//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Klaim Fahmi Basya: Borobudur dalam Alquran  (Read 119801 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Klaim Fahmi Basya: Borobudur dalam Alquran
« Reply #105 on: 02 July 2010, 03:13:03 PM »
1 pertanyaan untuk Deva19, apakah Siddhartha Gotama adalah seorang kafir dimata Islam?

sebenarnya hal ini sudah saya jelaskan sebelumnya.

menurut muslim wahabi, Sidharta Gautama adalah seorang kafir, sesat dan menyesatkan.

menurut muslim syiah, Sidharta Gautama tidak kafir, bahkan dikategorika kepada nabi.

bagaimana menurut Islam? harusnya tidak dipertanyakan lagi. itu sudah jelas.

Quote
jika bukan, buktikan Siddhartha Gotama mempercayai/beragama Islam dan buktikan Siddhartha Gotama pernah membaca syahadat.
buktikan dengan suttra, kitab, atau prasasti.


Islam itu tidak harus membaca syahadat. nabi Isa, tuhannya orang kr****n juga disebut muslim oleh kaum muslimin. tetapi nabi Isa tidak membaca syahadat. syahadat itu hanya diwajibkan untuk umat muhammad saja.
buktikan dengan ayat yg mendukung kalimat anda

kebenaran itu gak mesti dibuktikan dengan ayat, bro! selama tidak ada ayat yang menyangkal, kebenaran dengan bukti-bukti logika dan ilmiah, bisa diakui kebenarannya.

karena tidak ada bukti adanya ayat yang mengharuskan umat non muhammad bersyahadat, maka argument umat non muhammad tidak harus bersyahadat bisa dibenarkan, dengan argumentasi, "syahadat itu untuk penyaksian terhadap kerasulan muhammad", kalo di zaman sang Budha atau nabi Isa, bagaimana mau menyaksikan kerasulan muhammad, kan muhammadnya belum lahir? kan aneh, kalo waktu itu harus bersyahadat.

tau gak isi syahadat. kalimat yang keduanya adalah "dan aku bersaksi bahwa muhammad itu utusan Allah", kalo muhammadnya lom ada, trus, gimana menyaksikannya?
fact 1, tidak dapat anda buktikan

baik, mari anggap Siddhartha Gotama bukanlah seorang kafir sebagaimana anda jabarkan.
jika Siddhartha Gotama bukanlah seorang kafir, maka Siddhartha Gotama adalah seorang Islam. maka pertanyaannya adalah:

buktikan Siddhartha Gotama sholat. buktikan dengan sutta atau ayat yg mendukung nya


masya allah......koq jadi berkepanjangan seperti ini :)
biarin ajalah orang mw klaim apa juga.
yg penting kan Prakteknya
.
sebenarnya wa juga cuek aja,.. tapi ada yg bilang kita gak pake logika. maka akan saya pertanyakan logika yg mempertanyakan logika kita umat Buddhist.

sebab logika mengatakan ya atau tidak juga harus berdasarkan bukti yg ada. sebab, jika dikatakan dengan logika, maka dengan 100% logika akan mengatakan tuhan itu tidak ada. jika tuhan itu ada, maka apakah orang tersbut pernah melihat langsung?
jika tidak pernah, maka dikatakan logika tsb bukanlah logika murni tetapi logika yg bergabung dengan kepercayaan yg dikatakan bukanlah logika murni.

so.. kita lihat sama2 siapa yg sebenarnya gak punya logika :D
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Klaim Fahmi Basya: Borobudur dalam Alquran
« Reply #106 on: 02 July 2010, 03:13:51 PM »
ya nih.. reputasinya turun.. tak naikin dulu deh.. biar seneng ..
peace ya bro.. coba calm down dulu.. hal ini biasa diskusi begini..
gak ada yang niat pancing emosi bro.. oke ? peaceeeeeee (^^)v
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Klaim Fahmi Basya: Borobudur dalam Alquran
« Reply #107 on: 02 July 2010, 03:14:03 PM »
lah.. anda bisa jawab pertanyaan ornag lain dengan cepat.. berarti anda punya waktu donk bro...
daripada pertanyaan saya terlewatkan.. dan jarang2 diskusi seperti ini.. apa salah SAYA REMIND..

