//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kesalahan-kesalahan umum yg dijumpai dalam berargumentasi (logical fallacy)  (Read 20474 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Kesalahan-kesalahan umum yg dijumpai dalam berargumentasi (logical fallacy)

1). Circular Reasoning (pembuktian berputar): Tuhan ada karena begitulah kata kitab (…..), dan kitab (…..) pasti benar karena merupakan tulisan / kata-kata Tuhan.

2). No True Scotsman - Kejahatan yang dilakukan oleh sebagian Muslim/kr****n/ Buddhis/Hindu dikarenakan mereka bukanlah Muslim/kr****n/ Buddhis/Hindu sejati.

3). My weakness is your weakness - Agama didasarkan pada iman, jadi science pun didasarkan pada iman. Agama memiliki organisasi /
terorganisasi dan memiliki dogma sehingga Ateisme pun pastilah terorganisasi dan memiliki dogma.

4). Negative proof - Sesuatu benar karena anda tidak dapat membuktikan bahwa sesuatu tersebut tidak benar.

5). Pembuktian berdasarkan asumsi - misal: Diasumsikan bahwa Allah adalah tuhan yang benar, sehingga menguntungkan bila anda memeluk Islam. Diasumsikan bahwa beragama tidak membawa kerugian, sehingga menguntungkan bila anda memeluk agama. Diasumsikan bahwa Tuhan akan menghukum pendosa, sehingga menguntungkan bila anda memeluk agama.

6). Berhubungan dgn poin 4, kritik pada evolusi dianggap sbg bukti penciptaan, padahal bukan hanya ada 2 kemungkinan yg ada, bukan hanya A benar B salah, atau A salah B benar. (A=evolusi, B=kreasionisme)

7). Kitab suci agama tertentu adalah benar 100%, lainnya adalah salah/ penyimpangan, kitab suci tsb adalah bukti yg lebih kuat daripada eksperimen science apapun.

8 ). Bila teori science sesuai atau bisa dicocok2kan dengan isi kitab suci tertentu maka kitab suci tsb meramalkan kenyataan pengetahuan yg diberikan oleh science. Bila bertentangan, maka science yg salah, kitab suci tsb tetap selalu benar.

9). Mendeskripsikan Tuhan/ mempercayai Tuhan yg berupa pribadi, pribadi yg memiliki kesempurnaan yg diimpikan oleh manusia. Maha Baik, Maha Kuasa, Maha Tahu. Ironisnya dgn begitu maka Tuhan tsb memiliki sifat2 mirip manusia (cemburu, marah, sedih, senang, pengasih, berkuasa, berpengetahuan).

10). a). Moral dianggap berasal dari kitab tertentu/ ajaran agama tertentu. Semua ateis akan berbuat jahat tidak terkontrol (merampok, mencuri, memperkosa, dsb).
b). Masih berhubungan dengan moral: dengan agama mempromosikan kebaikan maka agama tsb benar dan harus dipelihara dan dikembangkan. Meski sebuah agama berguna (poin a).), bukan berarti bhw agama tsb memberikan kebenaran, nilai kebenaran tidak dipengaruhi oleh nilai kegunaan.

11. God of the Gaps Fallacy. Kalau science tidak bisa menjelaskan
sesuatu, maka langsung didaulat penyebabnya adalah Tuhan. Kalau sebabnya
akhirnya ditemukan sebagai bukan Tuhan, maka Tuhan berpindah ke "gap"
atau misteri yang lain.

12). Terutama dalam evolusi, "saya tidak melihatnya, maka saya tidak percaya". Padahal penglihatan manusia hanyalah satu cara di antara berbagai cara observasi lain yg bahkan jauh lebih akurat.

13). Lempar argumen satu, kemudian lempar argumen lain. Seolah2 ada kumpulan argumen yg diambil dari berbagai tokoh spt Harun Yahya, Plato, Agustinus, dsb. Misal: tanya "bagaimana terjadinya mata", sementara kita sibuk menjelaskannya secara detil, argumen berikut dilempar: "mana itu fosil perantara (intermediate fossil)", itu susah payah dijelaskan, muncul lagi argumen berikutnya. Kebanyakan pertanyaan hanya digunakan sbg amunisi, bukan rasa keingintahuan sejati.

