//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: 38 Berkah Mulia (Mangala Sutta)  (Read 21160 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Yi FanG

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 238
  • Reputasi: 30
  • Gender: Female
  • Namo Buddhaya...
38 Berkah Mulia (Mangala Sutta)
« on: 07 July 2010, 09:31:49 PM »
38 Berkah Mulia (Mangala Sutta)


1.   BERKAH-BERKAH PENTING
(1)   menghindari pergaulan dengan orang dungu
(2)   bergaul dengan yang bijaksana
(3)   menghormati mereka yang patut dihormati
(4)   bertempat tinggal di lingkungan yang sesuai
(5)   telah melakukan banyak perbuatan berjasa di masa lampau
(6)   menuntun diri ke arah yang benar

Berkah- berkah penting meliputi kualitas-kualitas yang paling  mendasar dan pokok yang harus dimiliki setiap orang. Elemen-elemen dari kelompok ini harus dibentuk untuk memperoleh kemajuan duniawi dan spiritual.

(1)   Menghindari pergaulan dengan orang-orang dungu~
Orang-orang dungu adalah mereka yang tidak dapat membedakan benar dari yang salah, dan sebagai akibatnya menimbulkan kerugian pada orang lain melalui perbuatan mereka. Mereka tidak memperhatikan moralitas dasar karena mereka tidak peduli terlalu banyak tentang konsekuensi dari perbuatan mereka. Dengan bergaul secara tidak waspada dengan orang-orang demikian, akan sulit untuk memperoleh kemajuan duniawi atau spiritual karena selalu saja ada kecenderungan untuk bertingkah laku dalam cara yang sama. Lebih jauh lagi, akan sulit untuk berkeinginan atau memiliki motivasi untuk melakukan perbuatan baik atau mengembangkan diri sendiri.

Akan tetapi, kita harus siap untuk memberikan bantuan apabila diperlukan dan juga membantu yang lainnya untuk mengembangkan diri mereka. Dengan demikian, kita tidak sepantasnya menghindari mereka yang dungu secara keseluruhan. Apa yang penting adalah kita bersikap waspada setiap saat dan jangan pernah mengizinkan diri kita sebaliknya terpengaruh oleh mereka. Berkah ini berada di urutan teratas dari daftar Buddha dan jelas merupakan suatu berkah yang paling penting yang harus dimiliki oleh setiap individu, karena tanpa berkah ini tiada siapa pun yang patut diteladani.

(2)   Bergaul dengan yang bijaksana~
Orang-orang bijaksana adalah mereka yang telah memiliki kebijaksanaan untuk membedakan yang benar dari yang salah dan dengan demikian menghindar dari menyebabkan kerugian pada orang lain. Mereka mewaspadai bahwa perbuatan mereka memiliki konsekuensi bukan hanya pada kehidupan mereka saat ini, tetapi juga di kehidupan yang akan datang. Mereka melarang perbuatan jahat dan mendorong perbuatan baik. Kita harus selalu berusaha untuk bergaul dengan orang-orang yang lurus dan bermoral baik karena persahabatan yang baik sungguh penting dalam hidup kita, tidak peduli tahap kemajuan mana yang telah kita capai.

(3)   Menghormati mereka yang patut dihormati~
Orang tua kita, orang yang lebih tua dan para guru adalah orang-orang yang harus kita hargai dan hormati. Kita dapat menghormati mereka secara duniawi atau melalui tingkah laku kita. Dengan memberikan mereka penghargaan dan penghormatan, kita mendapat keuntungan dari panduan mereka dan terus belajar dari mereka.

(4)   Bertempat tinggal di lingkungan yang sesuai~
Lingkungan yang sesuai memiliki tujuan duniawi dan spiritual. Secara duniawi, ia berarti tempat yang damai dimana kehidupan dan harta milik lumayan terjamin. Secara spiritual, ia berarti tempat dimana seseorang mampu mempelajari dan mempraktekkan ajaran Buddha dalam kedamaian. Berkah dari bertempat tinggal di lingkungan yang sesuai mengijinkan kemajuan duniawi dan spiritual.

(5)   Telah melakukan banyak perbuatan berjasa di masa lampau~
Kita secara terus-menerus menerima hasil dari perbuatan masa lampau kita. Sebagai contoh, apabila kita telah membantu banyak orang di masa lampau, ada kemungkinan ketika diri kita membutuhkan bantuan, kita akan menerima bantuan dari beberapa orang yang pernah kita bantu sebelumnya. Dengan cara yang sama, jika kita terus membantu orang lain sekarang ini, ada kemungkinan di masa mendatang kita akan menerima bantuan dari seseorang yang telah kita bantu. Dengan demikian, kita harus secara terus-menerus melakukan perbuatan baik untuk masa yang akan datang. Merupakan berkah ganda telah melakukan perbuatan berjasa di masa lampau, dan mampu untuk terus-menerus melakukan perbuatan baik untuk masa yang akan datang.

(6)   Menuntun diri ke arah yang benar~
Kebanyakan orang bahkan tidak tahu bahwa mereka ada di jalan yang salah, terlebih-lebih menyadari jalan yang benar yang seharusnya mereka ambil. Jalan yang salah adalah tindakan tidak bermoral, ketamakan dan kebodohan. Jalan yang benar adalah tindakan yang bermoral, dermawan dan memiliki kebijaksanaan. Oleh sebab itu, mengetahui jalan yang benar adalah berkah tertinggi dan menuntun diri di arah kemajuan duniawi dan spiritual.

