Thanks atas opininya.
Mengapa Siddharta berhasil mencapai penerangan sempurna saat meditasi di bawah pohon, sebenarnya merupakan pertanyaan yang banyak ditanyakan orang-orang. Namun bisa jadi mereka ini tidak mencoba memahami dan mencari jawabannya. Ini menurut pandangan saya :
Di bawah pohon, di alam terbuka membuat Siddharta melihat dan mengalami langsung bagaimana alam ini bekerja. Bagaimana Ia merasakan langsung cuaca panas, dingin, hujan, kegelapan malam, keheningan. Bagaimana Ia berkesempatan melihat mahkluk hidup (hewan/tumbuhan) tumbuh, hidup, sakit, bertahan hidup, saling membantu, saling membunuh dan mati. Pengalaman inilah yang sangat membantu beliau memahami dan menghayati makna kehidupan dan kematian, memahami how the nature works sehingga membawanya menuju pencerahan dan penerangan sempurna.
Seandainya beliau memililih meditasi di ruangan tertutup (apalagi ber-AC), kemungkinan mencapai pencerahan tidak akan sesempurna, atau bahkan tidak berhasil.
Tentu saja keberhasilan beliau juga didukung oleh tekad dan sifat welas asihNya yang begitu tinggi, yang bermeditasi bukan untuk tujuan pribadi, melainkan untuk semua kebaikan mahlkuk hidup. Terakhir, beliau juga tidak memiliki keterikatan atau kemelekatan apapun, melepas semua gelar, jabatan bahkan keluarganya. Seandainya beliau masih memiliki jabatan ketua ini-itu atau berbisnis, mungkin mustahil mampu mencapai penerangan sempurna ini.
Saya tahu ada yang mementingkan teknik meditasi dan menganggap teknik meditasilah yang membuat Siddharta berhasil. Ayolah, cobalah gunakan akal sehat sedikit. Pada otak manusia terdapat bagian besar yang disebut limbik. Fungsi limbik ini mengatur hal-hal yang sangat dasar/primitif dalam sifat manusia antara lain, rasa lapar, nafsu, rasa takut, ego dan seks. Fungsi utama dari meditasi, tak lebih tak bukan adalah mengatur kerja otak limbik.