14). Percaya pada otoritas/ karisma dari tokoh2 agama tertentu. Dalam mempelajari science tentu kita membaca dan percaya isi buku2 teks science, tapi (1). kita lihat content-nya - jalan pemikiran dan data2 pendukungnya. (2). mekanisme komunitas science sendiri menerapkan sistem verifikasi yg sangat ketat, yg masuk textbook tentu adalah teori yg sudah lolos melewati proses verifikasi tsb.
Dalam dunia agama tentu otoritas/ karisma sangat berpengaruh, baik otoritas dari tokoh tertentu maupun otoritas ajaran doktrin tertentu. Karena itu tentunya beragama tertentu butuh "iman" tertentu.

15). Highly imaginative. Dan ini mungkin satu yg positive dari sekian banyak poin sebelumnya. Ini berhubungan dgn God of the Gaps pd poin 11. Untuk menempatkan Tuhan pada gap suatu misteri yg ada, maka imajinasi yg tinggi digunakan. Ntah seberapa rumit atau seberapa desperate penjelasan yg diperlukan, selalu saja ada cerita yg bisa menyambungkan suatu misteri dgn Tuhan.

16). Mysteries are good. Sesuatu yang misterius atau belum ada penjelasannya langsung didaulat sebagai "teritori" Tuhan. Kalau ada sesuatu yang belum bisa dijelaskan oleh sains, para Teis langsung kegirangan, "Aha! Para Ateis ternyata tidak bisa menjelaskan ini dan itu, ini bukti adanya Tuhan", tanpa sama sekali berusaha mencari penjelasan alternatif tentang fenomena tersebut. Bagi para Teis jawaban "tidak tahu" rupanya tidak bisa diterima, dan harus diganti dengan "Tuhan". Ada kesan bahwa misteri-misteri ini harus dipertahankan, jangan sampai penjelasan yang non-Tuhan muncul. Dan dengan niat memperkuat Tuhan, mereka mencari-cari misteri yang belum bisa dipecahkan sebagai tropi kemenangan Tuhan, tanpa niat untuk membantu memecahkan misteri-misteri tersebut. Padahal, misteri-misteri yang mereka kumpulkan sebagai "amunisi" itu berasal dari para ilmuwan yang mereka anggap sebagai "musuh" Teisme.

17). Burden of proof (beban pembuktian). Terutama pada keberadaan Tuhan. Argumen yg sering sekali saya dengar: Buktikan kalau Tuhan itu tidak ada!. (bisa juga: buktikan kalau dimensi gaib itu tidak ada, fenomena paranormal, dsb). Tidak ada yg namanya membuktikan bhw sesuatu tidak ada. Bebannya terletak pd yg percaya utk membuktikan bhw sesuatu itu ada (dlm kasus ini Tuhan).
—> (terkait dgn poin ke 4: negative evidence).
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline capriccio

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 17
  • Reputasi: 1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
kebetulan ada topik logical fallacy.
nyubi mohon penjelasan sepuh2 yg ada disini... CMIIW...

Facts :
1. Jumlah tata surya dan makhluk hidup adalah tak terbatas.
2. Buddha terlahir di dunia untuk mengajarkan Dhamma dan membebaskan (semua?) makhluk dari penderitaan.
3. konsep matematika, infinity - x = infinity (dimana x <> infinity)

nb. Apakah no.2 termasuk Theravada?

Question :
Untuk apa para Buddha dilahirkan dan mengajarkan Dhamma, dimana berapapun makhluk hidup yg berhasil terbebaskan dari samsara, makhluk hidup lain yang belum terbebas dari lingkaran samsara tetap tiada akhirnya? Bukankah itu termasuk logical fallacy?

Semoga penjelasan yang diberikan dapat memperkuat keyakinan gw kepada Dhamma.
Anumodana.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
kebetulan ada topik logical fallacy.
nyubi mohon penjelasan sepuh2 yg ada disini... CMIIW...

Facts :
1. Jumlah tata surya dan makhluk hidup adalah tak terbatas.
2. Buddha terlahir di dunia untuk mengajarkan Dhamma dan membebaskan (semua?) makhluk dari penderitaan.
3. konsep matematika, infinity - x = infinity (dimana x <> infinity)

nb. Apakah no.2 termasuk Theravada?

Question :
Untuk apa para Buddha dilahirkan dan mengajarkan Dhamma, dimana berapapun makhluk hidup yg berhasil terbebaskan dari samsara, makhluk hidup lain yang belum terbebas dari lingkaran samsara tetap tiada akhirnya? Bukankah itu termasuk logical fallacy?