_/\_
"Dhamma has a value beyond all wealth and should not be sold like goods in a market place."

Offline Yi FanG

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 238
  • Reputasi: 30
  • Gender: Female
  • Namo Buddhaya...
Re: 38 Berkah Mulia (Mangala Sutta)
« Reply #1 on: 07 July 2010, 09:45:15 PM »
2.   BERKAH-BERKAH PENDUKUNG

(7)   Memiliki pendidikan yang baik
(8 )   Terampil dalam pekerjaan
(9)   Mematuhi peraturan kedisiplinan
(10)   Bertutur kata yang menyenangkan
(11)   Menyokong orang tua kita
(12)   Menjaga pasangan hidup dan anak-anak kita
(13)   Memiliki pekerjaan yang tidak menyebabkan kerugian pada pihak lain


Kelompok berkah-berkah ini berhubungan dengan persiapan kita menuju kehidupan orang dewasa dan berkeluarga dan merupakan faktor-faktor yang di perlukan untuk kehidupan yang sukses, seimbang dan duniawi yang baik. Memiliki berkah-berkah pendukung ini mengijinkan kemajuan yang lebih lanjut menuju nilai-nilai ideal yang lebih tinggi.

(7)   Memiliki pendidikan yang baik~
Ini merujuk pada pendidikan umum dan pendidikan moral. Pendidikan umum yang baik penting untuk kesejahteraan duniawi kita dan pendidikan moral yang baik seperti mempelajari ajaran Buddha penting untuk kesejahteraan spiritual kita.

(8 )   Terampil dalam pekerjaan~
Kita harus mampu menyokong diri kita sendiri dan keluarga kita dan mematuhi hal ini, kita harus mampu memiliki penghidupan yang layak. Kita harus memiliki keahlian dan kualifkasi yang diperlukan dan menggunakannya dengan baik dalam pekerjaan kita. Dengan mampu berpenghidupan dengan layak, dan tidak perlu berjuang untuk bertahan hidup atau mengambil jalan yang tidak jujur atau kejahatan, diperlukan untuk perkembangan duniawi dan spiritual.

(9)   Mematuhi peraturan kedisiplinan~
Melaksanakan lima sila menguatkan ketetapan hati dan kemampuan kita untuk menghindari perbuatan yang tidak bermoral dan merugikan. Mengikuti peraturan kedisiplinan yang demikian akan menjaga kita dari masalah dan kesulitan yang ditimbulkan oleh perbuatan-perbuatan jahat.

Lima sila
*   Menghindari pembunuhan makhluk hidup apa pun.
*   Menghindari pengambilan sesuatu yang tidak diberikan.
*   Menghindari perbuatan asusila.
*   Menghindari perkataan bohong dan yang tidak benar.
*   Menghindari konsumsi minuman keras dan obat-obatan terlarang.

(10)   Bertutur kata yang menyenangkan~
Ucapan adalah bentuk utama dari berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat. Apabila kita sering berbohong, gosip, marah atau membicarakan hal-hal yang buruk tentang orang lain, kita akan memiliki banyak musuh dan orang-orang tidak akan menyukai dan mempercayai kita. Hal ini akan menghalangi kemajuan duniawi dan spiritual yang ingin kita capai. Oleh sebab itu, kita harus selalu berbicara apa yang benar, bermakna, menyenangkan dan bermanfaat untuk kebaikan diri kita dan yang lainnya juga.

(11)   Menyokong orang tua kita~
Orang tua kita yang melahirkan kita ke dunia ini dan menjaga kita dari sejak lahir. Hanya oramg-orang kejam dan tidak peduli, yang tidak akan membantu orang tua mereka sendiri. Kita harus menunjukkan rasa terima kasih dengan menyokong mereka secara materi dan jasmani apabila diperlukan, dan dengan selalu membalas cinta kasih dan perhatian mereka. Buddha berkata bahwa satu-satunya cara kita dapat sepenuhnya membalas budi orang tua kita adalah dengan berbagi dan menanamkan diri mereka dalam dhamma.

(12)   Menjaga pasangan hidup dan anak-anak kita~
Walaupun hal ini kelihatannya cukup jelas, ada orang-orang yang tidak memenuhi kewajiban dasar ini terhadap keluarga mereka. Kita harus menyokong dan bersikap setia kepada pasangan hidup kita, dan menyediakan kebutuhan materi kepada anak-anak kita, dukungan orang tua dan pendidikan yang baik. Ini meliputi kewajiban penting dalam mengajari mereka tentang Dhamma untuk kedamaian dan kebahagiaan jangka panjang mereka. Menjaga keluarga kita dengan baik berarti kita memiliki rumah tangga yang damai dan harmonis dan hal ini merupakan faktor penting lainnya yang diperlukan untuk perkembangan spiritual.

(13)   Memiliki pekerjaan yang tidak menyebabkan kerugian pada pihak lain~
Sesuai dengan Jalan Ariya Berunsur Delapan, kita harus menghindari pekerjaan yang melibatkan pembunuhan, perdagangan manusia, senjata, racun, dan minuman keras. Pekerjaan yang tidak etis, tidak bermoral dan gelap juga pantas dihindari. Melibatkan diri dalam pekerjaan apapun yang menyebabkan kerugian pada pihak lain tidak akan pernah memberikan ketenangan batin yang sejati pada seseorang, yang diperlukan untuk perkembangan spiritual. Oleh sebab itu, merupakan berkah tertinggi jika kita dapat memperoleh penghidupan lewat jalan yang terbebaskan dari kegiatan-kegiatan yang tidak baik.

