Saya ke kelenteng sejak kecil, waktu kuliah dipinjamin dhamma talks Bhante Uttamo & Bhante Pannavaro, takjub dan suka tapi tidak ada kelanjutannya karena Buddhism-nya kok sangat asing, tidak seperti "Buddhism" ala kelenteng.
10 tahun lalu di rumah sakit dikunjungi grup-grup Baksos dari grup kr****n, grup Tibetan, dan grup Theravada. Ke-kr****n-an mah, sudah bertahun-tahun di sekolah kr****n pergi ke gereja dan persekutuan kok tetap tak ada rasa tertarik sedikitpun malah tambah baca tambah gak selera. Tibetan, saya kunjungi bhikkhuni yang sambang di rumah sakit itu, tapi langsung diajak omong soal yang canggih-canggih, gak ngeh. Theravada, kelompok orang Indo, terasa pulang kandang, lebih nyaman. Jadi setelah itu selama bertahun-tahun saya on-off di cetiya-cetiya, tapi sayangnya tak pernah berusaha belajar apa-apa. Ke cetiya seperti hanya buang waktu saja, ikut makan-makan tok tapi segala masuk kuping kanan keluar dari kuping kiri. Pikir-pikir aneh juga kenapa masih tetap ikut. Mungkin hanya untuk menggenapi tulisan di KTP saja.
Pengetahuan saya benar-benar nol besar. Four Noble Truth apa, gak tahu. The Middle Way, Noble Eightfold Path, meditasi, kamma, rebirth, nibbana, baru tahu belakangan ini, jangan dikata makanan aneh yang namanya paticca samuppada, tilakhana dll. Semua itu sama sekali tak tahu dan tak peduli. Baru tahun ini entah bagaimana suatu hari sewaktu ikut Puja tiba-tiba seperti tersentuh oleh isi paritta yang saya baca, padahal biasanya baca terjemahannya saja nggak mau. Mendadak seperti dihadapkan cermin besar, manusia jenis apakah saya ini. Lalu saya mulai belajar, kebanyakan dari Internet sih. Ternyata baru belajar seujung kuku pun hidup saya berubah total. Saya sekarang jadi jauh lebih tenang dan bahagia, sampai takjub sendiri kalau diingat bedanya dengan saya yang dulunya tukang marah-marah dan benci diri sendiri. Tambah belajar tambah indah segala yang saya temui. Ternyata Buddhism itu rasional, masuk akal, dan praktis. Jelas-jelas jauh dari bakar-bakar duit kertas untuk orang mati etc.
Beberapa hari lalu omong-omong sama orang-orang di Buddhist Centre yang saya kunjungi, lalu ditanya "Apa sekarang sudah sreg?", saya jawab mantap "Sudah!". Dengan itu secara resmi mulailah babak baru dalam hidup saya. Sekarang tancap gas mau belajar baik-baik, mau buktikan bahwa Dhamma itu indah di depannya, indah di tengah, indah di akhir - mau lihat akhirnya!