KEEP POSITIVE THINKING..  pertanyaan gak bakal berulang2.. jika anda jawab bukan ?

oke bro.. damai yuk.. dan jawab pertanyaan gw tadi.. bisa kah ?


saya memang ingin melewatkan pertanyaan anda dulu, setidaknya untuk smentara waktu. karena pertanyaan-pertanyaan anda mengandung fallacy yang bikin saya naik darah. jadi, biar saya gak terlalu emosi, sorry aja bro, pertanyaan-pertanyaan anda mungkin saya jawab lain kali. bukan tidak menghormati anda, tapi biar tidak bertengkar, gitu!

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Klaim Fahmi Basya: Borobudur dalam Alquran
« Reply #108 on: 02 July 2010, 03:14:41 PM »
saya tidak menemukan satu pun pertentangan, bro.

semua itu hanya soal perbedaan bahasa, atau penafsiran yang berbeda karena salah menyimpulkan.

saya telah mempelajari logika dengan sematang-matangnya, dan membuat kesimpulan-kesimpulan dengan kaidah-kaidah logika tersebut, hasilnya saya menemukan relevansi seluruh agama-agama di dunia. dan agama-agama tersebut menjadi bertentangan karena umat menyimpulkan ajaran agama dengan berbeda-beda. intinya, itu perbedaan dalam cara menyimpulkan, bro. cobalah simpulkan dengna logika Aristoteles, gunakan semua kaidahnya dengan benar, niscaya kita menemukan relevansinya.
OK, saya tidak mahir berfilosofi tingkat tinggi, jadi saya mau tanya yang basic saja, semoga berkenan menjawab.

Dalam sura Al-Ma'ida 5, misalnya, dibahas mengenai makanan yang boleh dan tidak boleh. Ini ada
banyak sekali aturannya seperti tidak boleh makan bangkai, darah, binatang yang terluka sampai mati, mati dicekik, dipukul sampai mati, dipersembahkan ke altar, atau pun yang tidak disajikan dalam nama Allah. Itu adalah jenis makanan yang tidak murni.

Sedangkan dalam Buddhisme, di Jivaka Sutta, Buddha mengatakan larangan memakan daging yang dibunuh karena kita. Lalu dalam Amagandha Sutta, dikatakan yang membuat orang kotor adalah perilakunya, bukan makanan.

Bagaimana menurut Bro Deva19?

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Klaim Fahmi Basya: Borobudur dalam Alquran
« Reply #109 on: 02 July 2010, 03:17:48 PM »
Quote from: wen78
fact 1, tidak dapat anda buktikan

baik, mari anggap Siddhartha Gotama bukanlah seorang kafir sebagaimana anda jabarkan.
jika Siddhartha Gotama bukanlah seorang kafir, maka Siddhartha Gotama adalah seorang Islam. maka pertanyaannya adalah:

buktikan Siddhartha Gotama sholat. buktikan dengan sutta atau ayat yg mendukung nya

tidak ada yang tidak dapat dibuktikan oleh saya di sini. yang bener, anda tidak mengerti persoalannya. sudah saya katakan, "syahadat bukanlah sayarat seseorang disebut muslim" lalu anda bertanya, "jika sang Budha mulsim, buktikan dengan ayat alQuran, bahwa sang Budha itu syahadat" ?

perhatikan bro, logis enggak pertanyaan anda?