_/\_
"Dhamma has a value beyond all wealth and should not be sold like goods in a market place."

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: 38 Berkah Mulia (Mangala Sutta)
« Reply #2 on: 08 July 2010, 04:25:24 PM »
Mgkn yg harus diperjelas adalah bhw dengan melakukan perbuatan2 diatas, akan mendapat berkah

jangan sampai menjadi salah persepsi bhw kita melakukan perbuatan2 diatas, agar mendapat berkah

Pada poin pertama, yg dilakukan adalah kamma dengan kusala cetana
pada poin kedua, yg dilakukan adalah kamma dengan akusala cetana

semoga perbedaan tipis ini bisa bermanfaat

Offline Yi FanG

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 238
  • Reputasi: 30
  • Gender: Female
  • Namo Buddhaya...
Re: 38 Berkah Mulia (Mangala Sutta)
« Reply #3 on: 08 July 2010, 10:00:39 PM »
3.BERKAH-BERKAH PRIBADI

(14) menjadi dermawan
(15) bertingkah laku baik
(16) membantu sanak keluarga dan teman-teman
(17) melakukan pelayanan sosial
(18) menghindari kejahatan
(19) tidak memiliki kecenderungan untuk berbuat jahat
(20) menghindari minuman keras
(21) tekun dalam praktek yang bajik

Elemen-elemen dari kelompok ini meyatakan langkah-langkah untuk perkembangan pribadi yang selanjutnnya yang harus dijalani ketika kita telah membangun diri kita dalam keluarga dan pekerjaan. Apabila kita telah mencapai berkah-berkah pribadi ini, transisi menuju nilai-nilai ideal spiritual yang lebih tinggi menjadi sangat lancar.

(14) Menjadi dermawan~
Ketamakan, nafsu keinginan dan keterikatan yang berlebihan adalah penyebab dari kesedihan dan penderitaan. Dengan mempraktekkan kedermawanan, kita melemahkan sifat negatif ini dengan sebaliknya melatih belas kasih, kemurahan hati dan sifat tidak mementingkan diri sendiri. Kita dapat membantu orang lain secara material melalui usaha kita atau donasi, atau cara spiritual dengan berbagi Dhamma. Kedermawanan harus dipraktekkan tanpa penyesalan, diskriminasi atau maksud tersembunyi. Kebaikan yang sejati kepada orang lain memberikan banyak cinta kasih jasa baik untuk diri kita sendiri dan juga kepada keluarga kita. Merupakan berkah tertinggi untuk dapat berada di posisi yang menguntungkan dengan mampu memberikan bantuan kepada orang lain. Dan dengan demikian, kita meyakinkan diri kita lebih banyak berkah-berkah lagi di masa yang akan datang.

(15) Bertingkah laku baik
Daripada sekedar mengikuti peraturan kedisiplinan dan menghindari perbuatan negatif, kita dapat maju ke tingkat pelatihan yang lebih tinggi. Cara yang lebih baik dalam melakukan hal ini adalah dengan mengamati aspek-aspek positif dari Lima Sila. Hal ini akan menuntun pada kemajuan yang bahkan lebih besar.

LIMA SILA yang bersifat positif
1.   Pengamalan Cinta-Kasih dan Belas kasih
2.   Pengamalan kebaikan dan Kemurahan hati.
3.   Pengamalan Kesetiaan dan Tanggung-jawab.
4.   Pengamalan Kejujuran dan Perkataan yang menyenangkan.
5.   Pengamalan Pengendalian diri dan Kewaspadaan.

(16) Membantu sanak keluarga dan teman-teman~
Di luar kewajiban terhadap keluarga kita yang paling dekat, kita juga harus membantu sanak keluarga dan teman-teman apabila mereka membutuhakan bantuan. Berhubungan kita menyediakan bantuan kepada yang lainnya ketika diperlukan, kita menciptakan jasa baik di antara orang-orang di sekitar kita, dan ini mendukung lebih jauh lagi kemajuan spiritual kita.

(17) Melakukan pelayanan sosial~
Sikap kedermawanan yang bahkan lebih tinggi adalah dengan memberikan bantuan pada komunitas secara umum. Hal ini dapat dilakukan dengan membantu membangun, atau memberikan sumbangan kepada bangunan sekolah, rumah sakit, tempat berlindung, jalan, dan lain-lain yang memberikan manfaat bagi semua orang. Bahkan dengan menanam tanaman dan pohon-pohon dapat mengembangkan lingkungan kita dan ekologi dari bumi kita. Yang sama pentingnya adalah meluaskan bantuan kita kepada mereka yang membutuhkan, yang sakit dan orang tua. Apabila kita memiliki kehendak hati dan kemampuan untuk jenis pelayanan sosial manapun, kita benar-benar diberkahi karena kita telah mengembangkan banyak kemurahan hati dan belas kasih.

(18) Menghindari kejahatan~
Kejahatan dalam konteks ajaran Buddha berarti perbuatan apapun yang menyebabkan kerugian pada diri kita, orang lain, atau kedua-duanya. Kita harus senantiasa menghindar dari semua perbuatan-perbuatan negatif.

