Lima Cabang Ilmu Pengetahuan Tiongkok
Bagi yang berminat mempelajari mengenai lima cabang ilmu pengetahuan Tiongkok berikut ini akan saya ringkaskan lima cabangnya:
1. Shan, mempelajari filsafat dan ajaran para filsuf terkemuka, seperti: Laozi, Zhuangzi, Liezi, dan lain sebagainya.
2. Yi, mempelajari tentang pengobatan dan kesehatan. Jadi yang menjadi bahan pelajaran adalah tusuk jarum (akupuntur), pemijatan, ramuan tradisional Tiongkok, dan lain sebagainya. Secara umum dewasa ini orang banyak mengenalnya sebagai Traditional Chinese Medicine (TCM).
3. Ming, mempelajari tentang peramalan atau prediksi nasib. Meskipun disebut sebagai “ramalan,” cabang ilmu pengetahuan ini jauh dari klenik. Adapun yang dipelajari cabang ini umpamanya bazi (delapan karakter), ziweidoushu (metoda bintang ungu), Tiesuanpan (ramalan papan besi), dan lain sebagainya. Semua itu sebenarnya didasari oleh ilmu statistika Tiongkok yang sudah berlangsung selama ribuan tahun.
4. Bu, mempelajari mengenai strategi. Xiang berbeda dengan Ming, karena Xiang lebih menekankan pada langkah yang harus diambil. Sebagai contoh adalah Qimendunjia yang dipelajari oleh cabang ilmu ini. Salah satu kegunaan qimendunjia di zaman dahulu adalah untuk menentukan arah yang tepat dalam menyerang musuh. Seni perang Sunzi yang tersohor itu juga masuk ke dalam cabang ilmu pengetahuan ini.
5. Xiang, mempelajari mengenai bentuk atau landskap. Apa yang dimaksud bentuk atau lanskap itu misalnya fisiognomi tubuh manusia serta bentukan alam. Dengan menggunakan fisiognomi tubuh manusia, seperti bentuk wajah, garis tangan, dan lain sebagainya, dapat diketahui karakter seseorang. Sedangkan ilmu yang mempelajari bentukan alam adalah Fengshui. Ilmu yang secara harafiah berarti “angin dan air” itu mempelajari bagaimana interaksi atau kondisi energi-energi alam (qi) dengan kehidupan manusia.
Lima cabang ilmu pengetahuan ini terkadang memang terkesan tumpang tindih, karena kebanyakan sama-sama menggunakan batang langit (tiangan) dan cabang bumi (dizi). Oleh karena itu, seseorang hendaknya mempelajari dasarnya lebih dahulu, yakni kosmologi Tiongkok. Selain itu, ada baiknya menguasai satu bidang terlebih dahulu baru mempelajari bidang lainnya.
Mohon maaf jika ada yang kurang atau salah.
(Ivan Taniputera, Semarang, 27 Desember 2007)