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Klaim Fahmi Basya: Borobudur dalam Alquran
« Reply #110 on: 02 July 2010, 03:19:47 PM »
lah.. anda bisa jawab pertanyaan ornag lain dengan cepat.. berarti anda punya waktu donk bro...
daripada pertanyaan saya terlewatkan.. dan jarang2 diskusi seperti ini.. apa salah SAYA REMIND..

KEEP POSITIVE THINKING..  pertanyaan gak bakal berulang2.. jika anda jawab bukan ?

oke bro.. damai yuk.. dan jawab pertanyaan gw tadi.. bisa kah ?


saya memang ingin melewatkan pertanyaan anda dulu, setidaknya untuk smentara waktu. karena pertanyaan-pertanyaan anda mengandung fallacy yang bikin saya naik darah. jadi, biar saya gak terlalu emosi, sorry aja bro, pertanyaan-pertanyaan anda mungkin saya jawab lain kali. bukan tidak menghormati anda, tapi biar tidak bertengkar, gitu!
oh.. kan jelas bro.. oke deh.. :D
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Klaim Fahmi Basya: Borobudur dalam Alquran
« Reply #111 on: 02 July 2010, 03:21:28 PM »
kan ada logika nya, bro.

berserah pada janji kristus, gimana logikanya?

muslim wahabi mengartikan Islam sebagai "berserah pada Allah". tapi pada praktiknya, "patuh pada apa yang tertulis di dalam kitab Quran dan hadits" ini tidak sesuai dngan pengertian kaum syiah.

kaum syiah juga sama, mengartikan Islam sebagai "berserah pada Allah", tapi artinya bukan "patuh pada semua yang tertulis di dalam Quran dan Hadits" tetapi pada praktiknya, "rela dengan semua yang terjadi" --> ini kan pasrah. rela dengan semua yang terjadi artiya, bro "tidak melekati sesuatu dan tidak menolak sesuatu". nah, begitu logikanya. apa harus saya uraian satu-persatu algoritmanya?
Kalau rela dengan semua yang terjadi, sepenuh hati tulus ikhlas, mengapa akhirnya Ali Bin Abi Thalib melakukan perlawanan dan balas membunuh juga? Bagaimanakah algoritmanya?

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Klaim Fahmi Basya: Borobudur dalam Alquran
« Reply #112 on: 02 July 2010, 03:23:05 PM »
Quote from: wen78
fact 1, tidak dapat anda buktikan

baik, mari anggap Siddhartha Gotama bukanlah seorang kafir sebagaimana anda jabarkan.
jika Siddhartha Gotama bukanlah seorang kafir, maka Siddhartha Gotama adalah seorang Islam. maka pertanyaannya adalah:

buktikan Siddhartha Gotama sholat. buktikan dengan sutta atau ayat yg mendukung nya

tidak ada yang tidak dapat dibuktikan oleh saya di sini. yang bener, anda tidak mengerti persoalannya. sudah saya katakan, "syahadat bukanlah sayarat seseorang disebut muslim" lalu anda bertanya, "jika sang Budha mulsim, buktikan dengan ayat alQuran, bahwa sang Budha itu syahadat" ?

perhatikan bro, logis enggak pertanyaan anda?
intinya, anda tidak dapat membuktikan Siddhartha Gotama bukanlah seorang kafir dengan ayat AlQuran.
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Klaim Fahmi Basya: Borobudur dalam Alquran
« Reply #113 on: 02 July 2010, 03:25:41 PM »
saya tidak menemukan satu pun pertentangan, bro.

semua itu hanya soal perbedaan bahasa, atau penafsiran yang berbeda karena salah menyimpulkan.

saya telah mempelajari logika dengan sematang-matangnya, dan membuat kesimpulan-kesimpulan dengan kaidah-kaidah logika tersebut, hasilnya saya menemukan relevansi seluruh agama-agama di dunia. dan agama-agama tersebut menjadi bertentangan karena umat menyimpulkan ajaran agama dengan berbeda-beda. intinya, itu perbedaan dalam cara menyimpulkan, bro. cobalah simpulkan dengna logika Aristoteles, gunakan semua kaidahnya dengan benar, niscaya kita menemukan relevansinya.
OK, saya tidak mahir berfilosofi tingkat tinggi, jadi saya mau tanya yang basic saja, semoga berkenan menjawab.

