saya selaku umat buddhis, kurang percaya dan kurang yakin akan kesaktian dan keampuhan dari efek meditasi,
rasanya saya kurang yakin dgn kemampuan meditasi yg sanggup berkomunikasi telepati jarak jauh seperti yg diungkapkan yg terjadi pada arahat tempo doeloe, rasanya kalau kemampuan komunikasi telepati jarak jauh, lebih meyakinkan kalau pakai cellphone (hp) bisa komunikasi seantero jagad raya lewat bantuan satelit.
belum lagi kemampuan prediksi akan masa depan yg mungkin bakal terjadi yg dilakukan oleh otak meditator, apakah tidak lebih handal disuruh tv set utk melakukan peramalan akan masa depan? dalam hal kemampuan otak menangkap sinyal sinyal elektromagnet akan gambar gambaran masa depan yg akan terjadi didunia, dalam arti kata gambaran apa yg akan terjadi dimasa depan telah ada dan disupplai oleh alam, akan lebih handal kalau perkara gelombang elektromagnet (electromagnetic wave) dilakukan oleh perangkat yg sudah expert seperti tv set.
apakah gambaran gambaran yg ditangkap oleh otak meditator dalam mengungkapkan misteri masa depan berupa gambaran gambaran image (gambaran bayangan situasi tertentu) dlm hal ini kondisi dan situasi masa depan yg mungkin akan terjadi dan tindakan preventif yg mungkin dapat dilakukan utk mencegah hal hal yg tidak diinginkan.
kalau gambaran masa depan dan rahasia alam yg dapat diungkapkan oleh meditator, ini berarti hal hal tsb sudah tersedia adanya dan bakal terjadi dimasa depan kalau tidak dilakukan preventif atau pengkoreksian tindakan manusia dibumi,
gambaran gambaran dan kondisi dunia masa depan telah ada dan tersedia di bumi kita ini dan hanya tinggal menunggu waktunya utk kita jelang kalau tidak diiringi preventif ataupun pengkoreksian tindakan manusia itu sendiri.
begitu juga rahasia rahasia alam hanya tinggal di timba dan digali oleh manusia itu sendiri melalui pengungkapan yg dilakukan oleh para meditator.
begitu juga dengan segala aspek pengetahuan yg bisa dipelajari melalui analogi komparatif dari apa yg sudah ada di alam bumi kita ini,
sbg contoh :
kemampuan terbang burung, sudah dibuktikan oleh pesawat terbang,
kemampuan kuda bertransportasi, sudah dibuktikan dgn sepeda motor atau mobil,
kemampuan ikan memyelam sudah dibuktikan oleh kapal selam,
kesemua ini merupakan aplikasi analogi komparatif yg dilakukan dalam meniru dan mempelajari dari apa yg ada dalam alam bumi ini.
kemampuan manusia meniru perkembangan embrio secara biologi telah dibuktikan dgn perkembangan bayi tabung, bagaimana pula dgn kemampuan tumbuh suatu tanaman tanpa batas usia, akankah ditiru oleh ilmu pengetahuan dlm bentuk pertumbuhan pencangkokan organ manusia dalam ilmu kedokteran dan mengabaikan ketergantungan akan usia organ jantung?
saya tidak tahu kenapa dalam benak saya timbul ide pemikiran demikian, apakah hanya dikarenakan adanya pertanyaan kurang masuk akal logis saya yg meminta penjelasan dari aspek science, akan keanehan ketersediaan suatu unsur alam dalam bentuk wahana komunikasi yg oleh umat awam disebut dgn "frekwensi" dan oleh ilmu science disebut dgn "gelombang elektromagnet / electromagnetic wave".
Berbicara mengenai mengintip kuasa alam dalam bentuk analogi komparatif tidak hanya terjadi di ilmu fisika dan biologi, akan tetapi dalam banyak aspek kehidupan umat manusia, dari hal managemen bawahan dan hirarki, aspek ilmu sosiologi dan budaya, ilmu pemerintahan dan tingkah laku manusia maupun alam diluar manusia.
Kesemuanya itu kesaktian dan kemampuan alam dapat diintip dari kehidupan manusia sehari hari, rasa rasanya masih banyak ilmu yg bisa digali dari rahasia alam melalui pengungkapan ide rahasia ini melalui thread ini.
Berbicara mengenai "default value from nature", saya mempunyai asumsi dan theory bahwa semenjak manusia itu lahir adalah nilai bawaan terbaik yg diberikan oleh alam termasuk tempat kita dilahirkan, kondisi kaya atau miskin dan lingkungan manusia itu dilahirkan, kesemuanya itu adalah nilai bawaan terbaik yg diberikan oleh alam kepada kita manusia, jauh sebelum manusia itu mengenal nilai nilai buddhisme, kesemuanya itu disesuaikan oleh alam kepada kemampuan umat manusia.
