//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apakah kita cukup menghormati orang tua saja dan tidak perlu ke Vihara?  (Read 10598 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Juice_alpukat

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 734
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
Apakah kita cukup menghormati orang tua di rumah dan tidak perlu menghormati Buddha  Dharma dan Sangha di Vihara?
Krna dikatakan Orang tua adalah Buddha...
Maka sudah cukup kita menghormati atau menyokong orang tua di rumah dan tak perlu lagi ke vihara, apakah kalian setuju?
« Last Edit: 29 June 2010, 10:31:17 AM by Juice_alpukat »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
pertanyaan hanya ditujukan pada xlian?

Offline Juice_alpukat

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 734
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
Apakah kalian setuju??

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
ada juga pepatah mengatakan surga ada di telapak kaki ibu, apakah anda setuju jika kita sebaiknya diinjak2 saja oleh ibu?

Offline tania

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 163
  • Reputasi: 6
  • Gender: Female
  • sabbe satta bhavanthu sukhittata ..
bukankah dikatakan bahwa setiap makhluk memiliki kebuddhaan dalam dirinya? dengan logika saudara, bahkan kita tidak perlu menghormati org lain selain diri kita sendiri, atau kita harus menghormati setiap makhluk karena memiliki unsur kebuddhaan dalam dirinya ..

berikut http://dharma.forum777.com/dasar-dasar-budhis-f11/manfaat-ke-vihara-ceramah-dhamma-bhikkhu-uttamo-mahatera-t45.htm dan http://cahayakebahagiaan.tripod.com/kebaktian_dan_manfaatnya.html semoga bermanfaat .. :)

Secara garis besarnya, terdapat lima manfaat yang bisa raih, jika kita rutin di dalam pelaksanaan kebhaktian. Manfaat manfaat tersebut adalah:

Mengikis ke AKU an melalui pelaksanaan namaskara. Ditahapan ini, kita diajarkan untuk senantiasa rendah hati, tidak angkuh/sombong, serta memiliki keluhuran budi. Orang yang tidak sombong/angkuh akan selalu di cintai dan di hargai, di manapun dia berada. Hidupnya akan selalu terlindung, akibat dari kemuliaan sifat yang dimiliki.

Mendapatkan perlindungan sejati, melalui penglafalan Paritta Paritta/Mantram Mantram suci.

Pikiran menjadi tenang dan terkontrol dengan baik melalui pelaksanaan meditasi. Pikiran yang terkontrol dengan baik, tidak akan bisa tercemari oleh niat niat jahat. Terbebaskan dari niat niat jahat, itulah kebahagiaan yang sesungguhnya.

Kebijaksanaan akan meningkat, melalui rutinnya mendengar dharma (dhammasavana). Orang bijaksana di dalam tutur kata maupun tindakannya, tidaklah akan menimbulkan kerugian maupun penderitaan, bagi siapapun juga. Dia bagaikan pelita yang menerangi kegelapan.

Bebas dari kemelekatan, melalui pelaksanaan dana paramita. Orang yg bebas dari unsur kemelekatan, tidak akan frustasi atau kecewa, dikala tertimpah musibah maupun kemalangan. Kemelekatan akan apapun juga, itulah pencetus timbulnya dukkha (derita) yang sesungguhnya.
do the best is not for make people amazed with us, but do the best because it's the only way to enjoy the process .. - Ajahn Brahmvamso

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Tentang Buddha sama dengan orang tua, saya gak ngerti jadi gak komen, tapi saya setuju bahwa kita harus menghormati orang tua selain juga menghormati Sang Buddha.

Tentang menghormati Sang Buddha, gak harus ke vihara. Berikut ini adalah bentuk penghormatan yang sesungguhnya.

Sumber: http://www.samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl.php?id=88&multi=T&hal=0

Ketika Sang Buddha berbaring di antara dua pohon sal, sesaat sebelum Nibbana-akhir-Nya.