SEPULUH PERBUATAN JAHAT
Tiga tindakan jasmani dari:
1.   Pembunuhan
2.   Pencurian
3.   Perbuatan asusila

Empat tindakan verbal dari:
4.   Kata-kata bohong
5.   Fitnah
6.   Kata-kata kasar
7.   Gosip

Tiga tindakan mental:
8.   Ketamakan
9.   Kebencian
10.   Pandangan salah (misalnya, tidak menerima kamma dan kelahiran kembali)

(19) Tidak memiliki kecenderungan untuk berbuat jahat~
Ketika kita telah menjadi kokoh dalam pengamatan Lima Sila dan menghindari sepuluh tindakan jahat, kita akan menemukan bahwa kita tidak lagi memiliki hasrat untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan ini. Kita mulai menyadari dengan sebenarnnya bahwa apabila diri kita tidak ingin menjadi korban dari perbuatan yang merugikan tersebut, maka kita harus menghindari diri dari melakukan perbuatan tersebut kepada orang lain.

(20) Menghindari minuman keras~
Buddha menekankan hal ini dalam banyak ajarannya dan sebagai salah satu dari Lima Sila, sebagai salah satu yang ‘melindungi’ Empat Sila yang lainnya. Beliau dengan tegas menasehati larangan terhadap minuman keras karena ketika kita berada di bawah pengaruh mereka, kita menjadi mampu dalam hal melakukan perbuatan yang merugikan yang mungkin tidak kita lakukan apabila kita menghindari minuman keras. Akan menjadi sia-sia belaka, perkembangan pribadi yang telah kita alami sejauh ini menjadi hancur karena minuman keras atau obat terlarang. Menghindari minuman keras adalah berkah tertinggi lainnya.

(21) Tekun dalam praktek yang bajik~
Kita telah memahami dan sekarang mengikuti apa yang diperlukan untuk perkembangan pribadi kita. Langkah selanjutnya adalah menggabungkan praktek kita dan tidak membiarkannya mundur karena kecerobohan, atau membiarkannya berlalu karena kesombongan. Kita harus terus menjadi waspada untuk mempertahankan dan meningkatkan praktek kebajikan kita bahkan lebih banyak lagi. Dengan mempraktekkan sepuluh tindakan baik, kita akan mendapatkan banyak kemudahan menuju Berkah yang lebih tinggi.

SEPULUH TINDAKAN BAIK
Tiga tindakan jasmani dari:
1.   Belas kasih
2.   Kedermawanan
3.   Pengendalian diri

Empat tindakan verbal dari:
4.   Perkataan jujur
5.   Perkataan yang baik
6.   Perkataan yang menyenangkan
7.   Perkataan yang bermanfaat

Tiga tindakan mental dari:
8.   Bersimpati atas kebaikan orang lain
9.   Cinta kasih
10.   Pandangan benar

_/\_
"Dhamma has a value beyond all wealth and should not be sold like goods in a market place."

Offline Yi FanG

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 238
  • Reputasi: 30
  • Gender: Female
  • Namo Buddhaya...
Re: 38 Berkah Mulia (Mangala Sutta)
« Reply #4 on: 09 July 2010, 10:34:16 PM »
4. BERKAH-BERKAH YANG LEBIH TINGGI

(22) memiliki rasa hormat
(23) bersikap rendah hati
(24) merasa puas hati
(25) memiliki rasa berterima kasih
(26) mendengarkan Dhamma pada saat yang sesuai
(27) memiliki kesabaran
(28) patuh pada nasehat
(29) bergaul dengan anggota Sangha dan guru-guru spiritual
(30) berdiskusi dan membahas Dhamma

Fokus dalam hidup, pada saat ini harus jauh dari hal-hal keduniawian dan bersifat materi. Nilai-nilai spiritual telah menjadi bagian yang lebih penting. Berkah-berkah yang lebih tinggi merupakan tahap akhir persiapan dalam memulai jalan menuju Nibbana.

(22) Memiliki rasa hormat~
Kita dapat menunjukkan rasa hormat pada tiga permata dari Buddha, Dhamma dan Sangha dengan merenungkan kualitas-kualitas mulia mereka. Memiliki rasa hormat pada mereka yang lebih tua, anggota Sangha dan guru-guru spiritual mengijinkan kesinambungan belajar dan panduan bagi kita. Kita dapat menunjukkan rasa hormat kita dengan bertingkah laku/bersikap hormat dan memberikan pelayanan yang penuh perhatian kepada mereka. Sebagai tambahan, menunjukkan rasa hormat kepada Buddha membantu kita pada suatu keadaan pikiran yang baik untuk mempelajari dan mempraktekkan Dhamma. Mempraktekkan rasa hormat juga menumbuhkan kerendahan hati dan rasa berterima-kasih kita.

(23) Bersikap rendah hati~
Beberapa yang telah sukses dalam membuat kemajuan baik bisa saja mulai mempercayai bahwa mereka telah mengetahui segala hal dan lebih baik dari siapapun juga. Apabila hal ini terjadi, akan sulit  untuk mempertahankan sikap yang benar dan sikap keterbukaan untuk belajar dari orang lain dan menerima ajaran yang lebih tinggi. Di sini, Buddha mengingatkan kita bahwa harga diri dan kesombongan adalah dua hal terbesar dalam menimbulkan perkembangan spiritual. Oleh sebab itu merupakan berkah tertinggi untuk senantiasa bersikap rendah hati.


