//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia  (Read 47024 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #75 on: 23 July 2010, 05:25:53 PM »
Kalau sendiri tahu dan tidak menceritakan tapi mengatakan yang ada itu salah, lalu siapa yg manutup2xi ? Langsung saja bro :)
Bro lelaki yang baik,

Setahu saya pada waktu memberikan tanah itu bapak Anton Haliman bukan hanya tak tahu Sangha mengkotakkan diri, ia bahkan tak tahu apa itu Sangha karena ia sekuler non-agama. Boleh tahu darimana sumber bro lelaki...? Apakah yang memberitahu anda mengenal langsung mereka..?



Offline williamhalim

    * Sebelumnya: willibordus
    * KalyanaMitta
    * *****
    * Thank You
    * -Given: 75
    * -Receive: 63
    *
    * Posts: 1.995
    * Reputasi: 100
    * Gender: Male
    * Ain't Talkin' 'Bout Love
    *
          o Yahoo Instant Messenger - willibordus [at] gmail.com

Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« on: 15 January 2010, 11:47:46 AM »

    * Quote
    * Thank You

Saya lagi mengumpulkan data tentang Drs. Mochtar Rasyid, alm. dulu dikenal dengan nama Bhante Subbhato. Salah satu link yg sy temukan ketika mencari informasi mengenai Beliau adalah link ini: http://harpin.wordpress.com/pic-history/ . Link ini berisi artikel yg cukup informatif mengenai sejarah Sangha dan Organisasi Buddhist di Indonesia.

Sejarah yg baik adalah yg mencatat apa adanya, hitam atau putih telah berlalu. Mengetahui sejarah dan dapat belajar darinya adalah suatu kebijaksanaan.



Quote
Yang saya tahu, ibunda pak Anton adalah umat Buddha tradisi yang suka ke Vihara Sakyavanaram. Karena belakangan Ashin Jinarakkhita Mahathera tahu bahwa ibunda pak Anton adalah umat yang sering ke Vihara Sakyavanaram, kemudian ia juga meminta sebidang tanah melalui ibunda pak Anton.

 :o  :o :o =)) =)) =))

|-) |-) |-)

Thank you all.
Jangan berbuat jahat, perbanyak kebajikan, sucikan hati dan pikiran, itulah ajaran semua Buddha. :lotus: :lotus: :lotus:
Bye... < :-* <:-P ^:)^ ^:)^ ^:)^

Bro Lelaki yang baik,

Mungkin karena anda memiliki suatu "kemelekatan kuat" terhadap yang anda dengar dari satu sisi, oleh karena itu sikap anda terhadap hal ini bisa dimengerti, tolong coba tanyakan kepada bro Harpin yang anda jadikan sebagai acuan, darimanakah sumbernya?

Apakah ia mengenal tokoh sejarah yang terlibat?

Saya mengetahui sebagian sejarah Vihara Dhammacakkajaya sejak belum lahir, ketika STI masih bermarkas di Vihara Buddha Metta, saya mengenal secara pribadi bhante Sombat, saya mengenal secara pribadi pak Mochtar Rasyid, saya mengenal secara pribadi tante Chandra yang disebut tante Mamy yang di Kepu, saya mengenal pak Cucu Ali Hartono ketika saya masih aktif datang ke Vihara Dharma Kirti tahun 70-an, di Palembang jaman Bhiksuni Gunaloka (pak Cucu kemudian menjadi ketua MBI, saya rasa waktu itu namanya masih MUABI, ia diberikan tugas membangun tanah yang sekarang jadi sekolah Dharma Budi Bakti oleh Ashin Jinarakkkhita, ibu Suktadharmi adalah adik ipar nenek saya, kalau tidak salah juga menjadi anggota yayasan di DBB). Dan saya juga mengenal langsung pak Anton Haliman.

Bhante Sombat secara pribadi memberitahu saya dan beberapa teman-teman yang ketika itu sering ke Buddha Metta mengenai maksud beliau untuk membangun  Vihara dan mencari tanah. Yang masih saya ingat beliau mengatakan langsung kepada saya ketika itu bahwa uang yang tersedia hanya berjumlah kira-kira Rp 33 juta rupiah.
Beliau juga mengajak saya berkunjung ke Sunter, di lokasi yang sekarang berdiri Vihara Dhammacakka waktu masih padang ilalang, ketika itu Sunter masih dianggap "tempat Jin buang anak" kami berteduh dibawah pohon sengon yang sampai sekarang masih tegak berdiri.

Pak Anton Haliman sendiri merasa puas setelah mendanakan tanahnya untuk Vihara, tanahnya yang tadinya tidak laku mendadak menjadi ramai luar biasa, banyak yang membeli, oleh karena itu beliau menyumbangkan lagi pagar untuk Vihara, yang masih berdiri sampai sekarang.

Dan saya tegaskan sekali lagi pak Anton Haliman baru mengenal Dhamma sejak pembangunan Vihara Dhammacakka. Sebelumnya ia non-agama/Buddhis KTP.

