//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)  (Read 129764 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #150 on: 26 September 2010, 03:53:47 PM »
Namo Buddhaya,

Api yang padam larinya kemana, ya tentu terurai dan melebur dengan udara, api tidak kemana-mana karena ia hanya terurai saja tetapi tidak lenyap.  :)

 _/\_

Perumpamaan yang dipakai Sang Buddha tentu saja mengikuti pola pikir orang di masa itu. Jika meninjau dari Ilmu Fisika, memang api yang padam akan berubah menjadi energi yang lain (transformasi energi). Namun yang ditekankan Sang Buddha bukan pada penjelasan ilmiahnya...

Perumpamaan api yang padam itu mengandung pesan bahwa: Api bisa ada karena ada sebab-sebab yang mendukungnya. Bila sebab-sebab itu tidak mendukungnya, maka api itu tidak ada. Demikian pula kita yang terdiri dari nama (batin) dan rupa (fisik jasmani) bisa ada, karena ada sebab-sebab yang mendukungnya. Bila sebab-sebab itu kita cabut, maka kita (nama dan rupa) tidak akan ada.

Silakan lanjutkan komentar Anda...

Memang benar ilmu kimia dahulu belumlah semaju sekarang saya kira anda lebih jujur dari bro Indra  _/\_ dan kalo orang jaman dulu disuruh jawab ya jangan dipaksakan to..... :)

Tapi masalahnya begini ketika saya tanya kemanakah Kesadaran seorang Arahat setelah Beliau Parinibbana, eh bukannya dijawab malah dikasih Sutta disuruh menafsirkan sendiri  ^-^  , setelah saya membaca Sutta tersebut  saya kira api sebagai perumpamaan kesadaran bila padam tidaklah tak diketahui keberadaanya tetapi tetap ada dalam bentuk yang berbeda atau dalam istilah yang "spiritual" ia naik ketingkat yang lebih tinggi dan menyatu dengan Kearahatan yang bisa saya umpamakan dengan udara walaupun ada satu lagi elemen yang lebih lebar yaitu ruang yang kalo boleh saya umpamakan dengan Kebuddhaan.  _/\_

 _/\_

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #151 on: 26 September 2010, 03:57:33 PM »
Namo Buddhaya,

Saya lanjutkan nanti ya, thank u all................. _/\_

 _/\_

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #152 on: 26 September 2010, 04:00:52 PM »


Dr.Alexander Berzin adalah salah satu praktisi Vajrayana yang saya kagumi  _/\_

Sekarang saya coba komentari :

Saya kira anda yang keliru mencermati :
The conventionally existent alayavijnana, however, lacks true existence. = Kesadaran tertinggi adalah Sugatagarbha atau Amala Vijnana, jadi alayavijnana lacks true existence itu sudah tepat.

The Gelug tradition asserts that no Madhyamaka system accepts even the conventional existence of an alayavijnana. = Sudah saya jelaskan diatas.  :)

Ya memang artikel itu benar apa yang musti didebat :), dalam Yogacara ada Kesadaran Kebuddhaan yang disebut Sugatagarbha (baca buku Melatih Pikiran dan Mengembangkan Kasih Sayang karya Vidyadara Chogyam Trungpa), tentang Kesadaran Terdalam kita yang kekal (baca buku Setenang Dasar Lautan karya Lama Yeshe cari disesi tanya jawab), tentang Kesadaran (baca buku Belaskasih Universal karya H.H. YA. Dalai Lama bagian Kesadaran).

 _/\_


Disini menurut saya anda yang salah menganggap kesadaran ke-Buddha-an adalah Atman

Atman = Jiwa (soul), dengan sendirinya abadi dan tidak berubah.

Sementara Alaya (clear light mind), adalah pikiran primordial yang tidak ternoda. Apakah alaya ini kekal?
TIDAK
dalam Buddhisme tidak ada yang kekal.