(24) Merasa puas hati~
Tiap-tiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda dalam hidup dan menjadi puas tidak berarti bahwa kita tidak boleh bekerja keras atau berjuang untuk meningkatkan diri kita. Sementara benda material diperlukan untuk bertahan hidup dan kenyamanan, kuncinya adalah mengetahui ketika seseorang telah cukup memiliki. Banyak orang dengan kekayaan berlimpah yang tidak bahagia karena mereka berpikir mereka masih tidak cukup memiliki kekayaan. Orang bijaksana menyadari bahwa hasrat yang terus-menerus untuk memenuhi kemelekatan material ibaratnya seperti meneguk air garam untuk melegakan rasa haus, dan ini secara tidak terelakkan menuntun pada ketidak-puasan, frustasi dan penderitaan. Menemukan tingkat kepuasan kita sendiri adalah serupa dengan menemukan ketenangan pikiran yang sejati. Kepuasan adalah kekayaan yang terbesar.

(25) Memiliki rasa berterima-kasih~
Di katakan bahwa di dunia ini, hanya sedikit orang yang berkenan untuk membantu yang lainnya, bahkan lebih sedikit lagi mereka yang tahu berterima-kasih terhadap bantuan yang di berikan kepada mereka. Rasa berterima kasih biasanya disertai dengan ucapan terima kasih dan penghargaan, dan juga keinginan untuk membalas budi jasa yang diterima. Semua ini menuntun pada kebaikan dan jasa baik yang bersifat timbal balik, dan memberikan bahkan lebih banyak berkah lagi di masa yang akan datang.

(26) Mendengarkan Dhamma pada saat yang sesuai~
Kapanpun saja merupakan waktu yang tepat untuk membaca atau mendengarkan Dhamma. Namun, waktu yang baik adalah ketika kita sedang dalam kesulitan, kesedihan atau dalam keraguan. Hal ini memberikan ketenangan, jaminan dan kepercayaan diri di saat-saat dimana kita paling membutuhkannya. Tidak semua orang memiliki kesempatan atau kemampuan untuk dapat mendengarkan atau mempelajari Dhamma dan tidak membiarkan berkah tertinggi ini menjadi sia-sia belaka.

(27) Memiliki kesabaran~
Dikatakan bahwa kesabaran adalah moralitas tertinggi, dan sudah pasti merupakan salah satu dari kualitas yang paling sulit untuk dicapai. Kita akan selalu menjadi subjek dari kondisi-kondisi yang berubah dan tingkah laku aneh dari orang-orang di sekitar kita. Kebanyakan dari hal ini diluar kendali kita dan jika kita mengijinkan diri kita dipengaruhi berlebihan oleh mereka, kita akan mengalami stress yang tidak berguna, ketidak-bahagiaan dan kemarahan. Kita juga perlu untuk bersabar dengan diri kita sendiri ketika kita berbuat kesalahan atau mundur dari jalan spiritual, dan terus berusaha semampu kita. Kesabaran adalah berkah tertinggi karena menuntun pada penahanan diri, sifat memaafkan dan toleransi. Ia mengijinkan kita untuk menjadi tenang dan tentram, bersikap kepala dingin dan pikiran yang jernih dalam situasi apapun.

(28) Patuh pada nasehat~
Kebanyakan orang merasa sulit untuk mendengarkan nasehat, terlebih-lebih menerima kritikan atau ketika kesalahan mereka ditunjuk keluar. Tetapi, kita tidak dapat memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam dan membuat kemajuan yang berarti jika harga diri dan sikap keras kepala berdiri di jalan kita. Keterbukaan, sikap menerima dan kerendahan hati ketika dikoreksi adalah paling penting karena tidak sempurna dan selalu memiliki hal-hal untuk dipelajari dari orang lain.

(29) Bergaul dengan anggota Sangha dan guru-guru spiritual~
Berjumpa dengan orang –orang demikian memberikan kita kesempatan untuk belajar dari mereka dan untuk mendapatkan dorongan dan inspirasi dari kebijaksanaan dan ketenangan mereka. Juga mengingatkan kita tentang adanya sesuatu yang lebih di dunia ini dari sekedar sensualitas dan material, dan menunjukkan kita bahwa ada banyak orang yang telah kokoh dalam jalan spiritual.
Bersama dengan orang-orang tersebut memberikan motivasi kepada kita untuk mempraktekkan Empat Brahmavihara, juga dikenal dengan Empat Kediaman Murni karena melatih kualitas-kualitas mulia ini dapat mengarahkan pikiran kita pada keadaan dan yang bersifat surgawi.

Empat Brahmavihara

1.   Cinta kasih. .
2.   Belas kasih. .
3.   Bersimpati atas kebaikan orang lain. .
4.   Keseimbangan batin. .

(30) Berdiskusi dan membahas Dhamma~
Untuk selanjutnya mendukung berkah dari mendengarkan dan mempelajari Dhamma adalah dengan berdiskusi dan berbincang mengenainya. Dengan demikian, kita memiliki berkah untuk bergaul dengan teman-teman spiritual yang berada di jalan yang sama dengan diri kita. Kita juga memiliki kesempatan untuk berbagi tentang apa yang telah kita pelajari dengan orang lain dan terus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman atas ajaran Buddha. Dengan cara ini, kita selalu dekat dengan Dhamma dan ini adalah faktor yang menuntun langsung pada berkah.