Nah sekarang coba jelaskan sumber anda, adakah sumber lain, selain dari blog bro Harpin? Dan coba tolong tanyakan sumber bro Harpin.
 
_/\_
« Last Edit: 23 July 2010, 05:42:09 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #76 on: 23 July 2010, 07:22:01 PM »
Maaf koreksi sedikit (tadi tidak sempat koreksi), bhiksuni Jinaloka bukan Gunaloka

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #77 on: 29 July 2010, 09:16:47 PM »
well silahkan berbicara, kita sebagi umat hanya ada di pinggir dan mendoakan semoga semuanya sadar dengan apa yang mereka lalukan.

Bro Daimon, emang Sangha yang anda 'Senang, sayang dan Bangga' udah pasti 'Sempurna' !, karena dari tulisan yang anda kemukakan sepertinya sudah pasti kesalahan ada di pihak Sangha yang anda tidak suka karena berkhianat ('berkhianat' pendapat bro Daimon) !
Bro Daimon yang kamu kemukakan adalah curhat dari pandangan pribadi kamu, dimana hasil dari mendengar, isu, dan melihat hanya yang ada, tetapi ada hal2 lainnya masih  belum bro Daimon ketahui,
karena hal menyangkut prilaku dari tokoh2 di kalangan Buddhis, jadi tidak boleh diceritakan.

Jadi alangkah baiknya jika bro Daimon tidak mencampuri urusan Sangha, dan janganlah menghakimi bahwa ada anggota Sangha yang berkhianat, cara itu bukanlah perbuatan baik !

IMO, tidak ada Sangha yang berkhianat, tapi memang sesuai dengan pandangan masing2 aliran yaitu pedoman Vinaya & Sila berbeda tidak mungkin bersatu.
Tapi karena semuanya mengaku ajaran Buddha, jadi untuk menampung aliran beberapa Sangha yang ada karena berbeda pedoman juga sudah terbentuk yaitu KASI.
Karena demikian yang ada, itulah yang harus kita akui.
Kita sebagai umat awam tentulah lebih bijak tidak mencampuri urusan Sangha. Karena para anggota Sangha lah lebih tahu apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan.

seperti tulisan Bro Fabian. saya setuju sekali, karena tidak berpihakan sesuai kenyataan yang ada.
 _/\_


memang wa ada tulis berkhianat yah? di baca lagi toh post nya  rasanya aku sudah berusaha berbicara secara netral sekali disini. Pernyataan yang daku tulis hanya menitik beratkan jangan sampai perbuataan terhadap Bhante Ashin Jinarakitha  terulang lagi di kemudian hari.

toh daku juga masih umat Theravada tidak ada maksud untuk menyudutkan STI dll karena kita berbicara soal sejarah dan tentunya hal yang buruk jangan sampai terulang kembali.
« Last Edit: 29 July 2010, 09:22:08 PM by daimond »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #78 on: 29 July 2010, 09:19:55 PM »

memang wa ada tulis berkhianat yah? di baca lagi toh post nya  rasanya aku sudah berusaha berbicara secara netral sekali disini. Pernyataan yang daku tulis hanya menitik beratkan jangan sampai perbuataan terhadap Bhante Ashin Jinarakitha tidak terulang lagi di kemudian hari. toh daku juga masih umat Theravada.

Insyaf Bro, jangan mengharapkan kejadian buruk terulang lagi

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #79 on: 29 July 2010, 09:22:19 PM »
sorry salah tulis, sudah di edit

Offline lelaki

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 7
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #80 on: 29 July 2010, 11:45:56 PM »
[admin]fix the quote nest[/admin]
Quote
Bro Lelaki yang baik,

Mungkin karena anda memiliki suatu "kemelekatan kuat" terhadap yang anda dengar dari satu sisi, oleh karena itu sikap anda terhadap hal ini bisa dimengerti, tolong coba tanyakan kepada bro Harpin yang anda jadikan sebagai acuan, darimanakah sumbernya?

Apakah ia mengenal tokoh sejarah yang terlibat?

Saya mengetahui sebagian sejarah Vihara Dhammacakkajaya sejak belum lahir, ketika STI masih bermarkas di Vihara Buddha Metta, saya mengenal secara pribadi bhante Sombat, saya mengenal secara pribadi pak Mochtar Rasyid, saya mengenal secara pribadi tante Chandra yang disebut tante Mamy yang di Kepu, saya mengenal pak Cucu Ali Hartono ketika saya masih aktif datang ke Vihara Dharma Kirti tahun 70-an, di Palembang jaman Bhiksuni Gunaloka (pak Cucu kemudian menjadi ketua MBI, saya rasa waktu itu namanya masih MUABI, ia diberikan tugas membangun tanah yang sekarang jadi sekolah Dharma Budi Bakti oleh Ashin Jinarakkkhita, ibu Suktadharmi adalah adik ipar nenek saya, kalau tidak salah juga menjadi anggota yayasan di DBB). Dan saya juga mengenal langsung pak Anton Haliman.