Semoga penjelasan yang diberikan dapat memperkuat keyakinan gw kepada Dhamma.
Anumodana.

anda lupa bahwa jumlah buddha juga infinity

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
kebetulan ada topik logical fallacy.
nyubi mohon penjelasan sepuh2 yg ada disini... CMIIW...

Facts :
1. Jumlah tata surya dan makhluk hidup adalah tak terbatas.
2. Buddha terlahir di dunia untuk mengajarkan Dhamma dan membebaskan (semua?) makhluk dari penderitaan.
3. konsep matematika, infinity - x = infinity (dimana x <> infinity)

nb. Apakah no.2 termasuk Theravada?

Question :
Untuk apa para Buddha dilahirkan dan mengajarkan Dhamma, dimana berapapun makhluk hidup yg berhasil terbebaskan dari samsara, makhluk hidup lain yang belum terbebas dari lingkaran samsara tetap tiada akhirnya? Bukankah itu termasuk logical fallacy?

Semoga penjelasan yang diberikan dapat memperkuat keyakinan gw kepada Dhamma.
Anumodana.

Di dalam Mahayana memang diajarkan agar kita semua menempuh jalur Bodhisattva untuk menjadi Samyaksambuddha; dengan tujuan untuk menolong semua makhluk. Logical fallacy-nya adalah: "siapa yang akan kita tolong jika kita semua diajarkan untuk menjadi penolong?". Dan masih ada logical fallacy lainnya...

Berbeda dengan ajaran Mahayana, di Theravada dituliskan bahwa Sang Buddha dan murid-murid-Nya mengajarkan Dhamma dengan tujuan untuk kesejahteraan para dewa dan manusia. Selain itu, yang diajarkan Sang Buddha adalah seputar moralitas dan kebjaksanaan. Oleh karena itulah Sang Buddha dan murid-murid-Nya berharap agar semua makhluk hidup berbahagia.

Offline capriccio

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 17
  • Reputasi: 1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
 [at] Indra
Anumodana.

 [at] Upasaka
Anumodana.
Suatu saat, Dhamma akan dilupakan manusia, dan Sammasambuddha baru akan terlahir untuk membabarkan Dhamma.
∞ - ∞ = ∞
Masih infinity looping karena tidak mungkin semua makhluk memperoleh kesejahteraan.
atau inti masalahnya bukan di kesejahteraan "semua" makhluk?

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
[at] Upasaka
Anumodana.
Suatu saat, Dhamma akan dilupakan manusia, dan Sammasambuddha baru akan terlahir untuk membabarkan Dhamma.
∞ - ∞ = ∞
Masih infinity looping karena tidak mungkin semua makhluk memperoleh kesejahteraan.
atau inti masalahnya bukan di kesejahteraan "semua" makhluk?

Semua makhluk memang tidak akan bisa mendapatkan kesejahteraan dalam waktu yang bersamaan. Namun mengharapkan semua makhluk bisa berbahagia (sejahtera) merupakan salah satu wujud sikap dari cinta-kasih yang universal.

Offline capriccio

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 17
  • Reputasi: 1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
 [at]  Upasaka
Kesimpulan yg gw tarik adalah:
Para Buddha terlahir untuk mengkondisikan bertambahnya jumlah makhluk yang memperoleh kesejahteraan. Proses berulang2 tak terhingga ini adalah tak jelas tujuannya (atau tak memiliki tujuan?). Jumlah itu sendiri bukanlah masalah. Apakah kesimpulan ini benar atau salah?
Kembali ke proses itu sendiri, yang berulang2 tak terhingga, apakah ini boleh dikatakan proses yang kekal? Disebutkan bahwa semua yang berkondisi adalah tidak kekal. Masih logical fallacy?
Semoga bro Upasaka tidak bosan dengan saya yang terus2an bertanya ini.  :-[
Anumodana.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
[at]  Upasaka
Kesimpulan yg gw tarik adalah:
Para Buddha terlahir untuk mengkondisikan bertambahnya jumlah makhluk yang memperoleh kesejahteraan. Proses berulang2 tak terhingga ini adalah tak jelas tujuannya (atau tak memiliki tujuan?). Jumlah itu sendiri bukanlah masalah. Apakah kesimpulan ini benar atau salah?
Kembali ke proses itu sendiri, yang berulang2 tak terhingga, apakah ini boleh dikatakan proses yang kekal? Disebutkan bahwa semua yang berkondisi adalah tidak kekal. Masih logical fallacy?
Semoga bro Upasaka tidak bosan dengan saya yang terus2an bertanya ini.  :-[
Anumodana.