_/\_
« Last Edit: 09 July 2010, 11:01:13 PM by Yi FanG »
"Dhamma has a value beyond all wealth and should not be sold like goods in a market place."

Offline Yi FanG

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 238
  • Reputasi: 30
  • Gender: Female
  • Namo Buddhaya...
Re: 38 Berkah Mulia (Mangala Sutta)
« Reply #5 on: 12 July 2010, 12:40:52 AM »
5.BERKAH-BERKAH TERMULIA

(31) Melatih pegendalian diri
(32) Hidup sesuai dengan Jalan Ariya Berunsur Delapan
(33) Memahami Empat Kebenaran Mulia
(34) Mencapai Nibbana
(35) Tidak tergoyahkan oleh kondisi duniawi
(36) Bebas dari kesedihan
(37) Bebas dari noda
(38) Memiliki ketenangan dan perlindungan sejati


Pada tahap ini, perkembangan duniawi tidak lagi menjadi prioritas utama. Tujuan dari hidup telah berubah. Ini adalah tingkatan dari pelatihan spiritual yang serius yang diarahkan pada pencapaian berkah-berkah termulia dari jalan, buah dari jalan, pada Nibbana.

Jalan menuju Nibbana

(31) Melatih pengendalian diri~
Sekarang kita telah memasuki tahap tertinggi dimana usaha yang lebih besar dibutuhkan untuk kemajuan selanjutnya. Kita tidak boleh dengan mudah dipengaruhi oleh hasrat duniawi atau ketidak-nyaman jasmani. Kita harus melatih diri kita untuk senantiasa fokus di jalan tersebut. Cara yang paling mendasar adalah pengamalan Lima Sila secara ketat, atau yang lebih baik adalah pangamalan Delapan Sila. Untuk banyak praktisi Buddhis, merupakan suatu tradisi untuk mengamalkan Delapan Sila pada bulan muda atau bulan purnama, tetapi Delapan Sila dapat juga diamalkan pada hari lainnya.

Cara terbaik untuk melatih diri kita dalam pengendalian diri adalah dengan mengikuti retret meditasi dimana kita dapat melatih Delapan Sila dalam waktu yang lumayan panjang. Hal ini juga mengijinkan kita menjalani cara hidup mengasingkan diri yang sederhana, mempersiapkan kita disiplin mental dan jasmani untuk diikuti dengan cermat menuju Jalan Ariya Berunsur Delapan. Meditasi, khususnya Vipassana atau Meditasi pandangan terang, juga melatih kita dalam cara pengendalian diri yang terbaik, yang merupakan kesinambungan kewaspadaan.

Delapan Sila
1.   Menghindari pembunuhan makhluk hidup manapun.
2.   Menghindari pengambilan sesuatu yang tidak diberikan.
3.   Menghindari perbuatan asusila.
4.   Menghindari perkataan bohong dan yang tidak benar.
5.   Menghindari konsumsi minuman keras dan obat-obatan terlarang.
6.   Menghindari makan setelah petang.
7.   Menghindari nyanyian, tarian, musik, pertunjukkan, parfum, kosmetik dan aksesoris perhiasan.
8.   Menghindari pemakaian tempat duduk atau tempat tidur yang tinggi dan mewah.


(32) Hidup sesuai dengan Jalan Ariya Berunsur Delapan~
Pada tahap kematangan spiritual ini, berkah ini bukan berarti pengamalan yang asal-asalan dari Jalan Ariya Berunsur Delapan. Pada tahap ini, ia berarti ketaatan yang serius dan waspada atas setiap faktor dari Jalan Ariya. Semua berkah yang terdahulu adalah persiapan bagi kita untuk mengikuti jalan ini dengan ketetapan hati dan ketekunan. Jalan Ariya Berunsur Delapan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian dari sila (moralitas), samadhi (pengembangan batin), dan panna (kebijaksanaan).

JALAN ARIYA BERUNSUR DELAPAN

Kelompok moralitas

1.   Ucapan benar
Menghindari kebohongan, fitnah, ucapan kasar dan gosip. Mengamalkan ucapan yang jujur, mendamaikan, yang baik dan bermanfaat.

2.   Perbuatan benar
Menghindari pembunuhan, pencurian dan perbuatan asusila. Mengamalkan cinta kasih, kejujuran dan kesetiaan.

3.   Penghidupan benar
Menghindari pekerjaan yang meliputi pembunuhan (manusia dan hewan), menjual daging hewan, perdagangan manusia, senjata, racun dan minuman yang memabukkan. Pekerjaan yang tidak etis, tidak bermoral dan tidak sesuai dengan hukum yang seharusnya juga dihindari.


Kelompok pengembangan batin
4.   Usaha benar
Menerapkan disiplin mental dalam mencegah timbulnya pikiran jahat, dan untuk menghilangkan pikiran jahat yang telah timbul. Dalam mengembangkan pikiran baik, dan untuk mempertahankan pikiran baik yang telah timbul.

5.   Perhatian benar
Memperhatikan tubuh, posisi tubuh dan sensasi. Memperhatikan pikiran dan bentuk-bentuk pemikiran, emosi dan perasaan.

6.   Konsentrasi benar
Mempraktekkan meditasi untuk melatih pikiran yang terpusat dan disiplin dalam mengembangkan dan memperoleh kebijaksanaan.