Bhante Sombat secara pribadi memberitahu saya dan beberapa teman-teman yang ketika itu sering ke Buddha Metta mengenai maksud beliau untuk membangun  Vihara dan mencari tanah. Yang masih saya ingat beliau mengatakan langsung kepada saya ketika itu bahwa uang yang tersedia hanya berjumlah kira-kira Rp 33 juta rupiah.
Beliau juga mengajak saya berkunjung ke Sunter, di lokasi yang sekarang berdiri Vihara Dhammacakka waktu masih padang ilalang, ketika itu Sunter masih dianggap "tempat Jin buang anak" kami berteduh dibawah pohon sengon yang sampai sekarang masih tegak berdiri.

Pak Anton Haliman sendiri merasa puas setelah mendanakan tanahnya untuk Vihara, tanahnya yang tadinya tidak laku mendadak menjadi ramai luar biasa, banyak yang membeli, oleh karena itu beliau menyumbangkan lagi pagar untuk Vihara, yang masih berdiri sampai sekarang.

Dan saya tegaskan sekali lagi pak Anton Haliman baru mengenal Dhamma sejak pembangunan Vihara Dhammacakka. Sebelumnya ia non-agama/Buddhis KTP.

Nah sekarang coba jelaskan sumber anda, adakah sumber lain, selain dari blog bro Harpin? Dan coba tolong tanyakan sumber bro Harpin.
 
_/\_

Dear Bro Fabian yang anak angkat B.Thitaketuko yang sangat baik,
Sori baru selancar di room ini lagi.

Tidak ada diantara kita yang tidak melekat pada yang kita dengar dan baca di sini. Bagaimanapun pengalaman Anda, termasuk mengenal V. Dhammacakka sebelum lahir itu urusan Anda yang belum tentu benar. Itu tidak menambah nilai lebih seperti saya mengenal keluarga B.Thitaketuko di Bengkulu atau saya mengenal B.Uttamo sebelum beliau jadi bikkhu.

Saya hanya menkritisi postingan geng anda atas nama Thio Kenghin yang mengaku saksi hidup yang mengatakan Bapak Anton Haliman bukan donatur tanah di Dhammacakka, yang syukurlah setelah aku posting informasi dari web Dhammacakka tidak ada lagi yang menyangkal Bapak Anton Haliman adalah donatur vihara Dhammacakka Jaya.

Kalau Anda benar2 saksi hidup yang mengetahui, kenapa tidak dari 5 bulan lalu Anda membenarkan Anton Haliman adalah donatur tanah Vihara Dhammacakka? Kenapa harus menunggu postingan aku dulu? Berpijak dari sikap Anda saya meragukan kebenaran dan kenetralan informasi dari Anda sebagai saksi hidup, atau mungkin anda saksi yang tidak tahu apa2 behind the scene?

Lagian Jenderal IS itu siapa sih? Kok kayak pencuri atau pelaku kriminal saja harus pakai inisial segala? Hahaha, memalukan.

Soal informasi dari Harpin lo tanya aja sendiri ke dia, bukannya kamu temen deket dia? Atau tanya aja sama yang posting tulisan dia di room ini, berani gak?

Udah deh, gue mau cabut dulu yah, mau shoping2 dulu. Nanti kalo ada waktu, atau kalo gak ngantuk gue layanin lagi postingan lo. Tapi gue orangnya agak males, xixixixi, moga2 aja lo punya karma baik matang jadi mendapat kesempatan ditanggapin gue. ;D Tapi biar gak ditanggapin gue, gue bebasin  kok lo cuap2 sendiri di room ini, gue cukup jadi penonton aja.

Bye.



« Last Edit: 30 July 2010, 10:22:32 AM by Sumedho »

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #81 on: 30 July 2010, 08:25:25 PM »
fix the quote nest
Quote
Bro Lelaki yang baik,

Mungkin karena anda memiliki suatu "kemelekatan kuat" terhadap yang anda dengar dari satu sisi, oleh karena itu sikap anda terhadap hal ini bisa dimengerti, tolong coba tanyakan kepada bro Harpin yang anda jadikan sebagai acuan, darimanakah sumbernya?

Apakah ia mengenal tokoh sejarah yang terlibat?

Saya mengetahui sebagian sejarah Vihara Dhammacakkajaya sejak belum lahir, ketika STI masih bermarkas di Vihara Buddha Metta, saya mengenal secara pribadi bhante Sombat, saya mengenal secara pribadi pak Mochtar Rasyid, saya mengenal secara pribadi tante Chandra yang disebut tante Mamy yang di Kepu, saya mengenal pak Cucu Ali Hartono ketika saya masih aktif datang ke Vihara Dharma Kirti tahun 70-an, di Palembang jaman Bhiksuni Gunaloka (pak Cucu kemudian menjadi ketua MBI, saya rasa waktu itu namanya masih MUABI, ia diberikan tugas membangun tanah yang sekarang jadi sekolah Dharma Budi Bakti oleh Ashin Jinarakkkhita, ibu Suktadharmi adalah adik ipar nenek saya, kalau tidak salah juga menjadi anggota yayasan di DBB). Dan saya juga mengenal langsung pak Anton Haliman.