Para Buddha muncul di dunia ini adalah sebab dari kebahagiaan. Kebahagiaan yang dimaksud adalah tentu merujuk pada Nibbana (kebahagiaan tertinggi). Para Buddha muncul di dunia ini merupakan wujud aspirasi dari cinta-kasih dan belas-kasihan untuk menolong semua makhluk yang memiliki sedikit debu di matanya. Mereka yang memiliki sedikit debu di matanya ini mudah mempelajari Dhamma. Dengan mempelajari Dhamma, mereka bisa mendapatkan kesejahteraan dalam waktu yang lama; atau bisa juga merealisasikan kebahagiaan tertinggi.

Apakah "proses kelahiran berulang itu kekal" maupun apakah "jumlah makhluk itu tidak terbatas"; adalah dua jenis pertanyaan yang akan menghadirkan jawaban spekulatif. Pertanyaan ini tidak bisa saya jawab, karena saya tidak memiliki pengetahuan langsung mengenainya. Namun jika Anda menganggap bahwa "jumlah makhluk terbatas atau tidak terbatas", "frekuensi kelahiran berulang itu kekal atau tidak kekal"; itu merupakan beberapa pandangan salah yang disebutkan dalam Brahmajala Sutta.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
4). Negative proof - Sesuatu benar karena anda tidak dapat membuktikan bahwa sesuatu tersebut tidak benar.
dengan bahasa dc, point nomer 4 ini adalah "praduga tak bersalah".
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline capriccio

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 17
  • Reputasi: 1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
 [at] Upasaka
Setelah baca Brahmajala Sutta, gw baru tau kalo itu pertanyaan gw di luar nalar manusia en gk usah dipikirin. Thx atas pencerahannya.
 Anumodana.   :jempol:

sorry salah...  #:-S
« Last Edit: 27 September 2010, 08:26:07 PM by capriccio »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Kesalahan-kesalahan umum yg dijumpai dalam berargumentasi (logical fallacy)
« Reply #10 on: 27 September 2010, 07:57:36 PM »
[at] Samanera
Setelah baca Brahmajala Sutta, gw baru tau kalo itu pertanyaan gw di luar nalar manusia en gk usah dipikirin. Thx atas pencerahannya.
 Anumodana.   :jempol:

Samanera???

Offline capriccio

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 17
  • Reputasi: 1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kesalahan-kesalahan umum yg dijumpai dalam berargumentasi (logical fallacy)
« Reply #11 on: 27 September 2010, 08:26:41 PM »
waks..!! Salah...!!!
Upasaka...!!!
udah di-edit...!!!
 :P

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Kesalahan-kesalahan umum yg dijumpai dalam berargumentasi (logical fallacy)
« Reply #12 on: 27 September 2010, 10:39:14 PM »
[at] capriccio

Sama-sama. :)

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Kesalahan-kesalahan umum yg dijumpai dalam berargumentasi (logical fallacy)
« Reply #13 on: 27 September 2010, 11:49:55 PM »
4). Negative proof - Sesuatu benar karena anda tidak dapat membuktikan bahwa sesuatu tersebut tidak benar.
dengan bahasa dc, point nomer 4 ini adalah "praduga tak bersalah".

pengamatannya kurang pasif ya sampe pemikiran yang seharusnya sudah lewat masih bergulir ampe sekarang om? ;D
ta' gendong.. kemana-mana..
appamadena sampadetha

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Kesalahan-kesalahan umum yg dijumpai dalam berargumentasi (logical fallacy)
« Reply #14 on: 29 September 2010, 12:54:04 PM »
pengamatannya kurang pasif ya sampe pemikiran yang seharusnya sudah lewat masih bergulir ampe sekarang om? ;D
ta' gendong.. kemana-mana..
betul atau tidak yg saya tulis?
kalo betul, menurut post om ryu itu termasuk logical fallacy.
memang gampang mendakwa penganut agama lain berlogical fallacy.
bercermin itu susah.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path