//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Studi tentang Citta dan Viññaṇa  (Read 27868 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Re: Studi tentang Citta dan Viññaṇa
« Reply #30 on: 29 November 2017, 09:10:07 AM »
Jadi,
mata + bentuk = pikiran muncul (kesadaran mata)
telinga + suara-suara = pikiran muncul (kesadaran telinga)
hidung + bau-bauan= pikiran muncul (kesadaran hidung)
lidah + rasa kecapan= pikiran muncul (kesadaran lidah)
badan + objek sentuhan= pikiran muncul (kesadaran badan )
Karena ini disebut 5 utas kenikmatan.

Lalu, bagaimana dengan landasan indria ke enam?
Pikiran + fenomena pikiran = pikiran muncul (kesadaran pikiran).

Kalau begitu,
Kesadaran membentuk (memunculkan) batin jasmani = 5 landasan indria + pikiran (kesadaran itu??)

Sedikit koreksi
Mata + bentuk bentuk + kesadaran mata dari ketiga ini maka terjadi kontak mata dari kontak mata terjadi perasaan mata dari perasaan mata terjadi persepsi mata dari persepsi mata terjadi pikiran mata. Dan selanjutnya dikatakan disini mata sebagai bola retina sedangkan bentuk bentuk adalah objek yang ada kesadaran mata sebagai indra mata ya itu melihat saja bagaikan kamera mengambil gambar. Jadi belum terjadi pikiran setelah ketiga nya lengkap baru terjadi kontak perasaan persepsi barulah pikiran terbentuk.
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Studi tentang Citta dan Viññaṇa
« Reply #31 on: 29 November 2017, 11:01:01 AM »
Jadi,
mata + bentuk = pikiran muncul (kesadaran mata)
telinga + suara-suara = pikiran muncul (kesadaran telinga)
hidung + bau-bauan= pikiran muncul (kesadaran hidung)
lidah + rasa kecapan= pikiran muncul (kesadaran lidah)
badan + objek sentuhan= pikiran muncul (kesadaran badan )

“’Enam kelompok kesadaran harus dipahami.’ Demikianlah dikatakan. Dan sehubungan dengan apakah hal ini dikatakan?
(1) Dengan bergantung pada mata dan bentuk-bentuk, muncul kesadaran-mata;
(2) Dengan bergantung pada telinga dan suara-suara, muncul kesadaran-telinga;
(3) Dengan bergantung pada hidung dan bau-bauan, muncul kesadaran-hidung;
(4) Dengan bergantung pada lidah dan rasa kecapan, muncul kesadaran-lidah;
(5) Dengan bergantung pada badan dan obyek-obyek sentuhan, muncul kesadaran-badan;
(6) Dengan bergantung pada pikiran dan obyek-obyek pikiran, muncul kesadaran-pikiran.
Adalah sehubungan dengan hal ini maka dikatakan: ’Enam kelompok kesadaran harus dipahami.’ Ini adalah kelompok enam ketiga.
~ MN 148

Quote
Karena ini disebut 5 utas kenikmatan.

“Ānanda, terdapat lima utas kenikmatan indria ini. Apakah lima ini? Bentuk-bentuk yang dikenali oleh mata yang diharapkan, diinginkan, menyenangkan dan disukai, terhubung dengan kenikmatan indria, dan merangsang nafsu. Suara-suara yang dikenali oleh telinga … bau-bauan yang dikenali oleh hidung … rasa kecapan yang dikenali oleh lidah … objek-objek sentuhan yang dikenali oleh badan yang diharapkan, diinginkan, menyenangkan dan disukai, terhubung dengan kenikmatan indria, dan merangsang nafsu. Ini adalah lima utas kenikmatan indria.
~ MN 122

Quote
Lalu, bagaimana dengan landasan indria ke enam?
Pikiran + fenomena pikiran = pikiran muncul (kesadaran pikiran).

"Dengan bergantung pada pikiran dan obyek-obyek pikiran, muncul kesadaran-pikiran."

Vibhanga dari Abhidhamma Piṭaka mendefinisikan landasan/indera pikiran (manayatana) adalah mencakup semua kelompok kesadaran, dan landasan objek pikiran (dhammayatana) adalah mencakup tiga kelompok unsur batin lainnya (perasaan, persepsi, bentukan mental) bahkan unsur tidak terkondisi, Nibbana (Vibh 70-73).

Quote
Kalau begitu,
Kesadaran membentuk (memunculkan) batin jasmani = 5 landasan indria + pikiran (kesadaran itu??)