Bhante Sombat secara pribadi memberitahu saya dan beberapa teman-teman yang ketika itu sering ke Buddha Metta mengenai maksud beliau untuk membangun  Vihara dan mencari tanah. Yang masih saya ingat beliau mengatakan langsung kepada saya ketika itu bahwa uang yang tersedia hanya berjumlah kira-kira Rp 33 juta rupiah.
Beliau juga mengajak saya berkunjung ke Sunter, di lokasi yang sekarang berdiri Vihara Dhammacakka waktu masih padang ilalang, ketika itu Sunter masih dianggap "tempat Jin buang anak" kami berteduh dibawah pohon sengon yang sampai sekarang masih tegak berdiri.

Pak Anton Haliman sendiri merasa puas setelah mendanakan tanahnya untuk Vihara, tanahnya yang tadinya tidak laku mendadak menjadi ramai luar biasa, banyak yang membeli, oleh karena itu beliau menyumbangkan lagi pagar untuk Vihara, yang masih berdiri sampai sekarang.

Dan saya tegaskan sekali lagi pak Anton Haliman baru mengenal Dhamma sejak pembangunan Vihara Dhammacakka. Sebelumnya ia non-agama/Buddhis KTP.

Nah sekarang coba jelaskan sumber anda, adakah sumber lain, selain dari blog bro Harpin? Dan coba tolong tanyakan sumber bro Harpin.
 
_/\_

Dear Bro Fabian yang anak angkat B.Thitaketuko yang sangat baik,
Sori baru selancar di room ini lagi.

Tidak ada diantara kita yang tidak melekat pada yang kita dengar dan baca di sini. Bagaimanapun pengalaman Anda, termasuk mengenal V. Dhammacakka sebelum lahir itu urusan Anda yang belum tentu benar. Itu tidak menambah nilai lebih seperti saya mengenal keluarga B.Thitaketuko di Bengkulu atau saya mengenal B.Uttamo sebelum beliau jadi bikkhu.

Bro Lelaki yang baik,
Bhante thitaketuko dan Bhante Uttamo tak ada hubungannya dengan masalah ini, anda di sekte Buddhayana, tentu saja saya mengerti akan sikap anda, sayang saya tidak tahu siapa anda karena memakai nick samaran menuduh ini dan itu dan berasumsi berbagai macam.
Tentu saja anda mengatakan belum tentu benar, karena saya rasa anda tidak mengenal secara langsung orang-orang yang terlibat, sumber anda hanya dari blog bro Harpin dan web Dhammacakka (tolong di koreksi bila salah).

Quote
Saya hanya menkritisi postingan geng anda atas nama Thio Kenghin yang mengaku saksi hidup yang mengatakan Bapak Anton Haliman bukan donatur tanah di Dhammacakka, yang syukurlah setelah aku posting informasi dari web Dhammacakka tidak ada lagi yang menyangkal Bapak Anton Haliman adalah donatur vihara Dhammacakka Jaya.

Maaf saya secara pribadi tidak kenal dengan pak Thio Keng Hin (atau mungkin saya mengenal tapi tak tahu yang mana, karena fotonya di facebook tidak jelas) Dan ini menjelaskan sikap anda yang memang suka menuduh orang secara serampangan, apakah menurut anda saya pernah menyangkal bahwa pak Anton sebagai donatur tanah Vihara Dhammacakka?
Saya hanya menyangkal postingan anda yang mengatakan pak Anton seolah-olah sudah mengenal Dhamma dengan mengatakan bahwa dia tidak tahu Sangha pecah. Itulah sebabnya saya nyatakan bahwa sebelum mengenal Bhante Sombat beliau tak mengenal Dhamma.

Quote
Kalau Anda benar2 saksi hidup yang mengetahui, kenapa tidak dari 5 bulan lalu Anda membenarkan Anton Haliman adalah donatur tanah Vihara Dhammacakka? Kenapa harus menunggu postingan aku dulu? Berpijak dari sikap Anda saya meragukan kebenaran dan kenetralan informasi dari Anda sebagai saksi hidup, atau mungkin anda saksi yang tidak tahu apa2 behind the scene?
Sekali lagi anda menuduh berdasarkan praduga-praduga tak mendasar.  Saya baru tahu perkembangan thread ini jadi OOT setelah secara kebetulan membaca dan langsung saya jawab, secara kebetulan saya membaca postingan anda. Padahal ini thread mengenai pak Mochtar Rasyid, jadi saya tidak terlalu perhatikan.
Saya tak mau membantah pernyataan anda bahwa saya tak tahu apa-apa, karena memang saya tak mengenal anda dan dari keterangan anda kelihatannya anda suka sekali mendengar sas-sus....

Quote
Lagian Jenderal IS itu siapa sih? Kok kayak pencuri atau pelaku kriminal saja harus pakai inisial segala? Hahaha, memalukan.

