sebelum memposting hal ini sy telah diskusi dulu dg penerjemah (Tuhan), beliau menyarankan agar diposting saja, maka sy memposting hal yg sy tanyakan kepada beliau tsb, agar diketahui oleh pembaca yg lain. bagaimana tanggapan member yg lain ?
yang saya tanyakan adalah terjemahan dari kalimat :
“...adassa Bāhiyam Dārucīriyam kālankatam....ganhatha bhikkhave Bāhiyassa Dārucīriyassa sarirakam mañcakam āropetvā nīharitvā jhāpetva thūpañ c'assa karotha, sabrahmacārī vo bhikkhave kālankato'ti...."
yg diterjemahkan sbg :
melihat Bahiya telah meninggal. Ketika melihatnya, beliau berkata pada para bhikkhu, "Ambil jasad Bahiya dan, letakkan pada sebuah tandu dan bawa pergi, dikremasi dan buatkanlah sebuah nisan. Sahabat dalam kehidupan sucimu telah meninggal."
dibandingkan dg terjemahan bhs.Inggrisnya :
saw that Bahiya had died. On seeing him, he said to the monks, "Take Bahiya's body and, placing it on a litter and carrying it away, cremate it and build him a memorial. Your companion in the holy life has died."
menurut sy kata yang berasal dari bahasa pali
"Thupa" yg berarti
"Stupa" memang sebaiknya tetap digunakan saja, yaitu diterjemahkan "Stupa" saja kedalam bahasa indonesia. klo menurut kamus pali-chinese 佛塔,宝塔,石堆纪念碑,竖立在埋葬圣者骨灰处的纪念碑。(pagoda, monumen puing-puing, didirikan di tempat menyimpan abu untuk peringatan orang-orang suci.)
begitu pula utk kalimat "Udana",
Atha kho bhagavā etamatthaṃ viditvā tāyaṃ velāyaṃ imaṃ udānaṃ udānesi –
yang diterjemahkan sbg :
Kemudian, dengan menyadari pentingnya hal tersebut, Yang Terberkahi pada saat itu berseru:
dibandingkan dg versi bhs Inggrisnya :
Then, on realizing the significance of that, the Blessed One on that occasion exclaimed:
dimana menurut saya sebaiknya kata
"Udana" ini diterjemahkan sbg
"ungkapan kebahagiaan" atau
"memberikan pujian", menurut kamus pali-chinese 【中】 有感而發表,一種情緒地發表。(merasakan dorongan untuk membentuk ungkapan untuk mempublikasikan.)
dan saya juga telah diskusi dg yg ahli bhs pali (kebetulan member juga disini), memberikan jawaban sbb :
Sebenarnya thupa sama dengan stupa atau cetiya. Setelah dikremasi, relik / abu jenazah Bahiya kemudian disimpan di stupa yang dibuat. Tentu thupa juga bisa disebut sebagai memorial, namun jika diterjemahkan sebagai memorial biasanya kata ini bisa diinterprestasikan berbagai macam. Tugu, prasasti juga sebagai memorial. Padahal stupa, meski salah satu tanda memorial, memiliki ciri tersendiri. Sementara itu, nisan dalam bahasa Indonesia, mengesankan kepada tanda di mana seorang meninggal dikubur. Padahal, Bahiya tidak dikubur melainkan dikremasi. Daripada menjadi rancu, lebih baik kata thupa ini diterjemahkan sebagai stupa saja atau tetap thupa.
Untuk udana, seseorang bisa menterjemahkan sebagai 'exclaimed'. tetapi kata ini bermakna sebagai ungkapan kebahagiaan. Biasannya disana ditulis udanam udanesi yang artinya mengucapkan kata2 bahagia (exclaimed rejoice words).
sy belum ahli pali, jadi sy diskusi dlu dg yg ahli, dan postingan sy ini juga atas saran penerjemah, mohon agar jangan ada salah pengertian, postingan sy ini hanya utk memberi wacana saja, sy tetap menghormati pekerjaan beliau yg telah menerjemahkan Tipitaka dg tekad mulia (pekerjaan yg amat sangat sulit, bukan pekerjaan yg mudah).
smg DC semakin maju dan sukses dlm penyebaran dhamma di bumi pertiwi tercinta.
mettacittena,