Kesadaran mengkondisikan batin-jasmani dan batin-jasmani mengkondisikan kesadaran, seperti yang disebutkan dlm DN 15 (yang telah saya bahas di bagian kesimpulan di atas)
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Gwi Cool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -2
  • Terpujilah Sang Buddha
Re: Studi tentang Citta dan Viññaṇa
« Reply #32 on: 29 November 2017, 11:11:30 AM »
“’Enam kelompok kesadaran harus dipahami.’ Demikianlah dikatakan. Dan sehubungan dengan apakah hal ini dikatakan?
(1) Dengan bergantung pada mata dan bentuk-bentuk, muncul kesadaran-mata;
(2) Dengan bergantung pada telinga dan suara-suara, muncul kesadaran-telinga;
(3) Dengan bergantung pada hidung dan bau-bauan, muncul kesadaran-hidung;
(4) Dengan bergantung pada lidah dan rasa kecapan, muncul kesadaran-lidah;
(5) Dengan bergantung pada badan dan obyek-obyek sentuhan, muncul kesadaran-badan;
(6) Dengan bergantung pada pikiran dan obyek-obyek pikiran, muncul kesadaran-pikiran.
Adalah sehubungan dengan hal ini maka dikatakan: ’Enam kelompok kesadaran harus dipahami.’ Ini adalah kelompok enam ketiga.
~ MN 148

“Ānanda, terdapat lima utas kenikmatan indria ini. Apakah lima ini? Bentuk-bentuk yang dikenali oleh mata yang diharapkan, diinginkan, menyenangkan dan disukai, terhubung dengan kenikmatan indria, dan merangsang nafsu. Suara-suara yang dikenali oleh telinga … bau-bauan yang dikenali oleh hidung … rasa kecapan yang dikenali oleh lidah … objek-objek sentuhan yang dikenali oleh badan yang diharapkan, diinginkan, menyenangkan dan disukai, terhubung dengan kenikmatan indria, dan merangsang nafsu. Ini adalah lima utas kenikmatan indria.
~ MN 122

"Dengan bergantung pada pikiran dan obyek-obyek pikiran, muncul kesadaran-pikiran."

Vibhanga dari Abhidhamma Piṭaka mendefinisikan landasan/indera pikiran (manayatana) adalah mencakup semua kelompok kesadaran, dan landasan objek pikiran (dhammayatana) adalah mencakup tiga kelompok unsur batin lainnya (perasaan, persepsi, bentukan mental) bahkan unsur tidak terkondisi, Nibbana (Vibh 70-73).

Kesadaran mengkondisikan batin-jasmani dan batin-jasmani mengkondisikan kesadaran, seperti yang disebutkan dlm DN 15 (yang telah saya bahas di bagian kesimpulan di atas)
Bagaimana persepsi dan bentukan mental dipahami?

Lalu bagaimana ini dapat dipahami?
delusi = bentukan-bentukan = kesadaran = batin jasmani = 6 landasan indria = kontak = perasaan = ketagihan = kemelekatan (yang saya pahami, di sini 3 belenggu, kemelekatan) ....
Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja.
Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih. Hobiku menggubah syair.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Studi tentang Citta dan Viññaṇa
« Reply #33 on: 29 November 2017, 11:28:25 AM »
Bagaimana persepsi dan bentukan mental dipahami?

Kelompok pencerapan/persepsi (sannakkandha) merupakan fungsi mental yang mengenali (kognisi) [bukan mengetahui] objek yang ditanggapi oleh indera, dengan menggunakan tanda-tanda atau ciri-ciri, seperti tukang kayu mengenali jenis-jenis kayu dari ciri-cirinya. Melalui persepsi terhadap suatu objek berulang-ulang, pengenalan kembali (rekognisi) terhadap ciri-ciri tertentu terjadi dan dari sinilah terbentuk ingatan.

Kelompok bentuk-bentuk pikiran (sankharakkandha) merupakan semua bentuk mental yang timbul karena kontak indera dengan objeknya, yang timbul dan lenyap bersama dengan pikiran/kesadaran, objek dan landasannya sama dengan objek dan landasan pikiran. Termasuk dalam kelompok ini antara lain kehendak, keputusan, keyakinan, kebijaksanaan, keinginan, keserakahan, dan kebencian.

Quote
Lalu bagaimana ini dapat dipahami?
delusi = bentukan-bentukan = kesadaran = batin jasmani = 6 landasan indria = kontak = perasaan = ketagihan = kemelekatan (yang saya pahami, di sini 3 belenggu, kemelekatan) ....

Bentukan (sankhara) dalam paticcasamupada itu menunjuk pada bentukan kehendak (cetana) yang dilandasi oleh ketidaktahuan (avijja) dan menghasilkan karma yang kemudian memunculkan kesadaran (vinnana) pada kehidupan berikutnya [yaitu, patisandhi-vinnana menurut komentar]
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Re: Studi tentang Citta dan Viññaṇa
« Reply #34 on: 29 November 2017, 11:44:37 AM »
Bagaimana persepsi dan bentukan mental dipahami?