Jendral IS saya hanya berikan sedikit clue untuk anda, jendral ini teman dekat Presiden waktu itu, ia pernah mengepalai BUMN yang sangat kaya, pada jaman ia mengepalai BUMN tersebut ia dianggap salah satu pejabat paling kaya.

Sengaja saya tidak mengungkapkan namanya secara lengkap karena saya anggap kurang etis.
Tentu saja nama pejabat yang kaya harus disamarkan karena nanti orang bertanya darimana kekayaannya kan...?

Quote
Soal informasi dari Harpin lo tanya aja sendiri ke dia, bukannya kamu temen deket dia? Atau tanya aja sama yang posting tulisan dia di room ini, berani gak?
Lho...? Bukankah anda sendiri yang memberi link ke blognya dia? Saya tidak mengenal Harpin atau kalaupun mungkin saya pernah mengenal, tapi saya tak tahu yang mana, tadinya saya menduga anda teman baik dia, sama-sama di Buddhayana...? (maaf berarti saya salah).

Quote
Udah deh, gue mau cabut dulu yah, mau shoping2 dulu. Nanti kalo ada waktu, atau kalo gak ngantuk gue layanin lagi postingan lo. Tapi gue orangnya agak males, xixixixi, moga2 aja lo punya karma baik matang jadi mendapat kesempatan ditanggapin gue. ;D Tapi biar gak ditanggapin gue, gue bebasin  kok lo cuap2 sendiri di room ini, gue cukup jadi penonton aja.

Bye.

Ya sudah... saya tak ada maksud apa-apa kok... hanya memberikan sedikit yang saya ketahui untuk membantu meluruskan sejarah...bukankah kita sama-sama mengharapkan yang benar terungkap? Kebetulan saya tahu ceriteranya dari awal sebelum berdirinya, karena ketika remaja saya sangat senang ketemu Bhikkhu, terlebih lagi bila Bhikkhu tersebut Vinayanya baik. Itulah yang menyebabkan saya mengenal dekat Bhante Sombat dan Bhante-Bhante yang lain di Vihara Buddha Metta waktu itu.

 _/\_
« Last Edit: 30 July 2010, 08:43:40 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline lelaki

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 7
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #82 on: 31 July 2010, 01:51:46 AM »
Quote
Bro Lelaki yang baik,
Bhante thitaketuko dan Bhante Uttamo tak ada hubungannya dengan masalah ini, anda di sekte Buddhayana, tentu saja saya mengerti akan sikap anda, sayang saya tidak tahu siapa anda karena memakai nick samaran menuduh ini dan itu dan berasumsi berbagai macam.
Tentu saja anda mengatakan belum tentu benar, karena saya rasa anda tidak mengenal secara langsung orang-orang yang terlibat, sumber anda hanya dari blog bro Harpin dan web Dhammacakka (tolong di koreksi bila salah).

Dear Bro Fabian anak angkat B. Thitaketuko yang sangat baik,
Bukankah kamu yang pertama kali menceritakan orang2 yang tak ada kaitan dengan cerita ini? Oke, kesimpulannya jangan membawa-bawa orang yang tak ada kaitan dengan cerita ini, seperti saya tidak akan membawa cerita kalau saya tahu sodara kamu ada yang jadi pastur, jadi ini bukan misi Anda memecah belah agama Buddha.
Lha yang suka bikin sas sus bukannya kamu, siapa yang dari sekte Budhayana? Benar-benar ngawur banget ini orang! Kamu mau pakai nama samaran juga gpp kok. Lha, bukankah kamu yang berasumsi macam2. Gak udah sok kenal deh, apa yang kamu ceritakan tak ada yang benar, ngaco dan copy paste dari Thio Kenghin.

Quote
Maaf saya secara pribadi tidak kenal dengan pak Thio Keng Hin (atau mungkin saya mengenal tapi tak tahu yang mana, karena fotonya di facebook tidak jelas)

HAHAHAH, dari kalimatnya saja keliatan munafik banget. Dari ceritanya sama2 mengatakan saksi hidup, berkeliling mencari tanah untuk vihara, ceritanya copy paste banget, tapi kok malah saling tidak kenal? Yah kalo nggak bohong paling individualisnya terlalu tinggi kale, hahaha.

Quote
Dan ini menjelaskan sikap anda yang memang suka menuduh orang secara serampangan, apakah menurut anda saya pernah menyangkal bahwa pak Anton sebagai donatur tanah Vihara Dhammacakka?

Yah, benar anda tak akan pernah bisa menyangkal lagi setelah saya quote cerita versi Dhammacakka bahwa Pak Anton adalah donatur tanah vihara. Padahal sebelumnya? hahahaha.

Quote
Saya hanya menyangkal postingan anda yang mengatakan pak Anton seolah-olah sudah mengenal Dhamma dengan mengatakan bahwa dia tidak tahu Sangha pecah. Itulah sebabnya saya nyatakan bahwa sebelum mengenal Bhante Sombat beliau tak mengenal Dhamma.

