//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Arti Kehidupan Bagi Seorang Remaja  (Read 2810 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline kevin_kin

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 132
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • newbie newbie newbie
Arti Kehidupan Bagi Seorang Remaja
« on: 16 August 2010, 08:36:13 PM »
Hi teman2 sedharma, mw ngeshare note yg ada di fb nh.. punya pembina saya,Rudy Limiadi.



Seorang remaja yang baru saja lulus SMA dan kerja (pagi-sore) serta melanjutkan kuliah (malam) mengirim sms yang isinya:

Ko, knp y kdng2 g mrs hdp t bsnin?gmn si buat hdp ini jd menarik?g mrs pa yg d lakukn ni ari ga jauh beda sm bskny.n strsny..gmn buat kt + bjksn n +dws?thx.

Ini bahasa gaul remaja kalau nulis sms yang singkat padat, kadang membingungkan karena harus nebak-nebak. Saya sendiri kalah ahli urusan menyingkat sms menjadi seperti itu. Saya tulis sms tersebut dengan bahasa normal menjadi:

Ko, kenapa ya kadang-kadang gua (saya) merasa hidup tuh bosenin? Gimana sih buat hidup ini jadi menarik? Gua merasa apa yang dilakukan ini hari gak (tidak) jauh beda sama besoknya dan seterusnya.... Gimana buat kita tambah bijaksana dan tambah dewasa? Thanks.

Dalam kehidupan, kebanyakan dari kita akan sampai pada satu titik ketika kita mempertanyakan kehidupan kita. Ketika jenuh, bosan, dan sumpek kita rasakan makin kuat, akhirnya komentar seperti itu yang akan muncul. Bisa jadi karena rutinitas kegiatan kita, atau ketika kita terjebak dengan kompleksnya permasalahan kita sendiri, atau karena beratnya kesulitan yang terus menerus datang pada kita, atau sebab-sebab sejenis lainnya.

Saya cukup terkejut dengan sms tersebut karena usia pengirimnya yang masih demikian muda. Seharusnya di usia tersebut mayoritas masih dengan kehidupan yang nyaman. Namun tidak rupanya di jaman sekarang, apalagi di Jakarta yang keras ini.

Saya jawab:
Itu bagus karena kau siap untuk mencari dan menemukan arti kehidupan yang lebih dalam. Cari dan temukan arti kehidupan buatmu.

Mungkin remaja yang menerima sms balasan itu dariku kaget juga. Tidak seperti kebanyakan orang yang langsung menjawab ’tidak perlu bingung’ atau ’kamu sih tidak memanfaatkan waktu’, atau ’kamu sih kurang belajar Dhamma’, dll. Mengapa saya menjawab seperti itu? Karena saya pun pernah menghadapi dan melewati masa-masa krisis kepercayaan akan kehidupan. Saat itu saya masih kuliah juga, di Yogya, dan usia saya saat itu hanya satu atau 2 tahun lebih tua dari usianya sekarang.

Memang kehidupan manusia sekarang makin matang dengan cepat. Dulu saat saya masih SD, belajar baca dan mengenal angka baru diajarkan di kelas 1. Namun sekarang hampir semua anak TK sudah bisa mulai membaca. Masa pacaran generasiku biasanya dimulai di SMA, sekarang anak SD kelas 3 juga sudah mulai ’pacaran’. Dan masih banyak contoh betapa kematangan seseorang makin awal.

Untungnya saat saya menghadapi krisis keyakinan akan kehidupan saat itu, banyak teman-teman di sekitar saya yang memberi dukungan, baik dalam bentuk nasihat verbal maupun contoh nyata. Dan saya pun masih punya kesempatan yang sangat baik sehingga saya bisa bertanya langsung pada salah satu bhikkhu senior yang sangat dihormati. Alih-alih menjawab pertanyaan saya, bhante tersebut malah tertawa dan menjawab, ’harusnya pertanyaan ini diajukan orang umur 40an. Kau terlalu muda untuk pertanyaan-pertanyaan seperti itu’. Namun akhirnya dijawab juga pertanyaan-pertanyaan saya, melihat bahwa saya benar-benar serius dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Bukan karena saya ingin tahu secara teori.

Kembali pada pertanyaan remaja tersebut, dia kembali tanya apa arti hidup buatku? Saya jawab, Arti hidup berbeda untuk masing-masing orang. Setiap orang harus mencari arti hidupnya sendiri-sendiri. Bagiku, arti hidup adalah selain kerja cari uang sebagai penyokong kehidupan, membantu kegiatan remaja di salah satu vihara besar di Jakarta maupun Vidyasena di Yogya, Dhammadesana di puja bakti ini dan itu, ikut Random Kindness di Yogya, editor terjemahan Kitab-kitab Sutta Pitaka (bagian Tipitaka), mengisi materi Latihan Kepemimpinan di berbagai kesempatan dan kota, ikut membantu saat gempa Yogya Mei 2006 lalu, ikut Vipassana, punya adik-adik angkat dan membantu mereka dengan nasihat maupun keuangan, dll. Itulah arti kehidupan buatku.

