//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: [INFO]Penggunaan Obat2an yang Bebas Terbatas pada masa kehamilan dan menyusui  (Read 9035 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
By : Hedi Kasmanto, S.Farm.,Apt.

Dewasa ini banyak ditemui obat2 yang bebas terbatas yang biasa ditandai dengan logo lingkaran biru bertepi hitam.
Obat2 ini memang boleh dijual bebas tanpa harus membuka resep dokter karena penggunaannya relatif aman dan masyarakat diharapkan bisa mengobati sendiri (self medication) untuk penyakit2 umum yang biasa ditemui seperti demam, flu, batuk.

Namun lain halnya jika yang menggunakan obat2an tersebut adalah ibu hamil atau sedang menyusui, karena ada faktor lain yang perlu diperhatikan, yaitu fetus / janin dan bayi. Fetus / janin selama masa kehamilan mengalami proses pertumbuhan dan pembentukan organ tubuh, dan obat2an yang aman bagi ibu hamil belum tentu aman bagi fetus / janin tersebut. Dan begitu pula dengan pada bayi yang masih diberikan ASI, di mana ada obat2an tertentu diekskresikan melalui ASI, dan akibatnya akan ikut terkonsumsi oleh bayi yang memiliki sistem metabolisme yang belum sesempurna orang dewasa. Dan hal ini dapat menyebabkan keracunan pada bayi tersebut.

Oleh karena itu, selama masa kehamilan / menyusui, para ibu hamil / tengah menyusui diharapkan bijak dalam mengkonsumsi obat. Diusahakan tidak menggunakan obat2an ketika dalam kehamilan trimester pertama, karena tahap trimester pertama merupakan tahap penting dalam perkembangan janin dan janin sangat rentan terhadap zat2 kimia yang mana dapat dengan bebas masuk melalui plasenta. Dan penggunaan obat2an lepas dari trimester pertama juga harus dengan hati2 dan sepengetahuan dokter / apoteker Anda.

Seperti ketika demam, gunakanlah hanya paracetamol dengan dosis standar, karena paracetamol telah diteliti dan memiliki pregnancy category yang relatif aman untuk digunakan bagi ibu hamil. Penggunaan obat2an NSAID lain seperti asetosal, celecoxib, bagusnya dihindari karena dapat mengakibatkan gangguan pada janin. Untuk flu dan batuk, terapi secara farmakologis hendaknya tidak dilakukan, ibu yang tengah hamil dapat menggunakan metoda mekanis seperti menutup hidung dengan handuk hangat untuk mengencerkan sputum / lendir ketika sedang flu. Dan untuk batuk kering, dapat menggunakan CTM / Chlorpheniramini Maleas atas sepengetahuan dokter / apoteker.

Penggunaan antitusive seperti dextromethorphan Hbr dan Codein HCl dan penggunaan mucolitik (pengencer dahak) seperti Glyceril Guaiacolat / Guaifenesin juga dihindari karena terbukti mengganggu perkembangan janin. Sedangkan penggunaan Bromhexin dan sejenisnya seperti Ambroxol masih dalam tahap penelitian lebih lanjut mengenai keamanannya, dan idealnya dihindari penggunaannya selama masa kehamilan.

Untuk ibu yang menyusui / breastfeeding hendaknya mengkonsumsi obat setelah memberikan ASI kepada bayinya, atau pemberian ASI dapat dilakukan kembali setelah minimal 8 jam setelah mengkonsumsi obat. Namun pematokan waktu 8 jam ini berdasarkan standar waktu paruh obat pada umumnya, dan diharapkan dengan waktu 8 jam tersebut, obat yang dikonsumsi telah diekskresikan sehingga aman bila dilakukan pemberian ASI kepada bayi..

Semoga bermanfaat
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148