//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Mahasatipatthana Sutta, Bahiya Sutta dan Mulapariyaya Sutta  (Read 11666 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Mahasatipatthana Sutta, Bahiya Sutta dan Mulapariyaya Sutta
« Reply #15 on: 04 July 2010, 08:30:51 PM »
[at] Peacemind:
Samanera yang baik, saya sependapat dengan  bro Fabian bahwa "bare awareness" atau perhatian/kesadaran murni (sejauh yg saya tahu disebut sebagai "sati") BISA DILATIH dan menurut Sang Buddha memang HARUS DILATIH. Sati sebagai salah satu bentuk batin memang secara alami sudah ada tetapi masih lemah, namun dapat dikembangkan melalui latihan Vipassana Bhavana yang benar (Samma Sati dengan memakai 4 LANDASAN PERHATIAN (4 Satipatthana) dengan tekun/semangat/antusias dan ditunjang oleh moralitas (mengenal & melaksanakan sila), konsentrasi, keyakinan dan kebijaksanaan. Contoh, dengan mengenal moralitas (sila), seseorang akan lebih memiliki sarana/bahan/kesempatan untuk melatih sati (Bisa dibandingkan dengan bila tidak mengenal moralitas). Sementara hasil pelaksanaan moralitas (pikiran, ucapan, perbuatan benar) juga secara alami memberikan ketenangan (tubuh dan jasmani rileks) yang menyediakan konsentrasi yang dibutuhkan.

Singkatnya:
1. Sati bisa dilatih
2. Kondisi-kondisi penunjang sati juga bisa dikembangkan.

Perhatian pada jasmani (kayanupassana), perhatian pada perasaan (vedananupassana), perhatian pada pikiran (cittanupassana) dan dhamma/fenomena (dhammanupassana) mengarahkan dan memungkinkan pengamatan secara objektif pada segala sesuatu sebagaimana adanya, bahwa segala sesuatu atau fenomena beserta sifat-sifatnya adalah bukan dan tak mengandung suatu diri/ruh/atta.

Dalam Mahavagga, Samyutta Nikaya di bagian tentang Empat Landasan Kesadaran, dapat disimpulkan bahwa ANAPANASATI adalah fondasi, tulang punggung dan yang membawa latihan Vipassana menjadi sempurna. Di samping itu dengan semakin sering berlatih Vipassana terutama dalam hal ini ANAPANASATI sebagai latihan dasar yang tepat untuk melatih sati dan konsentrasi. Batin menjadi lebih peka, SATI akan menguat, dominan dalam keseharian, dan muncul tanpa usaha (kesadaran pasif). Bisa dibandingkan dengan bila kita tidak atau jarang berlatih ANAPANASATI.

Di samping rileksnya tubuh dan batin (tranquility of body and mind), kepekaan batin atau dominannya atau seringnya munculnya sati tanpa usaha atau pengarahan khusus adalah terkondisi dari hasil latihan sebelum-sebelumnya. Bisa dibandingkan dengan bila kita tidak atau jarang berlatih vipassana bhavana. 


 [at] Bro Fabian:
Anumodana atas masukan dan penjelasannya.


 [at] Peacemind & Fabian:
Anumodana atas penjelasannya mengenai keseimbangan faktor-faktor mental dalam meditasi.

Dalam keseharian pun, faktor-faktor mental dalam Panca Bala yakni saddha, viriya, sati, samadhi dan pañña, dengan sati sebagai pemimpin dan penyeimbang, bekerja bersama-sama mewujudkan Daya Upaya Benar (Samma Vayama).

Mettacittena _/\_

SATI BISA DILATIH dan HARUS DILATIH?Mungkin kalau sebatas sampai jhana-jhana,saya setuju dengan komentar ini,tetapi kalau sampai tahap pembebasan,masih ada sedikit pertanyaan dari saya,semoga Saudara berkenan untuk berdiskusi...

Bahiya,Pukkusati dan banyak umat lainnya mendapatkan "pencerahan" secara langsung,mendadak,TANPA HARUS DILATIH...Menurut Anda bagaimana?Apakah Sati itu harus dilatih?Apakah Sati membawa pada "pencerahan" atau?
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Mahasatipatthana Sutta, Bahiya Sutta dan Mulapariyaya Sutta
« Reply #16 on: 04 July 2010, 09:09:04 PM »
Dalam konteks yang anda sebutkan, sebenarnya saya sangat setuju. Memang viriya mampu mengatasi rasa ngantuk hingga pikiran akhirnya mencapai kejernihan / fresh dan keseimbangan. Isi sutta dlam link yang diberikan agak berbeda dari yang saya maksud padahal referensinya tertulis sama yaitu AN, vol. I, p. 256. Yang saya maksud ada di sini http://www.dhammasara.webs.com/NimittaSutta.html. Saya telah mencocokkan dengan Chaṭṭhasaṇgayana dan juga terjemahan Rhys. David. Silahkan dilihat di sana.