Seolah-olah? Yang suka ngarang itu siapa yah? xixixi. Maling teriak maling. Iya, hanya Bhante Sombat yang paling mengerti dharma. Orang Indonesia bodoh semua. Terakhir saya ketemu Bhante Sombat di Singapura bersama muridnya yang dulu Theravadian banget, tapi anehnya kini berjubah Mahayana dan jadi tukang sembayang, hahaha.

Quote
Sekali lagi anda menuduh berdasarkan praduga-praduga tak mendasar.  Saya baru tahu perkembangan thread ini jadi OOT setelah secara kebetulan membaca dan langsung saya jawab, secara kebetulan saya membaca postingan anda. Padahal ini thread mengenai pak Mochtar Rasyid, jadi saya tidak terlalu perhatikan.
Saya tak mau membantah pernyataan anda bahwa saya tak tahu apa-apa, karena memang saya tak mengenal anda dan dari keterangan anda kelihatannya anda suka sekali mendengar sas-sus....

Kalau udah sadar gak tau apa-apa gak usah banyak koment bung! Ceritanya copy paste ama Thio Kenghin, anehnya terus ngaku tidak saling kenal????? Bruuuu!!!! Kok ada orang model begini yah? Hahaha.

Quote

Jendral IS saya hanya berikan sedikit clue untuk anda, jendral ini teman dekat Presiden waktu itu, ia pernah mengepalai BUMN yang sangat kaya, pada jaman ia mengepalai BUMN tersebut ia dianggap salah satu pejabat paling kaya.

Sengaja saya tidak mengungkapkan namanya secara lengkap karena saya anggap kurang etis.
Tentu saja nama pejabat yang kaya harus disamarkan karena nanti orang bertanya darimana kekayaannya kan...?

Jadi kesimpulannya, Jenderal IS itu kalau bukan toko khayalan paling koruptor kelas kakap, hahaha. Orang begini dibanggain? Malu gue ngaku pengikut Buddha, untuk membedakan baik buruk, apa yang pantas dibanggain atau tidak pun belum mampu. Ama koruptor bangga? Cucian banget deh lo.

Quote
Lho...? Bukankah anda sendiri yang memberi link ke blognya dia? Saya tidak mengenal Harpin atau kalaupun mungkin saya pernah mengenal, tapi saya tak tahu yang mana, tadinya saya menduga anda teman baik dia, sama-sama di Buddhayana...? (maaf berarti saya salah).

 :o :o :o Tobat-tobat, Anda tahu ini linknya Rasyid tapi tidak tahu siapa yang pertama memberi link ke blognya Harpin. Makanya kalau mau komen baca dulu bung, biar kelihatan pinteran dikit, malu dong ribuan mata yang membaca tulisan Anda. kalau kenal bilang kenal aja, gak usah pakai kalimat bersayap deh.

Quote
Ya sudah... saya tak ada maksud apa-apa kok... hanya memberikan sedikit yang saya ketahui untuk membantu meluruskan sejarah...bukankah kita sama-sama mengharapkan yang benar terungkap? Kebetulan saya tahu ceriteranya dari awal sebelum berdirinya, karena ketika remaja saya sangat senang ketemu Bhikkhu, terlebih lagi bila Bhikkhu tersebut Vinayanya baik. Itulah yang menyebabkan saya mengenal dekat Bhante Sombat dan Bhante-Bhante yang lain di Vihara Buddha Metta waktu itu.

Ok d. Gue setuju dengan Anda. Maksud awal gue juga ngasih informasi dari web Dhammacakka, bahwa emang benar Anton Haliman adalah donatur tanah Vihara Dhammacakka Jaya. Quote penutup Anda sangat menyentuh hati saya. Seharusnya kita tidak saling melukai. Debat ini hanyalah basa-basi dari ego kita, tidak ada yang lebih benar dari yang lain. Biarlah pembaca memilih kebenaran menurut kecedasan dan kebijaksanaan mereka sendiri. Mohon maaf kalau ada kata yang melukai, kalau tidak keberatan saya lebih memilih untuk tidak berdebat lagi. Maafkan saya, bye.
« Last Edit: 31 July 2010, 02:12:07 AM by lelaki »

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #83 on: 02 August 2010, 07:43:33 AM »
Spoiler: ShowHide
Quote
Bro Lelaki yang baik,
Bhante thitaketuko dan Bhante Uttamo tak ada hubungannya dengan masalah ini, anda di sekte Buddhayana, tentu saja saya mengerti akan sikap anda, sayang saya tidak tahu siapa anda karena memakai nick samaran menuduh ini dan itu dan berasumsi berbagai macam.
Tentu saja anda mengatakan belum tentu benar, karena saya rasa anda tidak mengenal secara langsung orang-orang yang terlibat, sumber anda hanya dari blog bro Harpin dan web Dhammacakka (tolong di koreksi bila salah).