Dalam sura Al-Ma'ida 5, misalnya, dibahas mengenai makanan yang boleh dan tidak boleh. Ini ada
banyak sekali aturannya seperti tidak boleh makan bangkai, darah, binatang yang terluka sampai mati, mati dicekik, dipukul sampai mati, dipersembahkan ke altar, atau pun yang tidak disajikan dalam nama Allah. Itu adalah jenis makanan yang tidak murni.

Sedangkan dalam Buddhisme, di Jivaka Sutta, Buddha mengatakan larangan memakan daging yang dibunuh karena kita. Lalu dalam Amagandha Sutta, dikatakan yang membuat orang kotor adalah perilakunya, bukan makanan.

Bagaimana menurut Bro Deva19?


yang itu tampak bertentangan, bro. tetapi sebenarnya tidak.

di dalam Islam itu ada yang disebut syariat, tharekat, hakikat dan makrifat. ini harus dimengerti.

soal mana yang boleh dimakan dan mana yang tidak boleh dimakan, itu adalah soal syariat. syariat adalah atura umum yang belaku untuk suatu umat yang telah diatur oleh nabi pembawa ajaran tersebut.

kalo persoalan syariat, jangankan antara budha dan islam, antara sesama muslim pun saling bertentangan, tetapi mereka memperbolehkan semua pertentangan tersebut dengan kaidah-kaidah tertentu. dalam syiah disebut sistem marjaiyah. seseorang yang bermarja kepada imam tertentu, ia tidak boleh makan daging. tetapi bila bermarja kepada imam lainnya diperbolehkan. dan urusan syariat memang boleh beda satu sama lainnya, bergantung kebijaksanaan dari imamnya. tetapi bila aturan-aturan yang diterapkan tidak diatur oleh sang nabi, tetapi diterapkan oleh sang Marja, maka aturan-aturan itu disebut thareqot.

anggaplah sang Budha salah seorang Marja. barang siapa yang ingin mencapai kesucian melalui cara sang Budha, tentu harus mengikuti disiplinnya, salah satuya adalah "tidak boleh menyembelih hewan" atau "memakan daging yang dibunuh oleh kita".  hal ini menjadi "syariat" buat umat Budha. sedangkan muslimin memandang hal itu sebagai "thariqat". Thariqat artinya jalan yang ditunjukan sang guru untuk mencapai pencerahan. setiap guru yang telah tercerahkan, mungkin memiliki jalan yang berbeda untuk menuntun umat manusia menuju pencerahan.

Offline Johsun

  • Sebelumnya Jhonson
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.503
  • Reputasi: -3
  • Gender: Male
  • ??
Re: Klaim Fahmi Basya: Borobudur dalam Alquran
« Reply #114 on: 02 July 2010, 03:26:18 PM »
Pertanyaannya satu per satu om2, beri ruang bernafas , jangan main intrograsi, huhu...
Bro deva19, memang sy bacanya di fesbuk, malah bnyak umat buddhis yg like and bilang makasih n izin share ...
http://www.facebook.com/note.php?note_id=128360923854134&id=101863893183569
CMIIW.FMIIW.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Klaim Fahmi Basya: Borobudur dalam Alquran
« Reply #115 on: 02 July 2010, 03:31:19 PM »
Quote from: wen78
intinya, anda tidak dapat membuktikan Siddhartha Gotama bukanlah seorang kafir dengan ayat AlQuran.

ya, bisa lah, bro! cuma saja, di dalam alQuran tidak ada nama Sidharta Gautama disebut. oleh karena itu, ayat alQuran tersebut menjadi bukti bukan kafirnya Sidharta, setelah digabungkan dengan logika.

ayat alQuran mendefinisikan kafir sebagai yang membuat kerusakan di muka bumi.