Kemudian ia bertanya lagi, bagaimana tahunya kalau itu benar-benar arti kehidupan buatku. Jawabku, saat melakukannya, nurani kita mengatakan YA inilah arti kehidupanku. Karenanya masing-masing dari kita harus mencari peran (role) masing-masing dalam kehidupan ini.

Setelah ber-sms ria bolak balik, remaja itu mengirimkan sms yang isinya:

Bingungny bnr2 ga tau pa yg hrs d lakukn.krn impian semua orgkn ingin hdp bhg.jk d definikn,art hdp sbg pa?kl menyesal stlh melakukn sesuatu krn g sesuai hrpan?

Atau kalau ditulis dalam bahasa normal:

Bingungnya benar-benar gak tau apa yang harus dilakukan. Karena impian semua orangkan ingin hidup bahagia. Jika didefinisikan arti hidup (itu) sebagai apa? Kalau menyesal setelah melakukan sesuatu karena gak sesuai harapan?

Saya jawab:
Bingung itu bagus karena kau tidak puas dan mencari. Bahagia melalui apa? Tidak semua hasil yang kita lakukan akan sesuai dengan harapan.

Dia menjawab bahwa cita-citanya besar dalam bentuk sumbangsihnya pada kemanusiaan, namun dia sendiri tidak yakin akan cita-citanya yang besar tersebut. Saya kembali jawab cita-cita besarmu bagus sekali dan salah satunya ada kemiripan dengan cita-cita saya juga. Meskipun kelihatan tidak mungkin saat ini, kita harus berusaha menjangkau dan mewujudkannya. Sayapun dalam proses terus mempersiapkan realisasi cita-cita saya itu. Yang penting melakukan segala sesuatunya dengan sepenuh hati. Masalah apakah tercapai atau tidak, biar waktu yang menjawab. Kalau berhasil, sangatlah baik! Namun kalaupun gagal, tidaklah terlalu disesali karena ’I have done my best’ dan tidak semua faktor kesuksesan ada di tangan kita.

Buat saya bahagia adalah bila bisa menyentuh kehidupan orang lain, uang adalah sarana, Life is so precious.

Karena sudah malam, maka sms ria kami terhenti. Namun esok paginya pk 6.09 sudah ada sms masuk lagi:

Ko,gmn ak cb cr ci lani.jk tb2 ak mo mati.dr st t’lhtkn sbrp bsr peranku d dunia ini?
atau
Ko, gimana aku coba cara ci Lani. Jika tiba-tiba aku mau mati. Dari situ terlihat kan seberapa besar peranku di dunia ini?

Yang dimaksud cara ci Lanny (penerjemah kitab suci Sutta Pitaka, tinggal di Klaten dan mengajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta) adalah salah satu assignment yang diberikan untuk mahasiswanya di mata kuliah SPD (Service Program Design) jurusan Bahasa Inggris yang merujuk pada mencari peran masing-masing orang di salah satu bab dalam buku 7 Habits of Highly Effective People.

Saya cukup kaget karena remaja ini mau mencoba cara yang sangat menantang ini. Saya menduga-duga suasana hatinya. Apakah benar ingin tahu, atau malah sudah putus asa, yang tentu saja sangat berbahaya kalau tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Saya benar-benar khawatir kalau suasana hatinya sedang putus asa dan menjurus pada tindakan yang berbahaya. Saya mengingatkan bahwa hanya orang hidup yang punya peran di dunia ini, bukan orang mati. Dan ingatlah masih ada orang yang peduli padamu, paling tidak saya. Life is so precious.

Jawabnya: ya, karena kadang-kadang bosen sih. Kenapa tidak? Kan di tes dulu (cara itu). Untungnya ada jawaban lain sms berikutnya:

Iy,pst lah ko.smgt hdpku msh tinggi kok ko.ak akn krm sms jk tb2 ak meninggal,msh ad yg peduli?ak melakukn ni,ak ingin tau pa ak ud b’art dlm hdp ini.t mksdku..

Atau

Iya, pastilah ko. Semangat hidupku masih tinggi kok ko. Ak akan kirim sms jika tiba-tiba aku meninggal, masih ada yang peduli? Aku melakukan ini, aku ingin tahu apa aku sudah berarti dalam hidup ini. Itu maksudku...

Saya sangat lega, karena dia menyatakan sendiri semangat hidupnya masih tinggi dan cara itu dia pakai untuk melihat seberapa besar arti dirinya dalam hidup ini. Aku balas dengan ’hanya orang hidup yang bisa kirim sms, bukan orang mati’.

Pengalaman ini menunjukkan betapa beratnya beban yang ditanggung oleh remaja sekarang. Memang tidak semua remaja akan berpikir ke arah sana. Namun, saya yakin masih ada remaja-remaja di luar sana yang mengalami kegundahan yang sama, masalah yang sama yang menunggu bantuan orang-orang yang lebih senior yang telah melewati masa-masa itu untuk membantunya dalam melewatinya.


Jakarta, 1 November 2006, ditulis berdasarkan pengalaman nyata

Rudy Ananda Limiadi
Peminat Dhamma dan editor Tim Penerjemah Tipitaka Klaten
Aktif di Vidyasena Yogyakarta 1988-1996
Bekerja dan berdomisili di Jakarta



In the sky, there is no distinction of east and west; people create distinctions out of their own minds and then believe them to be true.

 

anything