Dan Sang Buddha berkata: "Ananda, siapkan pembaringan menghadap ke arah ini di antara dua pohon sal, saya merasa kurang nyaman dan ingin berbaring." Ananda lalu melakukannya, Sang Buddha kemudian berbaring di atas sisi kanan-Nya, satu kaki bersandar di atas lainnya, seperti posisi singa, sambil tetap mawas diri dan sadar. Lalu, tiba-tiba kedua pohon sal itu berbunga, walau bukan musimnya dan bunga-bunga berjatuhan sebagai penghormatan pada Tathagata, disertai terdengarnya nyanyian dan musik surgawi, semuanya untuk menghormati Tathagata. Lalu Sang Buddha menoleh kepada Ananda dan berkata:

"Lihatlah berkembangnya pohon sal dan bunga-bunga surgawi, bubuk cendana, nyanyian dan musik. Tapi, ini bukanlah cara untuk menghormati, menjunjung, menyembah, mengagungkan, dan menghargai dengan penghormatan tertinggi. Tapi, para bhikkhu, bhikkhuni, serta umat awam yang tenang dalam Dhamma, merekalah yang menghormati, menjunjung, menyembah, mengagungkan, dan menghargai dengan penghormatan tertinggi. Oleh karenanya, laksanakanlah Dhamma. Inilah hendaknya cara engkau melatih dirimu sendiri."

Baik selama Sang Buddha masih hidup maupun berabad-abad setelah Nibbana-akhir-Nya, orang-orang menunjukkan rasa hormatnya dengan mempersembahkan bunga, dan kadang-kadang diselingi dengan pelaksanaan upacara-upacara yang rumit dan megah. Walau hal ini memang bermaksud baik, tapi kadang-kadang penampilan luar seperti itu menyebabkan kita melupakan bahwa perubahan di dalam batin adalah jauh lebih penting.

Cerita diatas (dari Mahaparinibbana Sutta), adalah sarana untuk mengingatkan kita, bahwa persembahan atau upacara hebat bagaimanapun tidaklah lebih penting dibanding dengan pelaksanaan Dhamma dengan tepat, dan bahwa cara penghormatan tertinggi yang dapat kita berikan pada Sang Buddha adalah dengan melaksanakan ajaran-Nya.
« Last Edit: 29 June 2010, 11:08:56 AM by Mayvise »

Offline Juice_alpukat

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 734
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
Tentang Buddha sama dengan orang tua, saya gak ngerti jadi gak komen, tapi saya setuju bahwa kita harus menghormati orang tua selain juga menghormati Sang Buddha.

Tentang menghormati Sang Buddha, gak harus ke vihara. Berikut ini adalah bentuk penghormatan yang sesungguhnya.

Sumber: http://www.samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl.php?id=88&multi=T&hal=0

Ketika Sang Buddha berbaring di antara dua pohon sal, sesaat sebelum Nibbana-akhir-Nya.

Dan Sang Buddha berkata: "Ananda, siapkan pembaringan menghadap ke arah ini di antara dua pohon sal, saya merasa kurang nyaman dan ingin berbaring." Ananda lalu melakukannya, Sang Buddha kemudian berbaring di atas sisi kanan-Nya, satu kaki bersandar di atas lainnya, seperti posisi singa, sambil tetap mawas diri dan sadar. Lalu, tiba-tiba kedua pohon sal itu berbunga, walau bukan musimnya dan bunga-bunga berjatuhan sebagai penghormatan pada Tathagata, disertai terdengarnya nyanyian dan musik surgawi, semuanya untuk menghormati Tathagata. Lalu Sang Buddha menoleh kepada Ananda dan berkata:

"Lihatlah berkembangnya pohon sal dan bunga-bunga surgawi, bubuk cendana, nyanyian dan musik. Tapi, ini bukanlah cara untuk menghormati, menjunjung, menyembah, mengagungkan, dan menghargai dengan penghormatan tertinggi. Tapi, para bhikkhu, bhikkhuni, serta umat awam yang tenang dalam Dhamma, merekalah yang menghormati, menjunjung, menyembah, mengagungkan, dan menghargai dengan penghormatan tertinggi. Oleh karenanya, laksanakanlah Dhamma. Inilah hendaknya cara engkau melatih dirimu sendiri."

Baik selama Sang Buddha masih hidup maupun berabad-abad setelah Nibbana-akhir-Nya, orang-orang menunjukkan rasa hormatnya dengan mempersembahkan bunga, dan kadang-kadang diselingi dengan pelaksanaan upacara-upacara yang rumit dan megah. Walau hal ini memang bermaksud baik, tapi kadang-kadang penampilan luar seperti itu menyebabkan kita melupakan bahwa perubahan di dalam batin adalah jauh lebih penting.