Quote from: Quran
Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan. Q.S 16:88)

kafir = orang yang berbuat kerusakan/orang jahat.

maka, siapapun yang tidak berbuat kerusakan, itu bukan kafir namanya.

itu kan sudah pake ayat alQuran, bro! dan juga logika.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Klaim Fahmi Basya: Borobudur dalam Alquran
« Reply #116 on: 02 July 2010, 03:34:58 PM »
Pertanyaannya satu per satu om2, beri ruang bernafas , jangan main intrograsi, huhu...
Bro deva19, memang sy bacanya di fesbuk, malah bnyak umat buddhis yg like and bilang makasih n izin share ...
http://www.facebook.com/note.php?note_id=128360923854134&id=101863893183569


wah... siapa tuh yang posting?!

cilaka gw, ntar ketahuan ma mertua gw, K.H Nurhidayat... weleh-weleh... copas kok gak bilang-bilang...? ? ?

but, gpp kalo banyak umat budhis yang like, mudah-mudahan jadi karma baik gw. :)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Klaim Fahmi Basya: Borobudur dalam Alquran
« Reply #117 on: 02 July 2010, 03:46:53 PM »
yang itu tampak bertentangan, bro. tetapi sebenarnya tidak.

di dalam Islam itu ada yang disebut syariat, tharekat, hakikat dan makrifat. ini harus dimengerti.

Betul, Bro. Itu di Islam. Dalam Ajaran Buddha tidak diajarkan syariat, tharekat, hakikat dan ma'rifat sebagaimana diajarkan di kaum Sufi. 


Quote
soal mana yang boleh dimakan dan mana yang tidak boleh dimakan, itu adalah soal syariat. syariat adalah atura umum yang belaku untuk suatu umat yang telah diatur oleh nabi pembawa ajaran tersebut.

kalo persoalan syariat, jangankan antara budha dan islam, antara sesama muslim pun saling bertentangan, tetapi mereka memperbolehkan semua pertentangan tersebut dengan kaidah-kaidah tertentu. dalam syiah disebut sistem marjaiyah. seseorang yang bermarja kepada imam tertentu, ia tidak boleh makan daging. tetapi bila bermarja kepada imam lainnya diperbolehkan. dan urusan syariat memang boleh beda satu sama lainnya, bergantung kebijaksanaan dari imamnya. tetapi bila aturan-aturan yang diterapkan tidak diatur oleh sang nabi, tetapi diterapkan oleh sang Marja, maka aturan-aturan itu disebut thareqot.

anggaplah sang Budha salah seorang Marja. barang siapa yang ingin mencapai kesucian melalui cara sang Budha, tentu harus mengikuti disiplinnya, salah satuya adalah "tidak boleh menyembelih hewan" atau "memakan daging yang dibunuh oleh kita".  hal ini menjadi "syariat" buat umat Budha. sedangkan muslimin memandang hal itu sebagai "thariqat". Thariqat artinya jalan yang ditunjukan sang guru untuk mencapai pencerahan. setiap guru yang telah tercerahkan, mungkin memiliki jalan yang berbeda untuk menuntun umat manusia menuju pencerahan.
OK, saya mengerti. Berarti nanti kalau ada Nabi Islam mewajibkan setiap Jum'at makan Babi panggang di Mesjid, itu hanyalah Syariat saja. Secara hakikat dan ma'rifat, mungkin dibenarkan dan tetap bagian dari Islam. Terima kasih diskusinya.


