kan hidup adalah dukkha, daripada kita serius menikmati dukkha, lebih baik menjalani dukkha dengan humor , canda tawa dan banyak senyum.
Sudah senyum hari ini?
Ya boleh di test, dan terbukti khan?
Sorry ya, aye memang senang bercanda. Kan hidup adalah dukkha, daripada kita serius menikmati dukkha, lebih baik menjalani dukkha dengan humor , canda tawa dan banyak senyum.
Sudah senyum hari ini?
saya melihat aura bro dtgvajra bahkan tidak ada, seperti ada sesuatu yg misterius menyelubungi
Jika demikian Anda perlu bertapa lagi dengan lebih tekun karena anda belum mampu melihat menembus kabut misterius yang mengelilingi aura saya. =)) =)) =)).
^:)^
saya cuma melihat 3 kotak koneng, tapi sptnya itu bukan aura
Bukan, itu cuma menunjukkan saya sdh mencapai Jhana ke 3 bermeditasi di DC. ;D ;D : ;D
Jadi semua orang dewasa yang matang rajin meditasi?