Nampaknya sama persis ya Samanera? Kemungkinan yang Dhammasara mengambil dari access to insight....

 ^:)^

Saya sudah cek lagi. Link yang anda sebutkan berasal dari Pamsudhovakasutta sedangkan sutta yang saya sebutkan adalah Nimittasutta. Sutta ini berada diurutan langsung setelah Pamsudhovakasutta. Dalam Sutta yang saya sebutkan dikatakan bahwa seorang pandai emas harus dari waktu ke waktu membakar emas mentah, memerciki air dan melihatnya saja. Demikian pula seorang yogi terkadang harus menggunakan semangat (paggaha) dari waktu ke waktu, menggunakan konsentrasi (samādhi) , dan menggunakan keseimbangan batin (upekkha). Cara ini dilatih karena jika ia hanya menggunakan semangat, pikiran akan menjadi lelah; jika hanya menggunakan konsentrasi, di sana muncul kemalasan / ngantuk; dan jika hanya menggunakan keseimbangan batin, konsentrasi benar yang menunjang pelenyapan kekotoran batin tidak akan muncul.

Nimittasutta juga ada kaitannya dengan Aggisutta dalam Samyuttanikaya. Sutta ini menjelaskan bahwa ketika muncul kemalasan, seseorang tidak seharusnya menggunakan passadhi, samādhi dan upekkha untuk melenyapkan, namun seharusnya menggunakan dhammavicaya, viriya dan piti. Sementara itu, ketika muncul pikiran berkecamuk, seseorang tidak seharusnya menggunakan dhammavicaya, viriya dan piti untuk melenyapkannya, namun seharusnya menggunakan passadhi, samādhi dan upekkha. Dalam sutta lain yang isinya mirip, sati harus digunakan di semua waktu.

Offline Utphala Dhamma

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 109
  • Reputasi: 16
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Mahasatipatthana Sutta, Bahiya Sutta dan Mulapariyaya Sutta
« Reply #17 on: 05 July 2010, 12:03:23 AM »
 [at] Riky Dave:
Mengenai konsentrasi yg Riky tanyakan ke Bro Fabian; pada saat mengembangkan sati atau pada saat sati hadir, memang konsentrasi juga hadir. Kita sudah mengetahui ini dalam praktek juga dalam sutta, misalnya yang membahas 7 faktor bhojjango. Konsentrasi lah, baik yang timbul atas pengerahan, maupun yang sudah ada, maupun yang timbul dari sati dan pengamatan, maupun yang timbul setelah melakukan yoniso manasikara sehingga nivarana dapat diatasi, maupun yang timbul dengan membangkitkan kondisi penunjangnya; yang memungkinkan pengamatan sifat fenomena batin maupun jasmani terealisasi dengan baik. Ibarat sati adalah batin yang tahu atau sadar ada pertandingan bola piala dunia siapa lawan siapa saat menonton teve, nah kekuatan konsentrasi lah yang memungkinkan kita mengamati pergerakan bola tanpa terputus dan warna kostum kedua kesebelasan dan tidak lengah saat ada yg kebobolan gol (sayang kan?), di saat itu kita tetap tahu, sadar, eling atau ingat dari kaki negara siapa ke negara siapa bola berpindah, sadar pada saat gol terjadi di gawang siapa. Kurang lebih seperti itu ilustrasinya :). Sati dan konsentrasi, pada hakekatnya keduanya dibutuhkan. Buku "Mindfulness in Plain English" atau terjemahannya "Meditasi dalam Kehidupan Sehari-hari" karya Bhante Henepola Gunaratana menyajikan keterangan yang bagus, menarik, jenaka dan ilustratif mengenai ini.

Saya coba jawab, ya Riky. Maaf kalo seandainya kurang memuaskan. Mengenai mereka yang terlihat "langsung" tercerahkan setelah mendengar kotbah Sang Buddha, mereka sudah memiliki faktor-faktor mental yang mengarah pada pencerahan, dari hasil latihan dan kecenderungan mental akibat perilakunya (yang mengarah pada masaknya faktor2 mental tersebut, mis: sati, samadhi, pañña, dll. lepas dari adanya kamma penunjang atau tidak sebelumnya) baik pada kehidupan lampau maupun saat ini.

Mengenai apakah sati bisa dilatih apa tidak, kita tinggal mengujinya. Mengenai sati apakah perlu dilatih, selama masih belum terbebas dari kekotoran batin dan kemelekatan, dan agar mencegah makhluk lain ikut menderita karena kebodohan kita; saya sependapat dengan anjuran Sang Buddha untuk melatih/mengembangkan sati. 