Kelompok kebijaksanaan

7.   Pemahaman benar
Memahami dan menerima Empat Kebenaran Mulia.

8.   Pikiran benar
Mengembangkan pikiran yang dermawan, cinta kasih dan belas kasih.

(33) Memahami Empat Kebenaran Mulia~
Dengan mengikuti Jalan Berunsur Delapan, pemahamn sejati dari Empat Kebenaran Mulia akan timbul. Hal ini berbeda dengan pengetahuan akademi yang didapatkan dari bangku sekolah, atau pemahaman yang berasal dari pemikiran belaka. Tetapi realisasi yang mendalam dan bersifat langsung akan kebenaran dari kenyataan dan keberadaan, yang timbul dari latihan yang tekun dalam moralitas, pengembangan mental dan kebijaksanaan.


Setiap aspek dari Jalan Berunsur Delapan menyokong latihan dan pengembangan dari aspek-aspek lainnya. Sebagai contohnya, mengamalkan moralitas merupakan fondasi yamg diperlukan bagi pengembangan mental, yang menuntun pada kebijaksanaan. Kebijaksanaan memungkinkan kita melihat manfaat moralitas, yang membuat kita lebih perhatian dalam mengamatinya.

Standar  moralitas yang lebih tinggi mengijinkan tingkat perkembangan mental yang lebih besar yang mengakibatkan pemahaman kebijaksanaan yang bahkan lebih mendalam. Dalam siklus dari pertumbuhan spiritual berlanjut ke puncak menuju pemahaman sejati dari Empat Kebenaran Mulia dan pada akhirnya pencapaian Nibbana.

EMPAT KEBENARAN MULIA

1.   Semua makhluk adalah sasaran Dukkha.
Dukkha biasanya diterjemahkan sebagai penderitaan tetapi sesungguhnya ia meliputi jangkauan luas dari perasaan negatif termasuk tekanan, ketidak-puasan dan penderitaan jasmani. Dukkha timbul sebab semua makhluk merupakan sasaran dari penyakit, berpisah dengan yang dicintai, tidak mendapatkan apa yang diinginkan, mengalami penuaan dan kematian.
2.   Dukkha timbul dari hasrat dan keinginan
Semua makhluk menginginkan sensasi yang menyenangkan, dan juga berhasrat untuk menghindari sensasi yang tidak menyenangkan. Sensasi-sansasi ini dapat berupa jasmani maupun mental dan dukkha timbul ketika hasrat dan keinginan tidak dapat dipenuhi.
3.   Dukkha dapat diatasi dengan mengakhiri hasrat dan keinginan.
Nibbana adalah suatu keadaan tenang dimana semua ketamakan, kebencian, demikian dukkha, telah diakhiri.
4.   Ada cara mengakhiri Dukkha, yakni Jalan Mulia Berunsur Delapan.
Dukkha dapat dikurangi, dilemahkan dan akhirnya dilenyapkan dan Nibbana dicapai dengan mengikuti jalan yang telah diajari Buddha.

(34) Mencapai Nibbana~
Semua dari kita mampu mencapai Nibbana. Kita mungkin tidak mencapai pencerahan secara langsung tetapi memungkinkan bagi kita untuk mencapai suatu tingkatan dimana perolehan Nibbana telah terjamin. Pencerahan tidak seperlunya dialami dengan seketika atau sepenuhnya. Untuk kebanyakan orang, hal itu dialami secara bertahap.

Ada empat tingkatan yang menuntun pada pencerahan yakni pemasuk arus (Sotapanna), yang kembali sekali lagi (Sakadagami), yang tidak kembali lagi (Anagami) dan pencerahan penuh (Araht). Siapapun yang telah mencapai tiga tingkat yang pertama dapat maju ke tingkat yang lebih tinggi tergantung pada latihan mereka. Untuk mencapai pencerahan penuh, sepuluh belenggu atau halangan harus dipatahkan.

Sepuluh belenggu

1.   Percaya bahwa tidak ada yang tersisa setelah kematian, pada satu ektrim. Atau percaya pada satu hal yang sungguh ada (keabadian jiwa) yang permanen dan tidak berubah yang bertahan setelah kematian, pasa ektrim lainnya.*
2.   Keragu-raguan yang bersifat irasional mengenai ajaran Buddha, khususnya ajaran tentang kamma dan kelahiran kembali.
3.   Percaya bahwa seseorang dapat disucikan lewat pengorbanan, ritual atau upacara.
4.   Kemelekatan pada kesenangan duniawi.
5.   Kemarahan dan niat jahat.
6.   Keinginan akan keberadaan di alam materi halus (alam surgawi).
7.   Keinginan akan keberadaan di alam tanpa bentuk (alam surgawi yang bahkan lebih halus).
8.   Kesombongan dan harga diri.
9.   Kegelisahan dan tidak puas.
10.   Keidak-tahuan dan khayalan.

*Hal ini jangan dibingungkan dengan khayalan tentang diri yang sepenuhnya dipatahkan hanya oleh para Arahat ketika mereka mencapai pencerahan penuh.