Begitu juga nilai nilai dan kesanggupan manusia dalam memenuhi kebutuhan dan kehidupannya, haruslah disesuaikan dgn kemampuan pemenuhan oleh umat manusia itu sendiri tanpa adanya unsur unsur paksaan diri dlm menggapai keinginannya,
bila hal tersebut mengandung nilai paksaan dalam memenuhi kebutuhan dan extreme desire nya dalam mengapai keinginannya akan membawa dampak buruk dan fatalisme dalam hidupnya sebagai manusia, sebagai contoh : adolf hitler dlm menggapai puncak kekuasaan, deng xiao ping dalam ambisinya mempertahankan tampuk kekuasaannya terhadap demonstrasi di "Thian An Men", keinginan kaisar xing she wang dalam membangun tembok/benteng raksasa sebagai benteng pertahanan dari penyerangan musuh dan keinginannya utk hidup abadi dgn menyuruh dokter klasiknya menemukan pil awet muda baginya, hanya akan membawa kesia siaan saja bila tak diijinkan oleh alam dan malahan akan membawa mereka ke lubang neraka bila melawan takdir alam dalam mempertahankan tampuk kekuasaan.
Kesemuanya itu haruslah selaras dgn ijin dan takdir dari alam tanpa suatu unsur paksaan dan tanpa bisa disalah gunakan ataupun diselewengkan. Dan haruslah dibarengi dgn nilai nilai buddhisme dalam menggapai cita cita dan kebahagiaan hidup kita sebagai umat manusia.
Kemarin atau hari ini, merupaka suatu keberuntungan bagi presiden husni mubarak dan rakyat mesir, karena presiden husni mubarak mengambil keputusan yang bijaksana dengan mengundurkan diri terhadap aksi demonstrasi yang berlangsung 18 hari, sehingga terhindar dari celaka dan petaka yang lebih lanjut di daratan mesir.
Akhir kata, pandai pandailah situpai melompat kalau tidak ingin jatuh cedera dan celaka, begitu juga kita manusia haruslah pandai pandai pulalah kita melangkah dalam setiap aspek kehidupan kita, bila ingin selamat di kehidupan akhirat dan alam baka, sebelum sesuatu itu terlambat dalam menghadapi ajal kita sebagai manusia.
Maka dari itu terapkanlah nilai nilai buddhisme dan pandai pandai lah dalam bertindak dalam kehidupan manusia yang kita jelang.
Karena haruslah kita sadari untuk dapat terlahir dan reinkarnasi sebagai manusia, bayangkan betapa susah mereka mereka roh roh yang terdampar dan terlahir sebagai :
miliaran semut, miliaran ikan, miliaran burung, miliaran ketam, miliaran kucing, miliaran anjing, miliaran serigala, miliaran gajah, miliaran harimau, miliaran singa, miliaran kelinci, miliaran musang, miliaran kalajengking, miliaran ular, miliaran kodok, miliaran kura kura, miliaran tupai, miliaran beruang, miliaran buaya, miliaran lalat, miliaran nyamuk, miliaran kecoa, miliaran cecak, miliaran sapi, miliaran ayam, miliaran bebek, miliaran kambing, miliaran amoeba, miliaran bakteri, miliaran babi, miliaran cacing, miliaran ulat dan kupu kupu, miliaran kodok, miliaran rayap, miliaran walangsangit atau kutu, dan masih banyak lagi miliaran mahkluk hidup dalam alam hewan yang tak bisa disebutkan satu persatu disini.
Sanggupkah miliaran manusia dibandingkan dengan jumlah bermiliaran mahkluk hidup dalam bentuk hewan?
Ini jelas suatu logika yang masuk diakal dan rasional bila kamu menjumpai pernyataan yang diberikan oleh biksu biksu tertentu yang mengatakan demikian " adalah susah untuk dapat terlahir sebagai manusia dan sudah merupakan suatu berkah dan keberuntungan bila bisa terlahir sebagai manusia, dan adalah lebih susah untuk dapat terlahir sebagai manusia dan bisa mendengarkan dhamma".
Tidakkah kita bayangkan dunia hewan juga merupakan mahkluk hidup yang jumlahnya takkan terbayangkan oleh kita.
Dan kesengsaraan, nasib malang dan kurang beruntungnya mereka yang terlahir sebagai hewan.
bukankah kenyataan dan fenomena ini bagi kita yang bisa terlahir sebagai manusia ini sudah merupakan mendapatkan hadiah lotere pertama ataupun hadiah jackpot?
Bayangkan saudara saudara kita yang terlahir sebagai hewan hewan dan tidak se hoki kita yang terlahir sebagai manusia.
Akan masihkah kita menyatakan bahwa Alam dan Tuhan tidak lah berbaik hati dan mengasihani dan menyayangi kita umat manusia? walaupun kita ini hidup sebagai manusia yang miskin dan melarat? Bukankah kita sudah diberikan kesempatan untuk hidup sebagai mahkluk kelas atas "first class creature" dan terlebih bisa hidup dan mendengarkan dhamma. untuk dapat bertindak dan berbuat baik dan bijaksana dalam hidup kita dan menerapkan nilai nilai buddhisme dalam hidup kita supaya kita tetap bisa terlahir sebagai manusia lagi kembali ataupun bisa keluar dari lingkaran kelahiran samsara dan mencapai nibbana.
Kesempatan emas yang kita kita miliki sebagai manusia dan berkesempatan mendengarkan buddha dhamma adalah suatu kesempatan yang langka dan berharga sebagai umat manusia, kesemuanya ini adalah berkat bimbingan dan pengajaran yang kita dapatkan dalam buddhisme yang diajarkan oleh sang guru agung buddha gotama yang merasa kasihan dan karuna terhadap kita sebagai manusia, dan kesemuanya ini adalah berkat kebajikan yang diberikan oleh guru agung buddha gotama atas dasar karunanya terhadap kita sebagai manusia untuk dapat keluar dari lingkaran samsara.