Mettacittena _/\_

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Mahasatipatthana Sutta, Bahiya Sutta dan Mulapariyaya Sutta
« Reply #18 on: 05 July 2010, 12:49:44 PM »
Quote
Bro Utphala dhamma yang baik, sebenarnya prinsip Vipassana ini sangat mudah, inilah yang dimaksud melihat apa adanya, tetapi banyak meditator yang mudah sekali terjebak oleh "konsep aku", dan sulit menerima bahwa yang disebut aku dalam kebenaran tertinggi hanyalah konsep/pandangan/anggapan/persepsi/DITTHI, tak lebih dari itu.

Pandangan salah kedua adalah bahwa dalam meditasi Vipassana tak diperlukan konsentrasi.
Bila dalam meditasi Vipassana batin hanya melihat apa adanya dan tak menanggapi apa yang muncul di ke empat landasan perhatian (hanya memperhatikan), maka akhirnya batin tak akan berkelana kesana-kemari. Karena batin tak berkelana kesana kemari maka batin menjadi tenang.
Karena batin menjadi tenang maka perhatian menjadi terpusat.
Perhatian yang terpusat inilah yang disebut konsentrasi.

Karena perhatian menjadi terpusat maka meditator akan melihat ketiga karakteristik dari segala sesuatu yang muncul (anicca, dukkha, anatta) dan ia melihat apa adanya.

 _/\_

Saudara Fabian yang baik,apakah itu tidak sebatas "konsep" Anda belaka?

Bro Riky yang baik, mungkin anda berguru kepada orang yang mengerti meditasi hanya sebatas konsep saja, sehingga anda beranggapan semua orang seperti guru anda.
Saya Tidak bicara mengenai konsep, saya bicara mengenai pengalaman langsung.
Anda perlu lebih banyak belajar sebelum mengambil kesimpulan.

Quote
sama seperti Anda mengatakan pandangan salah kedua bahwa dalam meditasi Vipassana tak diperlukan konsentrasi...

benarkah konsentrasi dibutuhkan? :)

Nampaknya anda berpandangan konsentrasi tidak dibutuhkan, benarkah konsentrasi tak dibutuhkan? Adakah pekerjaan dalam kehidupan anda dimana konsentrasi tak membawa manfaat?

Anda perlu lebih banyak belajar samadhi yang benar dan berpraktek samadhi yang benar.

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Mahasatipatthana Sutta, Bahiya Sutta dan Mulapariyaya Sutta
« Reply #19 on: 05 July 2010, 12:59:37 PM »
Dalam konteks yang anda sebutkan, sebenarnya saya sangat setuju. Memang viriya mampu mengatasi rasa ngantuk hingga pikiran akhirnya mencapai kejernihan / fresh dan keseimbangan. Isi sutta dlam link yang diberikan agak berbeda dari yang saya maksud padahal referensinya tertulis sama yaitu AN, vol. I, p. 256. Yang saya maksud ada di sini http://www.dhammasara.webs.com/NimittaSutta.html. Saya telah mencocokkan dengan Chaṭṭhasaṇgayana dan juga terjemahan Rhys. David. Silahkan dilihat di sana.

Nampaknya sama persis ya Samanera? Kemungkinan yang Dhammasara mengambil dari access to insight....

 ^:)^

Saya sudah cek lagi. Link yang anda sebutkan berasal dari Pamsudhovakasutta sedangkan sutta yang saya sebutkan adalah Nimittasutta. Sutta ini berada diurutan langsung setelah Pamsudhovakasutta. Dalam Sutta yang saya sebutkan dikatakan bahwa seorang pandai emas harus dari waktu ke waktu membakar emas mentah, memerciki air dan melihatnya saja. Demikian pula seorang yogi terkadang harus menggunakan semangat (paggaha) dari waktu ke waktu, menggunakan konsentrasi (samādhi) , dan menggunakan keseimbangan batin (upekkha). Cara ini dilatih karena jika ia hanya menggunakan semangat, pikiran akan menjadi lelah; jika hanya menggunakan konsentrasi, di sana muncul kemalasan / ngantuk; dan jika hanya menggunakan keseimbangan batin, konsentrasi benar yang menunjang pelenyapan kekotoran batin tidak akan muncul.

Nimittasutta juga ada kaitannya dengan Aggisutta dalam Samyuttanikaya. Sutta ini menjelaskan bahwa ketika muncul kemalasan, seseorang tidak seharusnya menggunakan passadhi, samādhi dan upekkha untuk melenyapkan, namun seharusnya menggunakan dhammavicaya, viriya dan piti. Sementara itu, ketika muncul pikiran berkecamuk, seseorang tidak seharusnya menggunakan dhammavicaya, viriya dan piti untuk melenyapkannya, namun seharusnya menggunakan passadhi, samādhi dan upekkha. Dalam sutta lain yang isinya mirip, sati harus digunakan di semua waktu.