Alaya adalah sebuah bentuk kesadaran terhalus, kalau di Buddhisme, pikiran itu seperti arus air (stream of consciousness). Sungainya sama, tetapi apakah sungainya kekal? Tidak, karena airnya berubah terus, mengalir terus.

Kalau diumpamakan, alaya itu adalah arus sungai yang bersih. Karena kotoran (kilesa, avijja), maka sungai itu jadi kotor.
Ketika sungainya dibersihkan, (pencerahan) sungainya jadi bersih lagi. Sungai yang kotor dan sungai yang bersih masih sungai yang sama, tetapi tidak benar-benar sama. Apakah sungai bersih yang awal dan setelah pencerahan sama? Gak juga, karena sudah mengalir air yang lama

Kira kira dengan penjelasan di atas ngerti gak? Bahkan dalam Mahayana, benih keBuddhaan juga mengikuti aturan Anicca
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #153 on: 26 September 2010, 04:01:48 PM »
Sebuah rujukan:
_____

The Blessed One replied: No, Mahamati, my Tathagata-garbha is not the same as the ego (atman) taught by the philosophers; for what the Tathagatas teach is the Tathagata-garbha in the sense, Mahamati, that it is emptiness, reality-limit, Nirvana, being unborn, unqualified, and devoid of will-effort; the reason why the Tathagatas who are Arhats and Fully-Enlightened Ones, teach the doctrine pointing to the Tathagata-garbha is to make the ignorant cast aside their fear when they listen to the teaching of egolessness and to have them realise the state of non-discrimination and imagelessness. I also wish, Mahamati, that the Bodhisattva-Mahasattvas of the present and future would not attach themselves to the idea of an ego [imagining it to be a soul] (atman). Mahamati, it is like a potter who manufactures various vessels out of a mass of clay of one sort by his own manual skill and labour combined with a rod, water, and thread, Mahamati, that the Tathagatas preach the egolessness of things which removes all the traces of discrimination by various skilful means issuing from their transcendental wisdom, that is, sometimes by the doctrine of the Tathagata-garbha, sometimes by that of egolessness, and, like a potter, by means of various terms, expressions, and synonyms. For this reason, Mahamati, the philosophers' doctrine of an ego-substance is not the same as the teaching of the Tathagata-garbha. Thus, Mahamati, the doctrine of the Tathagata-garbha is disclosed in order to awaken the philosophers from their clinging to the idea of the ego, so that those minds that have fallen into the views imagining the non-existent ego as real, and also into the notion that the triple emancipation is final, may rapidly be awakened to the state of supreme enlightenment. Accordingly, Mahamati, the Tathagatas who are Arhats and Fully-Enlightened Ones disclose the doctrine of the Tathagata-garbha which is thus not to be known as identical with the philosopher's notion of an ego-substance. Therefore. Mahamati, in order to abandon the misconception cherished by the philosophers, you must strive after the teaching of egolessness and the Tathagata-garbha.

(Lankavatara Sutra -  Bab 6 Transcendental Intelligence)
--------

Sebuah rujukan dalam sutra Mahayana dimana Sang Buddha mengatakan bahwa Beliau tidak mengajarkan adanya Atman Sejati seperti dalam agama lain (Brahmansime). Beliau menggunakan istilah-istilah, Tathagata-garbha, Aku-Sejati, Dharmakaya sebagai upaya kausalya untuk mereka-mereka yang masih melekat pada konsep atman.

GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #154 on: 26 September 2010, 05:42:50 PM »
penjelasan atas perumpamaan api itu dihubungkan dengan Pancakkhandha yg terdapat pada paragraf berikutnya adalah sbb:

Quote
20. “Demikian pula, Vaccha, Sang Tathāgata telah meninggalkan bentuk materi yang dengannya seseorang yang menggambarkan Sang Tathāgata dapat menggambarkannya;  Beliau telah memotongnya pada akarnya, membuatnya menjadi seperti tunggul pohon palem, menyingkirkannya sehingga tidak mungkin muncul lagi di masa depan. Sang Tathāgata terbebaskan dari penganggapan dalam hal bentuk materi, Vaccha, Beliau dalam, tidak terbatas, sulit diukur bagaikan samudera. ‘Beliau muncul kembali’ tidak berlaku; ‘‘Beliau tidak muncul kembali’ tidak berlaku; [488] ‘Beliau muncul kembali juga tidak muncul kembali’ tidak berlaku; ‘Beliau bukan muncul kembali juga bukan tidak muncul kembali’ tidak berlaku.  Sang Tathāgata telah meninggalkan perasaan yang dengannya seseorang yang menggambarkan Sang Tathāgata dapat menggambarkannya … Sang Tathāgata telah meninggalkan persepsi yang dengannya seseorang yang menggambarkan Sang Tathāgata dapat menggambarkannya … Sang Tathāgata telah meninggalkan bentukan-bentukan yang dengannya seseorang yang menggambarkan Sang Tathāgata dapat menggambarkannya … Sang Tathāgata telah meninggalkan kesadaran yang dengannya seseorang yang menggambarkan Sang Tathāgata dapat menggambarkannya; Beliau telah memotongnya pada akarnya, membuatnya menjadi seperti tunggul pohon palem, menyingkirkannya sehingga tidak mungkin muncul lagi di masa depan. Sang Tathāgata terbebaskan dari penganggapan dalam hal kesadaran, Vaccha, Beliau dalam, tidak terbatas, sulit diukur bagaikan samudera. ‘Beliau muncul kembali’ tidak berlaku; ‘‘Beliau tidak muncul kembali’ tidak berlaku; [488] ‘Beliau muncul kembali juga tidak muncul kembali’ tidak berlaku; ‘Beliau bukan muncul kembali juga bukan tidak muncul kembali’ tidak berlaku.”

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #155 on: 26 September 2010, 06:05:12 PM »
nah, udah jelas dari Lankavatara Sutra, Tathagatagarbha bukanlah Atman di Hindu
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #156 on: 26 September 2010, 06:49:35 PM »
Namo Buddhaya,



Dr.Alexander Berzin adalah salah satu praktisi Vajrayana yang saya kagumi  _/\_

Sekarang saya coba komentari :

Saya kira anda yang keliru mencermati :
The conventionally existent alayavijnana, however, lacks true existence. = Kesadaran tertinggi adalah Sugatagarbha atau Amala Vijnana, jadi alayavijnana lacks true existence itu sudah tepat.

The Gelug tradition asserts that no Madhyamaka system accepts even the conventional existence of an alayavijnana. = Sudah saya jelaskan diatas.  :)

Ya memang artikel itu benar apa yang musti didebat :), dalam Yogacara ada Kesadaran Kebuddhaan yang disebut Sugatagarbha (baca buku Melatih Pikiran dan Mengembangkan Kasih Sayang karya Vidyadara Chogyam Trungpa), tentang Kesadaran Terdalam kita yang kekal (baca buku Setenang Dasar Lautan karya Lama Yeshe cari disesi tanya jawab), tentang Kesadaran (baca buku Belaskasih Universal karya H.H. YA. Dalai Lama bagian Kesadaran).

 _/\_


Disini menurut saya anda yang salah menganggap kesadaran ke-Buddha-an adalah Atman

Atman = Jiwa (soul), dengan sendirinya abadi dan tidak berubah.

Sementara Alaya (clear light mind), adalah pikiran primordial yang tidak ternoda. Apakah alaya ini kekal?
TIDAK
dalam Buddhisme tidak ada yang kekal.

Alaya adalah sebuah bentuk kesadaran terhalus, kalau di Buddhisme, pikiran itu seperti arus air (stream of consciousness). Sungainya sama, tetapi apakah sungainya kekal? Tidak, karena airnya berubah terus, mengalir terus.