Dear Bro Fabian anak angkat B. Thitaketuko yang sangat baik,
Bukankah kamu yang pertama kali menceritakan orang2 yang tak ada kaitan dengan cerita ini? Oke, kesimpulannya jangan membawa-bawa orang yang tak ada kaitan dengan cerita ini, seperti saya tidak akan membawa cerita kalau saya tahu sodara kamu ada yang jadi pastur, jadi ini bukan misi Anda memecah belah agama Buddha.
Lha yang suka bikin sas sus bukannya kamu, siapa yang dari sekte Budhayana? Benar-benar ngawur banget ini orang! Kamu mau pakai nama samaran juga gpp kok. Lha, bukankah kamu yang berasumsi macam2. Gak udah sok kenal deh, apa yang kamu ceritakan tak ada yang benar, ngaco dan copy paste dari Thio Kenghin.

Quote
Maaf saya secara pribadi tidak kenal dengan pak Thio Keng Hin (atau mungkin saya mengenal tapi tak tahu yang mana, karena fotonya di facebook tidak jelas)

HAHAHAH, dari kalimatnya saja keliatan munafik banget. Dari ceritanya sama2 mengatakan saksi hidup, berkeliling mencari tanah untuk vihara, ceritanya copy paste banget, tapi kok malah saling tidak kenal? Yah kalo nggak bohong paling individualisnya terlalu tinggi kale, hahaha.

Quote
Dan ini menjelaskan sikap anda yang memang suka menuduh orang secara serampangan, apakah menurut anda saya pernah menyangkal bahwa pak Anton sebagai donatur tanah Vihara Dhammacakka?

Yah, benar anda tak akan pernah bisa menyangkal lagi setelah saya quote cerita versi Dhammacakka bahwa Pak Anton adalah donatur tanah vihara. Padahal sebelumnya? hahahaha.

Quote
Saya hanya menyangkal postingan anda yang mengatakan pak Anton seolah-olah sudah mengenal Dhamma dengan mengatakan bahwa dia tidak tahu Sangha pecah. Itulah sebabnya saya nyatakan bahwa sebelum mengenal Bhante Sombat beliau tak mengenal Dhamma.

Seolah-olah? Yang suka ngarang itu siapa yah? xixixi. Maling teriak maling. Iya, hanya Bhante Sombat yang paling mengerti dharma. Orang Indonesia bodoh semua. Terakhir saya ketemu Bhante Sombat di Singapura bersama muridnya yang dulu Theravadian banget, tapi anehnya kini berjubah Mahayana dan jadi tukang sembayang, hahaha.

Quote
Sekali lagi anda menuduh berdasarkan praduga-praduga tak mendasar.  Saya baru tahu perkembangan thread ini jadi OOT setelah secara kebetulan membaca dan langsung saya jawab, secara kebetulan saya membaca postingan anda. Padahal ini thread mengenai pak Mochtar Rasyid, jadi saya tidak terlalu perhatikan.
Saya tak mau membantah pernyataan anda bahwa saya tak tahu apa-apa, karena memang saya tak mengenal anda dan dari keterangan anda kelihatannya anda suka sekali mendengar sas-sus....

Kalau udah sadar gak tau apa-apa gak usah banyak koment bung! Ceritanya copy paste ama Thio Kenghin, anehnya terus ngaku tidak saling kenal????? Bruuuu!!!! Kok ada orang model begini yah? Hahaha.

Quote

Jendral IS saya hanya berikan sedikit clue untuk anda, jendral ini teman dekat Presiden waktu itu, ia pernah mengepalai BUMN yang sangat kaya, pada jaman ia mengepalai BUMN tersebut ia dianggap salah satu pejabat paling kaya.

Sengaja saya tidak mengungkapkan namanya secara lengkap karena saya anggap kurang etis.
Tentu saja nama pejabat yang kaya harus disamarkan karena nanti orang bertanya darimana kekayaannya kan...?

Jadi kesimpulannya, Jenderal IS itu kalau bukan toko khayalan paling koruptor kelas kakap, hahaha. Orang begini dibanggain? Malu gue ngaku pengikut Buddha, untuk membedakan baik buruk, apa yang pantas dibanggain atau tidak pun belum mampu. Ama koruptor bangga? Cucian banget deh lo.

Quote
Lho...? Bukankah anda sendiri yang memberi link ke blognya dia? Saya tidak mengenal Harpin atau kalaupun mungkin saya pernah mengenal, tapi saya tak tahu yang mana, tadinya saya menduga anda teman baik dia, sama-sama di Buddhayana...? (maaf berarti saya salah).

 :o :o :o Tobat-tobat, Anda tahu ini linknya Rasyid tapi tidak tahu siapa yang pertama memberi link ke blognya Harpin. Makanya kalau mau komen baca dulu bung, biar kelihatan pinteran dikit, malu dong ribuan mata yang membaca tulisan Anda. kalau kenal bilang kenal aja, gak usah pakai kalimat bersayap deh.