Wah iya Samanera maaf... maaf.... ^:)^ saya salah ngasih link... sebenarnya Sutta ini bersebelahan dengan Samadhi Sutta di access to insight, ini link yang benar:

http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/an/an03/an03.100.11-15.than.html#goldsmith

Masih dalam Vagga yang sama di Anguttara Nikaya, yaitu tika nipata (Lokaphala vagga), bagian dari Potthaka sutta.

http://www.mahindarama.com/e-tipitaka/Anguttara-Nikaya/an3-93-103.htm#100

Mengenai Aggi Sutta nampaknya lebih menekankan sisi mana yang harus lebih ditonjolkan dalam ketujuh Bhojanga, umpamanya kita sedang malas/lamban/enggan/ bosan. Untuk mengatasinya maka kita harus memperkuat Dhammavicayo, Viriya dan Piti.

Sedangkan bila keadaan kita sedang gelisah/ tak tenang/ khawatir. Maka kita harus memperkuat Passadhi, Samadhi dan Upekkha.

Tapi sati harus dikembangkan sekuat mungkin dalam semua keadaan.

 ^:)^   
« Last Edit: 05 July 2010, 01:12:08 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Mahasatipatthana Sutta, Bahiya Sutta dan Mulapariyaya Sutta
« Reply #20 on: 05 July 2010, 01:19:40 PM »
[at] Riky Dave:
Mengenai konsentrasi yg Riky tanyakan ke Bro Fabian; pada saat mengembangkan sati atau pada saat sati hadir, memang konsentrasi juga hadir. Kita sudah mengetahui ini dalam praktek juga dalam sutta, misalnya yang membahas 7 faktor bhojjango. Konsentrasi lah, baik yang timbul atas pengerahan, maupun yang sudah ada, maupun yang timbul dari sati dan pengamatan, maupun yang timbul setelah melakukan yoniso manasikara sehingga nivarana dapat diatasi, maupun yang timbul dengan membangkitkan kondisi penunjangnya; yang memungkinkan pengamatan sifat fenomena batin maupun jasmani terealisasi dengan baik. Ibarat sati adalah batin yang tahu atau sadar ada pertandingan bola piala dunia siapa lawan siapa saat menonton teve, nah kekuatan konsentrasi lah yang memungkinkan kita mengamati pergerakan bola tanpa terputus dan warna kostum kedua kesebelasan dan tidak lengah saat ada yg kebobolan gol (sayang kan?), di saat itu kita tetap tahu, sadar, eling atau ingat dari kaki negara siapa ke negara siapa bola berpindah, sadar pada saat gol terjadi di gawang siapa. Kurang lebih seperti itu ilustrasinya :). Sati dan konsentrasi, pada hakekatnya keduanya dibutuhkan. Buku "Mindfulness in Plain English" atau terjemahannya "Meditasi dalam Kehidupan Sehari-hari" karya Bhante Henepola Gunaratana menyajikan keterangan yang bagus, menarik, jenaka dan ilustratif mengenai ini.

Saya coba jawab, ya Riky. Maaf kalo seandainya kurang memuaskan. Mengenai mereka yang terlihat "langsung" tercerahkan setelah mendengar kotbah Sang Buddha, mereka sudah memiliki faktor-faktor mental yang mengarah pada pencerahan, dari hasil latihan dan kecenderungan mental akibat perilakunya (yang mengarah pada masaknya faktor2 mental tersebut, mis: sati, samadhi, pañña, dll. lepas dari adanya kamma penunjang atau tidak sebelumnya) baik pada kehidupan lampau maupun saat ini.

Mengenai apakah sati bisa dilatih apa tidak, kita tinggal mengujinya. Mengenai sati apakah perlu dilatih, selama masih belum terbebas dari kekotoran batin dan kemelekatan, dan agar mencegah makhluk lain ikut menderita karena kebodohan kita; saya sependapat dengan anjuran Sang Buddha untuk melatih/mengembangkan sati. 

Mettacittena _/\_

Utk Bro Riky, perhatikan bahwa bro Utphala Dhamma telah memberikan perumpamaan yang jelas terhadap apa yang dimaksud dengan sati dan apa yang dimaksud dengan konsentrasi.

Terima kasih bro Utphala.

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
Re: Mahasatipatthana Sutta, Bahiya Sutta dan Mulapariyaya Sutta
« Reply #21 on: 05 July 2010, 01:41:40 PM »
thread ini sangat menarik, tapi harus dibaca berulang2...
bahasa nya berat amat.. :|

:backtotopic:

 

anything