Lalu bagaimana ini dapat dipahami?
delusi = bentukan-bentukan = kesadaran = batin jasmani = 6 landasan indria = kontak = perasaan = ketagihan = kemelekatan (yang saya pahami, di sini 3 belenggu, kemelekatan) ....

Ini adalah paticasamupada delusi disini diartikan karena tidak mengetahui pandangan benar karena delusi disini di artikan karena ada aku jadi tidak memahami akan tilakana begitu juga pemahaman akan empat kebenaran mulia.
Dalam paticasamupada agak sedikit bisa salah kaprah akan arti nama dan rupa disini diartikan bahtin dan jasmani sedang bila saya mendengarkan penjelasan bhante punnaji bhante dari Srilangka yang berdomisili di Malaysia sekarang kalau tidak salah bhante mengatakan bahwa nama itu ya nama dan rupa adalah bentuk jadi bukan sebagai jasmani dan bahtin kalau saya pribadi lebih setuju dengan penjelasan ini ( sementara ini) karena lebih bisa saya terapkan ilmu paticasamupada dalam kehidupan sehari hari. Jadi nama dan rupa adalah sebuah nama dari bentuk contoh meja makan bentuk nya meja nama nya meja makan.

Bila ada salah saya minta maaf masih belajar
Bila ada yg ingin liat ceramah bhante punnaji bisa liat di youtube saya juga ntn di youtube ,,😚😀😀😀
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline Gwi Cool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -2
  • Terpujilah Sang Buddha
Re: Studi tentang Citta dan Viññaṇa
« Reply #35 on: 29 November 2017, 11:50:08 AM »
Kelompok pencerapan/persepsi (sannakkandha) merupakan fungsi mental yang mengenali (kognisi) [bukan mengetahui] objek yang ditanggapi oleh indera, dengan menggunakan tanda-tanda atau ciri-ciri, seperti tukang kayu mengenali jenis-jenis kayu dari ciri-cirinya. Melalui persepsi terhadap suatu objek berulang-ulang, pengenalan kembali (rekognisi) terhadap ciri-ciri tertentu terjadi dan dari sinilah terbentuk ingatan.

Kelompok bentuk-bentuk pikiran (sankharakkandha) merupakan semua bentuk mental yang timbul karena kontak indera dengan objeknya, yang timbul dan lenyap bersama dengan pikiran/kesadaran, objek dan landasannya sama dengan objek dan landasan pikiran. Termasuk dalam kelompok ini antara lain kehendak, keputusan, keyakinan, kebijaksanaan, keinginan, keserakahan, dan kebencian.

Bentukan (sankhara) dalam paticcasamupada itu menunjuk pada bentukan kehendak (cetana) yang dilandasi oleh ketidaktahuan (avijja) dan menghasilkan karma yang kemudian memunculkan kesadaran (vinnana) pada kehidupan berikutnya [yaitu, patisandhi-vinnana menurut komentar]
Kalau begitu dalam meditasi anapanasati, nafas panjang dan pendek adalah persepsi, dengan pikiran mengarah pada nafas itu
Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja.
Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih. Hobiku menggubah syair.

Offline Gwi Cool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -2
  • Terpujilah Sang Buddha
Re: Studi tentang Citta dan Viññaṇa
« Reply #36 on: 29 November 2017, 11:53:23 AM »
Ini adalah paticasamupada delusi disini diartikan karena tidak mengetahui pandangan benar karena delusi disini di artikan karena ada aku jadi tidak memahami akan tilakana begitu juga pemahaman akan empat kebenaran mulia.
Dalam paticasamupada agak sedikit bisa salah kaprah akan arti nama dan rupa disini diartikan bahtin dan jasmani sedang bila saya mendengarkan penjelasan bhante punnaji bhante dari Srilangka yang berdomisili di Malaysia sekarang kalau tidak salah bhante mengatakan bahwa nama itu ya nama dan rupa adalah bentuk jadi bukan sebagai jasmani dan bahtin kalau saya pribadi lebih setuju dengan penjelasan ini ( sementara ini) karena lebih bisa saya terapkan ilmu paticasamupada dalam kehidupan sehari hari. Jadi nama dan rupa adalah sebuah nama dari bentuk contoh meja makan bentuk nya meja nama nya meja makan.

Bila ada salah saya minta maaf masih belajar
Bila ada yg ingin liat ceramah bhante punnaji bisa liat di youtube saya juga ntn di youtube ,,😚😀😀😀
Nama itu bahasa Pali, artinya batin, bukan nama orang atau nama benda.
Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja.
Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih. Hobiku menggubah syair.

Offline metra

  • dandakamma
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 269
  • Reputasi: -11
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Studi tentang Citta dan Viññaṇa
« Reply #37 on: 29 November 2017, 12:33:23 PM »
kesadaran dan pikiran itu sama ya?