Quote
Ya sudah... saya tak ada maksud apa-apa kok... hanya memberikan sedikit yang saya ketahui untuk membantu meluruskan sejarah...bukankah kita sama-sama mengharapkan yang benar terungkap? Kebetulan saya tahu ceriteranya dari awal sebelum berdirinya, karena ketika remaja saya sangat senang ketemu Bhikkhu, terlebih lagi bila Bhikkhu tersebut Vinayanya baik. Itulah yang menyebabkan saya mengenal dekat Bhante Sombat dan Bhante-Bhante yang lain di Vihara Buddha Metta waktu itu.

Ok d. Gue setuju dengan Anda. Maksud awal gue juga ngasih informasi dari web Dhammacakka, bahwa emang benar Anton Haliman adalah donatur tanah Vihara Dhammacakka Jaya. Quote penutup Anda sangat menyentuh hati saya. Seharusnya kita tidak saling melukai. Debat ini hanyalah basa-basi dari ego kita, tidak ada yang lebih benar dari yang lain. Biarlah pembaca memilih kebenaran menurut kecedasan dan kebijaksanaan mereka sendiri. Mohon maaf kalau ada kata yang melukai, kalau tidak keberatan saya lebih memilih untuk tidak berdebat lagi. Maafkan saya, bye
.


Bro Lelaki yang baik, saya memaklumi bila anda tak mengenal, karena mungkin anda waktu itu masih kecil atau belum lahir, oh ya sebagai info untuk anda pada waktu peletakkan batu pertama pembangunan Vihara ada beberapa bhikkhu yang hadir, dan dua Samanera.

Salah satu Samanera tersebut adalah Samanera Sosro Utomo almarhum, dan yang satu lagi adalah saya.

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Ario_botax

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 106
  • Reputasi: 4
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #84 on: 02 August 2010, 05:13:24 PM »
Wah info yang baru buat saya.

 [at] di atas:
Bayangkan jika ada bhikku, bhikkuni, samanera, samaneri, pandita, upasaka, upasika, dan umat awam yang saling ribut! Ujung tombak Buddha Dharma mau dikemanakan? kadang saya suka merasa miris melihat serta mendengarnya. Biarkan saya belum memiliki rasa tenang seimbang,
Kalau ada Buddha di hadapan saya, saya malu sekali, sungguh-sungguh malu! hufff..

Saya berharap kita semua dapat bergandengan tangan bersama memajukan Buddha Dharma di Indonesia!
Selain itu, para umat awam serta para pandita yang ada harus bahu membahu dan optimis dalam mengembangkan Buddha Dhamma.
Tentunya bukan monopoli agama, tapi sikap hidup dan toleransi antar umat beragama. Action lebih berguna ketimbang Talk ^^

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #85 on: 19 May 2011, 12:31:27 PM »
Wah info yang baru buat saya.

 [at] di atas:
Bayangkan jika ada bhikku, bhikkuni, samanera, samaneri, pandita, upasaka, upasika, dan umat awam yang saling ribut! Ujung tombak Buddha Dharma mau dikemanakan? kadang saya suka merasa miris melihat serta mendengarnya. Biarkan saya belum memiliki rasa tenang seimbang,
Kalau ada Buddha di hadapan saya, saya malu sekali, sungguh-sungguh malu! hufff..

Memang , idealnya para pengikut Buddhisme jangan saling ribut, tetapi yg namanya organisasi tidak terhindar dari konflik kepentingan. Apalgi yg bergabung dalam organisasi tersebut adalah manusia2 yg belum tercerahkan, yg masih dalam tahapan praktik bahkan ada yg memang niat bergabung dengan agenda tertentu...

Quote
Saya berharap kita semua dapat bergandengan tangan bersama memajukan Buddha Dharma di Indonesia!
Selain itu, para umat awam serta para pandita yang ada harus bahu membahu dan optimis dalam mengembangkan Buddha Dhamma. Tentunya bukan monopoli agama, tapi sikap hidup dan toleransi antar umat beragama. Action lebih berguna ketimbang Talk ^^

Setuju, cuma saja, implementasinya sulit. Contoh diri saya sendiri saja, sampai saat ini bagi saya pribadi masih sulit menemukan format yg tepat antara mempraktikkan Buddha Dhamma dalam kehidupan saya dan menjalankan peran di dalam organisasi. Sering berhadapan dengan konflik internal dan ketidak cocokan batin/pandangan sendiri, yg mesti di toleransi demi kerukunan dan jalannya roda organisasi..

------

Ok.. kita kembali ke topik, saya masih mengumpulkan data tentang rekan sekampung saya ini yang telah menjadi Bhikkhu yg cukup dihormati, yakni Pak Mochtar Rasyid yg saya hormati, asal Bukittinggi yg dikenal juga dengan nama Bhante Subbhato. Bagi yg ada info lanjutan, mohon masukkannya...

Tq..

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline Mitto.san

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sejarah Organisasi Buddhist dan Sangha di Indonesia
« Reply #86 on: 21 October 2015, 10:44:26 PM »
...
« Last Edit: 21 October 2015, 10:55:56 PM by Mitto.san »

 

anything