Kalau diumpamakan, alaya itu adalah arus sungai yang bersih. Karena kotoran (kilesa, avijja), maka sungai itu jadi kotor.
Ketika sungainya dibersihkan, (pencerahan) sungainya jadi bersih lagi. Sungai yang kotor dan sungai yang bersih masih sungai yang sama, tetapi tidak benar-benar sama. Apakah sungai bersih yang awal dan setelah pencerahan sama? Gak juga, karena sudah mengalir air yang lama

Kira kira dengan penjelasan di atas ngerti gak? Bahkan dalam Mahayana, benih keBuddhaan juga mengikuti aturan Anicca

Maaf saya tidak setuju dengan anda bro, sudahkan anda membaca referensi yang saya berikan :

Dalam Yogacara ada Kesadaran Kebuddhaan yang disebut Sugatagarbha (baca buku Melatih Pikiran dan Mengembangkan Kasih Sayang karya Vidyadara Chogyam Trungpa), tentang Kesadaran Terdalam kita yang kekal (baca buku Setenang Dasar Lautan karya Lama Yeshe cari disesi tanya jawab), tentang Kesadaran (baca buku Belaskasih Universal karya H.H. YA. Dalai Lama bagian Kesadaran).

Semuanya terbitan Karaniya dan dalam bahasa Indonesia tentunya.

 _/\_

Offline JimyTBH

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 120
  • Reputasi: 2
  • antara Suggati N Duggati (
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #157 on: 26 September 2010, 06:57:58 PM »
Atman dalam hindu, tdk lahir dan tidak musnah, tidak berubah, dll, apa atman hindu itu bersaing dgn tathagatagarbha?

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #158 on: 26 September 2010, 07:03:57 PM »
Namo Buddhaya,

Sebuah rujukan:
_____

The Blessed One replied: No, Mahamati, my Tathagata-garbha is not the same as the ego (atman) taught by the philosophers; for what the Tathagatas teach is the Tathagata-garbha in the sense, Mahamati, that it is emptiness, reality-limit, Nirvana, being unborn, unqualified, and devoid of will-effort; the reason why the Tathagatas who are Arhats and Fully-Enlightened Ones, teach the doctrine pointing to the Tathagata-garbha is to make the ignorant cast aside their fear when they listen to the teaching of egolessness and to have them realise the state of non-discrimination and imagelessness. I also wish, Mahamati, that the Bodhisattva-Mahasattvas of the present and future would not attach themselves to the idea of an ego [imagining it to be a soul] (atman). Mahamati, it is like a potter who manufactures various vessels out of a mass of clay of one sort by his own manual skill and labour combined with a rod, water, and thread, Mahamati, that the Tathagatas preach the egolessness of things which removes all the traces of discrimination by various skilful means issuing from their transcendental wisdom, that is, sometimes by the doctrine of the Tathagata-garbha, sometimes by that of egolessness, and, like a potter, by means of various terms, expressions, and synonyms. For this reason, Mahamati, the philosophers' doctrine of an ego-substance is not the same as the teaching of the Tathagata-garbha. Thus, Mahamati, the doctrine of the Tathagata-garbha is disclosed in order to awaken the philosophers from their clinging to the idea of the ego, so that those minds that have fallen into the views imagining the non-existent ego as real, and also into the notion that the triple emancipation is final, may rapidly be awakened to the state of supreme enlightenment. Accordingly, Mahamati, the Tathagatas who are Arhats and Fully-Enlightened Ones disclose the doctrine of the Tathagata-garbha which is thus not to be known as identical with the philosopher's notion of an ego-substance. Therefore. Mahamati, in order to abandon the misconception cherished by the philosophers, you must strive after the teaching of egolessness and the Tathagata-garbha.

(Lankavatara Sutra -  Bab 6 Transcendental Intelligence)
--------

Sebuah rujukan dalam sutra Mahayana dimana Sang Buddha mengatakan bahwa Beliau tidak mengajarkan adanya Atman Sejati seperti dalam agama lain (Brahmansime). Beliau menggunakan istilah-istilah, Tathagata-garbha, Aku-Sejati, Dharmakaya sebagai upaya kausalya untuk mereka-mereka yang masih melekat pada konsep atman.