Pemasuk arus adalah mereka yang memiliki paling banyak tujuh kali kehidupan lagi sebelum mencapai pencerahan penuh. Mereka telah ‘memasuki arus’ menuju Nibbana. Dalam sisa kehidupan mereka, mereka hanya akan terlahir kembali di alam manusia atau alam surga, dan tidak akan pernah di alam rendah. Pemasuk arus telah mematahkan tiga belenggu pertama. Namun, jalan yang akan dilalui masih panjang karena masih harus melemahkan dua belenggu yang lainnya (5&6) atau sepenuhnya mematahkan belenggu-belenggu yang lainnya.

Karakteristik dari pemasuk arus adalah mereka mengamalkan Lima Sila secara ketat namun dengan mudah, dan benar-benar tidak menyenangi perbuatan yang merugikan/berbahaya manapun juga. Karakteristik mereka yang lainnya adalah keyakinan yang tidak tergoyahkan kepada Buddha, Dhamma, Sangha (para Ariya). Karakteristik-karakteristik ini dapat tumbuh secara alami, secara kemungkinan terbawa dari kehidupan masa lampau, atau mengembangkannya di kehidupan saat ini lewat pengamalan yang serius dari Jalan Berunsur Delapan.

Yang kembali sekali lagi hanya memiliki satu kali kelahiran lagi di alam manusia atau alam surga sebelum mencapai pencerahan penuh. Mereka telah mematahkan tiga belenggu yang pertama dan melemahkan, tetapi belum sepenuhnya mematahkan dua yang berikutnya (5&6). Yang tidak kembali lagi akan memiliki kehidupan akhir di alam surga yang sangat tinggi dan halus dan akan memperoleh pencerahan penuh di alam tersebut. Mereka telah mematahkan lima belenggu yang pertama. Arahat telah berhasil mematahkan semua sepuluh belenggu dan menjadi sepenuhnya tercerahkkan. Mereka telah membebaskan diri mereka dari kelahiran kembali dan mencapai Nibbana.

Kita semua harus berjuang keras untuk menjadi setidaknya pemasuk arus. Hal ini berada di alam jangkauan semua umat Buddha yang tulus, apakah mereka bhikkhu, bhikkhuni atau umat awam, yang menerima dan memiliki keyakinan pada Dhamma dan hidup sesuai dengan Jalan Berunsur Delapan. Dengan tekad bulat dan ketulusan hati, hal ini dapat diraih di kehidupan sekarang. Pencapaian Nibbana dengan demikian berserah pada waktu saja.

Buah dari jalan

Yang berikut di atas adalah buah dari Jalan, atau berkah termulia yang dicapai oleh mereka yang tercerahkan. Sementara kita masih belum dapat mencapai semua berkah-berkah tersebut, kita setidaknya mampu mengalami atau merasakan buah dari Jalan ke Nibbana. Mencicipi sedikit dari Nibbana dapat mendorong kita untuk berjuang.

(35) Tidak tergoyahkan oleh kondisi duniawi~
Akan selalu ada perubahan dalam hidup kita, sebagian memberikan kebahagiaan sementara yang lainnya membawakan kesedihan. Merupakan sifat alami dari kehidupan bahwa perubahan senantiasa berlangsung dan perubahan yang berhubungan dengan kehidupan kita selalu saja naik turun di antara peristiwa kehidupan. Menyadari sifat alami yang senantiasa berubah dari kehidupan kita dan mempraktekkan keseimbangan batin memungkinkan seseorang untuk tidak terpengaruh oleh kondisi-kondisi duniawi ini.

DELAPAN KONDISI DUNIAWI
Untung dan rugi
Dihormati dan direndahkan
Dipuji dan dicela
Senang dan susah


(36) Bebas dari kesedihan~
Kesedihan, penderitaan, ratap tangis dan kekhawatiran adalah bagian dari kehidupan kita dan berasal dari kemelakatan dan keterikatan pada sesuatu yang kita inginkan dan cintai. Mereka yang tercerahkan menyadari kebenaran dari ketidak-kekalan bakan segala sesuatu yang timbul akan lenyap pada suatu hari nanti. Berhadapan dengan kebenaran ini secara langsung dan memahaminya ,seseorang akan bebas dari kesedihan.

(37) Bebas dari noda~
Noda dari ketamakan, kebencian dan kebodohan adalah akar yang menyebabkan semua penderitaan dan ketidak-puasan. Bahkan aspek yang paling halus dari noda-noda ini harus dilenyapkan. Aspek-aspek yang halus ini meliputi hasrat keinginan dan kemelakatan, rasa tidak suka dan cepat marah, dan tidak berkepentingan serta ketidak-tahuan. Mereka yang tercerahkan sepenuhnya terbebaskan dari noda-noda ini.

(38) Memiliki ketenangan dan perlindungan sejati~
Berbeda dengan sifat alami yang senantiasa berubah dan dipenuhi ketidak-puasan dari kehidupan duniawi kita, ketenangan dan kebahagiaan Nibbana adalah abadi. Bahkan sedikit saja rasa dari Nibbana memberi manfaat banyak. Oleh sebab itu, pencapaian Nibbana adalah pencapaian berkah tertinggi dari ketenangan dan perlindungan yang sempurna dan menyeluruh.


Kesimpulan:
Bagi mereka yang mematuhi ajaran ini,
Mereka telah membangun keamanan yang sepenuhnya,
Dan mencapai kebahagiaan tanpa akhir dimanapun mereka berada.
Ini adalah 38 berkah-berkah tertinggi.


_/\_
"Dhamma has a value beyond all wealth and should not be sold like goods in a market place."

 

anything