Wil i am artinya cetana artinya akan menjadi dst dst

Tahu proses melihat adalah sadar melihat
Tahu proses mendengar adalah sadar mendengar

Dst u panca indria.

Bila tdk tahu dan proses melihat itu sdh menjadi itulah cetana atau will i am.

Cukup 5 indria saja. U indria ke 6, penjelasannya menuntut kemampuan lebih dari audience.
Tdk mungkin orang biasa bisa. Mungkin bisa.bisa pucing.




Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Studi tentang Citta dan Viññaṇa
« Reply #38 on: 29 November 2017, 12:50:33 PM »
Ini adalah paticasamupada delusi disini diartikan karena tidak mengetahui pandangan benar karena delusi disini di artikan karena ada aku jadi tidak memahami akan tilakana begitu juga pemahaman akan empat kebenaran mulia.
Dalam paticasamupada agak sedikit bisa salah kaprah akan arti nama dan rupa disini diartikan bahtin dan jasmani sedang bila saya mendengarkan penjelasan bhante punnaji bhante dari Srilangka yang berdomisili di Malaysia sekarang kalau tidak salah bhante mengatakan bahwa nama itu ya nama dan rupa adalah bentuk jadi bukan sebagai jasmani dan bahtin kalau saya pribadi lebih setuju dengan penjelasan ini ( sementara ini) karena lebih bisa saya terapkan ilmu paticasamupada dalam kehidupan sehari hari. Jadi nama dan rupa adalah sebuah nama dari bentuk contoh meja makan bentuk nya meja nama nya meja makan.

Bila ada salah saya minta maaf masih belajar
Bila ada yg ingin liat ceramah bhante punnaji bisa liat di youtube saya juga ntn di youtube ,,😚😀😀😀

Soal nama-rupa memang ada beberapa penafsiran, namun definisi nama dan rupa dalam sutta sudah cukup jelas (misalnya dalam SN 12.2). Sebaiknya buat thread baru untuk membahas hal ini lebih lanjut.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Re: Studi tentang Citta dan Viññaṇa
« Reply #39 on: 29 November 2017, 12:55:08 PM »
Nama itu bahasa Pali, artinya batin, bukan nama orang atau nama benda.

Ya itu kan hasil transelet bahasa,... Saya dulu juga begitu sampai sekarang pun saya masih pakai acuan nama = bahtin.
Tetapi kan saya sudah kata itu dari hasil penjelasan bhante punnaji dan saya katakan dalam penerapan dalam kehidupan lebih gampang untuk saya mengerti.
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Re: Studi tentang Citta dan Viññaṇa
« Reply #40 on: 29 November 2017, 01:00:19 PM »
Soal nama-rupa memang ada beberapa penafsiran, namun definisi nama dan rupa dalam sutta sudah cukup jelas (misalnya dalam SN 12.2). Sebaiknya buat thread baru untuk membahas hal ini lebih lanjut.

Jangan nanti mana makin pucing,... Cukup sampai disini aja sebab saya katakan. Untuk teori ini saya lebih gampang praktek untuk saya dalam kehidupan sehari hari saya. Dan saya juga tidak ngotot bilang ini benar itu salah 😀

Jadi cukup bahasan nama dan rupa
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline Gwi Cool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -2
  • Terpujilah Sang Buddha
Re: Studi tentang Citta dan Viññaṇa
« Reply #41 on: 29 November 2017, 01:38:17 PM »
Ya itu kan hasil transelet bahasa,... Saya dulu juga begitu sampai sekarang pun saya masih pakai acuan nama = bahtin.
Tetapi kan saya sudah kata itu dari hasil penjelasan bhante punnaji dan saya katakan dalam penerapan dalam kehidupan lebih gampang untuk saya mengerti.
Oh.
Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja.
Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih. Hobiku menggubah syair.

Offline metra

  • dandakamma
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 269
  • Reputasi: -11
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Studi tentang Citta dan Viññaṇa
« Reply #42 on: 29 November 2017, 05:47:26 PM »
u semua yg abhiseka melalui tantra.yg tidak tentu tdk terikat sumpah.
krn itu bhiksu tantra kalau upacara serius sekali.salah sedikit pasti diulang.upacaranya bisa lebih 2 jam.ya begitu.hukumannya juga dua rius.

Offline Brahma Gwi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 7
  • Reputasi: -2
  • Terpujilah Sang Bhagava
Re: Studi tentang Citta dan Viññaṇa
« Reply #43 on: 29 November 2017, 05:55:05 PM »
u semua yg abhiseka melalui tantra.yg tidak tentu tdk terikat sumpah.
krn itu bhiksu tantra kalau upacara serius sekali.salah sedikit pasti diulang.upacaranya bisa lebih 2 jam.ya begitu.hukumannya juga dua rius.
Salah tempat
Yang merusak image seseorang, dapat kamma buruk

 

anything