Hmm tampaknya anda keliru memahami Arya Lankavatara Sutra silahkan dibaca pembahasan lengkap  berikut ini :

Ini adalah pendalaman dan kajian lengkap oleh D.T Suzuki atas Arya Lankavatara Sutra :
http://lirs.ru/do/lanka_eng/Suzuki_Studies_in_the_Lankavatara.pdf


Kajian yang dilakukan oleh Jidiko Takasaki :
http://lirs.ru/do/lanka_eng/jikido-analysis.pdf


Kajian lainnya :
http://lirs.ru/do/lanka_eng/Discourse_in_Lankavatara(Hamlin)ocr_jbig2.pdf

http://lirs.ru/do/lanka_eng/The_Lankavatarasutra_in_Early_Indian_Madhyamaka_Literature,Lindtner,AS,1992.pdf

http://lirs.ru/do/lanka_eng/A_Note_on_Vasubandhu_and_Lankavatarasutra,Schmithausen,AS,1992.pdf

The Laṅkāvatāra Sūtra draws upon the concepts and doctrines of Yogācāra and Tathāgatagarbha.[1] The most important doctrine issuing from the Laṅkāvatāra Sūtra is that of the primacy of consciousness (Skt. vijñāna) and the teaching of consciousness as the only reality. The sūtra asserts that all the objects of the world, and the names and forms of experience, are merely manifestations of the mind. The Laṅkāvatāra Sūtra describes the various tiers of consciousness in the individual, culminating in the "storehouse consciousness" (Skt. Ālayavijñāna), which is the base of the individual's deepest awareness and his tie to the cosmic.[citation needed]

Yogacara and the Absolute
Another scholar sees a Buddhist Absolute in Consciousness. Writing on the Yogacara school of Buddhism, Dr. A. K. Chatterjee remarks: "The Absolute is a non-dual consciousness. The duality of the subject and object does not pertain to it. It is said to be void (sunya), devoid of duality; in itself it is perfectly real, in fact the only reality ...There is no consciousness of the Absolute; Consciousness is the Absolute.

The same Zen adept, Sokei-An, further comments:
The creative power of the universe is not a human being; it is Buddha. The one who sees, and the one who hears, is not this eye or ear, but the one who is this consciousness. This One is Buddha. This One appears in every mind. This One is common to all sentient beings, and is God.

Mahayana Buddhism is not only intellectual, but it is also devotional ... in Mahayana, Buddha was taken as God, as Supreme Reality itself that descended on the earth in human form for the good of mankind. The concept of Buddha (as equal to God in theistic systems) was never as a creator but as Divine Love that out of compassion (karuna) embodied itself in human form to uplift suffering humanity. He was worshipped with fervent devotion... He represents the Absolute (paramartha satya), devoid of all plurality (sarva-prapancanta-vinirmukta) and has no beginning, middle and end ... Buddha ... is eternal, immutable ... As such He represents Dharmakaya.

The Zen Buddhist master, Sekkei Harada, likewise speaks of a true Self in his explications of Zen Buddhism. This true Self is found when one "forgets the ego-self".Harada states that the doctrine of "no-self" really means awakening to a self that is without any limits and thus invisible: "No-self means to awaken to a Self that is so vast and limitless that it cannot be seen.Harada concludes his reflections on Zen Buddhism by speaking of the need for an almost passionate encounter with the "person" of the essential True Self:

… in our lifetime there is only one person we must encounter, one person we must meet as though we were passionately in love. That person is the essential Self, the true Self. As long as you don’t meet this Self, it will be impossible to find true satisfaction in your heart …

 _/\_

Offline JimyTBH

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 120
  • Reputasi: 2
  • antara Suggati N Duggati (
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #159 on: 26 September 2010, 07:14:01 PM »
Maaf Nilai english cuma 7 :D

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #160 on: 26 September 2010, 07:40:12 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Apakah yang ditanyakan Bro Triyana2009 adalah validitas dari perumpamaan api yang padam?

