Benar seperti yang dikatakan bro Seniya. Tidaklah benar seorang praktisi Mahayana yang berkeyakinan pd metode praktik Sukhavati ini hanya terpaku pada keyakinan lalu tinggal santai2, atau Sukhavati vyuha Sutra itu adalah sutra pembodohan. Mengkaji Sutra Mahayana tentu tidak bisa dilihat dari satu sisi, secara sepotong-potong.
Secara konsep, Sukhavati memang tidak terdapat dalam tradisi lain (Theravada) , tetapi utk garis besarnya masing2 memiliki prinsip yang sama seperti berkeyakinan pada Triratna, menjalani tiga aspek pelatihan Sila, Samadhi, Prajna, berpegang pd prinsip Tilakhana, mempraktikkan 8 jalan kebenaran, dll.
Sedangkan perbedaan2 seperti konsep Tanah Buddha, Bodhisatva, Kearahatan, yang tidak sama itu tentu kembali pada kecocokan masing2.
Berbalik pada masalah keyakinan , misalnya dalam Theravada pun terdapat kisah Matthakundali yang hanya berkeyakinan pada Buddha tanpa melakukan kebajikan dapat terlahir di alam Surga. Jika mencernanya secara harafiah, maka mungkin saja dapat "menggiring" orang utk bersantai2 tanpa mau berbuat kebajikan, yang penting yakin dgn Sang Buddha. Tapi tentu tidak benar pemahaman demikian, bukan?
Begitu juga saat mempraktikkan metode ajaran Sukhavati dalam tradisi Mahayana. Di dalamnya sebenarnya terdapat aspek2 penting lainnya utk dilatih agar pikiran selaras dengan Dharma, yang mengarah ke pengikisan keserakahan, kebencian dan kegelapan batin.