Offline Shining Moon

  • Sebelumnya: Yuri-chan, Yuliani Kurniawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.148
  • Reputasi: 131
Re: Klaim Fahmi Basya: Borobudur dalam Alquran
« Reply #118 on: 02 July 2010, 03:52:19 PM »
Quote
soal mana yang boleh dimakan dan mana yang tidak boleh dimakan, itu adalah soal syariat. syariat adalah atura umum yang belaku untuk suatu umat yang telah diatur oleh nabi pembawa ajaran tersebut.

kalo persoalan syariat, jangankan antara budha dan islam, antara sesama muslim pun saling bertentangan, tetapi mereka memperbolehkan semua pertentangan tersebut dengan kaidah-kaidah tertentu. dalam syiah disebut sistem marjaiyah. seseorang yang bermarja kepada imam tertentu, ia tidak boleh makan daging. tetapi bila bermarja kepada imam lainnya diperbolehkan. dan urusan syariat memang boleh beda satu sama lainnya, bergantung kebijaksanaan dari imamnya. tetapi bila aturan-aturan yang diterapkan tidak diatur oleh sang nabi, tetapi diterapkan oleh sang Marja, maka aturan-aturan itu disebut thareqot.

anggaplah sang Budha salah seorang Marja. barang siapa yang ingin mencapai kesucian melalui cara sang Budha, tentu harus mengikuti disiplinnya, salah satuya adalah "tidak boleh menyembelih hewan" atau "memakan daging yang dibunuh oleh kita".  hal ini menjadi "syariat" buat umat Budha. sedangkan muslimin memandang hal itu sebagai "thariqat". Thariqat artinya jalan yang ditunjukan sang guru untuk mencapai pencerahan. setiap guru yang telah tercerahkan, mungkin memiliki jalan yang berbeda untuk menuntun umat manusia menuju pencerahan.


maksa.com
Life is beautiful, let's rock and roll..

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Klaim Fahmi Basya: Borobudur dalam Alquran
« Reply #119 on: 02 July 2010, 04:00:33 PM »
Quote from: wen78
intinya, anda tidak dapat membuktikan Siddhartha Gotama bukanlah seorang kafir dengan ayat AlQuran.

ya, bisa lah, bro! cuma saja, di dalam alQuran tidak ada nama Sidharta Gautama disebut. oleh karena itu, ayat alQuran tersebut menjadi bukti bukan kafirnya Sidharta, setelah digabungkan dengan logika.

ayat alQuran mendefinisikan kafir sebagai yang membuat kerusakan di muka bumi.

Quote from: Quran
Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan. Q.S 16:88)

kafir = orang yang berbuat kerusakan/orang jahat.

maka, siapapun yang tidak berbuat kerusakan, itu bukan kafir namanya.

itu kan sudah pake ayat alQuran, bro! dan juga logika.

Kufur at-tauhid (Menolak tauhid): Dialamatkan kepada mereka yang menolak bahwa Tuhan itu satu.
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. (Al-Baqarah ayat 6)

Kufur al-ni`mah (mengingkari nikmat): Dialamatkan kepada mereka yang tidak mau bersyukur kepadaTuhan
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku (la takfurun). (Al-Baqarah ayat 152)

baik, anggap jika sesuai dengan penafsiran anda, berarti Siddhartha Gotama bukanlah seorang kafir.
jika Siddhartha Gotama bukanlah seorang kafir, maka Siddhartha Gotama adalah Islam.
jika Siddhartha Gotama adalah Islam, maka Siddhartha Gotama menjalankan sholat.

kembali lagi.. buktikan Siddhartha Gotama menjalankan sholat.

jika anda tidak bisa buktikan, berarti Siddhartha Gotama bukan Islam/muslim.
jika Siddhartha Gotama bukan Islam/muslim, berarti Siddhartha Gotama adalah kafir.
jika Siddhartha Gotama adalah kafir, berarti Siddhartha Gotama bukanlah nabi dimata Islam.

silahkan buktikan dengan ayat yg mendukung
« Last Edit: 02 July 2010, 04:03:52 PM by wen78 »
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.