Saya bertanya kemana api itu setelah ia padam, itu saja, tapi bro Indra jawabannya berbelit-belit kayak belut  :))

Akan saya tanyakan di bagian Sains forum DC ini  :)

 _/\_

seingat saya, saya menjawab dengan lugas dengan mengutip dari sutta, apakah anda berpendapat sutta itu berbelit2 kayak belut?
bukankah anda sebagai ahli sudah memberikan jawaban mengenai api, kenapa anda jadi tidak yakin dengan jawaban anda sendiri sehingga perlu bertanya kepada orang lain?

dan pertanyaan saya sehubungan dengan DIRI yg BESAR dan KECIL masih belum anda jawab sampai saat ini, sebaliknya anda malah memberikan referensi yg tidak menjawab pertanyaan saya. dan anda mengatakan saya yg berbelit2?

anda boleh beranggapan apa saja mengenai saya, tetapi hati2 jangan sampai anda mempermalukan diri anda sendiri.

saya akan lanjutkan lagi nanti malam

Kalau benar dan didukung fakta dan bukti-bukti yang kuat kenapa malu, yg malu yang merasa salah to  ^-^

 _/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #161 on: 26 September 2010, 07:42:54 PM »
 [at]  Triyana,
sebelumnya saya sudah bertanya tentang DIRI yg BESAR dan kecil, sampai saat ini anda masih belum menjelaskan, selain daripada kutipan dari B.Walpola Rahula yg sama sekali tidak menjelaskan topik yg dimaksud.

saya masih menunggu penjelasan anda

mengenai api saya akan memberikan waktu lebih panjang untuk anda

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #162 on: 26 September 2010, 07:47:50 PM »
 [at]  triyana..

sebelum bertanya mengenai api.. baiknya anda BELAJAR KIMIA dulu deh..
agar tidak seperti anak TK bertanya.. susah jawabnya..

 
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #163 on: 26 September 2010, 07:50:02 PM »
Namo Buddhaya,

[at]  Triyana,
sebelumnya saya sudah bertanya tentang DIRI yg BESAR dan kecil, sampai saat ini anda masih belum menjelaskan, selain daripada kutipan dari B.Walpola Rahula yg sama sekali tidak menjelaskan topik yg dimaksud.

saya masih menunggu penjelasan anda

mengenai api saya akan memberikan waktu lebih panjang untuk anda

Maaf tapi pertanyaan anda sudah saya jawab   ^-^ :

Namo Buddhaya,

Buah pikir yang timbul tenggelam dan dapat diamati dalam meditasi ini bukanlah diri anda yang sesungguhnya.

untuk mempersingkat diskusi, saya akan langsung to the point saja.

sampai pada titik ini Bro Triyana menyatakan (seperti yang di-bold di atas) bahwa ada diri sejati (diri yang sesungguhnya) yg mana statement ini jelas berlawanan secara frontal dengan doktrin Anatta. mohon Bro Triyana sudi menjelaskan dengan jelas dan dengan bahasa yg mudah dipahami.

_/\_



Baik mari kita persingkat :

Menurut pendapat saya yang dimaksud oleh Sang Buddha dengan anatta/anatman(sanskrit) adalah diri kecil anda yang terbentuk karena faktor avidya (kebodohan fundamental) apabila anda mampu menyingkirkan diri kecil anda maka anda akan sampai ke Diri Buddha anda yang adalah anda yang sesungguhnya.

 _/\_

 _/\_

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #164 on: 26 September 2010, 07:52:40 PM »
gimana cara anda menjawab pertanyaan dari bro indra..
api aja anda gak bisa menjelaskan.. hanya bisa mengutip dari wikipedia..
jangan bilang pula gak bisa translate.
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148