Cerita diatas (dari Mahaparinibbana Sutta), adalah sarana untuk mengingatkan kita, bahwa persembahan atau upacara hebat bagaimanapun tidaklah lebih penting dibanding dengan pelaksanaan Dhamma dengan tepat, dan bahwa cara penghormatan tertinggi yang dapat kita berikan pada Sang Buddha adalah dengan melaksanakan ajaran-Nya.
berarti kita ke vihara tidak ada manfaat?
Atau bukan merupakan kebajikan?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
berarti kita ke vihara tidak ada manfaat?
Atau bukan merupakan kebajikan?

mungkin perlu dijelaskan dulu apa tujuan anda ke vihara? bagi saya kalau tujuan ke vihara adalah untuk menghormati Buddha, maka YA saya katakan tidak bermanfaat.

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
berarti kita ke vihara tidak ada manfaat?
Atau bukan merupakan kebajikan?

Seperti yang dikatakan bro Indra, itu tergantung motivasi Juice ke vihara. Kalo merasakan ada manfaatnya, silahkan datang. Kalo gak ada manfaatnya, ya gak usah. Kalo saya pribadi, saya suka ke vihara tapi tidak menjadikannya sebuah kewajiban atau 'satu-satunya' kesempatan untuk berbuat baik atau menghormati Sang Buddha.

Saya sih biasanya ke vihara, cari suasana baru aja. Kadang lagi pengen baca paritta rame-rame atau kadang ada rasa pengen dengar ceramah live. Gak ada yang spesial selain itu. Saya gak terlalu mikirin sih, berbuat baik ato gak, perbuatan baiknya besar ato kecil, dsb, atau hal-hal rumit lainnya. Tapi selama saya merasa happy ya saya jalanin...

Offline pemula

  • Teman
  • **
  • Posts: 89
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
  • Semoga segala sesuatunya menjadi lebih baik.
Apakah kita cukup menghormati orang tua di rumah dan tidak perlu menghormati Buddha  Dharma dan Sangha di Vihara?
Krna dikatakan Orang tua adalah Buddha...
Maka sudah cukup kita menghormati atau menyokong orang tua di rumah dan tak perlu lagi ke vihara, apakah kalian setuju?

 _/\_

Upzz.. maaf,,, sedikit membingungkan.
maklum pemula.^^

Memang gak bisa y? tetap menghormati orang tua, dan meluangkan sedikit waktu ke Vihara?
 :-?

Offline Juice_alpukat

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 734
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
Kalau setiap orang tak ke vihara, berarti siapa ya yg mendanakan makanan untk bhante?
berarti gak perlu acara vesak lagi?

Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
Apakah kita cukup menghormati orang tua di rumah dan tidak perlu menghormati Buddha  Dharma dan Sangha di Vihara?
menghormati BDS tidak harus di vihara, bro..

Offline Juice_alpukat

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 734
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
Berarti umat2 upasaka sika gak perlu bangun vihara...thank you...

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
 [at]  Juice_alpukat: untuk menghormati Sang Buddha, bukan berarti harus datang ke vihara. Tapi bukan berarti ke vihara adalah pasti tidak bermanfaat.

Seperti postingan saya sebelumnya, walaupun saya mengatakan bahwa datang ke vihara bukanlah bentuk penghormatan tertinggi untuk Sang Buddha, tapi saya merasakan manfaat datang ke vihara. Saya pun merasa bahwa berdana untuk anggota sangha adalah baik. Membangun vihara juga adalah perbuatan baik. Kenapa? hanya untuk satu alasan simpel, saya happy menjalaninya.

Terlepas dari pendapat saya, setiap orang bebas melakukan atau tidak melakukan apa yang dirasakannya bermanfaat/tidak ;D

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
mungkin bro juice butuh dikembangkan lagi range pemikiraannya.. tidak terikat hanya pada pandangan bermanfaat / tidak bermanfaat saja.

boleh tidak ke vihara bukan berarti ke vihara tidak baik / tidak bermanfaat.

sama halnya dengan pernyataan : puasa senin kamis itu hukumnya sunnah.. atau sholat tahajud jika dilakukan membawa pahala, jika tidak dilakukan tidak menjadi masalah..  dan bukan berarti berpuasa itu tidak bermanfaat.

kembali lagi ke topik ke vihara, jika dilakukan ya membawa karma baik sejauh tujuannya baik pula, lagian dengan ke vihara kita juga bisa mendengarkan dhammadesana dll.

contoh yang lebih simple mungkin seperti ini..

bro juice ingin makan siang + buah.  buah ini sifatnya opsional. kalau dimakan ya bagus.. kalau tidak dimakan ya juga tidak menjadi masalah..

dan bukan berarti juga memakan buah pasti tidak bermanfaat.
« Last Edit: 29 June 2010, 01:07:10 PM by Forte »
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

 

anything