Asal mula binatang, spti pinguin, beo, kucing, jerapah, badak, laba2, beruang, burung pipit, ikan paus, ikan warna-warni,dsb,sampai biji rambutan, biji anggur, buah nanas, buah pisang, bunga melati,bunga mawar, bunga lavender, pohon beringin, pohon bakau, rumput hijau, gunung biru, awan putih, udara sejuk, udara puncak, lobang ozon, hujan, mata air, suara jangkrik, gajah, angin sepoi, musim salju, musim panas, musim semi, dsb, adanya 5 jari, 2 tangan, 2 kaki, 2 bibir, 2 telinga, aneka warna pelangi,buah stroberi, puncak gunung yg tinggi, permadani daratan yg hijau, dst. . .
mau gak mau harus ngakui adanya sang pencipta yaitu ShangTi.
Bro Johsun, membahas ada dan tidak adanya Sang Pencipta, tidak akan ada habisnya karena memang tidak ada dasar mengatakan ada dan tidak ada. Karena pembicaraan yang tidak ada juntrungan seperti itu tidak membawa manfaat, maka Buddhisme pun tidak membahasnya. Kalau mau, anda boleh bahas di board "Buddhisme dan kepercayaan lain".
Tapi ada satu hal yang perlu anda ingat kalau mau mempromosikan adanya "Sang Pencipta". Jangan menggunakan premis "segala sesuatu yang ada harus ada penciptanya", karena dengan begitu Sang Pencipta sendiri harus diciptakan. Pencipta si pencipta juga harus ada yang menciptakan lagi, terus menerus tidak ada habisnya.
Kalau anda bilang "Sang Pencipta tidak ada penciptanya" dengan sendirinya menyalahi pernyataan "segala sesuatu yang ada harus ada penciptanya". Kembali lagi Agganna Sutta ini bukan dimaksudkan membahas evolusi semesta dan sebagainya, hanya berfokus pada asal mula kasta, bagaimana orang salah paham tentang kasta. Namun memang dalam penjelasannya, menyinggung sebagian (yang sangat kecil) tentang evolusi semesta. Agganna Sutta juga membahas bagian awal dari satu siklus, namun BUKAN membahas asal mulanya siklus tersebut. Asal mula kehidupan disebutkan sebagai salah satu yang tak terpikirkan (Acinteyya), bukan untuk dipikirkan.